Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(ESA 316)
MODUL 5
INTEPRETASI, KLASIFIKASI DAN GEOMETRI FOTO UDARA
DISUSUN OLEH
Prama Ardha Aryaguna.S.Si.,M.Sc.
Universitas Esa Unggul mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kelas dunia
berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu
pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Universitas Esa Unggul menetapkan
misi-misi sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan
b. Menciptakan suasana akademik yang kondusif
c. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan
2. Topik Perkuliahan
A. Pengertian Interpretasi Citra dan Ragam Foto-udara
Data dalam bidang fotogrametri dapat dibedakan atas data yang bersifat
metrik (kuantitatif) dan non metrik (kualitatif).
1. Data metrik adalah data yang bersifat kuantitatif dan ditunjukkan dengan
nilai angka. Sebagai contoh data-data ukuran yang diambil dari pengukuran
di atas bidang foto seperti ukuran jarak, sudut, ketinggian, bentuk dan
Tanda fidusial tiap foto udara terletak pada masing-masing sudut foto
udara atau pada bagian tengah tepi foto udara, sehingga jumlahnya ada empat atau
delapan tanda fidusial. Tanda fidusial yang terletak pada sudut foto pada
umumnya berupa garis silang tipis yang mengarah ke sudut lain dihadapannya,
sedangkan apabila tanda fidusial terletak pada bagian tengah foto pada umumnya
berupa lekukan atau tonjolan segitiga kecil yang alasnya searah garis tepi foto.
Kegunaan tanda fidusial adalah untuk menentukan titik pusat foto atau
titik prinsipal (principle point) atau Titik Utama (TU) foto udara, yaitu titik
potong dua buah garis yang ditarik dari dua tanda fidusial yang berhadapan.
Pada foto udara yang benar-benar vertikal, ketiga titik pusat yaitu titik
prinsipal, titik nadir dan titik isocenter berimpit menjadi satu titik. Sehingga
pada foto udara dapat dikatakan memiliki satu titik pusat foto dan atau
memiliki tiga titik pusat foto semuanya benar.
Titik Nadir adalah titik yang terletak tegak lurus (garis berat)
dibawah pusat kamera pada saat pemotretan..Untuk menentukan letak Titik
Nadir pada foto udara diperlukan “Stereoscopic Plotting Instrument” yang rumit
dan titik kontrol lapangan yang mahal. Dalam keadaan tertentu maka titik nadir
dapat ditentukan dengan mudah, yaitu berupa titik potong antara
perpanjangan garis-garis yang ditarik dari puncak bangunan yang tinggi
seperti tercermin pada gambar berikut.
Foto udara vertical meliputi foto udara tegak sempurna (sumbu kamera tegak
lurus dengan permukaan bumi) dan foto senget (tilt photograph sedangkan
foto udara miring meliputi foto udara miring (normal oblique) dan foto udara
miring sekali (high oblique). Penting untuk diperhatikan bahwa pada foto
sumbu kamera
Gambar 5 . Posisi sumbu kamera vertikal dan gambaran bujursangkar pada bidang foto udara
tetap berbentukbujur sangkar
sumbu kamera
Gambar 6 . Posisi sumbu kamera miring dan gambaran bujursangkar pada bidang foto udara
terlihat seperti trapesium
Gambar 7 . Posisi sumbu kamera sangat miring dan gambaran bujur sangkar
pada bidang foto udara yang tampakadanya horizon
A B C
Gambar 8. Bentuk Liputan Foto Udara
Keterangan :
A : Foto udara tegak
B : Foto udara agak condong
C : Foto udara sangat condong
Dari gambar di atas tampak lebih jelas dalam memahami perbedaan foto udara tegak, agak
condong dan sangat condong
Pada foto udara tegak, apabila daerah yang terpahat terdiri dari blok-blok berbentuk
bujur sangkar, maka blok bujur sangkar tetap tergambar sebagai bujur sangkar, tetapi pada
foto agak condong blok bujur sangkar tergambar sebagai trapezium dan pada foto sangat
condong bentuk blok menjadi trapezium dan tampak cakrawalanya.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 9 / 15
Paine (1981:23-24 dalam Sutanto 1989) mengutarakan bahwa foto udara vertikal
mempunyai empat kelebihan bila dibanding terhadap foto udara condong, yaitu :
DISTORSI DISPLACEMENT
1. Pengkerutan film dan kertas foto 1. Lengkung permukaan bumi
2. Refraksi atmosferik berkas sinar 2. :Tilt”
3. Gerakan obyek pada saat 3. Topografi atau relief, termasuk
pemotretan tinggi obyek
4. Distorsi lensa
Kesalahan yang sering dibahas untuk kegiatan fotogrametri adalah kesalahan akibat
distorsi lensa, Tilt, dan pergeseran letak oleh topografi atau relief, sedangkan kesalahan
lainnya sering diabaikan kecuali untuk pemetaan dan pengukuran pada foto udara dengan
ketelitian tinggi.
Pergeseran letak akibat distorsi lensa bersifat radial terhadap titik prinsipal,
yang menyebabkan obyek tampak lebih dekat atau lebih jauh terhadap titik prinsipal.
Distorsi ini semakin besar bagi obyek yang terletak semakin jauh dari titik prinsipal.
Berdasarkan kalibrasi lensa dapat dibuat kurva yang menunjukan perbedaan distorsi ini
berdasarkan jarak radialnya terhadap titik prinsipal. Berdasarkan koreksi ini dapat dibuat
koreksi terhadap distorsi oleh lensa bila diketahui letak obyek terhadap titik prinsipalnya.
Dengan kamera yang berkualitas tinggi maka foto udara dapat dikatakan bebas dari distorsi
lensa.
Pergeseran letak oleh ”Tilt” (Tilt displacement) disebabkan karena pesawat udara
atau wahana lainnya tidak dalam kedudukan horisontal pada saat
Gambar 10. Kemiringan pesawat pada sumbu x dan y yang mempengaruhi kedudukan
kamera
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 11 / 15
Gambar 11. Putaran pada sumbu x, y, dan z yang menyebabkan Anggukan, Gulingan dan
Gelengan (Curran, 1985)
C. Latihan
1. Sebutkan beberapa informasi yang terdapat dalam informasi tepi foto
udara dan apakegunaannya !
2. Sebutkan beberapa informasi grafis dari sebuah foto udara!
3. Jelaskan cara pengorbitannya satelit penginderaan jauh kelompok
Geostasionary
D. Kunci Jawaban
1. Informasi tepi sebuah foto udara diantaranya adalah :
a. tanda fidusial digunakan dalam proses hitungan koordinat foto dan untuk
menetukan titik utama foto udara.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 12 / 15
b. nivo kotak, dapat menggambarkan bagaimana kondisi kamera udara pada
saat pemrotetan apakah dalam posisi datar atau tidak.
c. Waktu,menerangkan kapan pelaksanaan dan jamberpa saat pemrotetan
tersebut juga dapat untuk menentukan orientasi arah utara dengan
memperhatikan bayangan obyek.
d. Altimeter, untuk mengetahui ketinggian pesawat pada saat pemrotetan
dilaksanakan dsb.Jenis jenis scanner optic menurut Jensen
E. Daftar Pustaka
Campbell, J. B. 2002. Introduction to Remote Sensing, 3rd edition. New York:
Guildford Press
Curran, P. J. 1985. Principles of Remote Sensing. London:Longman
Gao, J. 2010. Digital Analysis of Remotely Sensed Imagery. New York: McGrawHill
Jensen, J. R. 2004. Introductory Digital Image Processing –A Remote Sensing
Perspective, 3rd edition. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall.
McCoy, R. 2005. Field Methods in Remote Sensing. New York: The Guildford Press