Anda di halaman 1dari 6

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Fotogrametri


Sebagaimana disiplin ilmu lain, untuk keperluan menunjukkan jati diri sebagai suatu
disiplin ilmu yang berbeda dari yang lain dan cakupan aspek yang dipelajarinya maka para
ilmuwan fotogrametri mengajukan beberapa definisi fotogrametri. Definisi fotogrametri yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah :
1. Fotogrametri adalah seni atau ilmu untuk memperoleh keterangan kuantitatif yang
dapat dipercaya dari foto udara (ASP dalam Paine, 1987)
2. Fotogrametri adalah ilmu, seni, dan teknologi untuk memperoleh ukuran terpercaya
dan peta dari foto (Lillesand and Kiefer, 1994)
3. Fotogrametri adalah seni, ilmu, dan teknologi untuk memperoleh informasi terpercaya
tentang objek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran, dan
interpretasi gambaran fotografik dan pola radiasi energi elektromagnetik yang
terekam (Wolf, 1989).
4. Fotogrametri adalah suatu kegiatan dimana aspek-aspek geometrik dari foto udara,
seperti sudut, jarak, koordinat, dan sebagainya merupakan faktor utama (Ligterink,
1991).
5. Fotogrametri didefinisikan sebagai proses pemerolehan informasi metric mengenai
suatu objek melalui pengukuran pada foto (Tao, 2002).
Dari beberapa pengertian tersebut, terdapat dua aspek penting, yakni ukuran objek
(kuantitatif) dan jenis objek (kualtitatif). Kedua aspek tersebut yang kemudian berkembang
menjadi cabang fotogramteri, yakni fotogrametri metrik dan fotogrametri interpretatif.

1. Fotogrametri Metrik
Fotogrametri Metrik mempelajari pengukuran cermat berdasarkan foto dan sumber informasi
lain yang pada umumnya digunakan untuk menentukan lokasi relatif titik-titik (sehingga
dapat diperoleh ukuran jarak, sudut, luas, volume, elevasi, ukuran, dan bentuk objek).
Pemanfaatan fotogrametri metrik yang paling banyak digunakan adalah untuk menyusun peta
planimetrik dan 2 peta topografi, disamping untuk pemetaan geologi, kehutanan, pertanian,
keteknikan, pertanahan, dan lain-lain.

2. Fotogrametri Interpretatif
Fotogrametri interpretatif terutama mempelajari pengenalan dan identifikasi objek serta
menilai arti pentingnya objek tersebut melalui suatu analisa sistematik dan cermat.
Fotogrametri interpretatif meliputi cabang ilmu interpretasi foto udara dan penginderaan jauh.
Dalam perkembangannya seiring dengan perkembangan teknologi pencitraan (imaging)dan
komputer, fotogrametri juga dibedakan menjadi dua, yakni fotogrametri analitik dan
fotogrametri digital. Perbedaan keduanya terletak pada jenis data foto yang digunakan.
Fotogrametri analitik menggunakan foto udara analog dengan analisis manual, sementara
fotogrametri digital memanfaatkan foto digital sebagai sumber datanya dan pengukuran-
pengukuran objek pada foto dilakukan secara digital dengan bantuan komputer.

Tujuan mendasar dari fotogrametri adalah membangun secara sunguh-


sungguhhubungan geometrik antara suatu objek dan sebuah citra dan menurunkan informasi
tentang objek secara teliti dari citra. Untuk dapat melakukan pekerjaan perlu pemahaman
terhadap azas fotogrametri. Azas fotogrametri merupakan hal penting bagi penafsir foto,
karena ia merupakan dasar untuk penghitungan kenampakan medan hasil interpretasi dalam
kaitannya dengan lokasi dan
bentangannya. Proses kuantifikasi ini penting karena perhatian penafsir pada apa yang
terdapat pada citra hampir selalu disertai dengan memperhatikan dimana kedudukan objek-
objek yang diamati tersebut di lapangan dan bagaimana bentangan arealnya (Lillesand,
Kiefer,dan Chiepman,2006). Analisis fotogrametrik meliputi aspek yang paling sederhana
dengan pengukuran yang kurang teliti dengan memanfaatkan konsep-konsep geometrik
sederhana dan menghasilkan peta sampai dengan pengukuran rumit dan dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi dengan mengunakan peralatan yang canggih. Sebagai sebuah
ilmu dan seni, maka untuk memanfaatkan fotogrametri diperlukan seperangkat pengetahuan
mengenai karakteristik foto udara, pengetahuan interpretasi, matematika dasar, dan ilmu
sesuai bidang yang 3 ditekuninya. Bagi para peminat geomorfologi, geologi, planologi,
kehutanan dan sebagainya, interpretasi tingkat dasar merupakan pengetahuan yang
menyeluruh tentang bidangnya tersebut. Dengan demikian, fotogrametri tanpa pengetahuan
dasar dalam bidang lain tersebut tidak bermakna apa-apa bagi masing-masing bidang. Foto
udara juga hanya berupa kombinasi dari warna yang menggambarkan objek dan nilai digital
tertentu yang mungkin tidak dapat digunakan tanpa pengetahuan dasar interpretasi.

2.2 Geometri Foto Udara


Geometri foto udara pada dasarnya tidak akan selalu berada pada kondisi yang ideal
(tegak sempurna), hal tersebut dapat diakibatkan beberapa faktor:
Pergerakan wahana, adanya variasi tinggi terbang dan pergerakan rotasi dari pesawat
menyebabkan variasi bentuk objek.
Pergeseran relief, variasi tinggi permukaan tanah menyebabkan bentuk radial dari objek-
objek yang tinggi ekstrim seperti gedung tinggi, tiang listrik, dsb.
Foto udara miring, sumbu optik kamera membentuk sudut terhadap arah gaya berat (tidak
boleh lebih dari 3o).
Overlap dan Sidelap, besaran overlap dan sidelap (60% untuk overlap dan 30% untuk
sidelap) menyebabkan paralaks pada foto.
Crab & Drift, pengaruh angin yang mendorong badan pesawat menyebabkan penyimpangan
pemotretan dari rencana jalur terbang membuat variasi posisi dan bisa menimbulkan gap.
Geometri foto udara pada dasarnya tidak akan selalu berada pada kondisi yang ideal (tegak
sempurna), hal tersebut dapat diakibatkan beberapa faktor:
a) Pergerakan wahana, adanya variasi tinggi terbang dan pergerakan rotasi
dari pesawat menyebabkan variasi bentuk objek;

b) Pergeseran relief, variasi tinggi permukaan tanah menyebabkan bentuk

radial dari objek-objek yang tinggi ekstrim seperti gedung tinggi, tiang

listrik, dsb;

c) Foto udara miring, sumbu optik kamera membentuk sudut terhadap

arah gaya berat (tidak boleh lebih dari 3o);

d) Overlap dan Sidelap, besaran overlap dan sidelap (60% untuk overlap

dan 30% untuk sidelap) menyebabkan paralaks pada foto;

e) Crab & Drift, pengaruh angin yang mendorong badan pesawat

menyebabkan penyimpangan pemotretan dari rencana jalur terbang

membuat variasi posisi dan bisa menimbulkan gap;

2.3 Informasi Tepi

Informasi tepi adalah sesuatu yang memiliki makna atau manfaat yang berada pada
tepi foto udara. Adapun informasi pada photo udara yang perlu diidentifikasi sebagai
informasi atau data awal dalam pelaksanaan pekerjaan photogrametri, dan yang termasuk
didalamnya adalah:

a) Fiducial mark : merupakan 4 tanda titik bidang focus kamera udara yang kegunaannya
untuk menentukan titik utama photo udara.yang merupakan titik pusat exposure dan proyeksi.

b) Titik utama (principal point) merupakan titik pusat exposure dan proyeksi, dan merupakan
titik perpotongan antara 4 titik fiducial mark.

c) Nivo merupakan alat pendatar kamera udara yang terbuat dari cairan yang peka terhadap
getaran dan kemiringan.

d) Jam merupakan alat penentu waktu saat pemotretan.

e) Fokus merupakan panjang lensa saat pemotretan objek, bisa diamati pada informasi tepi
photo udara.

f) Tinggi terbang merupakan ketinggian penerbangan saat pemotretan dilakukan alat


pencatatnya dinamakan altimeter yang dapat dibaca pada informasi tepi photo udara.
g) Arah utara merupakan arah utara yang ditunjukkan pada photo udara yang penentuannya
mengacu pada waktu pemotretan dan arah bayangan photo.

h) Skala merupakan besaran pembanding antara jarak pada photo dan di lapangan yang
penentuannya dengan cara nilai fokus kamera saat pemotretan (f) dibagi dengan tinggi
terbang (H) (Skala = f / H).

2.4 Skala Foto Udara

Pengertian skala foto udara adalah perbandingan jarak pada foto udara dengan jarak di
permukaan bumi

Penentuan skala:

S = f/H

Keterangan :

S : skala f : panjang fokus lensa

h : tinggi

2.5 Interprotasi Foto Udara

Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan
maksud untuk mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan prinsip-
prinsip interpretasi. Interpretasi foto merupakan salah satu dari macam pekerjaan
fotogrametri yang ada sekarang ini. Interpretasi foto termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan
pengenalan dan identifikasi suatu objek.

Dengan kata lain interpretasi foto merupakan kegiatan yang mempelajari bayangan foto
secara sistematis untuk tujuan identifikasi atau penafsiran objek.

Interpretasi foto biasanya meliputi penentuan lokasi relatif dan luas bentangan. Interpretasi
akan dilakukan berdasarkan kajian dari objek-objek yang tampak pada foto udara.
Keberhasilan dalam interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan
pengalaman penafsir, kondisi objek yang diinterpretasi, dan kualitas foto yang digunakan.
Penafsiran foto udara banyak digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dalam memperoleh
informasi yang digunakan. Aplikasi fotogrametri sangat bermanfaat diberbagai bidang Untuk
memperoleh jenis-jenis informasi spasial diatas dilakukan dengan teknik interpretasi
foto/citra,sedang referensi geografinya diperoleh dengan cara fotogrametri. Interpretasi
foto/citra dapat dilakukan dengan cara konvensional atau dengan bantuan komputer.Salah
satu alat yang dapat digunakan dalam interpretasi konvensional adalah stereoskop dan alat
pengamatan paralaks yakni paralaks bar.

Didalam menginterpretasikan suatu foto udara diperlukan pertimbangan pada karakteristik


dasar citra foto udara.Dan dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara visual atau manual dan
pendekatan digital.Keduanya mempunyai prinsip yang hampir sama. Pada cara digital hal
yang diupayakan antara lain agar interpretasi lebih pasti dengan memperlakukan data secara
kuantitatif. Pendekatan secara digital mendasarkan pada nilai spektral perpixel dimana
tingkat abstraksinya lebih rendah dibandingkan dengan cara manual. Dalam melakukan
interpretasi suatu objek atau fenomena digunakan sejumlah kunci dasar interpretasi atau
elemen dasar interpretasi. Dengan karakteristik dasar citra foto dapat membantu serta
membedakan penafsiran objek objek yang tampak pada foto udara.

Contoh Foto Udara

Berikut tujuh karakteristik dasar citra foto yaitu :

Bentuk

Bentuk berkaitan dengan bentuk umum, konfigurasi atau kerangka suatu objek individual.
Bentuk agaknya merupakan faktor tunggal yang paling penting dalam pengenalan objek pada
citrta foto.
Ukuran

Ukuran objek pada foto akan bervariasi sesuai denagn skala foto. Objek dapat
disalahtafsirkan apabila ukurannya tidak dinilai dengan cermat.

Pola

Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau keterkaitan
merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan manusia, dan
membentuk pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam mengenalinya.

Rona

Rona mencerminkan warna atau tingkat kegelapan gambar pada foto.ini berkaitan dengan
pantulan sinar oleh objek.

Bayangan

Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan menghasilkan
suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi, tetapi objek dalam
bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada foto, yang bersifat
menyulitkan dalam interpretasi.

Tekstur

Tekstur ialah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Tekstur dihasilkan oleh susunan
satuan kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk dikenali secara individual dengan jelas
pada foto. Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola, bayangan dan rona individual.
Apabila skala foto diperkecil maka tekstur suatu objek menjadi semakin halus dan bahkan
tidak tampak.

Lokasi

Lokasi objek dalam hubungannya dengan kenampakan lain sangat bermanfaat dalam
identifikasi.

Anda mungkin juga menyukai