Anda di halaman 1dari 2

A.

PENGERTIAN PETERNAKAN
Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik,
benih, bibit dan/atau bakalan, pakan, alat dan mesin peternakan, budidaya ternak,
panen, pascapanen, pengolahan, pemasaran, dan pengusahaannya. (UU No 18 tahun
2009).
Berdasarkan ukuran hewan ternak, bidang peternakan dapat dibagi atas dua
golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang
kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dan lain-lain
Berdasarkan jenisnya, ternak dibagi menjadi ruminansia dan nonruminansia.

B. MACAM - MACAM HEWAN TERNAK


1. Berdasarkan ukurannya
Peternakan Unggas
Peternakan Unggas umumnya hewan yang memiliki bulu, seperti ayam,
bebek, entok, angsa, dan lain lain. Yang di ambil dari peternakan unggas
biasanya adalah telus, daging dan bulunya. Umumya, para masyarakat
pedesaan beternak unggas untuk di konsumsi dagingnya dan sebagian di jual
telur dan anakan ayamnya.
Peternak Hewan Besar
Peternakan hewan besar itu seperti Sapi, Kuda, Kerbau, Unta dan
sebagainya. Jenis peternakan ini sering kali dimanfaatkan dagingnya,
kotorannya, kulitnya dan apa saja yang bisa digunakan untuk kebutuhan
manusia.
Peternakan Hewan Kecil
Hampir sama dengan peternakan hewan beasr, bila jenis ini contohnya
seperti Babi, Kambing, kelinci. Untuk alasannya sendiri, bisa di ambil
dagingnya, bisa di ambil susu, dan kotorannya sebagai pupuk lahan pertanian.
2. Berdasarkan jenisnya
Hewan Non Ruminansia
Hewan non ruminansia (unggas) memiliki pencernaan monogastrik
(perut tunggal) yang berkapasitas kecil. Makanan ditampung di dalam crop
kemudian empedal/gizzard melakukan penggilingan sempurna hingga halus.
Makanan yang tidak tercerna akan keluar bersama ekskreta, oleh karena itu
sisa pencernaan pada unggas berbentuk cair (Blakely, 1985).
Zat kimia dari hasilhasil sekresi kelenjar pencernaan memiliki peranan
penting dalam sistem pencernaan manusia dan hewan monogastrik lainnya.
Pencernaan makanan berupa serat tidak terlalu berarti dalam spesies ini.
Unggas tidak memerlukan peranan mikroorganisme secara maksimal, karena
makanan berupa serat sedikit dikonsumsi. Saluran pencernaan unggas
sangat berbeda dengan pencernaan pada mamalia. Perbedaan itu terletak
didaerah mulut dan perut, unggas tidak memiliki gigi untuk mengunyah,
namun memiliki lidah yang kaku untuk menelan makanannya. Perut unggas
memiliki keistimewaan yaitu terjadi pencernaan mekanik dengan batu-batu
kecil yang dimakan oleh unggas digizzard (Dorland, 2002).
Hewan Ruminansia
Ruminansia adalah kelompok hewan mamalia yang bisa memamah
(memakan) dua kali sehingga kelompok hewan tersebut dikenal juga sebagai
hewan memamah biak. Dalam sistem klasifikasi, manusia dan hewan
ruminansia pada umumnya mempunyai kesamaan siri dari sistem pencernaan
hewan ruminansia dan manusia. Contoh hewan ruminansia ialah
kerbau, domba, kambing, sapi, kuda, jerapah, kancil, rusa dan lain lain
(Dorland, 2002).
Seperti halnya pada manusia, hewan ruminansia memiliki seperangkat
alat pencernaan seperti rongga mulut (gigi) pada hewan ruminansia terdapat
gigi gerahan yang besar yang berfungsi untuk menggiling dan menggilas serta
mengunyah rerumputan yang mengandung selulosa yang sulit dicerna. Selain
rongga mulut hewan ruminansia memiliki persamaan dalam alat pencernaan
yaitu esophagus, lambung dan usus.
Mekanisme pencernaan makanan hewan ruminansia adalah makanan
berupa rumput yang telah dikunyah di dalam mulut masuk ke dalam
rumen melalui esophagus makanan disimpan sementara dirumen. Selanjutnya,
makanan menuju retikulum dan dicerna di dalamnya. Makanan yang telah
dicerna kemudian dikeluarkan kembali ke mulut. Didalam mulut dikunyah
kembali dan ditelan lagi ke retikulum, proses ini disebut memamah biak.
Selanjutnya makanan masuk ke omasum, di sini terjadi proses penyerapan air.
Selanjutnya makanan diteruskan ke abomasum (perut masam), makanan yang
sudah dicerna di abomasum akan akan diteruskan ke usus halus. Di usus halus
terjadi proses penyerapan sari-sari makanan, sisa-sisa makanan yang tidak
diserap dikirim ke usus besar. Setelah mengalami penyerapan air, sisa
makanan berupa ampas dikeluarkan melalui anus (Soeprapto, 2006).

Anda mungkin juga menyukai