DOSEN PENGAMPU
Drs. H.Asmunir, MM
DISUSUN OLEH
Bilal Shandyarta Syamsudin (E41212037)
Jessica Desi Imelda (E41212139)
Junia Vitasari (E41212161)
Lukman (E41212165)
Muhammad Shalahudin Ayubi Firmansyah (E41212403)
8
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB 2 : PEMBAHASAN
BAB 3 : PENUTUP
8
BAB 1
PENDAHULUAN
8
Jadi disini kami mahasiswa Politeknik Negeri Jember PSDKU Kampus 4
Sidoarjo akan menjelaskan tentang alasan pendidikan Pancasila diperlukan
untuk negara Indonesia, alasan pendidikan pancasila harus dilaksanakan di
perguruan tinggi dan apa yang akan terjadi apabila pendidikan pancasila tidak
diselenggarakan dalam dunia pendidikan Indonesia.
1.3 Tujuan
Menjelaskan alasan pendidikan pancasila diperlukan untuk negara
Indonesia
Menjelaskan Alasan pendidikan pancasila harus dilaksanakan di perguruan
tinggi
Mengetahui Apa yang akan terjadi apabila pendidikan pancasila tidak
diselenggarakan dalam dunia pendidikan Indonesia.
8
BAB 2
PEMBAHASAN
8
d. Bahasa Indonesia.
Permenristekdikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
Pasal 1 butir 14 : PDDikti Feeder adalah perangkat lunak yang
ditempatkan di Perguruan Tinggi dan memiliki struktur basis data replika
dari basis data PDDikti yang digunakan sebagai sarana pelaporan resmi
penyelenggaraan pendidikan tinggi seluruh Perguruan Tinggi.
Pasal 10 ayat (1): Perguruan Tinggi harus menyampaikan laporan
penyelenggaraan Pendidikan Tinggi ke PDDikti secara berkala pada
semester ganjil, semester genap, dan semester antara
Pasal 22 Perguruan Tinggi memiliki tugas dan tanggung jawab:
a. Melakukan pengisian dan pengiriman data melalui PDDikti Feeder;
b. Menyampaikan laporan penyelenggaraan pembelajaran ke PDDikti
secara berkala
c. Melakukan pengelolaan PDDikti dengan satuan kerja yang jelas dan
diketahui oleh para pemangku kepentingan;
d. Menyiapkan pegawai tetap, sarana, prasarana dan insentif bagi satuan
kerja yang melakukan pengelolaan PDDikti di internal Perguruan
Tinggi;
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor
100 Tahun 2016 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN,
dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin PTS
Pasal 26 ayat (1) Pelanggaran yang dikenai Sanksi Administratif ringan:
Huruf (b) : perguruan tinggi tidak memuat mata kuliah agama, Pancasila,
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia dalam kurikulumnya;
Huruf (m) : perguruan tinggi tidak melakukan pelaporan secara berkala ke
pangkalan data pendidikan tinggi.
Ayat (2) Dalam hal telah dilakukan penjatuhan Sanksi Administratif
ringan terhadap pelanggaran, dan perguruan tinggi tidak menghentikan
pelanggaran atau melakukan perbaikan, maka perguruan tinggi dikenai
Sanksi Administratif sedang.
8
Ayat (3) Dalam hal telah dilakukan penjatuhan Sanksi Administratif
sedang terhadap pelanggaran sebagaimana, dan perguruan tinggi tidak
menghentikan pelanggaran atau melakukan perbaikan,maka perguruan
tinggi dikenai Sanksi Administratif berat.
Permenristekdikti Nomor 100 Tahun 2016 Tentang Pendirian,
Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Perubahan,
Pencabutan Izin PTS
Jenis Sanksi dan Akibat Pasal 29 ayat :
(1) Sanksi Administratif ringan berupa peringatan tertulis
(2) Sanksi Administratif sedang terdiri atas:
a. Penghentian sementara bantuan biaya pendidikan dari Pemerintah;
dan
b. Penghentian sementara kegiatan penyelenggaraan pendidikan.
(3) Sanksi Administratif berat terdiri atas:
a. Penghentian pembinaan;
b. Pencabutan izin Program Studi; dan
c. Pembubaran PTN atau pencabutan izin PTS. .
8
para elit politik (eksekutif dan legislatif) mulai meninggalkan dan
mengabaikan budaya politik yang santun, kurang menghormati fatsoen politik
dan kering dari jiwa kenegarawanan. Bahkan, banyak politikus yang terjerat
masalah korupsi yang sangat merugikan keuangan negara. Selain itu,
penyalahgunaan narkoba yang melibatkan generasi dari berbagai lapisan
menggerus nilai-nilai moral anak bangsa.
Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya Pancasila diselenggarakan
di perguruan tinggi untuk menanamkan nilai-nilai moral Pancasila kepada
generasi penerus cita-cita bangsa. Dengan demikian, pendidikan Pancasila
diharapkan dapat memperkokoh modalitas akademik mahasiswa dalam
berperan serta membangun pemahaman masyarakat, antara lain:
1. Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negeri,
2. Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang,
3. Kesadaran pentingnya semangat kesatuan persatuan (solidaritas)nasional,
4. Kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan,
5. Kesadaran pentingnya kesahatan mental bangsa,
6. Kesadaran tentang pentingnya penegakan hukum,
7. Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi Pancasila.
Pendidikan Pancasila harus tetap dilaksanakan dalam rangka
membentengi moralitas bangsa Indonesia. Dengan demikian, tanggung jawab
berada di pundak perguruan tinggi untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila
sebagai amanat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menekankan
pentingnya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini, kecerdasan tidak
hanya mencakup intelektual, tetapi juga mencakup pula kecerdasan emosional,
dan kecerdasan spiritual yang menjadi dasar bagi pengembangan kecerdasan
bangsa dalam bentuk kecerdasan ideologis.
8
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah
pendidikan agama, pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, dan
bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pendidikan Pancasila adalah pendidikan
ideologi di Indonesia.
Tujuan pendidikan Pancasila menurut UU No. 2 Tahun 1989 tentang
sistem Pendidikan Nasional yang juga tercantum di dalam SK Dirjen Dikti.
No.38/DIKTI/Kep/2003, ialah guna menunjukan arah tujuan pada moral dan
diharapkan dapat terealisasi di kehidupan bermasyarakat setiap hari. Yakni
tingkah laku yang memperlihatkan iman serta taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa (keyakinannya masing-masing), bertingkah-laku kerakyatan dengan
selalu mendahulukan kepentingan umum. Tujuan pendidikan Pancasila
menjadi sebuah sarana dalam mengerti, memahami, serta mendalami makna
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
Tujuan pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah untuk:
1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa
melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Agar mahasiswa dapat mengembangkan karakter manusia Pancasilais
dalam pemikiran, sikap, dan tindakan.
3. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar
Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia,
serta membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi
terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila
dan UUD RI Tahun 1945.
5. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan
bangsa, serta penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan,
8
dan bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi
dengan dinamika internal dan eksternal masyarakat bangsa Indonesia.
Selain yang disebutkan di atas, kompetensi yang diharapkan dari
pendidikan pancasila yaitu agar mahasiswa menjadi warga Negara yang
memiliki daya saing, berdisiplin, berpartisipasi aktif dalam membangun
kehidupan yang damai berdasarkan system nilai pancasila. Berdasarkan
pengertian tersebut maka kompetensi mahasiswadalam pendidikan tinggi tidak
dapat dipisahkan dengan filsafat bangsa.
Kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran pendidikan pancasila
yaitu penguasaan kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis dan
berpandangan luas sebagai manusia berpandangan intelektual serta mengantar
mahasiswa untuk memiliki beberapa kemampuan.
Bentuk implementasi nilai Pancasila yaitu salah satunya mewariskan
kembali nilai Pancasila kepada generasi muda di bawahnya, agar kelak
generasi penerus tidak lambat dalam penanaman nilai Pancasila tersebut.
Bentuk Implementasi lainnya adalah turun ke lapangan guna penanaman nilai
Pancasila. Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk mampu mengontrol
keadaan negara, bukan hanya sekadar mengkritik, namun memberi kontribusi
nyata untuk perubahan yang lebih baik.
“Kepemimpinan harus dibarengi dengan Pancasila dan semua nilai
kepemimpinan itu mutlak di dalam Pancasila. Berbicara kepemimpinan,
berarti yang menjadi objek itu gaya dalam memimpin. Siapapun
pemimpinnya, jika sudah memahami Pancasila, maka akan mampu berjuang
untuk mewujudkan amanah keIndonesiaan dan mengabdi untuk kemakmuran,
serta keadilan rakyat Indonesia sesuai amanat tujuan nasional dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4”.
Kepemimpinan dan Pancasila tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan itu
akan menjadikan mahasiswa berani mengambil tanggung jawab besar,
memiliki wawasan yang luas mengenai kebangsaan yang berlandaskan
Pancasila. Namun, hal tersebut harus ditanamkan sejak dini, dengan
8
melakukan pembekalan yang dapat membantu dalam meningkatkan mutu
kepemimpinan mahasiswa.
8
Agar mahasiswa mampu berpartisipasi dalam upaya mencegah dan
menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai.
Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa
melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar
Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, dan
membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari
solusi terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan
UUD Negara RI Tahun 1945.
Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi
nilainilai ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan
bangsa, serta penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan
bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan
dinamika internal daneksternal masyarakat bangsa Indonesia (Direktorat
Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2013: viii).
8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai point dan penjelasan yang telah dipaparkan di dalam
makalah ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa Indonesia mempunyai ciri khas atau karakteristik
tersendiri yang berbeda dari ideologi lain yang ada di dunia. Sila dari
Pancasila tidak dapat dilaksanakan secara terpisah-pisah, karena Pancasila
merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan. Hal ini juga bukan
hanya sekedar teori belaka namun, Pancasila dibentuk dengan mencerminkan
kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Dan sebagai mahasiswa, kita dituntut
untuk mampu mengontrol keadaan negara, bukan hanya sekadar mengkritik,
namun memberi kontribusi nyata untuk perubahan yang lebih baik.
Karena aksi mahasiswa dan tuntutan yang diberikan mahasiswa selama
ini bukan tanpa alasan, mereka merupakan gerakan terpelajar. Dan aksi-aksi
tersebut akan sebanding dengan kinerja negara yang semakin menurun.
Dengan dibutuhkannya mahasiswa sebagai pihak aspirasi dalam
menjalankan negara oleh karena itu, pentingnya karakter Pancasila itu
terbentuk di dalam jiwa masa depan bangsa yaitu generasi muda. Generasi
muda atau mahasiswa diharapakan dapat memahami Pancasila dan
mengimplementasikan nilai-nilai dari sila-silanya dalam kehidupan sehari-
hari. Atas alasan mendasar tersebut maka diberikan Pendidikan Pancasila
dalam kurikulum perguruan tinggi.
3.2 Saran
Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu untuk lebih
mengefisienkan pembelajaran Pendidikan Pancasila ini. Pendidikan Pancasila
dinilai masih kurang, dengan pembelajaran yang hanya diadakan satu kali
8
dalam seminggu. Sebaiknya pembelajaran lebih diefektifkan lagi. Masyarakat
juga harus lebih berpartisipasi dalam pelaksanaan Pendidikan Pancasila, harus
dapat memahami dan mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari bukan
hanya menjadi sebatas teori didalam kelas saja. Kita sebagai
mahasiswa atau generasi muda juga harus mendukung setiap upaya dari
pemerintah dalam mengatasi setiap permasalahan di negeri ini. Sehingga
dapat tercipta Indonesia yang lebih baik kedepannya.