Oleh:
MUH. FADLI
60700118078
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disebut juga ternak Poligastrik atau berlambung jamak, dimana pada ruminansia
terdapat empat bagian lambung yang terdiri atas, Rumen, Reticulum, Omasum dan
Abomasum.
kelompok ternak ruminansia besar yaitu sapi dan kerbau dan kelompok ternak
ruminansia kecil yaitu kambing dan domba. Ada beberapa keuntungan yang dapat
sisa hasil pertanian dan perkebunan dalam jumlah yang cukup besar. Ternak
ruminansia besar yaitu sapi dan kerbau dan kelompok ternak ruminansia kecil
ruminansia antara lain dapat memanfaatkan sisa hasil pertanian dan perkebunan
dalam jumlah yang cukup besar. Apabila ternak ruminansia ini dipelihara secara
intensif dapat menyerap tenaga kerja selain itu juga ternak ruminansia ini sudah
fermentasi pakan terjadi di dalam rumen dan siklus utama Motilitas rumen selalu
Hewan ruminansia yang secara tidak sengaja menelan benda asing adalah
hewan yang kekurangan nutrisi dan manajemen pakannya kurang baik, terutama
praktek lapang ini yaitu untuk mengetahui cara mengenal dan mengetahui fungsi,
B. Rumusan Masalah
dan mengetahui fungsi, bentuk dan ukuran organ pencernaan ternak ruminansia
(sapi)?
C. Tujuan Praktikum
mengenal dan mengetahui fungsi, bentuk dan ukuran organ pencernaan ternak
ruminansia (sapi).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ternak Ruminansia
kelompok ternak ruminansia besar yaitu sapi dan kerbau dan kelompok ternak
ruminansia kecil yaitu kambing dan domba. Ada beberapa keuntungan yang dapat
sisa hasil pertanian dan perkebunan dalam jumlah yang cukup besar. Ternak
ruminansia besar yaitu sapi dan kerbau dan kelompok ternak ruminansia kecil
Ternak ruminansia adalah ternak atau hewan yang memiliki empat buah
makanan dari lambung ke mulut untuk di mamah. Contoh hewan ruminansia ini
adalah ternak sapi, kerbau, dambing serta ternak domba. Ternak non ruminansia
adalah ternak atau hewan yang memiliki satu lambung atau di sebut juga dengan
ternak monogastrik. Contohnya : ayam, burung, kuda serta babi (Parasaki, 2015).
yaitu terdiri atas mulut, Faring, Esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian,
struktur alat pencernaan kadang-kadang berbeda antara hewan yang satu dengan
hewan yang lain. Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan
memamah biak) tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi
memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan
pada ternak ruminansia tidak mempunyai banyak gigi pada rahang atas
bagian mulut pada ternak ruminansia berlangsung relatif singkat, sebagian besar
jenis berdasarkan perubahan yang terjadi pada bahan makanan dalam alat
membentuk bolus. Dalam proses ini makanan akan bercampur dengan saliva lalu
Q S al-An’am/6 : 142.
Terjemahnya:
“Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk
pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. makanlah dari rezki yang
Telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu
(Kementrian Agama RI, 2012).
Makna ayat diatas adalah dimana bahwa sedikitnya ada dua fungsi pada
ternak yaitu pertama binatang ternak sebagai alat angkut atau alat transportasi
seperti kuda, sapi dan keledai. Fungsi yang kedua yaitu binatang ternak sebagai
dengan tanah, dan dapat disembelih seperti kambing, domba dan sapi. Termaksud
ayam, karena dapat disembelih dan dagingnya dapat dimakan (Tafsir Quraisy
Shihab, 2012).
1. Mulut
Proses pencernaan dimulai dari tahap merenggut rumput dengan gigi seri
dan ditelan untuk sementara disimpan dalam rumen. Rumen mempunyai peranan
penting dalam mencerna serat kasar. Makanan yang berada dalam rumen dan
mikroorganisme seperti bakteri, protozoa, khamir, dan kapang yang secara normal
ada dalam lambung sapi. Pakan yang telah ditelan dimuntahkan kembali melalui
proses Regurgitasi dan kemudian dikunyah serta dicampur dengan ludah sewaktu
sapi tersebut dalam keadaan istirahat. Makanan yang telah dikunyah kembali
secara fisik dan berubah kondisinya menjadi lebih lumat selanjutnya menuju
secara fisik dan berubah kondisinya menjadi lebih lumat selanjutnya menuju
panjang, kuat, lentur, kasar dan dapat melilit hijauan maupun makanan lainnya,
yang ditarik di antara gigi seri bawah dan lapisan gigi atas untuk selanjutnya
mengalami proses mastikasi oleh gigi. Sapi dewasa memiliki 8 buah gigi seri pada
rahang bawah tetapi tidak terdapat pada rahang bagian atas, namun pada rahang
atas terdapat lapisan gigi yang tipis, yaitu lapisan luar zat tanduk. Sapi tidak
memiliki gigi taring, tetapi memiliki 6 gigi geraham pada masing-masing rahang
2. Esophagus
Esofagus adalah saluran memanjang dari mulut ke rumen dengan panjang 3,5 kaki
(1,07 meter) pada sapi perah dewasa. Di dalam Esophagus terjadi pencampuran
2013).
miring, kemudian spiral dan akhirnya membentuk suatu sirkuler. Esofagus hewan
untuk mengalirkan makanan dari Rumen menuju mulut untuk mengalami proses
3. Lambung
Rumen merupakan kantong yang besar sebagai tempat penampungan dan
utama rumen adalah tempat untuk mencerna serat kasar dan zat-zat pakan lainnya
dengan bantuan mikroba. Isi Rumen dibagi dalam 4 zona, yaitu zona gas, zona
apung, zona cairan dan zona padatan. Besar kecilnya zona ini sangat bergantung
Pakan di dalam rumen akan bercampur dengan ingesta (cairan rumen) dan
menjadi obyek pencernaan oleh mikroba rumen yang terdiri dari bakteri
relatif sedikit. Kemampuan bakteri rumen antara lain mendegradasi serat kasar
2014).
Rumen dan retikulum dihubungkan oleh suatu lipatan dari jaringan yang
mengalir dengan leluasa dari Rumen ke Retikulum atau sebaliknya. Lipatan ini
berfungsi agar pakan yang berada di Retikulum tidak kembali lagi kedalam Rumen
benda asing seperti potongan tali, kabel atau lainnya yang termakan di pastura
Retikulum memiliki fungsi untuk mengatur aliran digesta dari Rumen ke Omasum
muscular yang turun dari bagian Dorsum atau bagian atap. Membran mukosa
yang menutupi Laminae, ditebar dengan Papillae yang pendek dan tumpul yang
omasum adalah untuk digesti, menyaring partkel pakan yang besar, absorpsi dan
asam Hidroklorat (HCl) dan faktor interistik yang penting untuk absorpsi vitamin
B12 secara efisien. Pepsinogen merupakan bentuk Inaktif dari Enzim pepsin yang
nantinya akan diaktifkan dengan kondisi asam di dalam lambung. Enzim pepsin
amino. Digesta yang keluar dari Abomasum akan memasuki usus halus (Rianto
4. Usus Halus
hasil sekresi dari Duodenum itu sendiri, hati dan Pancreas (Frandson, 2016).
berisi garam Sodium dan Potassium dari asam empedu. Garam-garam empedu
Digesta yang masuk ke dalam usus besar merupakan materi yang tidak
tercerna di usus halus. Usus besar berfungsi sebagai pencerna serat kasar dan pada
usus besar terjadi proses reabsorpsi air dan mineral. Reabsorpsi air dan mineral
pada sapi berbeda dengan kambing sehingga feses yang dikeluarkan lebih encer
dibanding pada kambing. Kelenjar Mukosa pada usus besar tidak mengeluarkan
enzim, pencernaan yang terjadi di usus besar karena adanya Enzim dari usus
halus yang terbawa bersama digesta serta adanya aktivitas mikroba (Rianto dan
Purbowati, 2011).
tidak terserap di usus besar akan dikeluarkan berupa feses melalui Rektum dan
oleh ternak secara langsung akan dikeluarkan melalui anus. Feses sapi lebih encer
dibandingkan dengan feses kambing karena pada kambing proses reabsorpsi air
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu pada hari minggu
tanggal 17 November 2019 pukul 13.00 sampai dengan 16.00 WITA dan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktik lapang kali ini yaitu :
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pisau, gunting, alat tulis
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah organ pencernaan sapi
dan kardus.
C. Prosedur Kerja
BAB IV
(Sapi).
1. Organ Pencernaan
P : 62 cm Saluran
L : 3 cm penghubung antara
mulut dengan
2. Esophagus Rumen
P : 71 cm Tempat
L : 70 cm penyimpanan
makan sementara
3. Rumen
dan pencernaan
secara fermentatif
P : 37 cm Tempat
L : 31 cm pembentukan
bolus-bolus
4. Retikulum
P : 36 cm Tempat reabsorpsi
L : 25 cm air
5. Omasum
P : 35 cm Pencernaan
L : 31 cm makanan secara
6. Abomasum enzimatik
P : 32 cm Detoksifikasi racun
L : 17 cm
8. Hati
P : 6 cm Pengeluaran
9. Empedu L : 5 cm garam-garam
empedu
P : 286 cm Reabsorpsi air dan
mineral
10. Usus Besar
P : 80 cm Pencernaan serat
kasar
11. Sekum
P : 62 cm Tempat
pembentukan dan
12. Rektum penyimpanan
sementara feses
P : 6 cm Pengeluaran feses
13. Anus
Tabel 1.2 Gambar Asli Hasil Pengamatan Saluran Pencernaan Ternak Ruminansia
No Nama Organ Gambar Ukuran Fungsi
P : 27 cm Merenggut dan
membolak-
balikkan makanan
1. Lidah
P : 62 cm Saluran
L : 3 cm penghubung antara
2. Esophagus
mulut dengan
Rumen
P : 71 cm Tempat
L : 70 cm penyimpanan
3. Rumen makan sementara
dan pencernaan
secara fermentative
P : 37 cm Tempat
4. Retikulum L : 31 cm pembentukan
bolus-bolus
P : 36 cm Tempat reabsorpsi
5. Omasum L : 25 cm air
P : 35 cm Pencernaan
6. Abomasum L : 31 cm makanan secara
enzimatik
7. Usus Halus P : 21,06 Penyerapan sari-
m sari makanan
9. Empedu P : 6 cm Pengeluaran
L : 5 cm garam-garam
empedu
2. Esophagus P : 62 cm Saluran
L : 3 cm penghubung antara
mulut dengan
Rumen
3. Rumen P : 71 cm Tempat
L : 70 cm penyimpanan
makan sementara
dan pencernaan
secara fermentative
4. Retikulum P : 37 cm Tempat
L : 31 cm pembentukan
bolus-bolus
9. Empedu P : 6 cm Pengeluaran
L : 5 cm garam-garam
empedu
B. Pembahasan
pencernaan pada ruminansia terdiri dari esophagus yang berfungsi sebagai saluran
penghubung antara rongga mulut dan lambung. Hal ini sesuai dengan pendapat
Frandson (2016), bahwa proses pencernaan di dalam mulut sebagian besar adalah
oleh mikroba Rumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Rianto dan Purbowati
mikroorganisme. Fungsi utama Rumen adalah tempat untuk mencerna serat kasar
Retikulum yang disebut juga dengan perut jala karena bentuknya yang
seperti jalan dan kadang disebut perut sarang lebah karena mirip sarang lebah
yang berfungsi sebagai pembentukan bolus-bolus. Hal ini sesuai dengan pendapat
Rianto dan Purbowati (2011), bahwa letak Retikulum yang berada dibawah rumen
fungsi untuk mengatur aliran digesta dari Rumen ke Omasum dan pembentukan
bolus-bolus.
seperti buku yang memudahkan dalam penyerapan air sesuai dengan fungsi
Omasum sebagai tempat reabsorpsi air. Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson
(2016), bahwa fungsi Omasum adalah untuk digesti, menyaring partikel pakan
pencernaan yang sebenarnya yang dibantu oleh Enzim-enzim pencernaan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Rianto dan Purbowati (2011), bahwa dinding Abomasum
interistik yang penting untuk absorpsi vitamin B12 secara efisien. Pepsinogen
merupakan bentuk inaktif dari Enzim pepsin yang nantinya akan diaktifkan
Usus halus yang terdiri dari tiga bagian yaitu Duodenum, Jejenum dan
kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson
(2016), bahwa usus halus merupakan organ pencernaan yang memiliki fungsi
penyerapan zat-zat makanan. Usus halus terdiri atas 3 bagian, yaitu Duodenum,
pencampuran dengan hasil sekresi dari Duodenum itu sendiri, hati dan pancreas.
reabsorpsi air dan mineral, agar air yang diserap tubuh dapat dimanfaatkan lebih
maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Rianto dan Purbowati (2011), bahwa
digesta yang masuk ke dalam usus besar merupakan materi yang tidak tercerna di
usus halus. Kelenjar mukosa pada usus besar tidak mengeluarkan Enzim,
pencernaan yang terjadi di usus besar karena adanya enzim dari usus halus yang
terdapat bakteri pencerna serat kasar. Hal ini sesuai dengan pendapat Prihartini
(2013), bahwa aktivitas mikroba di dalam usus besar terjadi di caecum dan
feses sementara sebelum dikeluarkan ke anus. Hal ini sesuai dengan pendapat
Prihartini (2013), bahwa aktivitas mikroba di dalam usus besar terjadi di caecum
yang tidak terserap di usus besar akan dikeluarkan berupa feses melalui rectum.
metabolism yaitu feses. Hal ini sesuai dengan pendapat Prihartini (2013), bahwa
materi yang tidak terserap di usus besar akan dikeluarkan berupa feses melalui
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
agar tidak ada organ yang ikut terpotong dan masih dalam kondisi utuh.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso, W. S. 2016. Animal Cultural. The AVI Publishing Co. inc., London.
Braun dan Jacquat, R. 2011. Ilmu Makanan Ternak Umum. Universitas Gajah
Mada Press. Yogyakarta.
Murti, M. E. 2014. Poultry Science. 3rd Ed. Interstate Publishers, Inc. USA.
Nuguru, A. E. 2013. Amino Acids Peptides and Protein. Mercil Decker Inc. New
York.
Rianto, D dan Purbowati, M. D. 2011. British Poultry Standards, 4th Ed. London:
Printed in England by Butter dan Tanner. Swiss.
Theron. 2016. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.