Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TERNAK UNGGAS


(SISTEM KERANGKA UNGGAS)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata Kuliah


Ilmu Ternak Unggas Pada Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Alauddin
Makassar

Oleh :

FAIKATUSHALIHAT
60700117004

LABORATORIUM ILMU PETERNAKAN


JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ternak unggas merupakan jenis-jenis ayam yang dipelihara atau

dibudidayakan untuk tujuan penghasil pangan sumber protein hewani bagi

masyarakat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi bagi manusia yang

memeliharanya. Beberapa jenis unggas memberikan keuntungan bagi peternak

antara lain adalah ayam, itik, puyuh. Unggas merupakan spesies burung yang

dapat memberikan keuntungan bagi manusia yang memeliharanya.

Secara umum kebanyakan hewan jenis ini memang mempunyai bentuk

tubuh seperti ayam dan bebek. Biasanya hewan-hewan unggas sering dijadikan

sebagai hewan ternak atau hewan peliharaan. Karena hewan jenis ini mudah

dirawat dan termasuk hewan yang produktif.

Tulang bagian tubuh atau organ dari suatu individu yang mulai tumbuh

dan berkembang sejak masa embrional. Sistem tulang merupakan salah satu hasil

perkembangan dari sel-sel Mesoderm pola bangunan tubuh suatu individu

ditentukan oleh kerangka yang disusun dari puluhan atau ratusan tulang.

Tulang merupakan alat gerak pasif. Susunan tulang yang membentuk

rangka keras dan seekor hewan dinamakan Skeleton. Tulang unggas secara umum

terbagi menjadi tiga yaitu Ossa crani, Ossa trunci dan Ossa ekstremitates.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ternak Unggas

Unggas adalah jenis ternak bersayap dari kelas Aves yang telah

didosmetikasikan dengan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan untuk

memberikan nilai ekonomis dalam bentuk barang (daging dan telur) dan

pendapatan. Termasuk kelompok unggas adalah ayam, itik, kalkum, burung

puyuh, burung merpati dan angsa. Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok

burung yang dimanfaatkan untuk daging dan telurnya. Unggas umumnya

merupakan bagian dari ordo Galliformas dan Anseriformens. Berdasarkan phylo

genetiknya, unggas terletak setingkat setelah reptil yang ditandai dengan adanya

sisik yang dijumpai pada bagian unggas. Sistem Lokomasi yang berbeda pada

unggas sangat besar pengaruhnya pada Anatomi, Morfologi dan Fisiologi unggas

sehingga analisa mengenai mekanisme tentang Flinght akan mempermudah dalam

memahami Anatomi dan Fisiologi pada unggas (Yuwanta, 2014).

1. Ayam

Menurut sejarahnya, ayam jinak yang dipelihara manusia sekarang adalah

berasal dari ayam liar. Keturunan ayam yang telah menjadi jinak kemudian

disilang-silangkan atau dikawin-kawinkan oleh manusia. Konon, menurut

teorinya, ayam liar ini adalah ayam hutan atau gallus-gallus (Rose, 2010).
Ayam merupakan jenis unggas yang menurunkan bangsa atau varietas

yang tersebar di seluruh dunia. Ayam yang didomestikasi saat ini berasal dari

empat spesies ayam liar yakni:

a. Gallus gallus atau Galus bankiva atau Gallus ferugenus ada pula yang

menyebut The Red Jungle Fowl.

b. Gallus lafayettei atau The Ceylon Jungle Fowl.

c. Gallus sonneratii atau The Gray Jungle Fowl.

d. Gallus varius atau The Java Jungle Fowl (Riyanto, 2011).

Menurut Rose (2010) klasifikasi ayam adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Subkingdom : Metazoa

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Divisi : Carinathae

Kelas : Aves

Ordo : Galliformes

Family : Phasianidae

Genus : Gallus

Spesies : Gallus gallus domestica sp

2. Angsa

Angsa (Geese) adalah salah satu ternak yang paling awal dimanfaatkan

oleh manusia. Di berbagai negara dan wilayah, pemanfaatan angsa

beranekaragam. Di Cina, angsa digunakan oleh orang tua sebagai hadiah bagi
anaknya yang baru menikah. Mereka menganggap bahwa angsa adalah lambing

kesuburan dan kesetiaan. Dibalik itu, ternyata memang angsa liar adalah hewan

yang bersifat monogami. Hewan monogami adalah hewan yang kawin hanya pada

satu pasangan. Tetapi karena proses penjinakan (Domestikasi) yang dilakukan

oleh manusia, angsa tidak lagi bersifat monogami. Angsa sekarang dapat

membuahi 4 sampai 5 ekor betina. Klasifikasi angsa adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Anseriformes

Famili : Anatidae (Kear, 2011)

3. Entok

Entok merupakan itik pedaging yang paling besar di dunia dan bobotnya

bisa mencapai 3,5 kg sampai 6 kg sedang itik peking dan itik aylesbury bobotnya

hanya 4--4,5 kg. Bobot entok sangat dominan dibandingkan dengan itik petelur

afkir yang hanya 1,6 kg, dan itik mandalung (hasil perkawinan itik petelur dan

entok) yang hanya 2,5 kg (Dijaya, 2013).

Warna pada entok dapat berupa biru, biru dan putih, cokelat, cokelat dan

putih, putih hitam dan hitam, lembayung muda, dan calical (Ardiansyah, 2011).

Menurut Rose (2010) klasifikasi entok adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Subkingdom : Metazoa

Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata

Kelas : Aves

Ordo : Anseriformis

Famili : Anatidae

Genus : Cairina

Species : Moschata

Allah SWT. Berfirman dalan QS. Yasin 36/78:

   


    
   
Terjemahnya:
78. dan ia membuat perumpamaan bagi kami; dan Dia lupa kepada
kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang
belulang, yang telah hancur luluh?"

Allah menerangkan bahwa Dia Mahakuasa lagi Maha Menentukan segala

sesuatu. Sebagai salah satu buktinya ialah kekuasaan-Nya menahan burung yang

sedang berada di angkasa, sehingga tidak jatuh ke bumi. Burung-burung yang

sedang berada di angkasa kadang-kadang terbang melayang dengan

mengembangkan sayapnya. Ia terbang meninggi atau menukik ke bawah, seakan-

akan ia akan terhempas ke bumi. Kadang-kadang dia mengatupkan kedua

sayapnyaSiapakah yang mengajar mereka? Sekarang kita tahu bahwa burung

menghilang dari satu tempat karena mereka berpindah ke tempat lain. Kita tahu

kapan mereka pergi, ke mana mereka menuju, dan rute mana yang mereka pilih.

Kadang-kadang perjalanan mereka sangat jauh, seperti burung sandpiper

(Departemen Agama RI).


A. Sistem Kerangka pada Unggas

Kerangka adalah suatu kesatuan sistem yang tersusun dari banyak tulang

yang menunjang terbentuknya tubuh sebagai melekatnya otot. Karakteristik

kerangka unggas bersifat khas yaitu, ringan dan berisi udara. Hal ini disesuaikan

dengan kepentingan untuk bergerak cepat, berjalan dan terbang. Anggota gerak

kepala dan leher dapat digerakkan secara bebas untuk keperluan makan, merawat

bulu, dan kepentingan pertahanan (Suprijatna,dkk, 2010).

Kerangka adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri dari banyak tulang

yang menunjang terbentuknya sebagai tempat melekatnya otot. Kerangka jugs

berfungsi melindungi beberapa organ vital. Sistem kerangka tegrasi dengan sistem

otot merupakan suatu proses fisi yang penting dalam menunjang aktivitas unggas.

Oleh itu, pada saat terbang diperlukan banyak energi maka sistem kerangka pada

unggas tersusun secara sangat efisien penggunaan energi. Karakteristik kerangka

unggas berbagai khas, yaitu ringan dan berisi udara. Hal ini digunakan

dengan kepentingan untuk bergerak cepat, berjalan, terbang. Anggota gerak

kepala dan leher dapat digerakkan secara bebas untuk keperluan makan, merawat

bulu, kepentingan pertahanan. Unsur penyusun tulang adalah kalsium fosfat

(13%),magnesium fosfat (5%),dan k karbonat (2%) (Akoso, 2010).

Menurut Tim dosen (2015), fungsi sistem kerangka tubuh terdiri dari:

1. Menegakkan dan memberi bentuk pada tubuh

2. Sebagai tempat melekatnya otot

3. Melindungi organ-organ vital


4. Berisi sum-sum tulang yang penting bagi pembentukan sel-sel darah

5. Sebagai alat gerak pasif

6. Beberapa tulang mengalami modifikasi pneumatifisasi karena

berhubungan dengan kantong udara dan turut berperan dalam sistem pernapasan

7. Tempat penimbungan mineral. Dibanding dengan mamalia, unggas

memiliki kerangka yang relatif ringan, lebih sedikit tulang dan kompak karena

banyak tulang yang mengalami fusi (Penyatuan).

Menurut Arifin dkk (2012), struktur dan bagian-bagian tulang dari unggas

penting untuk diketahui oleh mahasiswa peternakan dikarenakan itulah bidang

yang untuk ke depannya akan terus saling bersinggungan entah langsung ataupun

tak langsung. Berikut ini adalah bagian-bagian, nama serta fungsi dari Osteologi

atau sistem pertulangan pada unggas:

a. Skull atau tulang kepala (Tengkorak). Tulang kepala terdiri dari dua bagian

yaitu bagian Cranium berbentuk bulat untuk melindungi otak dan alat-alat

pendengaran. Tulang yang membentuk bagian Cranium sangat banyak, namun

yang perlu diperhatikan yaitu Os occipitales yang berhubungan dengan tulang

leher (Vertebrae cervicalis) yaitu Atlas dan Epistrophcus (Axial). Bagian Facial

berbentuk kerucut terletak pada muka Cranium yang terdiri dari kerangka rahang

dan tulang lidah. Bagian Facial terdiri dari banyak tulang, tetapi yang perlu

diperhatikan yaitu Incisive, Mandible (Mandibula), dan Quadratum. Tulang

incisive yang membentuk paruh atas dan tulang Mandible yang membentuk paruh

bawah. Paruh bagian atas dapat bergerak apabila mandibula ditekan dengan

bantuan tulang Quadratum.


b. Vertebrae cervicalis atau tulang leher, membentuk kerangka leher yang

berjumlah 13 atau 14 buah. Tulang leher pertama : Atlas dan tulang leher yang

kedua : Epithropheus keduanya berguna untuk menggerakkan tengkorak atau

tulang kepala ayam. Tulang leher ini satu sama lain saling bertautan dan dapat

berputar sehingga memberikan kebebasan pada leher dan kepala ayam untuk

makan, membersihkan bulu, pertahanan dan tujuan lainnya.

c. Furcula, istilah biologi untuk tulang garpu atau Wishbone terbentuk dari

penggabungan dua tulang selangka di sekitar tulang dada. Furcula merupakan

bagian penting dari mekanisme penerbangan burung, yang menjadi titik

penghubung untuk otot dan alat penguat bagi sayap.

d. Clavucula, Coracoid dan Scapula, ketiga tulang ini bersama-sama membatasi

suatu lubang yang disebut Foramen triosseum, dan berfungsi sebagai kontrol

untuk mengangkat sayap.

e. Patela ialah tulang lutut kecil.

f. Tarso Metatarsus ialah persatuan antara dua tulang yaitu Tarso dan

Metatarsus.

g. Digit ialah salah satu bagian paling distal dari anggota badan, seperti jari

tangan atau kaki.

h. Tibia atau tulang kering, atau Shankbone, lebih besar dan kuat dari dua tulang

di kaki di bawah lutut pada vertebrata (yang lainnya adalah Fibula), dan

menghubungkan lutut dengan tulang pergelangan kaki.

i. Fibula atau tulang betis, tempat di sisi lateral tibia, dengan terhubung atas dan

di bawah, yang paling ramping dari semua tulang panjang.


j. Femur atau tulang paha, adalah tulang (paling dekat dengan pusat tubuh)

paling proksimal dari tungkai yang digunakan berjalan atau melompat.

k. Ischium, membentuk bagian bawah dan belakang tulang pinggul, terletak di

bawah tulang pangkal paha dan di belakang simfisis. Bagian superior dari tulang

ini membentuk sekitar sepertiga dari Acetabulum.

l. Pubis Untuk tulang pada banyak mamalia sering disebut tulang penis

m. Illium adalah tulang menonjol dan terbesar dari panggul, dan muncul dalam

kebanyakan vertebrata termasuk mamalia dan burung.

n. Caudal vertebrae adalah tulang yang membentuk ekor binatang berekor

o. Synsacrum adalah struktur rangka, terutama digambarkan pada burung dan

dinosaurus, dimana Sakrum diperpanjang oleh penggabungan Vertebra lumbal

ekor atau tambahan leburan atau sebagian menyatu

p. Scapula atau tulang belikat, adalah tulang yang menghubungkan Humerus

(tulang lengan atas) dengan Klavikula (tulang selangka).

q. Lumbar vertebrae adalah segmen terbesar dari bagian bergerak tulang

belakang, dan ditandai dengan tidak adanya Transversarium foramen dalam

proses melintang.

r. Humerus adalah tulang panjang di lengan atau anggota tubuh depan yang

berjalan dari bahu ke siku. Secara anatomis, menghubungkan Skapula dan lengan

bawah (terdiri dari Radius dan Ulna).

s. Ulna adalah salah satu dari dua tulang panjang di lengan bawah, yang lainnya

adalah jari-jari. Hal ini dalam bentuk prismatik dan berjalan sejajar dengan jari-

jari, yang lebih pendek dan lebih kecil.


t. Radius adalah salah satu dari dua tulang besar lengan bawah, yang lainnya

adalah Ulna. Memanjang dari sisi lateral siku ke sisi ibu jari pergelangan tangan

dan berjalan sejajar dengan ulna, yang melebihi itu panjang dan ukurannya. Ini

adalah tulang panjang, prisma berbentuk dan sedikit melengkung secara

longitudinal. Jari-jari berartikulasi dengan Kapitulum humerus, Takik radial dan

kepala Ulna.

u. Carpus atau tulang pergelangan tangan adalah gugus tunggal tulang di

pergelangan tangan antara Radius dan Ulna dan metacarpus. Tulang-tulang dari

tulang pergelangan tangan tidak termasuk jari individu (atau jari kaki dalam

hewan berkaki empat), sedangkan yang dari Metacarpus lakukan. Bagian yang

sesuai kaki adalah Tarsus itu.

v. Metacarpus, dalam anatomi manusia, Metacarpus adalah bagian antara dari

kerangka tangan yang terletak antara Falang (tulang jari-jari) dan tulang

pergelangan tangan yang membentuk koneksi ke lengan bawah. Metacarpus ini

terdiri dari tulang metakarpal. Setara dalam kaki adalah metatarsus tersebut.

w. Aluna atau para Alula, atau sayap bajingan, adalah tonjolan kecil di tepi

anterior dari sayap modern (dan beberapa kuno) burung.

Tulang leher berbeda jumlah untuk setiap jenis unggas. Pada ayam

berjumlah 13-14 ruas, itik 15 ruas dan angsa 17-18 ruas. Bentuk leher demikian

ini berfungsi sebagai pegas yang mampu memerangi pengaruh tekanan balik dari

tubuh terhadap pada saat unggas mendarat setelah terbang (Sandi, 2011).
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Kerangka Ayam

a. Gambar Literatur
Tabel 1 Gambar kerangka ayam
Gambar Keterangan:

1. Os premaxilla
2. Os mandibula
3. Os nasal
4. Os fromtale
5. Os occipitale
6. Os kuadrate
7. Os cervicalis
8. Os metacarpus
9. Os ulna
10. Os radius
11. Os humerus
12. Os toracalis
13. Os scapula
14. Os costae
15. Os prosessus uncinatus
16. Os ilium
17. Os ischium
18. Os pubis
19. Os pygostyle
20. Os caorocoideus
21. Os sternum
22. Os tibula
23. Os fibia
24. Os metatarsius
25. Os digiti pedis

Sumber: Penuntun Praktikum Ilmu Ternak Unggas, 2016.


b. Gambar Laboratorium
Tabel 2 Gambar laboratorium
Keterangan:
1. Os premaxilla
2. Os mandibula
3. Os nasal
4. Os fromtale
5. Os occipitale
6. Os kuadrate
7. Os cervicalis
8. Os metacarpus
9. Os ulna
10. Os radius
11. Os humerus
12. Os toracalis
13. Os scapula
14. Os costae
15. Os prosessus uncinatus
16. Os ilium
17. Os ischium
18. Os pubis
19. Os pygostyle
20. Os caorocoideus
21. Os sternum
22. Os tibula
23. Os fibia
24. Os metatarsius
25. Os digiti pedis

Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Negeri
Alauddin Makassar, 2018.
c. Gambar Asli
Tabel 3 Gambar asli
Gambar Keterangan:

1 Os premaxilla
2 Os mandibula
3 Os nasal
4 Os fromtale
5 Os occipitale
6 Os kuadrate
7 Os cervicalis
8 Os metacarpus
9 Os ulna
10 Os radius
11 Os humerus
12 Os toracalis
13 Os scapula
14 Os costae
15 Os prosessus uncinatus
16 Os ilium
17 Os ischium
18 Os pubis
19 Os pygostyle
20 Os caorocoideus
21 Os sternum
22 Os tibula
23 Os fibia
24 Os metatarsius
Os digiti pedis
2. Kerangka Angsa

a. Gambar Literatur
Tabel 1 Gambar kerangka angsa
Gambar Keterangan:

1. Os premaxilla
2. Os mandibula
3. Os nasal
4. Os fromtale
5. Os occipitale
6. Os kuadrate
7. Os cervicalis
8. Os metacarpus
9. Os ulna
10. Os radius
11. Os humerus
12. Os toracalis
13. Os scapula
14. Os costae
15. Os prosessus uncinatus
16. Os ilium
17. Os ischium
18. Os pubis
19. Os pygostyle
20. Os caorocoideus
21. Os sternum
22. Os tibula
23. Os fibia
24. Os metatarsius
25. Os digiti pedis

Sumber: Gambar Kerangka Angsa, 2013.


b. Gambar Laboratorium
Tabel 2 Gambar laboratorium
Gambar Keterangan:

1. Os premaxilla
2. Os mandibula
3. Os nasal
4. Os fromtale
5. Os occipitale
6. Os kuadrate
7. Os cervicalis
8. Os metacarpus
9. Os ulna
10. Os radius
11. Os humerus
12. Os toracalis
13. Os scapula
14. Os costae
15. Os prosessus uncinatus
16. Os ilium
17. Os ischium
18. Os pubis
19. Os pygostyle
20. Os caorocoideus
21. Os sternum
22. Os tibula
23. Os fibia
24. Os metatarsius
25. Os digiti pedis
Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Negeri
Alauddin Makassar, 2018.
c. Gambar Asli
Tabel 3 Gambar asli
Gambar Keterangan:

1. Os premaxilla
2. Os mandibula
3. Os nasal
4. Os fromtale
5. Os occipitale
6. Os kuadrate
7. Os cervicalis
8. Os metacarpus
9. Os ulna
10. Os radius
11. Os humerus
12. Os toracalis
13. Os scapula
14. Os costae
15. Os prosessus uncinatus
16. Os ilium
17. Os ischium
18. Os pubis
19. Os pygostyle
20. Os caorocoideus
21. Os sternum
22. Os tibula
23. Os fibia
24. Os metatarsiu
25. Os digiti pedis
3. Kerangka Entok

a. Gambar Literatur
Tabel 1 Gambar kerangka entok
Gambar Keterangan:

1. Os premaxilla
2. Os mandibula
3. Os nasal
4. Os fromtale
5. Os occipitale
6. Os kuadrate
7. Os cervicalis
8. Os metacarpus
9. Os ulna
10. Os radius
11. Os humerus
12. Os toracalis
13. Os scapula
14. Os costae
15. Os prosessus uncinatus
16. Os ilium
17. Os ischium
18. Os pubis
19. Os pygostyle
20. Os caorocoideus
21. Os sternum
22. Os tibula
23. Os fibia
24. Os metatarsius
25. Os digiti pedis
Sumber: Gambar Kerangka Entok, 2013.
b. Gambar Laboratorium
Tabel 2 Gambar laboratorium
Gambar Keterangan:

1. Os premaxilla
2. Os mandibula
3. Os nasal
4. Os fromtale
5. Os occipitale
6. Os kuadrate
7. Os cervicalis
8. Os metacarpus
9. Os ulna
10. Os radius
11. Os humerus
12. Os toracalis
13. Os scapula
14. Os costae
15. Os prosessus uncinatus
16. Os ilium
17. Os ischium
18. Os pubis
19. Os pygostyle
20. Os caorocoideus
21. Os sternum
22. Os tibula
23. Os fibia
24. Os metatarsius
25. Os digiti pedis

Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018.
c. Gambar Asli
Tabel 3 Gambar asli
Gambar Keterangan

1 Os premaxilla
2 Os mandibula
3 Os nasal
4 Os fromtale
5 Os occipitale
6 Os kuadrate
7 Os cervicalis
8 Os metacarpus
9 Os ulna
10 Os radius
11 Os humerus
12 Os toracalis
13 Os scapula
14 Os costae
15 Os prosessus uncinatus
16 Os ilium
17 Os ischium
18 Os pubis
19 Os pygostyle
20 Os caorocoideus
21 Os sternum
22 Os tibula
23 Os fibia
24 Os metatarsius
25 Os digiti pedis
B. Pembahasan

Kerangka merupakan susunan tulang yang berfungsi sebagai penunjang

bentuk tubuh serta tempat melekatnya otot. Kerangka unggas karakteristiknya

ringan karena disesuaikan dengan kepentingannya untuk berjalan dan terbang. Hal

ini sesuai dengan pendapat Suprijatna, dkk (2010), yang menyatakan kerangka

adalah suatu kesatuan sistem yang tersusun dari banyak tulang yang menunjang

terbentuknya tubuh sebagai melekatnya otot. Karakteristik kerangka unggas

bersifat khas yaitu, ringan dan berisi udara. Hal ini disesuaikan dengan

kepentingan untuk bergerak cepat, berjalan dan terbang. Anggota gerak kepala

dan leher dapat digerakkan secara bebas untuk keperluan makan, merawat bulu,

dan kepentingan pertahanan.

1. Kerangka Ayam

Tulang ayam terdiri dari Os premaxilla, Os radius, Os clavikula,Os

mandibula, Os humerus, Os caorocoideus, Os nasal, Os toracalis, Os sternum, Os

frontale, Os scapula, Os tibula, Os occipitale, Os costae, Os fibia, Os kuadrate,

Os prosessus uncinatus,Os metatarsius, Os cervicalis, Os ilium, Os digiti pedis,

Os digiti ii,Os ischium, Os metacarpus, Os pubis, Os ulna, Os pygostyle. Hal ini

sesuai dengan pendapat Hakim (2014) yang menyatakan pengelompokan pada

kerangka ayam antara lain : Ossa trunci, merupakan tulang-tulang tubuh utama

yang merupakan tempat melekatnya kepala dan alat gerak (kaki dan sayap).

Termasuk dalam kelompok ini ialah Columna vertebralis (ruas tulang

belakang), Ossa costae (tulang rusuk), dan Os Sternum (tulang dada). Ossa

extremitates (alat gerak) terdiri atas: Axtremitas anterior/superior (sayap)


tersusun atas : Shoulder girldle (tulang-tulang bahu) yang sifatnya tidak dapat

bergerak. Terdiri atas Os scapula, Os coracoideus, dan Os clavicula. Region

brachii (daerah legan atas), terdapat : Os humerus. Region antibrachii (daerah

lengan bawah), tersusun atas: Os radius dan Os ulna. Ragio manus (daerah

tangan), terdiri atas: Carpus (os carpi radiale dan Os carpi ulnare), Metacarpus,

dan Digiti. Axtremitas posterior (kaki), tersusun atas: Pelvis (panggul), anggota

tubuh yang tidak dapat bergerak, terdiri dari Os ilium, Os ischium, dan Os pubis.

Regio femoris (daerah paha) terdapat Os tibia dan Os fibula serta Regio

manus (daerah telapak kaki) yang dibedakan atas: Os tarsi dan Os metatarsi yang

tergabung membentuk Os tersometatarus. Ossa caranii (tulang – tulang kepala)

terdapat tulang nasal (hidung), maxila (rahang atas), mandibula (rahang bawah),

occipital (tulang kepala belakang), lacrimal (tulang kelenjar air mata).

2. Kerangka Angsa

Tulang angsa terdiri dari dari Os premaxilla, Os radius, Os clavikula,Os

mandibula, Os humerus, Os caorocoideus, Os nasal, Os toracalis, Os sternum, Os

frontale, Os scapula, Os tibula, Os occipitale, Os costae, Os fibia, Os kuadrate,

Os prosessus uncinatus,Os metatarsius, Os cervicalis, Os ilium, Os digiti pedis,

Os digiti ii,Os ischium, Os metacarpus, Os pubis, Os ulna, Os pygostyle. Hal ini

sesuai dengan pendapat Robertus (2013), yang menyatakan bahwa angsa memiliki

dua pasang Ekstremitas, yaitu Ekstremitas anterior dan Ekstremitas posterior.

Ekstremitas anterior biasanya digunakan oleh angsa untuk terbang tetapi tidak

untuk angsa yang bertubuh besar, hal ini terjadi karena angsa hidup di darat dan di
air. Ekstremitas posterior biasanya digunakan untuk berjalan dan mencari

mangsa.

3. Kerangka tubuh Entok.

Tulang entok terdiri dari dari Os premaxilla, Os radius, Os clavikula,Os

mandibula, Os humerus, Os caorocoideus, Os nasal, Os toracalis, Os sternum, Os

frontale, Os scapula, Os tibula, Os occipitale, Os costae, Os fibia, Os kuadrate,

Os prosessus uncinatus,Os metatarsius, Os cervicalis, Os ilium, Os digiti pedis,

Os digiti ii,Os ischium, Os metacarpus, Os pubis, Os ulna, Os pygostyle. Hal ini

sesuai dengan pendapat Budi (2012), yang menyatakan bahwa kerangka entok

yang diamati bagian-bagiannya terdiri dari Mandible, Incisive, Nasal, Lacrimal,

Quadrate, Occipital, Atlas, Epistropheus, Humerus, Ulna, Radius, Metacarpus,

Phalanges, Clavicle, Coracoid, Scapula, Sternum, Illium, Ischium, Pubis,

Pygostyle, Femur, Patella, Fibula, Tibia dan Metatarsus.

4. Perbedaan Kerangka pada Ayam, Angsa dan Entok

Jumlah tulang leher (Vertebrae cervicalis) pada kerangka ayam, kerangka

angsa dan kerangka entok berbeda-beda, Vertebrae cervicalis pada kerangka

ayam dan entok sama masing-masing berjumlah 12 ruas, sedangkan pada

kerangka angsa 14 ruas. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Budi (2012), yang

menyatakan bahwa tulang leher berbeda jumlah untuk setiap jenis unggas. Pada

ayam berjumlah 13-14 ruas, itik 15 ruas dan angsa 17-18 ruas. Bentuk leher

demikian ini berfungsi sebagai pegas yang mampu memerangi pengaruh tekanan

balik dari tubuh terhadap pada saat unggas mendarat setelah terbang. Padahal dari
hasil pengamatan ternyata Vertebrae cervicalis pada kerangka ayam dan entok

sama masing-masing berjumlah 12 ruas.

Jumlah tulang rusuk (Os costae) pada kerangka ayam, kerangka angsa

dan kerangka entok berbeda-beda, Os costae pada kerangka ayam dan itik sama

masing-masing berjumlah 8, sedangkan pada kerangka angsa berjumlah 9 ruas.

Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Budi (2012), yang menyatakan bahwa tulang

rusuk ada 7, yang pertama dan kedua bebas sedangkan yang lima menempel pada

sternum. Cortal cartilages pada entok tidak ada. Tulang rusuk kedua sampai

keenam masing-masing mempunyai sebuah proses pelepasan yang saling

melengkapi tulang rusuk berikutnya. Tulang dada sangat luas sekali, mempunyai

sebuah punggung bukit yang sangat menyolok di tengah. Carina yang meningkat

adalah daerah yang ada untuk pelengkap otot terbang. Permukaan belakang tulang

dada yang berkembang adalah cekung, dan itu dibentuk oleh dasar tulang dada

secara terus-menerus dan rongga perut. Padahal dari hasil pengamatan ternyata Os

costae pada kerangka ayam dan itik sama masing-masing berjumlah 8, sedangkan

pada kerangka angsa berjumlah 9 ruas.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karakteristik kerangka unggas berbagai khas, yaitu ringan dan berisi

udara. Hal ini digunakan dengan kepentingan untuk bergerak cepat, berjalan,

terbang. Kerangka unggas terdiri dari Os premaxilla, Os radius, Os clavikula, Os

mandibula, Os humerus, Os caorocoideus, Os nasal, Os toracalis, Os sternum, Os

frontale, Os scapula, Os tibula, Os occipitale, Os costae, Os fibia, Os kuadrate,

Os prosessus uncinatus, Os metatarsius, Os cervicalis, Os iIlium, Os digiti pedis,

Os digiti ii,Os ischium, Os metacarpus, Os pubis, Os ulna, Os pygostyle.

Tulang leher berbeda jumlah untuk setiap jenis unggas, ayam berjumlah

13-14 ruas, itik 15 ruas dan angsa 17-18 ruas. Tulang rusuk ada 7, yang pertama

dan kedua bebas sedangkan yang lima menempel pada sternum. Cortal

cartilages pada entok tidak ada. Tulang rusuk kedua sampai keenam masing-

masing mempunyai sebuah proses pelepasan yang saling melengkapi tulang rusuk

berikutnya.

B. Saran

Adapun saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya kerangka unggas yang

tersedia lebih banyak agar proses pengamatan berjalan dengan efisien.


DAFTAR PUSTAKA

Akoso, B.T. 2010. Sistem Kerangka Unggas. Kaninus. Yogyakarta

Arifin, dkk, 2012. Osteologi Ternak Unggas. Universitas Brawijaya. Malang

Budi, Tri, 2012.Ilmu Peternakan Umum. Nuffic Universitas Brawijaya. Malang

Departemen Agama RI. 1976. Al Qur’an dan Terjemahannya. Bumi Restu.


Jakarta.

Dijaya, 2013. Penggemukan Itik Jantan. Penebar Swadaya. Jakarta

Hakim, Rahman, 2014. Penuntun ilmu ternak unggas. Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddinn
Makassar

Haryono. 2010. Langkah‐Langkah Teknis Uji Kualitas Telur Konsumsi Ayam Ras.
Temu teknis Fungsional non Peneliti. Balai Penelitian Ternak. Bogor

Kear, 2011. Klasifikasi Angsa. Universitas Indonesia. Jakarta

Novi, 2011. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. Universitas


Indonesia Press. Jakarta

Riyanto, 2011. Klasifikasi Ternak Unggas. Agro Media. Jakarta

Robertus, H.S. 2013. Ternak Unggas. PT. Grasindo. Jakarta

Rose, 2010. Principles of Poultry Sciens. CAB International. London

Sandi. 2011.Ternak Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Sarwono. 2013. Anatomi, Morfologi dan Fisiologi Ternak Unggas. Penebar


Swadaya. Jakarta

Suprijatna, ddk. 2010. Sistem Kerangka Unggas. Gramedia. Jakarta

Tim Dosen. 2015. Penuntun ilmu ternak unggas. Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin:
Makassar.

Yuwanta, 2014. Sistem Kerangka dan Susunan Tulang. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai