Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TERNAK UNGGAS


SISTEM PENCERNAAN UNGGAS

Disusun oleh :
Rizky Nikmatullah
19/443033/PT/08165
Kelompok XL

Asisten : Alivia Kurnia Rahmadany

LABORATORIUM ILMU TERNAK UNGGAS


DEPARTEMEN PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
PENDAHULUAN
Pencernaan merupakan salah satu sistem yang mengatur mengenai
penyerapan pakan yang dibutuhkan oleh tubuh ternak melalui pemecahan
makromolekul pakan menjadi mikromolekul dengan tujuan agar ternak dapat
menyerap nutrisi pakan dengan mudah. Pada unggas terjadi proses
pencernaan pakan dibagi atas tiga proses yaitu secara mekanik yang
terdapat pada ventrikulus. Proses pencernaan secara kimiawi yang terjadi di
dalam proventrikulus dan proses pencernaan secara mikrobiologi yang terjadi
di dalam sekum ( Zuprizal, 2006 ). Penyerapan nutrisi yang baik dari pakan
akan membantu dalam meningkatkan bobot badan pada unggas (Pertiwi et
al, 2017).
Menurut Nasrin et al. ( 2012 ) saluran pencernaan unggas terdiri atas
paruh, oesophagus, proventriculus, gizzard, small intestine, dan large
intestine. Seluruh organ pencernaan unggas ini memiliki kesinambungan satu
sama lain dalam mencerna pakan dan memiliki fungsi sebagai fungsi
imunologis yang membantu mempertahankan kestabilan di dalam tubuh
unggas. Untuk mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem pencernaan
beserta fungsi nya bagi unggas, dilakukan percobaan praktikum berikut ini.
Tujuan dilakukannya praktikum adalah agar kita sebagai praktikan
dapat mengetahui ragam dan variasi dari sistem pencernaan pada unggas
terutama pada ayam dan bagaimana kinerja dari organ pencernaan tersebut.
Setelah dilakukannya praktikum ini akan didapatkan manfaat yaitu dapat
mengetahui bagaimana fungsi-fungsi organ pencernaan ayam tersebut.
MATERI DAN METODE
Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum sistem pencernaan ayam
yaitu scalpel, kamera, gunting bedah, plastik bening 1×1 m, trashbag, dan
kain lap.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum sistem pencernaan
yaitu ayam layer afkir dan ayam jantan yang disembelih tetapi masih utuh
organ pencernaan dan reproduksinya.
Metode
Metode yang digunakan yaitu menonton video pembelajaran melalui
platform youtube dengan cara mengamati organ pencernaan ayam untuk
mengetahui perbedaan dan fungsi dari masing-masing organ tersebut.
PEMBAHASAN
Sistem Pencernaan

Gambar 1. Sistem pencernaan ayam


Pada unggas sistem pencernaan pakan dibagi atas tiga proses yang
dapat membantu mereka dalam proses pemecahan dan pencernaan pakan.
Proses pencernaan tersebut terdiri dari pencernaan secara mekanik yang
terdapat pada ventrikulus. Proses pencernaan secara kimiawi yang terjadi di
dalam proventrikulus dan proses pencernaan secara mikrobiologi yang terjadi
di dalam sekum ( Zuprizal, 2006 ).

Pembahasan data:
Paruh
Paruh merupakan organ awal pada saluran pencernaan unggas yang
merupakan saluran awal masuknya pakan ke dalam sistem pencernaan
unggas. Paruh tidak memiliki fungsi gigi sehingga tidak dapat memecah
pakan yang dikonsumsi. Bentuk paruh pada unggas menyebabkan unggas
tidak menyukai makanan dalam bentuk mash, terutama unggas yang masih
muda. Hal ini akan menyebabkan pakan mudah lengket pada paruh dan
membuat unggas tersedak ( Widodo, 2018 )
Paruh juga memiliki ciri yang dapat dilihat secara visual menggunakan
mata yang dapat membedakannya dari organ lainnya. Ciri itu terdiri dari
beberapa aspek seperti pada bentuk dan tekstur nya yang runcing dan tajam
serta keras saat dipegang. Paruh bisa disebut sebagai organ pencernaan
unggas yang paling keras diantara yang lainnya. Menurut Widodo. ( 2018 )
paruh tersusun atas jaringan tanduk yang disebut keratin serta didalamnya
dilengkapi dengan lidah yang mengandung sekresi enzim saliva. Pada
bagian depan lidah unggas juga tidak terdapat alat perasa.
Paruh sendiri memiliki fungsi yang sangat penting bagi pencernaan
yaitu merupakan proses masuknya pakan yang akan diteruskan nantinya ke
dalam oesophagus. Lidah pada unggas juga memiliki fungsi sebagai
pendorong pakan yang masuk ke dalam paruh karna tidak adanya gigi yang
dapat menghancurkan pakan tersebut. Sekresi saliva di dalam kelenjar ludah
juga memiliki fungsi dalam membantu penelanan pakan tersebut ( Widodo,
2018 ).
Oesophagus
Oesophagus merupakan saluran pencernaan terusan setelah paruh.
Organ ini terletak diantara rongga mulut sebelum lambung. Ukuran
oesophagus pada tiap ternak itu berbeda-berbeda. Faktor yang
mempengaruhi perbedaan itu adalah umur, bangsa, pakan dan lingkungan
( Usman, 2010 ).
Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung
yang merupakan jalan makanan dari mulut hingga permulaan tembolok.
Panjang organ ini mencapai 20 sampai 25 cm dengan berat antara 5 sampai
7,5 gram ( Teme et al. 2019 ). Pada dinding oesophagus juga disekresikan
cairan mukosa.
Oesophagus sendiri memiliki fungsi dalam meneruskan pakan yang
masuk ke paruh menuju tembolok ( Widodo, 2018 ). Terdapat gerakan
peristaltik yang mendorong pakan masuk ke bawah menuju tembolok. Cairan
mukosa sendiri berperan dalam membantu oesophagus dalam menelan dan
mendorong pakan
Crop
Crop atau disebut juga dengan tembolok merupakan organ lanjutan
dan pelebaran dari oesophagus. Organ ini ditemukan di bagian yang
berdekatan dengan oesophagus. Tembolok hanya terdapat pada bangsa
unggas yang merupakan pemakan biji-bijian, dan tidak terdapat pada bangsa
unggas pemakan serangga ( Masyitha et al, 2015 ).
Crop berbentuk seperti tonjolan dengan kapasitas penyimpanan
pakannya mencapai 250 gram. Crop dilapisi oleh epithelium squamosa
berlapis dan memiliki kelenjar yang dapat menghasilkan cairan mukus
(Masyitha et al, 2015). Bentuk tembolok pada tiap unggas itu berbeda-beda
tergantung dari kebiasaan makan unggas tersebut.
Masyitha et al. (2015) juga menjelaskan bahwa fungsi daripada crop
itu sendiri adalah menerima dan menyimpan makanan sementara sebelum
masuk ke dalam proventrikulus, terutama pada saat memakan makanan
dalam jumlah besar. Oleh karna itu crop memiliki kapasitas penyimpanan
yang besar karna digunakan untuk penyimpanan dalam skala yang sangat
besar. Fungsi cairan mukus pada crop adalah sebagai cairan lubrikasi yang
dapat melunakkan pakan.
Kenyang secara fisik terjadi saat ayam berhenti makan dikarenakan
kapasitas crop yang telah terpenuhi. Kapasitas yang penuh tersebut
menyebabkan crop tidak bisa melanjutkan mencerna pakan karna sudah
tidak sanggup menyimpan pakan lagi. Kenyang secara kimia terjadi saat
sumber energi yang dibutuhkan unggas telah terpenuhi melalui pakan yang
dimakan oleh unggas.
Proventrikulus
Proventrikulus disebut juga sebagai lambung sejati karna terjadi
sekresi cairan lambung didalamnya. Teme et al. (2019) menyatakan bahwa
proventrikulus merupakan lambung kelenjar tempat terjadinya pencernaan
secara enzimatik. Lama waktu digesta dalam proventrikulus relatif singkat,
maka pencernaan yang terjadi di organ ini hanya signifikan untuk protein.
Terdapat syaraf vagus dan hormon gastrin yang akan menghasilkan
sekresi HCl dan Pepsinogen. Teme et al. (2019) menyatakan bahwa bagian
kranial proventrikulus berbatasan langsung dengan oesophagus dan kaudal
berbatasan dengan ventrikulus. Sel kelenjar akan mengeluarkan cairan
kelenjar pada saat makanan melewati proventrikulus dengan gerakan
peristaltik.
Proventrikulus berfungsi dalam pencernaan makanan dibantu oleh
sekresi enzim yang terdapat didalamnya. Teme et al. (2019) menyatakan
bahwa dinding proventrikulus akan mensekresikan asam klorida, enzim dan
getah lambung yang berfungsi dalam mencerna protein beserta lemak.
Gizzard
Gizzard merupakan organ pencernaan yang hanya dimiliki oleh
unggas. Terjadi pencernaan secara mekanik pada gizzard. Menurut Pangesti
et al. (2016) ukuran gizzard sangat ditentukan oleh konsumsi pakan ternak,
dimana semakin banyak pakan yang dikonsumsi akan semakin tebal dan
berat pula gizzard.
Gizzard disebut juga muscular stomach karna terdapat otot-otot yang
kuat yang disebut gizzard teeth (Widodo, 2018). Terdapat juga grit dan
batuan yang memiliki fungsi tertentu didalam gizzard. Terdapat juga lapisan
kolin pada gizzard. Gizzard sendiri berbatasan dengan proventrikulus dan
usus halus.
Gizzard sendiri berfungsi dalam penghancuran pakan yang masuk
dengan cara melakukan penggilingan dan pelumatan (Widodo, 2019). Otot-
otot dan grit pada gizzard memiliki peranan penting dalam proses
penggilingan tersebut. Lapisan kolin sendiri memiliki fungsi sebagai pelindung
gizzard dari luka yang disebabkan oleh gesekan dari grit tersebut.
Small Intestinum
Usus halus merupakan bagian lanjutan berupa saluran yang sangat
panjang. Usus halus memiliki tiga bagian yaitu duodenum yang terjadi
pencernaan secara enzimatis, jejunum merupakan bagian kedua yang
berbatasan dengan usus dua belas jari dan ileum serta ileum yang
merupakan usus yang merentang dari jejunum sampai ke katup ileosekal.
Ukuran usus halus dipengaruhi peningkatan kecernaan protein dan panjang
vili dari masing-masing bagian ( Satimah et al. 2019 ).
Duodenum dan ileum dipisahkan oleh Meckel’s diverticulum (Widodo,
2018). Bagian ini terlihat jelas apabila nutrien didalam usus halus terpenuhi.
Pada masing-masing bagian usus halus juga terdapat vili-vili halus yang
memiliki fungsi sebagai penyerapan nutrien.
Duodenum memiliki fungsi dalam penyerapan awal pada nutrien.
Nutrien tersebut selanjutnya akan diserap oleh jejunum. Fungsi ileum adalah
sebagai tempat penyerapan air dan mineral meskipun beberapa penyerapan
nutrien lanjutan masih terjadi disini (Shivus, 2014).
Coecum
Coecum merupakan organ pencernaan lanjutan setelah usus halus
dimana terjadi pencernaan secara mikrobiologi didalamnya. Pencernaan
secara mikrobiologis ini bertujuan dalam pencernaan nutrien yang
sebelumnya terlewatkan di dalam usus halus terutama serat kasar
(Varestegani dan Dahlan, 2014). Dari organ ini akan naik lagi ke ileum
melalui gerakan anti-peristaltik.
Coecum memiliki panjang dari 10 sampai 15 cm yang letaknya
bersimpangan dengan usus halus maupun usus besar. Terdapat mikroflora
yang mencerna secara fermentatif ( Widodo, 2018). Bakteri selulolitik dan
bakteri hemiselulolitik memilki peranan yang sangat besar dalam penyerapan
didalam organ ini.
Mikroflora pada Coecum memiliki peranan dalam mencerna secara
fermentatif dari serat kasar digesta yang tidak terceran di dalam usus halus
(Widodo, 2018). Bakteri selulolitik dan hemiselulolitik juga memberi peranan
yang utama bagi penyerapan absorbsi air dan mineral lainnya pada organ.
Hasil yang akan didapatkan adalah volatil fatty acyd berupa asam asetat,
asam propionat, dan asam butirat.
Serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat, terdiri dari selulosa
dan lignin yang tidak dapat dicerna serta hemiselulosa yang sedikit dapat
dicerna oleh mikrobia pada sekum. Bakteri selulolitik merupakan bakteri yang
memiliki kemampuan menghidrolisis selulosa kompleks menjadi
oligosakarida yang lebih kecil hingga menjadi glukosa dengan menggunakan
enzim selulosa (Safika dan Jalaludin, 2017).
Usus Besar
Usus besar atau disebut juga dengan large intestinum merupakan
saluran lanjutan dalam sistem pencernaan unggas. Saluran ini adalah
kelanjutan dari persimpangan coecum menuju kloaka dalam urutan sistem
pencernaan unggas ( Naufa, 2013 ). Ukuran dari usus besar dipengaruhi oleh
pakan dan kandungan air.
Yuwanta (2004) menyatakan bahwa usus besar dinamakan juga
intestinum crissum memiliki ukuran panjang mencapai 7 cm. Rektum juga
merupakan bagian usus besar sebelum menuju kloaka. Terdapat juga kolon
yang merupakan bagian utama pada usus besar.
Usus besar memiliki fungsi dalam reabsorbsi air dengan tujuan agar
feses yang dikeluarkan nantinya tidak terlalu lembek karna kebanyakan
cairan. Sedangkan rektum merupakan tempat penyimpanan sementara feses
sebelum nantinya akan dikeluarkan melalui rektum ( Widodo, 2018 ).
Kloaka
Kloaka adalah bagian terakhir dalam saluran pencernaan pada unggas
dan merupakan pengeluaran dari sisa-sisa pakan yang telah diserap nutrien
nya. Kloaka berfungsi sebagai tempat keluarnya ekskreta ( Naufa, 2013 ).
Ekskreta sendiri merupakan feses yang bercampur dengan urin sehingga
berbentuk lembek saat dikeluarkan.
Kloaka terbagi atas tiga saluran pelepasan yaitu urodeum yang
merupakan muara dari saluran urin dan kelamin, cuprodeum sebagai muara
saluran makanan dan proctodeum sebagai saluran keluarnya feses
(Muharlien, 2017).

Anda mungkin juga menyukai