Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM I

ILMU TERNAK UNGGAS


Sistem Pencernaan Unggas

Oleh:
Nama
Nim
Kelas
Kelompok
Asisten

: ASRIAMIN MURSADAT S
: L1A1 14 220
:E
:I
: ASHAR

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNUVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

I.Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pencernaan

adalah

penguraian

bahan

makanan ke dalam zat- zat

makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh
jaringan jaringan

tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses

mekanis dan khemis dan dipengaruhi oleh banyak factor.


Saluran Pencernaan dapat di anggap sebagai tabung memanjang yang
dimulai dari mulut sampai anus dan pada bagian dalam dilapisi oleh
mukosa. Sistem

pencernaan terdiri dari seluran pencernaan dan organ

asosori. Saluran pencernaan merupakan organ yang menghubungkan dunia


luar dengan dunia dalam tubuh hewan, yaitu proses metamolik di dalam
tubuh.
Sistem pencernaan unggas berbeda dengan pencernaan hewan lainnya.
Unggas tidak memiliki gigi sehingga tidak terjadi pencernaan mekanik di dalam
beak. Makanan akan langsung melewati esophagus dan selanjutnya menuju
tembolok yang disertai dengan sekresi mukus oleh tembolok yang berfungsi
sebagai pelumas untuk menghaluskan makanan. Tembolok merupakan organ
penyimpanan makanan sementara, kapasitas tembolok mampu menampung bolus
hingga 250 g. Organ ini banyak terdapat saraf yang berhubungan dengan pusat
lapar- kenyang di hipotalamus sehingga banyak sedikitnya pakan di dalam
tembolok mempengaruhi tindakan makan atau menghentikan makan. Setelah
melewati pelumasan di dalam tembolok, selanjutnya makanan akan menuju pada
lambung kelenjar atau proventriculus serta disekresikan enzim pepsin dan amilase
oleh organ tersebut. Makanan berlanjut pada tahap pencernaan di gizzard

yaitu lambung yang tersusun oleh otot yang kuat berisi pasir atau bebatuan yang
akan menghancurkan makanan. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu
diadakannya praktikum ilmu ternak unggas dengan judul organ pencernaan pada
ayam broiler.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui organ pencernaan beserta fungsinya pada ternak unggas.
2. Untuk mengetahui deskripsi dari saluran pencernaan ternak unggas.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:
1. Dapat mengetahui organ pencernaan beserta fungsinya pada ternak unggas.
2. Dapat mengetahui deskripsi dari saluran pencernaan ternak unggas.

II.
2.1. Waktu dan Tempat

Metodeologi Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 Maret 2016, mulai
dari jam 09.00 sampai selesai, bertempat di laboratorium pakan fakultas
peternakan universitas halu oleo.
2.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1 di
bawah ini.
Tabel 1. Alat yang digunakan
No Nama Alat
Kegunaan
.
1.
Talang
Untuk menyimpan organ saluran pencernaan ternak
unggas
2.
Pisau
Untuk memotong dan memisahkan organ saluran
pencernaan ternak unggas.
3.
Gunting
Untuk membelah usus halus dan usus besar pada ternak
unggas
4.
Timbangan
Untuk mengukur berat organ saluran pencernaan unggas.
5.
Hp
Untuk dokumentasi
6.
Alat tulis
Untuk mencatat hasil pengamatan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan yang digunakan
No. Nama Bahan
1.
Organ Pencernaan Ayam Broiler

Kegunaan
Sebagai objek pengamatan

2.3. Metode Praktikum


Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengamati organ pencernaan pada ternak unggas.


Memotong dan memisahkan saluran pencernaan pada ternak unggas.
Membelah usus halus dan usus besar pada saluran pencernaan unggas.
Menimbang organ pencernaan pada ternak unggas.
Mengambil gambar atau dokumentasi.
Mencatat hasil pengamatan.

III.

Hasil dan Pembahasan

3.1. Hasil Praktikum


Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum ini dapat dilihat pada tabel 3
di bawah ini.
Tabel 3. Hasil Pengamatn pada praktikum
No Nama Organ
Berat (gram)
Deskripsi
.
1.
Mulut
2.
Oesophagus
6
Tekstur lunak, berwarna putih kekuningkuningan, bagian dalam terdapat lendir
sehingga licin saat disentuh.
3.
Tembolok
9
Tekstur lunak, berwarna putih kekuningkuningan, terdapat cairan seperti lendir
sehingga licin saat disentuh.
4.
Proventriculus
9
Tekstur lunak, warna putih kekuningan
dan sedikit berwarna merah, terdapat
sedikit pakan berwarna kuning.
5.
Vemtriculus
20
Tekstur keras, didalam terdapat pakan
halus dan bebatuan kecil, otot
memanjang, berwarna merah tua dan
pada tengah ada selaput berwarna putih.
6.
Duodenum
6
Warna merah muda,kekuning-kuningan,
tekstur lunak, licin (banyak mukosa),
pakan berbentuk cairan.
7.
Jejunum
14
Warna merah muda,kekuning-kuningan,
tekstur lunak, licin (banyak mukosa),
pakan berbentuk cairan.
8.
Ileum
8
Warna merah muda,kekuning-kuningan,
tekstur lunak, licin (banyak mukosa),
pakan berbentuk cairan.
9.
Usus besar
5
Tersusun otot polos, warna bening
kekuningan, tekstur lunak,licin, tipis,
pakan berbentuk cairan dan berbau.
10. Coecum
5
Warna bening kekuningan, pakan
berwarna hijau tua dan berbau, terdapat
lender, licin dan lunak, terdapat 2 buah.
11. Kloaka
10
Melekat pada usus besar, pakan keluar
berbebtuk eksreta.
12. Hati
25
Berwarna hijau tua, tekstur lunak, halus,

banyak pembuluh darah.


13.

Pancreas

14.

Empedu

Melekat diusus halus, banyak pembuluh


darah, warna kekuning-kuningan.
Berwarna hijau tua, terdapat sedikit
lemak, tekstur padat, dan lunak.

3.2. Pembahasan
1. Mulut.
Mulut unggas umumnya disebut dengan paruh. Mulut sangat penting
untuk proses pengambilan makanan. Selain untuk mengambil mulut pada unggas
berfungsi untuk menyobek,memecahkan makanan atau mangsanya. Bentuk paruh
unggas bermacam-macam menyesuaikan dengan makanan utamanya. Unggas
akan memilih-milih makanan sesuai dengan ukuran mulut atau paruhnya.
Menurut Amrullah (2004) bentuk paruh pada unggas disuaikan dengan bentuk
makananyaparuh runcing jika makanan utamanya adalah bijian kecil, dan
berbentuk runcing bengkok dapat digunakan untuk menyobek mangsanya dan
memecah bijian yang besar yang keras serta berbentuk seperti sendok sehingga
mudah digunakan untuk menyaring dan menangkap makanan yang bercampur
air.Mulut pada unggas ditandai dengan tidak adanya bibir, pipi, dan gigi.
Pengganti fungsi gigi pada mulut unggas terdapat pada lidah dan juga paruh
Terjadi proses pencernaan enzimatis dimulut dengan bantuan enzim saliva
dalam jumlah sedikit. Ezim dikeluarkan dalam mulut juga untuk membantu pada
proses penelanan. Makanan selama dalam mulut tidak terjadi mastikasi, karena
makanan lewat dengan cepat masuk lewat oesophagus. Menurut Yuwanta (2004),

mulut menghasilkan saliva yang mengandung amylase danmaltase saliva dan


produksi saliva 7 sampai 30 ml/ hari tergantung pada jenis pakan. Sekresi saliva
dipacu oleh syaraf parasimpatik.
2. Oesophagus
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui berat oesophagus ayam 6
gram.Oesopagus membentang disepanjang leher dan thorax, kemudian berakhir di
proventriculus, merupakan penghubung antara dasar mulut (pharynx) dengan crop
dan ventriculus. Oesophagus menghasilkan mukosa yang berfungsi untuk
membantu melicinkan pakan menuju tembolok (Yuwanta, 2004). Berat
oesophagus antara berat antara 5 sampai 7,5 gram. Perbedaan yang dapat terjadi
yaitu dikarenakan oesophagus didalam kepala tidak ikut diukur atau masih
menempel didalamnya sehingga tidak dapat dikeluarkan (Neil, 2005), Berat
oesophagus ayam tidak pada kisaran normal. Hal tersebut berkaitan dengan data
panjang oesophagus yang tidak terukur karena sisanya berada didalam
kepala.Perbedaan ini juga dapat dipengaruhi oleh pemberian pakan atau jenis
pakan yang dikonsumsi, penyakit, umur, dan jenis unggas (Yuwanta, 2004).Hal
tersebut juga sesuai dengan pendapat Sarwono (1998) bahwa Faktor yang
mempengaruhi adanya perbedaan dari panjang oesophagus kedua ayam adalah
jumlah pakan yang dikonsumsi, jenis pakan, umur dan jenis kelamin.
3.

3. Tembolok (crop)

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui berat tembolok ayam


adalah 9 gram. Menurut Neil (2005), berat crop ayam berkisar antara 8 sampai 12
gram. Menurut Crompton (1999) sebelum kerongkongan memasuki rongga tubuh,
ada bagian yang melebar di salah satu sisinya menjadi kantong yang dikenal
sebagai crop (tembolok).Tembolok merupakan modifikasi dari oesophagusyang
berperan sebagai tempat penyimpanan pakan, pakan disimpan dalam tembolok
hanya sementara. Dalam tembolok sedikit bahkan tidak terjadi proses pencernaan,
kecuali pencampuran sekresi saliva dari mulut yang dilanjutkan aktifitasnya di
tembolok
Tembolok pada burung merpati memiliki keistimewaan tersendiri.
Tembolok merpati dapat menghasilkan susu tembolok (pigeon milk) yang kaya
akan protein untuk campuran pakan anak-anaknya. Mekanisme terbentuknya susu
tembolok merpati adalah adanya respon dari sekresi hormon prolaktin yang timbul
saat merpati mengeram Di samping itu terdapat beberapa bakteri yang aktif yang

dapat menghasilkan asam organik, yaitu asam asetat dan asam laktat. Tembolok
terdapat syaraf yang berhubungan dengan pusat kenyanglapar di hipotalamus,
sehingga banyak sedikitnya pakan yang terdapat dalam tembolok akan
memberikan respon terhadap syaraf untuk makan atau menghentikan makan
(Yuwanta, 2004).
Berdasarkan data yang diperoleh, berat tembolok ayam berada dikisaran
normal. Berat tembolok yang ada di atas kisaran normal dapat terjadi karena
pencucian kurang bersih dan mungkin saat penimbangan air yang menempel juga
ikut tertimbang.

Menurut Yuwanta (2004), Perbedaan tersebut terjadi karena

perbedaan pemberian pakan atau jenis pakan yang dikonsumsi, penyakit, umur,
dan jenis unggas. Tembolok unggas mampu menampung 250 gram pakan.
4. Proventriculus.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui proventriculus ayam


memiliki berat 9 gram. Menurut Neil (2005) mengatakan proventriculus memiliki

berat 7,5 sampai 10 gram. Data yang diperoleh untuk ayam termasuk dalam
kisaran normal.
Proventriculus adalah suatu peleburan dari kerongkongan sebelum
berhubungan dengan gizzard (empedal).Biasanya disebut glandula stomach atau
true stomach, tempat gastric juice diproduksi. Pepsin, suatu enzim untuk
membantu pencernaan protein, dan hydrochloric acid disekresi oleh glandular
cell, oleh karena pakan berlalu cepat melalui proventriculus maka tidak ada
pencernaan material pakan disini, akan tetapi sekresi enzim mengalir ke dalam
gizzard sehingga dapat bekerja disini (Muljowati, 2006).
5. Ventriculus/Gizzard.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui Gizzard ayam memiliki


berat 20 gram.Data ini lebih kecil dari data yang menyatakan berat gizzard adalah
25 sampai 30 gram.Pada unggas yang hidup secara berkeliaran, empedal lebih

kuat daripada ayam yang dipelihara secara terkurung dengan pakan yang lebih
lunak (Yuwanta, 2004).
Gizzard disebut juga muscular stomach (perut otot) atau empedal.
Lokasinya berada diantara ventriculus dan bagian atas usus halus.Fungsi utama
empedal adalah melumatkan pakan dan mencampur dengan air menjadi pasta
yang dinamakan chymne.Ukuran dan kekuatan empedal dipengaruhi oleh
kebiasaan makan ayam tersebut.Ayam yang dipelihara empedalnya lebih kuat dari
pada ayam yang dikurung (Yuwanta, 2004).
Mukosa permukaan gizzard mensekresikan coilin yang berfungsi
melindungi permukaan empedal terhadap kerusakan yang mungkin di sebabkan
oleh pakan atau zat lain yang tertelan. Didalam gizzard terjadi pencernaan secara
mekanik yang dibantu oleh grit (bebatuan) untuk membantu memecah pakan.
Partikel pakan yang lebar besar menyebabkan kontraksi juga semakin
cepat.Partikel pakan segera digiling menjadi partikel kecil yang mampu melalui
saluran usus. Material halus akan masuk gizzard dan keluar lagi dalam beberapa
menit, tetapi pakan berupa material kasar akan tinggal di gizzard untuk beberapa
jam. Gastric juice tidak dapat bekerja atau mencerna cellulose, biji-bijian dan
tidak dapat bekerja aktif sebelum makanan tadi dihaluskan dan dihomogenkan
oleh fungsi gizzard. Gizzard juga berfungsi sebagai filter, bahkan makanan yang
telah halus masuk kedalam duodenum satu menit setelah terbentuk ingesta
(Muljowati, 2006).
6.

6. Usus halus
Organ tubuh ini menghubungkan gizzard dengan usus besar.Di dalam
rongga perut usus halus digantungkan oleh selaput penggantung yang disebut
mesentrium.Usus halus berfungsi dalam digesti, absorpsi, penyerapan zat
makanan yang larut dalam garam organik.Usus halus secara anatomis dibagi
menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.Segmen yang pertama,
duodenum, bermula dari ujung distal gizzard.Bagian ini berbentuk kelokan,
disebut sebagai duodenal loop.Pankreas mensekresikan pancreatic juice yang
mengandung enzim amylase, lipase, dan tripsin.Jejunum dan ileum merupakan
segmen yang sulit dibedakan pada saluran pencernaan ayam.Beberapa ahli
menyebut kedua segmen ini sebagai usus halus bagian bawah (Suprijatna, 2005).
a. Duodenum.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui berat duodenum ayam


adalah 6 gram. Menurut Yuwanta (2004). Bagian ini terjadi pencernaan yang

paling aktif dengan proses hidrolisis dari nutrien kasar berupa pati, lemak, dan
protein.
b. Jejunum.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui berat jejunum ayam


adalah 14 gram. Jejunum merupakan kelanjutan dari duodenum yakni terjadi
pencernaan namun dengan frekuensi absorpsi yang masih kecil. Dalam jejunum
terjadi proses penyerapan zat makanan yang belum diselesaikan di duodenum
sampai tinggal bahan yang tidak dapat dicerna (Yuwanta, 2004).

c. Ileum

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui berat ileum pada ayam


adalah 8 gram. Ileum merupakan bagian usus halus yang paling banyak
melakukan absorpsi.Ileum mempunyai banyak vili-vili untuk memperluas bidang
penyerapan.Batas

antara

disebutmicelle diverticum.
7. Coecum

jejunum

dengan

ileum

berupa

tonjolan

kecil

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui berat coecum ayam


adalah 5 gram. Menurut Neil (2005), berat coecum berkisar antara 6 sampai 8
gram. Ayam memiliki berat coecum diatas kisaran normal.Hal ini dapat
disebabkan oleh perbedaan individu serta pakan yang dikonsumsi. Semakin tinggi
pakan mengandung serat kasar tinggi, maka coeca akan berkembang karena coeca
berfungsi untuk mencerna serat kasar. Dengan demikian, coecum pada itik lebih
berkembang daripada pada ayam (Yuwanta, 2004).Coecum terdiri atas dua coeca
atau saluran buntu yang berukuran panjang 20 cm. Di dalam Coecum terjadi
pencernaan mirobiologi, karena pencernaan serat kasar dilakukan oleh bakteri
pencernaan serat kasar (Yuwanta, 2004).
8. Usus besar

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui berat usus besar ayam


adalah 5 gram. Menurut Akoso (1998), berat normal rektum adalah 4 sampai 6
gram. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan pertumbuhan dan performa
ayam (Neil, 2005).Usus besar juga dinamakan intestinum crasum.Fungsi usus

besra yaitu untuk perombakan partikel pakan yang tidak tercerna oleh
mikroorganisme menjadi feses yang kemudian juga tercampur dengan urine
membentuk ekskreta. Feses dan urine sebelum dkeluarkan mengalami penyerapan
air sekitar 72% sampai 75%. Usus besar mempunyai panjang 7 cm (Yuwanta,
2004).
9. Kloaka
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui berat kloaka ayam yaitu
10 gram . Menurut Neil (2005), berat 6 gram sampai 8 gram. Berdasarkan data
yang diperoleh, Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan pertumbuhan dan
perfoma ayam (Neil, 2005).Kloaka merupakan penghubung usus besar dan anus,
dan muara bagi sisa-sisa hasil metabolisme dalam bentuk materi faeces dari usus
besar, telur dari oviduct dan urine dari ureter.Kloaka merupakan tempat keluarna
ekskreta karena urodeum dan cuprodeum terletak berhimpitan (Yuwanta, 2004).
10. Organ Accessories
a. Hati

Organ ini terdiri dari dua lobus yang berwarna cokelat dan terletak pada
daerah gizzard dan duodenum yang menghasilkan empedu berwarna kehijauan
dan bersifat alkali karena untuk menetralkan asam lambung. Hati berkerja sebagai
filter zat makanan yang telah diserap yang kemudian masuk ke dalam sirkulasi
darah. Fungsi utama hati dalam pencernaan dan absorpsi adalah produksi
empedu.Dalam getah empedu terdapat asam empedu yang berfungsi membantu
digesti lemak, mengaktifkan lipase pankreas dan membantu penyerapan asam
lemak, kolesterol dan vitamin yang larut dalam lemak (Yuwanta, 2004).Warna
kehijauan empedu disebabkan karena produk akhir destruksi sel darah merah,
yaitu biliverdin dan bilirubin (Amrullah, 2004).
Hati berperan dalam sekresi empedu, metabolisme lemak, protein,
karbohidrat, zat besi dan vitamin, detoksifikasi, pembentukan darah merah, dan
penyimpanan vitamin.Faktor-faktor yang memengaruhi bobot hati adalah bobot
tubuh, spesies, jenis kelamin, umur, dan bakteri patogenmenyatakan bahwa bobot
hati meningkat sejalan dengan meningkatnya umur, tetapi persentasenya konstan
terhadapbobot badan.
Berat hati ayam adalah 25 gram. Menurut Yuwanta (2004), berat hati
adalah 3% dari berat badan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berat hati
sesuai dengan kisaran normal karena kurang dari 3% berat badan.

b. Pankreas

Pankreas mensekresikan insulin dan getah pankreas yang berfungsi dalam


pencernaan pati, lemak, dan protein (Yuwanta, 2004). Berdasarkan praktikum
yang dilakukan diketahui berat pankreas ayam adalah 3 gram .Pankreas adalah
sebuah (glandula tubule alveolar) yang memiliki bagian endokrin dan
eksokrin.Bagian endokrin dari pankreas menghasilkan hormone insulin (sel beta)
dan glukagon (sel alfa). Bagian eksokrin menghasilkan getah pencernaan yang
menghasilkan

enzim

pepsinogen,

tripsinogen

mensekresikan getahpankreas (pancreatic

(Frandson,1992).

Pankreas

juice) yang berfungsi dalam

pencernaan pati, lemak, dan protein. Hati mensekresikan getah empedu yang
disekresikan ke dalam duodenum.

c. Kantung Empedu

Ayam memiliki kantong empedu tetapi beberapa jenis burung tidak.Dua


saluran empedu mentransfer empedu dari hati ke usus.Saluran kanan kantong
empedu terbentuk melebar, dimana sebagian besar empedu mengalir dan kadangkadang di tampung.Sementara pada seluran sebelah kiri tidak melebar.Oleh
karena itu, hanya sedikit empedu yang mengalir melelui bagian ini secara
langsung ke usus.Pada praktikum diketahui berat kantung empedu pada ayam
broiler adalah 2 gram.

IV.
Kesimpulan dan Saran
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Organ pencernaan unggas dan fungsinya: paruh berfungsi untuk mengambil
makanan, tembolok fungsinya menyimpan makanan, proventrikulus berfungsi
mencerna makanan secara kimiawi, ventriculus mencerna makanan secara
mekanik untuk memperkecil partikel makanan, usus halus berfungsi untuk
mencerna (protein, lemak, dan karbohidrat), ceca/ usus buntu berfungsi
mencerna makanan secara biologis, usus besar berfungsi untuk penyerapan air,
serta kloaka yang merupakan tempat bermuaranya eskreta. Adapun organ
accessories dan fungsinya: pankreas berfungsi menghasilkan getah pankreas
untuk menghidrolisis (pati, lemak, proteosa dan pepton), hati fungsinya untuk
menetralkan racun, dan kantung empedu berfungsi untuk mensekresi lemak.
2. Deskripsi organ pencernaan pada ternak unggas: a. oesophagus tekstur lunak,
berwarna putih kekuning-kuningan, bagian dalam terdapat lendir sehingga licin
saat disentuh, b. Crop/tembolok tekstur lunak, berwarna putih kekuningkuningan, terdapat cairan seperti lendir sehingga licin saat disentuh, c.
Proventriculus tekstur lunak, warna putih kekuningan dan sedikit berwarna
merah, terdapat sedikit pakan berwarna kuning, d. Ventriculus tekstur keras,
didalam terdapat pakan halus dan bebatuan kecil, otot memanjang, berwarna
merah tua dan pada tengah ada selaput berwarna putih, e. Usus halus warna
merah muda,kekuning-kuningan, tekstur lunak, licin (banyak mukosa), pakan
berbentuk cairan, f. Usus besar Tersusun otot polos, warna bening kekuningan,
tekstur lunak,licin, tipis, pakan berbentuk cairan dan berbau, g. Coecum warna
bening kekuningan, pakan berwarna hijau tua dan berbau, terdapat lender, licin

dan lunak, terdapat 2 buah, h. Kloaka melekat pada usus besar, pakan keluar
berbebtuk eksreta, i. Hati berwarna hijau tua, tekstur lunak, halus, banyak
pembuluh darah, j. Pankreas melekat di usus halus, banyak pembuluh darah,
warna kekuning-kuningan, k. Empedu berwarna hijau tua, terdapat sedikit
lemak, tekstur padat, dan lunak.
4.2. Saran
Adapun saran saya selama pelaksanaan praktikum Organ Dalam pada
Ternak Unggass ini adalah sebaiknya jadwal pelaksanaan praktikumnya tidak
digabung semua kelas, akibatnya pada saat praktikum banyak praktikan yang
tidak bisa mengikuti penjelasan dosen karena berdesak-desakan, dan kemudian
pada saat respon membutuhkan waktu yang sangat lama.

Daftar Pustaka
Alamsyah, R. 2005. Pengolahan ayam secara modern. PenebarSwadaya, Jakarta.
Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi ayam broiler.Lembaga Satu GunungbudiIPB. Bogor.
Muljowati, S, dkk. 2006. Dasar ternak unggas. Unsoed.Purwokerto.
Neil, A. C. 2005. Biology 2nd edition.The Benjamin Coming PublishingCompany
Inc. Pec Wood City.
Suprijatna, E. et al. 2005. Ilmu dasar ternak unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar ternak unggas. Kanisius.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai