Anda di halaman 1dari 14

BIOLOGI

ORGAN EKSKRESI PADA RUMINANSIA DAN


UNGGAS

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ir. Hj.Tinda Afriani, MP.

KELOMPOK 3
AGNES GEBRIA RIZKY 1910611040
ROSKI PERNAMA 1910611057
WULAN PERMATA SARI 1910611060
WAHYU MAULANA 1910611064
NISSA SEPTIANI 1910611068

UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS PETERNAKAN
PETERNAKAN
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil ‘Alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah


SWT. Yang telah memberikan kami beribu-ribu kenikmatan sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan/penyusunan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada sang mahkota alam
Nabi Muhammad SAW. Karena dengan perjuangan beliaulah kita bisa mengetahui
betapa pentingnya ilmu pengetahuan sebagai bekal kita hidup di dunia dalam
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Saya menyadari bahwa di dalam makalah ini banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu saya sangat mengharapkan kepada para pembaca untuk
menyampaikan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan dan
kesempurnaan makalah selanjutnya.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu yang telah
memberikan kami tugas dan juga kepada semua teman-teman yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Padang, 18 November 2019

KELOMPOK 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2
2.1 Pengertian Ekskresi................................................................................2
2.2 Organ Ekskresi Ternak Ruminansia.......................................................3
2.3 Organ Ekskresi Pada Ternak Unggas.....................................................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................11
3.1 Kesimpulan............................................................................................11
3.2 Saran .....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme seperti pencernaan,
respirasi dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan
menghasilkan limbah yang jika tidak dikeluarkan akan menyebabkan penyakit.
Limbah yang dihasilkan beraneka ragam bentuknya, mulai dari gas, cair, sampai
padat. Untuk itu, kita memerlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula.
Proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh disebut ekskresi. Kelebihan
air, garam-garam dan material-material organik (termasuk sisa-sisa metabolisme)
diekskresikan keluar tetapi substan yang esensial untuk fungsi-fungsi tubuh
disimpan. Material-material yang dikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk
terlarut dan ekskresinya melalui suatu proses filterisasi selektif. Manusia dan
hewan memiliki system ekskresi yang berbeda. Adapun yang melatarbelakangi
penulisan makalah ini adalah mengetahui kerja system ekskresi pada ternak
ruminansia dan unggas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Ekskresi?
2. Apa sajakah organ ekskresi pada Ruminansia?
3. Apa sajakah organ ekskresi pada Unggas?
1.3 Tujuan Pnulisan
Tujuan dari penyusunan makalahini adalah untuk mengidentifikasi tentang
system ekskresi pada ternak ruminansia dan unggas
1.4 Manfaat Penulisan
1. Dapatmengetahui organ ekskresi apa saja yang bekerja pada ternak
ruminansia.
2. Dapatmengetahui organ ekskresi apa saja yang bekerja pada ternak
unggas

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Ekskresi


Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolism tubuh, seperti
CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang
tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi
yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatan mahluk
hidup, semakin kompleks alat ekskresinya.
Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang
bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Karbon
dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang
berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak
berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun
sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah.
Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai
pelarut.
Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat
yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh.
Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan
dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna
empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati
dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi
urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin. Asam urat
merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia)
dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya
larutnya di dalam air rendah.
Sistem ekskresi merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena
sistem ekskresi tersebut membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap
ketidakseimbangan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu
sesuai kebutuhan. Sebagian besar sistem ekskresi menghasilkan urin dengan cara

2
menyaring filtrat yang diperoleh dari cairan tubuh. Sistem ekskresi sangat
beraneka ragam, tetapi semuanya mempunyai kemiripan fungsional. Secara
umum, sistem ekskresi menghasilkan urin melalui dua proses utama yaitu filtrasi
cairan tubuh dan penyulingan larutan cair yang dihasilkan dari filtrasi itu. Sistem
ekskresi pada hewan invertebrata sangat berbeda dengan sistem ekskresi pada
hewan vertebrata.Tetapi walaupun berbeda secara fungsional tetap mengeluarkan
urin dari filtrat zat-zat terlarut didalam tubuh yang tidak terpakai lagi, melalui
anus ataupun kloaka dan rectum. Jadi salah satu ciri makhluk hidup adalah
mengeluarkan zat sisa (Ekskresi), ketika makhluk hidup tidak bisa lagi
mengeluarkan zat sisa maka mkhluk hidup tersebut berada dalam kondisi tidak
sehata dan dapat menimbulkan kematian terhadap makhluk hidup tersebut.
Hasil sistem ekskresi dapat dibedakan menjadi :
1. Zat cair yaitu berupa keringat,urine,dan cairan empedu.
2. Zat padat yaitu berupa fases
3. Gas berupa CO2
4. Uap air beruoa H2O
2.2 Organ Organ Ekskresi Pada Ruminansia
A. Ginjal
Di dalam tubuh ternak ada sepasang ginjal, terletak disebelah kiri
dan kanan ruas tulang pinggang di dalam rongga perut.Letak ginjal kiri
lebih tinggi daripada ginjal kanan, karena di atas ginjal kanan terdapat hati
yang banyak mengambil ruang. Ginjal berfungsi menyaring darah.
Ginjal terdiri atas tiga bagian yaitu:
1. Kulit Ginjal (korteks)
2. Sumsum ginjal (medula)
3. Rongga ginjal (pelris)
Pada bagian kulit ginjal terdapat alat penyaring darah yang disebut
nefron. Setiap nefron tersusun dari badan Malpighi dan saluran panjang
(tubula) yang bergelung.Badan Malpighi tersusun dari glomerolus dan
simpai Bowman.Glomerulus berupa anyaman pembuluh kapiler darah,
sedangkan simpai Bowman berupa cawan berdinding tebal yang
mengelilingi glomerulus.Sumsum ginjal merupakan tempat berkumpulnya
pembuluh-pembuluh halus dari simpai Bowman.Pembuluh-pembuluh
halus tersebut mengalirkan urine ke saluran yang lebih besar dan bermuara

3
di rongga ginjal.Selanjutnya urine dialirkan melalui saluran ginjal (ureter)
dan ditampung di dalam kantong kemih.Jika kantong kemih banyak
mengandung urine, dinding kantong tertekan sehingga otot melingkar pada
pangkal kantong meregang. Akibatnya timbul rasa buang air
kecil.Selanjutnya urine dikeluarkan melalui saluran kemih (uretra).
1. Cara Kerja Ginjal
Darah yang banyak mengandung sisa metabolisme masuk ke ginjal
melalui pembuluh nadi ginjal.Cairan yang keluar dari pembuluh darah
masuk ke nefron. Air, gula, asam amino dan urea terpisah dari darah
kemudian menuju simpai Bowman. Proses ini disebut filtrasi. Dari sekitar
180 liter air yang disaring oleh simpai Bowman setipa hari, hanyau liter
yang diekskresikan sebagai urine.Sebagian besar air diserap kembali di
dalam pembuluh halus.Cairan dari simpai Bowman menuju ke saluran
pengumpul.Dalam perjalanan tersebut terjadi penyerapan kembali glukosa
dan bahan-bahan lain oleh aliran darah.Peristiwa ini disebut
reabsorpsi.Bahan-bahan seperti urea dan garam tidak direabsorpsi
bergabung dengan air menjadi urine.
Dalam keadaan normal, urine mengandung: air, urea dan ammonia
yang merupakan sisia perombakan protein. Garam mineral, terutama
garam dapur.Zat warna empedu yang memberi warna kuning pada
urine.Zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin, obat-obatan pada
hormone. Jika dalam urine terdapat protein, hal itu menunjukkan adanya
kerusakan di dalam ginjal. Dibawah ini keterangan dari ginjal ternak yaitu:
Sapi
 Berat : Kanan 700 Gram, Kiri 30 Gram Lebih Berat
 Ukuran : 20-22,5x10 Sampai 12,5x6,25cm
 Bentuk : Ada Lobulasi, Kanan Elips Dengan Ujung Kranial
Lebih Besar Dan Bulat. Kiri Terpuntir Menyerupai Buah Pear
Dengan Ujung Kranial Lebih Kecil
 Posisi : Kanan Ventral Rusuk Terakhir Dan Prosesus
Tranversus Lumbalis Ke 2 Atau 3 Yang Pertama. Kiri Sebelah
Kanan Bidang Median, Ventral Terhadap Vertebra Lumbalis 3-5

4
2. Ureter (Ductus Mesonephric)
Ureter adalah suatu saluran fibromusolur yang membawa urine dari
ginjal ke vesica urinaria. Panjang ureter tergantung dari besarnya
hewan.ureter kanan biasanya lebih panjang dari yang kiri sebab ginjal
kiri terletak lebih caudal dari pada yang kanan. Sepasang, Menuju Ke
Kaudal Dan Bermuara Langsung Ke Kloaka ( Urodeum ). Pada Aves
Kebanyakan Tidak Memiliki Kloaka (Soewasono, 1974).
3. Vesica Urinaria
Vesica urinaria merupakan ruangan tunggal. tempat bermuara
saluran-saluran kelamin, kencing, makanan. kloaka terbagi jadi 3
bagian :
1. Urodeum : tempat bermuara saluan kencing dan saluran kelamin
2. Coprodeum : Tempat Bermuara Saluran Makanan
3. Proctodeum : Lubang Keluar (Soewasono , 1974).
Aves seperti juga dengan reptil dalam urinari tetapi terdapat hal
yang berbeda, yaitu didalam kelas aves tidak memiliki vesica urinaria,
ureters dan vasa deferentia langsung menju ke cloaca. pada spesies
mamalia yang memiliki bentuk ginjal yang sangat khas menyerupai
kacang merah dan dalam ginjal memiliki lobus-lobus, dan terkadang
sama seperti kebanyakan hewan dewas lainya seperti kerbau, beruang,
anjing laut dan paus. Lobulasi terjadi banyak atau bahkan lebih yang
terdapat dalam ginjal, dan membuat bagian seperti piramid, bahkan
dibeberapa sepesies hewan bergabung dan berakhir pada bagian apikal
menjadi sebuah papila. hal ini terjadi di banyak monyet, karnivora dan
tikus (Gegenbaur: 1981).
B. Kulit
Melalui kulit dikeluarkan zat sisa berupa keringat. Kulit terdiri atas
tiga lapisan yaitu:
1. Lapisan kulit ari (epidermis)
Kulit ari tersusun dari dua lapisan yaitu lapisan tanduk dan lapisan
malpighi. Lapisan tanduk adalah bagian kulit yang paling luar terdiri atas
sel-sel mati dan dapat mengelupas.Lapisan Malpighi terletak di bawah
lapisan tanduk dan terdiri atas sel-sel hidup.Pada lapisan Malpighi terdapat

5
pigmen yang memberi warna pada kulit dan melindungi kulit dari sinar
matahari.Bila lapisan Malpighi tidak mengandung pigmen, orang tersebut
dinamakan albino.
2. Lapisan kulit jangat
Kulit jangat berisi pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar
minyak, kantong rambut, ujung saraf perasa panas, dingin, nyeri, dan
sentuhan.Akar rambut dan batang rambut berada dalam kantong
rambut.Dekat akar rambut terdapat otot polos yang berfungsi menegakkan
rambut pada saat merasa dingin atau merasa takut.
3. Jaringan ikat bawah kulit
Jaringan ikat bawah kulit banyak mengandung lemak yang berguna
sebagai cadangan makanan, menahan panas tubuh, dan melindungi tubuh
bagian dalam terhadap benturan dari luar. Selain sebagai alat pengeluaran,
kulit juga berfungsi sebagai:
a) Pelindung tubuh terhadap kuman dari luar
b) Tempat menyimpan kelebihan lemak dan Pengatur suhu tubuh
c) Tempat pembuatan vitamin D dan provitamin D
C. Hati
Hati terletak didalam rongga perut sebelah kanan di bawah
diafragma.Hati menghasilkan empedu yang kemudian ditampung dalam
kentong empedu dan disalurkan ke usus dua belas jari melalui saluran
empedu. Empedu berasal dari sel darah merah yang telah rusak dan
dihancurkan dalam limpa.
Selain sebagai alat ekskresi, hati berfungsi: 1) Mengatur kadar gula
dalam darah; 2) Menyimpan gula dalam bentuk glikogen; 3) Menetralkan
racun yang masuk ke dalam tubuh; 4) Sebagai tempat pembuatan
protombin dan fibrinogen; 5) Sebagai tempat pengubah provitamin A
menjadi vitamin A; 6) Sebagai tempat pembentukan urea.
D. Paru-paru
Pada proses pernafasan dihasilkan zat sisa berupa karbondioksida
dan uap air yang akan keluar melalui lubang hidung, zat sisa itu harus
dikeluarkan karena dapat mengganggu fungsi tubuh. Hewan ternak
memiliki sepasang paru-paru yang terletak di rongga dada. Paru-paru

6
berfungsi sebagai organ pernafasan yaitu menghirup oksigen dan
mengeluarkan CO2 + uap air.Uap air dan CO2 berdifusi di dalam alveolus
kemudian dikeluarkan melalui lubang hidung.
E. Colon
Terletak dalam rongga perut dengan panjang ± 1 meter. Terjadi
proses defekasi yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa hasil pencernaan
melalui anus. Hasil ekskresinya berupa zat padat yang disebut dengan
feces. Secara umum fungsi sistem ekskresi yaitu membuang limbah yang
tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh, mengatur konsentrasi dan
volume cairan tubuh (osmoregulasi) empertahankan temperatur tubuh
dalam kisaran normal (termoregulasi), homeostatis.
2.3 Organ Ekskresi Pada Unggas

Gambar 2.1 saluran Ekskresi pada Unggas

A. Ginjal
Ginjal berfungsi reabsorpsi zat yang masih digunakan kembali dan
pengeluran urin sehingga terjadi keseimbangan osmosis cairan tubuh. Hal
ini sesuai dengan pendapat Yuwanta (2010) yang menyatakan ginjal
berfungsi sebagai system pembuangan air dan menjaga keseimbangan

7
osmosis bagi cairan tubuh. Pada unggas terdapat dua buah ginjal yang
terletak di belakang paru-paru.Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna
(2010) yang menyatakan sistem ekskresi pada unggas terdiri dari dua buah
ginjal yang bentuknya relatif besar memanjang, berlokasi dibelakang paru-
paru dan menempel pada tulang punggung.Unggas mengekskresikan zat
berupa asam urat dan garam. Kelebihan larutan garam akan mengalir ke
rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung).

Gambar 2.2 Saluran Ekskresi pada Unggas

B. Ureter
Ureter berfungsi mengalirkan urin yang bercampur dengan feses
dari ginjal ke kloaka. Hal ini sesuai dengan pendapat Yuwanta (2010) yang
menyatakan ureter mengalirkan urin ke kloaka.Ureter terletak diantara
ginjal dan kloaka. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatn (2010) yang
menyatakan bahwa ureter merupakan saluran yang menghubungkan
masing-masing ginjal dengan Cloaka. Urine dari ginjal melewati ureter
dan mesuk kloaka, dan dibelokkan secara peristaltik ke usus besar,
sehingga kelebihan air dapat diabsorpsi.Air yg direabsorpsi digunakan
oleh unggas.
Urin berbentuk pucat kental dengan kadar air yang sangat rendah
tetapi tinggi asam urat dari metabolisme nitrogen.Biasanya dideposisikan
sebagai pasta putih di atas feces.

8
Jika fungsi ginjal tidak normal, atau protein pakan sangat tinggi,
jumlah asam urat di darah meningkat dan sistem ekskresi tidak berjalan
baik.Konsentrasi tinggi asam urat dalam darah mengakibatkan filtrasi
melalui dinding kapiler, menyebabkan visceral gout (deposisi keputihan
pada permukaan organ visceral). Infeksi bronkitis dapat menyebabkan efek
ini.
C. Kloaka
Saluran pencernaan ayam berakhir pada Kloaka yang merupakan
muara keluarnya ekskreta. Menurut Yuwanta (2010), feses dan urin
sebelum dikeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72% sampai 75%.
Rata-rata waktu yang diperlukan untuk lintas pakan di dalam saluran
pencernaan unggas kurang lebih 4 jam. Muara ureter dinamakan
Urodeum, muara sperma pada ayam jantan disebut proktodeum, dan muara
feses dinamakan koprodeum. Cloaka merupakan tempat keluarnya
ekskreta karena Urodeum dan Koprodeum terletak berhimpitan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

9
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolism tubuh, seperti
CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang
tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi
yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatan mahluk
hidup, semakin kompleks alat ekskresinya.
Sistem ekskresi merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena
sistem ekskresi tersebut membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap
ketidakseimbangan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu
sesuai kebutuhan.
Organ ekskresi pada hewan ruminansia terdiri dari Ginjal, Kulit, Hati,
Paru-paru dan Colon. Sedangkan organ ekskresi pada ternak unggas terdiri dari
Ginjal, Ureter dan Kloaka.
3.2 Saran
Dalam kesempatan kali ini kami berharap semoga makalah yang kami susun
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menambah pengetahuan kita kembali
tentang Organ-Organ Ekskresi pada Ruminansia maupun Unggas.

DAFTAR PUSTAKA

10
Ananta,Dwi.https://dwiananta18.blogspot.com/2013/10/v-
haviorurldefaultvmlo.html. “makalah fisisiologi ternak” Diakses pada 17
november 2019 pukul 8 :25
http://akademi-kuliah.blogspot.com/2015/12/sistem-ekresi-pada-
unggas.html.”sistem ekskresi pada unggas” diakses pada 17 november
2019 pukul 8:25
https://www.academia.edu/39030465/LAPORAN_ILMU_UNGGAS_REP
RODUKSI_DAN_EKSRESI_

11

Anda mungkin juga menyukai