B04180140
Cavum oris biasa juga disebut rongga mulut. Cavum oris dan cavum
pharyngis dibentuk oleh ossa maxillae et palati dan ossa mandibulae. Bagian
rahang atas dan bawah diseelubungi kulit berlapis tanduk yang membentuk rostrum
atau paruh. Paruh unggas digunakan untuk membentuk sarang, mengambil
makanan, membersihkan bulu dan sebagai alat pertahanan diri. Bentuk paruh pada
unggas bervariasi menyesuaikan dengan jenis atau cara makan unggas tersebut
(Setianto 1998).
Lidah unggas terdapat di dasar ruang mulut pada paruh mandibulae, dan
terdiri dari apex linguae, corpus linguae, dab radix linguae. Sepanjang corpus
linguae dan radix linguae terdapat papillae linguales berupa penjuluran-penjuluran.
Ayam memiliki lidah berbentuk apex linguae runcing yang melebar kearah radix
linguae di bagian kaudal. Sedangkan bebek dan itik memiliki apex linguae yang
tumpul, dan papillae linguales yang terdapat pada tepi-tepi lidah juga. Papilla
linguales berfungsi mendorong makanan menuju esophagus, dan menahan air saat
minum. Ayam akan mengangkat kepalanya saat meminum air agar air tidak keluar
melalui lubang hidung (choane) pada atap mulut. Pada cavum oris dan cavum
pharyngis terdapat kelenjar-kelenjar ludah yang berfungsi mempermudah proses
menelan (Setianto 1998).
Glandulae oris terdiri atas dua macam kelenjar, yaitu;
a. Kelenjar monosomatis;
glandula maxillaris
glandula angularis oris
b. Kelenjar polysomatis, yaitu kelenjar yang memiliki banyak saluran
pengeluaran;
glandulae mandibulares rostales
glandulae mandibulares caudales
glandulae mandibulares intermediale
glandulae linguales
glandulae palatinae (Setianto 1998)
Kelenjar ludah yang terdapat pada cavum pharyngis disebut juga glandulae
pharyngis. Glandulae pharyngis seluruhnya berupa kelenjar polysomatis, yaitu
glandulae sphenopterygoideae, glandulae mandibulares caudales, dan glandulae
cricoarythenoideae. (Setianto 1998)
a. Esophagus
b. Tembolok (Ingluvies)
IV. Lambung
Lambung pada unggas dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu lambung
pertama berfungsi menampung makanan pada unggas pemakan ikan dan daging.
Tipe pertama umumnya mempunyai lambung dengan jaringan ikat yang tidak subur
dan berbentuk sedikit berbeda dengan kantong lambung. Tipe kedua adalah
lambung otot dan lambung kelenjar yang jelas tebagi menjadi dua bagian terpisah.
Ungggas domestik yang dikenal sebagai konsumen produk tumbukan memiliki
lambuk tipe dua. Pada burung pemakan buah-buahan, lambungnya memiliki bentuk
diantara keduanya atau disebut juga intermediet
a. Lambung Kelenjar
b. Lambung Otot
Panjang usus halus bervariasi sesuai dengan ukuran tubuh, tipe makanan
dan faktor lainnya. Amrullah (2003) menyatakan bahwa ukuran panjang, tebal dan
bobot saluran pencernaan unggas bukan besaran yang statis. Perubahan dapat
terjadi selama proses perkembangan karena dipengaruhi oleh jenis ransum yang
diberikan. Ransum yang banyak mengandung serat akan menimbulkan perubahan
ukuran saluran pencernaan sehingga menjadi lebih berat, lebih panjang dan lebih
tebal, semakin tinggi serat kasar dalam ransum, maka laju pencernaan dan
penyerapan zat makanan akan semakin lambat. Untuk memaksimalkan penyerapan
zat makanan tersebut, maka daerah penyerapan akan diperluas atau diperpanjang
(Amirullah 2017).
a. Duodenum
Usus besar terdiri atas sepasang caeca dan rectum yang pendek. Usus besar
terdiri atas seka yang merupakan suatu kantung buntu dan kolon yang terdiri dari
bagian yang naik, mendatar dan turun (Gillespie 2004). Seka merupakan saluran
pencernaan yang terletak pada persimpangan antara usus halus dan usus besar yang
terdiri dari dua kantung buntu dan berfungsi untuk membantu penyerapan air serta
mencerna karbohidrat dan protein dengan bantuan bakteri yang ada dalam seka.
Panjang dan bobot sekum akan meningkat dengan meningkatnya kandungan serat
kasar dalam ransum.
Menurut Rose (1997) dalam seka terdapat bakteri yang membantu proses
pendegradasian bahan makanan melalui proses fermentasi yang selanjutnya produk
yang dihasilkan digunakan untuk.Menyatakan bahwa asimilasi dan penyerapan
banyak terjadi pada usus halus tapi beberapa terjadi pada usus besar dan seka.
Menurut Setianto (1998), pada usus buntu (seka) dijumpai bahan tidak tercerna
yang mengandung selulosa, hal ini menunjukkan berlangsungnya proses
pencernaan terutama absorpsi pada usus buntu. Coccidiosis merupakan penyakit
yang disebabkan oleh coccidia. Usus buntu ini sesuai dengan derajat penyakitnya
dapat membengkak, berwarna hitam, mengeras, hingga terjadinya pendarahan.
a. Hati
Hati memiliki peranan penting dan fungsi yang komplek dalam proses
metabolisme tubuh. Menurut Ressang (1984), hati berperan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak, protein, zat besi, sekresi empedu, fungsi detoksifikasi,
pembentukan sel darah merah serta metabolisme dan penyimpanan vitamin.
Unggas memiliki hati yang relatif besar. Hati terdiri atas dua gelambir, lobus
hepatis dexter dan lobus hepatis sinister. Kedua gelambir tersebut dihubungkan oleh
jembatan parenchym yang terletah sentral, pars interlobaris. Kantong empedu
(vesica fellea) terletak di facies visceralis dari gelambir kanan hari. Pada bangsa
ayam berbentuk seperti buah pir. Pada bangsa itik dan angsa berbentuk seperti
saluran pipa. Sedangkan bangsa merpati dan kakatua tidak memiliki vesica fellea.
Cairan empedu akan dikeluarkan melalui vesica fellea lewat ductus cysticoentericus,
yang bermuara pada papilla duodenalis yang terletak di pars asccendens duodeni
(Setianto 1998)
b. Pankreas