Anda di halaman 1dari 12

Situmorang Angel Putri Lomoria

B04180140

SISTEM PENCERNAAN UNGGAS

Sistem pencernaan unggas memiliki variasi yang beragam antar spesiesnya


dibandingkan dengan variasi pada mammalia. Sistem digesti unggas berukuran
kecil untuk mempermudah dan meringankan bobot unggas saat terbang (Dyce et al.
2010). Sistem pencernaan unggas terdiri atas saluran pencernaan dan organ-organ
pelengkap yang berperan dalam proses perombakan bahan makanan, baik secara
fisik maupun secara kimia menjadi zat-zat makanan yang mudah diserap oleh
dinding saluran pencernaan (Rasyaf 1998). Dalam sistem pencernaan, organ
pencernaan mengambil bagian dalam proses penghancuran dan penyerapan dalam
tubuh (Amirullah 2017).

Gambar 1. Saluran Pencernaan Unggas

Secara lengkapnya susunan organ dalam sistem pencernaan unggas dari


awal hingga akhir adalah sebagai berikut; cavum oris, cavum pharyngis, dan canalis
alimentarius. Canalis alimentarius sendiri terdiri dari esophagus, tembolok,
lambung kelenjar (proventriculus), lambung otot (ventriculus), usus halus
(duodenum, jejunum, ileum), usus besar, sekum, kloaka dan anus. Organ-organ
pencernaan dibantu oleh kelenjar asesoris berupa hati dan pankreas. Urutan organ-
organ saluran pencernaan unggas mulai dari tempat masuknya makanan hingga
keluarnya feses pada unggas umumnya adalah sebagai berikut.
I. Cavum Oris

Cavum oris biasa juga disebut rongga mulut. Cavum oris dan cavum
pharyngis dibentuk oleh ossa maxillae et palati dan ossa mandibulae. Bagian
rahang atas dan bawah diseelubungi kulit berlapis tanduk yang membentuk rostrum
atau paruh. Paruh unggas digunakan untuk membentuk sarang, mengambil
makanan, membersihkan bulu dan sebagai alat pertahanan diri. Bentuk paruh pada
unggas bervariasi menyesuaikan dengan jenis atau cara makan unggas tersebut
(Setianto 1998).
Lidah unggas terdapat di dasar ruang mulut pada paruh mandibulae, dan
terdiri dari apex linguae, corpus linguae, dab radix linguae. Sepanjang corpus
linguae dan radix linguae terdapat papillae linguales berupa penjuluran-penjuluran.
Ayam memiliki lidah berbentuk apex linguae runcing yang melebar kearah radix
linguae di bagian kaudal. Sedangkan bebek dan itik memiliki apex linguae yang
tumpul, dan papillae linguales yang terdapat pada tepi-tepi lidah juga. Papilla
linguales berfungsi mendorong makanan menuju esophagus, dan menahan air saat
minum. Ayam akan mengangkat kepalanya saat meminum air agar air tidak keluar
melalui lubang hidung (choane) pada atap mulut. Pada cavum oris dan cavum
pharyngis terdapat kelenjar-kelenjar ludah yang berfungsi mempermudah proses
menelan (Setianto 1998).
Glandulae oris terdiri atas dua macam kelenjar, yaitu;
a. Kelenjar monosomatis;
 glandula maxillaris
 glandula angularis oris
b. Kelenjar polysomatis, yaitu kelenjar yang memiliki banyak saluran
pengeluaran;
 glandulae mandibulares rostales
 glandulae mandibulares caudales
 glandulae mandibulares intermediale
 glandulae linguales
 glandulae palatinae (Setianto 1998)

II. Cavum Pharyngis


Cavum pharyngis adalah lanjutan dari cavum oris yang menuju esophagus.
Rima infundibuli adalah celah-celah sempit yang terdapat pada langit-langit menuju
ruang gendang telinga atau infundibulum pharyngitympanicum. Ruangan ini akan
bermuara di saluran tuba pharyngotympanica communis, yang kemudian akan
terbagi menuju gendang telinga kanan dan kiri. Pada sisis celah infundibulum
terdapat papilla pharyngealis yang berbentuk kerucut. Pada ayam papilla terletak
di caudal celah yang tersusun transversal.

Kelenjar ludah yang terdapat pada cavum pharyngis disebut juga glandulae
pharyngis. Glandulae pharyngis seluruhnya berupa kelenjar polysomatis, yaitu
glandulae sphenopterygoideae, glandulae mandibulares caudales, dan glandulae
cricoarythenoideae. (Setianto 1998)

III. Canalis Alimentarius

Canalis alimentarius terdiri dari organ-organ pencernaan yang bekerja


saling membantu. Organ-organ dalam canalis alimentarius adalh esophagus,
tembolok (crop), lambung kelenjar (proventriculus), lambung otot (ventriculus),
usus kecil (duodenum, jejunum, ileum), sepasang caecum, usus besar (colon), dan
kloaka, dan anus. Organ dalam sistem pencernaan unggas dibantu oleh organ-organ
asesorius yaitu; hati dan pankreas (Setianto 1998). Gigi, pipi dan bibir unggas tidak
berkembang sehingga proses pencernaan yang sesungguhnya terjadi setelah melalui
cavum oris (Setianto 1998).

a. Esophagus

Esophagus merupakan tabung otot yang terbentang dari hipofaring


hingga lambung yang berfungsi menyalurkan makanan. Pada unggas
esophagus terbentang hingga lambung kelenjar (ventriculus). Selain
berfungsi sebagai tabung penyalur makanan, esophagus berfungsi juga
dalam membantu proses menelan (Wardhana 2016). Dinding esofagus
terdiri dari 4 lapisan dari dalam ke luar yaitu lapisan mukosa, submukosa,
lapisan otot dan lapisan fibrosa. Esophagus normal bersifat elastis dan
memiliki tiga penyempitan, yaitu pada pertemuan antara faring dan, pada
persilangan arkus aorta dan bronkus kiri, dan pada hiatus diafragma (Fitri et
al. 2014).

Saat makanan dari faring masuk ke esofagus, spingter atas esofagus


akan tertutup dan dengan gerakan peristaltik akan mendorong bolus
makanan ke bawah. Sebelum peristaltik ini sampai di bagian bawah
esofagus, spingter bawah akan berelaksasi sehingga dapat menyebabkan
lewatnya cairan ke lambung. Gerakan peristaltik pada bagian bawah
esofagus akan mendorong bolus makanan ke lambung kemudian menutup
spingter bawah esofagus, fase ini disebut fase esofageal. Spingter atas
esofagus berfungsi dalam proses menelan sedangkan spingter bawah
berfungsi mencegah terjadinya refluks cairan lambung ke esofagus (Fitri et
al. 2014).

b. Tembolok (Ingluvies)

Ingluvies atau tembolok merupakan pelebaran dari ventral dinding


esophagus yang dapat mencapai besar tertentu. Menurut Zainuddin et al.
(2014). Tembolok berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
makanan. Tembolok merupakan modifikasi dari esophagus, dan memiliki
fungsi lain untuk menserasi biji-bijian yang dimakan unggas. Adanya
tembolok memungkinkan unggas untuk menerima makanan lebih cepat dari
pada absorpsinya. Bila unggas dipuasakan makanan pertama yang dimakan
langsung masuk proventrikulus, lubang ke tembolok tertutup. Makanan
berikutnya disimpan dalam tembolok selama beberapa menit sampai
beberapa jam, tergantung pada konsistensinya dan respons ventrikulus.

Pada bangsa ayam, tembolok terletak di bagian dosral furcula dan


melebar sampai di bawah kulit, sehingga dapat diraba. Pada burung merpati,
tembolok terdiri atas sepasang kantong yang disebut diverticulum dextrum
et sinistrum ingluviale. Sedangkan pada bebek dan itik tidak terdapat
tembolok, melainkan esophagus yang berbentuk seperti gelendong. Bagian
dasar tembolok disebut fundus ingluvialis. Kelenjar mukosa pada tembolok
(glandula ingluvies) mirip dengan kelenjar mukosa esophagus. Kelenjar ini
pada ayam terdapat di daerah saluran tembolok. Sedangkan pada burung
merpati terdapat pada fundus ingluvialis (Setianto 1998).

Tembolok pada beberapa jenis burung (parkit, nuri, kakatua,


gelatik) tembolok dapat menghaluskan makanan yang kemudian akan
diberikan kepada anak-anaknya. Pada merpati, tembolok memiliki peran
khusus untuk mengeluarkan susu tembolok. Susu tembolok merupakan hasil
degenerasi sel-sel epitel yang mengandung lipida dan protein tetapi tidak
mengandung laktosa dan kasein. Vaskularisasi ke tembolok meningkat
selama fase sekresi dan mirip dengan proses sekresi susu pada pemamah
biak, dilepaskan dibawah pengaruh prolaktin (Setianto 1998).

IV. Lambung

Lambung pada unggas dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu lambung
pertama berfungsi menampung makanan pada unggas pemakan ikan dan daging.
Tipe pertama umumnya mempunyai lambung dengan jaringan ikat yang tidak subur
dan berbentuk sedikit berbeda dengan kantong lambung. Tipe kedua adalah
lambung otot dan lambung kelenjar yang jelas tebagi menjadi dua bagian terpisah.
Ungggas domestik yang dikenal sebagai konsumen produk tumbukan memiliki
lambuk tipe dua. Pada burung pemakan buah-buahan, lambungnya memiliki bentuk
diantara keduanya atau disebut juga intermediet

a. Lambung Kelenjar

Lambung kelenjar (proventriculus) adalah suatu peleburan dari


kerongkongan sebelum berhubungan dengan gizzard. Biasanya disebut
glandula stomach atau true stomach, tempat gastric juice diproduksi. Pepsin,
suatu enzim untuk membantu pencernaan protein, dan hydrochloric acid
disekresi oleh 28 glandular cell, oleh karena pakan berlalu cepat melalui
proventriculus maka tidak ada pencernaan material pakan disini, akan tetapi
sekresi enzim mengalir ke dalam lambung sehingga dapat bekerja disini
(Muljowati, Sukardi 1999). Lapisan dinding lambung kelenjar terdiri atas
empat lapis, yaitu tunica mucosa gastris, tela submucosa gastris, tunica
muscularis, dan tunica serosa gastris.
Terdapat dua buah kelenjar di bawah epitel lamina propria mucosae,
yaitu glandulae proventriculares profundae di bagian profundal dan
glandulae proventriculares superficiales di bagian permukaan. Glandulae
proventriculares profundae memiliki peran penting dalam proses
pencernaan makanan. Glandulae proventriculares profundae akan
bermuara pada lambung kelenjar dan membentuk penjuluran bernama
papilla proventricularis. Kelenjar ini bekerja sebagai endokrin yang
menghasilkan somatostatin dan eksokrin yang menghasilkan pepsinogen,
dan HCl (Setianto 1998).

b. Lambung Otot

Lambung otot (ventriculus) adalah organ dalam yang merupakan


perut otot antara proventrikulus dan usus halus bagian atas yang mempunyai
peranan penting dalam sistem pencernaan unggas. Bagian utama dari
lambung otot adalah corpus yang memiliki dua sisi permukaan (facies
tendinae). Lambung otot memiliki lapisan dinding yang sama dengan
lapisan dinding lambung kelenjar. Pada tunica mucosae terdapat lapisan
tanduk yang mengandung bahan keratin dan menebal, yaitu cuticula gastrica
yang merupakan produk dari kelenjar mukosa lambung otot. Cuticula
gastrica berfungsi sebagai lapisan penggesek dalam proses pencernaan
mekanin, sekaligus melapisi dinding otot dari pengaruh asam lambung
(Setianto 1998).

Menurut Muljowati dan Sukardi (1999), ventrikulus mempunyai


peranan penting dalam sistem pencernaan unggas. Ventrikulus mempunyai
dua pasang otot yang kuat dan mengandung lendir yang tebal. Bagian dalam
rempela terdapat lapisan berwarna kuning yang sangat keras dan kuat serta
dapat dilepaskan. Otot ventrikulus akan berkontraksi bila ada makanan yang
masuk ke dalamnya. Ukuran ventrikulus mudah berubah tergantung pada
jenis makanan yang biasa dimakan oleh unggas tersebut. Berat ventrikulus
dipengaruhi oleh kadar serat kasar ransum, semakin tinggi kadar serat kasar
ransum, maka aktifitas ventrikulus juga semakin tinggi, sehingga beratnya
semakin bertambah.
V. Usus Halus

Usus halus merupakan organ yang memiliki fungsi dominan dalam


mengabsorbsi makanan yang dicerna tubuh. Usus halus terdiri dari tiga bagian yang
tidak terpisah secara jelas yaitu duodenum, jejunum dan ileum (Amrullah 2003).
Duodenum merupakan bagian pertama dari usus halus yang letaknya sangat dekat
dengan dinding tubuh dan terikat pada mesentri yang pendek yaitu mesoduodenum.
Jejunum dengan mudah dapat dipisahkan dengan duodenum yang letaknya kira-
kira bermula pada posisi ketika mesentri mulai terlihat memanjang (pada duodenum
mesentrinya pendek). Jejenum dan ileum letaknya bersambungan dan tidak ada
batas yang jelas diantaranya. Bagian terakhir dari usus halus adalah ileum yang
bersambungan dengan usus besar.

Panjang usus halus bervariasi sesuai dengan ukuran tubuh, tipe makanan
dan faktor lainnya. Amrullah (2003) menyatakan bahwa ukuran panjang, tebal dan
bobot saluran pencernaan unggas bukan besaran yang statis. Perubahan dapat
terjadi selama proses perkembangan karena dipengaruhi oleh jenis ransum yang
diberikan. Ransum yang banyak mengandung serat akan menimbulkan perubahan
ukuran saluran pencernaan sehingga menjadi lebih berat, lebih panjang dan lebih
tebal, semakin tinggi serat kasar dalam ransum, maka laju pencernaan dan
penyerapan zat makanan akan semakin lambat. Untuk memaksimalkan penyerapan
zat makanan tersebut, maka daerah penyerapan akan diperluas atau diperpanjang
(Amirullah 2017).

a. Duodenum

Duodenum dimulai dari ostium pyloricum pada sisi kanan dari


lambung otot membentuk suatu lengkungan berbentuk huruf “u” yang
disebut ansa duodenalis. Duodenum berakhir di flexura duodenojejunales.
Duodenum dihubungkan dengan radix mesenterii melalui mesoduodenum.
Diantara ansa duodenalis, terdapat pankreas dan hati. Sekreta enzim dan
cairan empedu yang dihasilkan oleh hati dan pankreas akan disalurkan ke
dalam duodenum, yang akan diteruskan lagi menuju jejunim. Terdapat
mekanisme antiperistaltik yang mencegah makanan kembali ke lambung
atau bahkan kedalam tembolok (Setianto 1998).
b. Jejunum dan Ileum

Jejunum dan duodenum memiliki batas yang tidak jelas secara


morfologis. Sebagai titik orientasi, bisa digunakan patokan berdasarkan
letak meckel’s diverticle. Jejunum akan melanjutkan makanan menuju
ileum. Kemudian ileum akan melanjutkannya menuju usus besar. Bagian
usus ini merupakan bagian terpanjang dari saluran pencernaan (Setianto
1998).

VI. Usus Besar

Usus besar terdiri atas sepasang caeca dan rectum yang pendek. Usus besar
terdiri atas seka yang merupakan suatu kantung buntu dan kolon yang terdiri dari
bagian yang naik, mendatar dan turun (Gillespie 2004). Seka merupakan saluran
pencernaan yang terletak pada persimpangan antara usus halus dan usus besar yang
terdiri dari dua kantung buntu dan berfungsi untuk membantu penyerapan air serta
mencerna karbohidrat dan protein dengan bantuan bakteri yang ada dalam seka.
Panjang dan bobot sekum akan meningkat dengan meningkatnya kandungan serat
kasar dalam ransum.

Menurut Rose (1997) dalam seka terdapat bakteri yang membantu proses
pendegradasian bahan makanan melalui proses fermentasi yang selanjutnya produk
yang dihasilkan digunakan untuk.Menyatakan bahwa asimilasi dan penyerapan
banyak terjadi pada usus halus tapi beberapa terjadi pada usus besar dan seka.
Menurut Setianto (1998), pada usus buntu (seka) dijumpai bahan tidak tercerna
yang mengandung selulosa, hal ini menunjukkan berlangsungnya proses
pencernaan terutama absorpsi pada usus buntu. Coccidiosis merupakan penyakit
yang disebabkan oleh coccidia. Usus buntu ini sesuai dengan derajat penyakitnya
dapat membengkak, berwarna hitam, mengeras, hingga terjadinya pendarahan.

Rectum berjalan hampir lurus di ventral vertebrae, menghubungkan ileum


dan kloaka. Setelah melalui rectum, makanan akan diteruskan menuju kloaka.
Kloakan merupakan akhir dari saluran pencernaan. Kloaca secara umum berukuran
lebih luah dibandingkan dengan rectum. Kloaka dibentuk oleh dua lipatan mukosa
menjadi tiga ruangan. Ruangan untuk feses (coprodaeum) dan ruangan untuk urin
(urodaeum) yang berukuran lebih kecil. Urodaeum memiliki permuasaan ureter
(ostium cloacale uretris) dan permuaraan saluran genital.

VII. Kelenjar Assesorius

a. Hati

Hati memiliki peranan penting dan fungsi yang komplek dalam proses
metabolisme tubuh. Menurut Ressang (1984), hati berperan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak, protein, zat besi, sekresi empedu, fungsi detoksifikasi,
pembentukan sel darah merah serta metabolisme dan penyimpanan vitamin.
Unggas memiliki hati yang relatif besar. Hati terdiri atas dua gelambir, lobus
hepatis dexter dan lobus hepatis sinister. Kedua gelambir tersebut dihubungkan oleh
jembatan parenchym yang terletah sentral, pars interlobaris. Kantong empedu
(vesica fellea) terletak di facies visceralis dari gelambir kanan hari. Pada bangsa
ayam berbentuk seperti buah pir. Pada bangsa itik dan angsa berbentuk seperti
saluran pipa. Sedangkan bangsa merpati dan kakatua tidak memiliki vesica fellea.
Cairan empedu akan dikeluarkan melalui vesica fellea lewat ductus cysticoentericus,
yang bermuara pada papilla duodenalis yang terletak di pars asccendens duodeni
(Setianto 1998)

b. Pankreas

Pankreas merupakan suatu jaringan berwarna kuning pucat hingga merah


pucat yang terlekat di antara lengkungan duodenum. Secara definitif kelenjar
pencernaan ini terdiri atas tiga bagian (gelambir). Berdasarkan fungsi dan
strukturnya, pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Sebagai kelenjar
eksokrin pankreas memproduksi enzim-enzim seperti lipase, tripsin, dan amilase.
Sebagai kelenjar endokrin pankreas memproduksi hormon yang dihasilkan oleh sel-
sel langerhans yang membentuk pulau langerhans. Sel langerhans dibedakan
menjadi sel a yang memproduksi glukagon, sel b yang memproduksi insulin dan sel
d yang memproduksi somatosialin (Setianto 1998)
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. 2017. Pengaruh pemberian probiotik terhadap organ dalam pada broiler.
[SKRIPSI]. Makassar (ID): Universitas Islam Negeri Alauddin.
Amrullah IK. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Bogor (ID):Lembaga Satu
Gunungbudi.
Dyce K, Sack W,Wensing CJG. Textbook of Veterinary Anatomy. Philadelphia (ID):
Saunders Elvesier.
Fitri F, Novialdi, Triana W. 2014. Diagnosis dan penatalaksanaan striktur
esophagus. Jurnal Kesehatan Andalas. 3(2): 262-269.
Gillespie RJ. 2004. Modern Livestock and Poultry Production. 7th Edition.
Clifton Park (US): Cengage Learning.
Muljowati S, Sukardi. 1999. Dasar Ternak Unggas. Purwokerto (ID): Universitas
Jenderal Soedirman.
Rasyaf M. 1998. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Ressang AA. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Edisi Kedua. Bali (ID): NV
Percetakan
Rose SP. 1997. Principles of Poultry Science. London (US): CAB International.
Setianto H. 1998. Bahan Pengajaran Anatomi Veteriner II: Anatomi Unggas.
Bogor(ID): Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Wardhana AW. 2016. Anatomi Unggas. Malang (ID): Universitas Brawijaya.
Zainuddin, Masyitha D, Mulyana Y, Fitriani. 2014. Struktur histologi tembolok
(ingluvies) pada unggas. Jurnal Medika Veterinaria. 8(1): 47-50.

Anda mungkin juga menyukai