PENDAHULUAN
Ayam merupakan hewan yang dibudidayakan untuk tujuan produksi sebagai penghasil
pangan sumber protein hewani bagi masyarakat dan memiliki nilai ekonomis bagi manusia
yang memeliharanya. Di Indonesia ayam dibedakan menjadi tiga tipe berdasarkan produksinya
yaitu, ayam ras pedaging (broiler), ayam ras petelur (layer), dan ayam tipe dwiguna. Sedangkan
menurut bangsanya, ayam dibedakan menjadi ayam ras dan ayam bukan ras atau ayam lokal.
Bagian organ ayam yang tampak dari luar terdiri dari bagian kepala, leher, tubuh bagian
depan, dan tubuh bagian belakang. Di bagian kepala, terdapat paruh, jengger, cuping, dan pial.
Sementara tubuh bagian depan terdapat dada dan sayap serta di bagian belakang terletak
Ayam jantan dan betina tentu memiliki perbedaan, baik dilihat dari bagian luar maupun
bagian dalam tubuhnya. Secara anatomi dan morphologi perbedaannya dapat dilihat dari
Oleh karena itu, laporan ini dibuat agar dapat lebih memahami bagaimana perbedaan-
perbedaan yang terdapat dalam anatomi dan morphologi unggas jantan dan betina tersebut,
sehingga dapat dihubungkan dengan produksinya, serta dapat dijadikan sebagai alat
Dengan melakukan praktikum ini praktikan dapat memahami tentang anatomi dan
morfologi ayam diantaranya ayam broiler,ayam layer dan ayam lokal. Dengan memahami
struktur anatomi dan morfologi ayam praktikan mampu membedakan bangsa ayam dan
varietasnya.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1. Anatomi
Istilah anatomi digunakan untuk menunjukkan ilmu yang mempelajari bentuk dan
struktur semua organisme (makhluk hidup). Secara harfiah kata itu berarti memotong dan
memisahkan menjadi bagian-bagian, dan digunakan oleh ahli-ahli anatomi pada jaman dahulu
untuk membahas dan menguraikan secara lengkap hasil pembedahan mayat (Frandson, 1992).
2.2. Morphologi
Morphologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar
dari organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari
organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar organisme ini adalah bentuk tubuh,
termasuk didalamnya warna tubuh yang kelihatan dari luar (Syamsuri, 2004).
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Divisi : Carina
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae
Genus : Gallus
Karakteristik tipe pedaging bersifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu
merapat ke tubuh, kulit putih dan tidak mempunyai sifat mengeram (Blakely dan Bade, 1998 ;
Ayam tipe petelur yaitu jenis ayam yang sangat efisien menghasilkan telur.
Karakteristik tipe petelur adalah mudah terkejut, bentuk tubuh ramping, warna kulit putih,
cuping telinga putih dan kerabang telur berwarna putih, produksi telur cukup tinggi yaitu 200
butir telur/ekor/tahun, efisien dalam penggunaan ransum untuk membentuk telur, dan tidak
Ayam Kampung merupakan salah satu ayam lokal di Indonesia dan duludikenal juga
sebagai ayam buras (bukan ras). Ayam Kampung banyak dipeliharakarena relatif mudah, tidak
memerlukan modal besar serta berperan dalammemanfaatkan sisa-sisa buangan dapur maupun
sisa-sisa hasil pertanian . Bobot badan padajantan lebih besar daripada betina (Sumanto dkk.,
menjelaskan mengenai warna bulu ayam Kampung jantan yaitu bulu leher dan sayap berwarna
lurik kuning, bulu punggung dan dada berwarna lurik hitam dan bulu ekor berwarna hitam
kehijauan, sedangkan pada betina yaitu bulu leher, punggung dan sayap berwarna lurik abu-
abu, bulu dada berwarna putih dan bulu ekor berwarna hitam keabuan. Moniharapon (1997)
menambahkan mengenai sifat kualitatif lainnya yaitu shank pada jantan berwarna putih,
sedangkan shank pada betina berwarna kuning, pial dan jengger berwarna merah dan bentuk
jengger tunggal (single). Rasyaf (1990) memberikan ciri yang lebih jelas dari segi bentuk tubuh
dan bulu, yaitu jantan memiliki bulu ekor sama panjang dengan panjang tubuh, berpenampilan
gagah, sedangkan betina bulu ekor lebih pendek dari panjang tubuh, memiliki ukuran badan
Beberapa keunggulan lain dari ayam lokal yaitu mempunyai kemampuan bertahan dan
berkembang biak dengan baik, meskipun kondisi kualitas pakan yang rendah serta tahan
terhadap beberapa penyakit. Ayam lokal perlu dipertahankan melalui pemurnian dan
pemanfaatan secara optimal sebagai penyedia protein hewani (Sulandari dkk., 2007).
Kepala ayam terdiri dari bagian jengger, mata, kelopak mata, bola mata, bulu mata,
telinga, daun telinga, pial, dan paruh. Ada beberapa tipe jengger, yaitu tunggal, rose, pea,
sushion, strawberry, walnut, dan v butter cup. dari beberapa tipe jengger tersebut, yang paling
umum yaitu tunggal, rose, dan pea. Tipe jengger sebagai akibat interaksi gena, tetapi besar
jengger berhubungan dengan perkembangan gonadal dan inensitas cahaya, yaitu natural aau
artifisial. Intensitas cahaya yang rendah mengakibatkan jengger besar (Suprijatna dkk., 2005).
Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan timbangan
berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa burung
memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi unggas air. Tulang punggung didaerah
leher dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku
yang memberikan kekuatan terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan
Ayam mempunyai banyak macam tulang yang berongga (tulang pneumatik) yang
berhubungan dengan fungsi dari sistem pernapasan. Beberapa tulang tersebut adalah tulang
tengkorak (skull), tulang lengan (humerus), tulang selangka (clavicle), tulang pinggang
(lumbal) dan tulang kemudi atau sacral vetebrae (Nesheim dkk., 1972).
Beberapa tulang pada unggas termasuk suatu tipe yang unik yang di dalam rongga
dalamnya terdapat sumsum tulang. Tulang sumsum merupakan suatu tulang sekunder
baru. Pada ayam petelur tulang sumsum terdiri atas kalsium tulang yang di dalamnya terdapat
ruang sumsum dengan anyaman tulang yang lembut dan porous yang berfungsi sebagai
sumber kalsium untuk membentuk kulit telur bila kalsium pada pakan rendah. Tulang sumsum
terdapat pada tulang kering (tibia), tulang paha (femur), tulang pinggul (pubic), tulang dada
(sternum), tulang iga (ribs), tulang hasta (ulna), tulang belikat (scapula) dan tulang kuku
Sekitar 12 % dari jumlah keseluruhan tulang pada ayam betina dewasa tersusun atas
tulang sumsum. Ayam dara menjelang produksi telur pertama, 10 hari sebelumnya mulai
membentuk tulang sumsum. Ayam liar tulang sumsumnya menghasilan cukup kalsium untuk
membentuk kerabang, meskipun pada kondisi kalsium pada pakan rendah pada saat masa
bertelur. Penimbunan kalsium pada tulang ayam betina yang dipelihara hanya dapat mencukupi
kebutuhan pembentukan beberapa kerabang telur. Apabila kandungan kalsium pada pakan
rendah, maka ayam setelah bertelur sekitar 6 butir akan kehilangan sekitar 40% dari total
Sebagian besar bulu tersusun atas protein yang disebut keratin. Bulu berfungsi sebagai
pelindung tubuh dari luar, insulasi dari temperatur, identifikasi penyakit, defisiensi nutrien dan
produksi telur. Menurut Nesheim dkk. (1972) bahwa struktur dan bentuk bulu ukurannya
bervariasi pada bagian-bagian tubuh ayam, dan dapat digunakan untuk membedakan jenis
kelamin antara ayam jantan dan betina terutama pada bulu-bulu leher, sayap dan ekor. (North,
Bulu-bulu besar pada sayap dan ekor pada waktu dan umur tertentu akan meluruh dan
tumbuh kembali, hal ini menunjukkan waktu tertentu ayam petelur saat keluar dari masa
produksi telur. Menurut North (1978) proses dari peluruhan bulu hingga tumbuhnya bulu baru
tersebut disebut molting dan proses ini dibawah kontrol kerja hormon. Penentuan jenis kelamin
ayam juga dapat ditentukan dengan adanya gen sex likage dengan melihat pertumbuhan bulu
dan warna bulu. Secara anatomis bulu dibagi menjadi plumae, plumulae dan phyloplumae.
Plumulae terdapat pada unggas yang masih muda dan kadang-kadang terdapat pada unggas
yang sedang mengerami telur. Plumulae terdiri dari calamus, rachis, barbae dan barbulae
tanpa adanya vexillum.Phyloplumae fungsinya belum jelas dan tumbuh jarang di seluruh tubuh.
Pada plumae terdapat calamus yang berupa tangkai dari bulu yang berbentuk memanjang
dengan rongga di dalamnya. Pada pangkal calamus terdapat lubang yang disebut umbilicus
inferior dan pada bagian distal disebut umbilicus superior. Pada umbilicus superior ke arah
rachis menjadi sulcus. Pada ayam muda kedua umbilicus tersebut dilalui oleh pembuluh
darah yang berguna untuk mengedarkan makanan kepada bulu-bulu muda. Vexillum terbentuk
oleh barbae (suatu cabang bulu ke arah lateral rachis) dan tiap barbae bercabang-cabang
menjadi barbulae. Barbulae ada dua macam, barbulae distal dan barbulae proximal. Barbulae
distal menuju ke arah ujung sayap dan mempunyai kait-kait yang disebut radioli. Barbulae
proximal adalah barbulae yang menuju ke arah pangkal sayap (North 1978 ; Nesheim dkk.,
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi Tectrices (bulu yang menutupi badan),
Rectrices (bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai
kemudi), Remiges (bulu pada sayap) yang dibagi lagi menjadi:remiges primarie yang
melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia; remiges
secundarien yang melekatnya secara cubital padaradial ulna; remiges tertier yang terletak
paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku; Parapterum (bulu yang
menutupi daerah bahu), dan Ala spuria (bulu kecil yang menempel pada ibu jari). (Jasin, 1984)
Kulit mempunyai fungsi sebagai penahan masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh dan
sebagai insulasi panas tubuh. Kulit tidak mempunyai kelenjar minyak kecuali pada pangkal
ekor (uropygial). Kulit terdiri dari dua lapis yaitu bagian luar (epidermis) dan bagian dalam
(dermis). Epidermis biasanya menyusun pada bulu, paruh, sisik dan kuku. Dermis menyusun
pada comb, pial dan ear lobe. Warna kulit biasanya putih atau kuning. Warna kuning ini
Warna dan ukuran dari wattle dan comb dipengaruhi oleh fungsi dari hormon sex
terutama saat sekresi hormon pada saat pertumbuhan gonad. Pada shank dan kulit kombinasi
warna terjadi karena adanya pigmen pada bagian lapisan luar dan lapisan dalam pada kulit.
Warna kuning karena adanya pigmen karotenoid yang berasal dari pakan pada bagian
epidermis. Warna hitam karena adanya pigmen melanin pada epidermis begitu juga warna yang
gelap pada shank disebabkan pigmen melanin pada dermis dan epidermis. Warna biru karena
adanya pigmen melanin pada dermis dan warna hijau karena adanya pigmen lipokrom pada
epidermis dan melanin pada dermis. Pada ayam broiler moderen diseleksi warna kuning pada
shank dan kulit, hal ini disebabkan karena disukai oleh konsumen (Nesheim dkk., 1979).
Semua bangsa ayam mempunyai jengger walaupun beberapa jengger berukuran kecil.
Bagian subcuties jengger mengandung banyak pembuluh darah dan bagian corium merupakan
sebuah jaringan komplek yang terdiri atas kapiler darah . Warna merah pada jengger
dihubungkan pada darah di bawah sinus kapiler, sedangkan untuk beberapa ayam yang
mempunyai jengger berwarna hitam lebih berhubungan dan pigmen melanin (Nickel dkk.,
Hutt (1949) menyatakan bahwa sejak domestikasi dari tetua unggas lokal modern,
secara jelas ditemukan sejumlah mutasi yang mempengaruhi jengger dan menghasilkan bentuk
jengger rose, pea, walnut, trifid, duplex, atau V dan side sprigs. Hal ini juga dinyatakan Lucas
dan Stettenheim (1972) yang mendukung bahwa terdapat beberapa modifikasi dari jengger
yang telah berkembang dalam proses domestikasi seperti buttercup, V-shaped, pea, rose, silkie,
strawberry dan cushion. Jengger tunggal (single comb) dibagi menjadi empat bagian yaitu
pangkal, tubuh, ujung dan bilah. Jengger pea adalah jengger dengan tampilan rangkap tiga atau
tiga jengger tunggal yang ukuran tingginya lebih rendah dibandingkan dengan single comb
Hutt (1949) menyatakan bahwa P merupakan gen tipe jengger pea. Noor (2000)
menyatakan bahwa bentuk jengger tunggal (single comb) dikontrol oleh sepasang alel yang
resesif (rr). Jengger rose merupakan elaborasi lebih lanjut tipe pea comb dari pangkalnya.
Lebih lanjut Hutt (1949) menyatakan bahwa kondisi jengger ini disebabkan oleh gen dominan
Jengger dimiliki oleh unggas jantan dan betina yang memiliki bentuk danukuran
beranekaragam pada setiap bangsa unggas. Semuabangsa ayam memiliki jengger dan beberapa
jengger berukuran kecil. Bagian subcuties di daerah jengger mengandung banyakpembuluh
darah dan yang di corium menjadi sebuah jaringan yang komplek dari kapiler. Pembuluh-
pembuluh tersebut akan semakin padatterutama selama periode kawin kemudian mengeras dan
berwarna merah cerahkarena darah yang dikandung yang dapat dilihat melalui epidermis.
Macam-macamdari bentuk jengger yaitu single, buttercup, V-shaped, pea, rose, silkie,
strawberry dan cushion (Nickel dkk., 1977 ; Lucas danStettenheim, 1972 ; Lucas dan
Stettenheim, 1972).
Cakar dan sebagian besar kaki tertutup sisik dengan berbagai warna. Warna kuning
disebabkan oleh pigmen karotenoid dari pakan pada epidermid bila pigmen melanin tidak ada.
Variasi warna hitam sebagai akibat pigmen melanin pada dermis dan epidermis. Apabila
terdapat warna hitam pada dermis dan warna kuning pada epidermis, cakar tampak berwarna
kehijauan. Dalam keadaan sepenuhnya tidak terdapat kedua pigmen tersebut, cakar berwarna
putih. Bagian kaki dan cakar ad jarialah hock, shank atau tulang kering atau cakar, dan toes
atau jari-jari kaki. Kebanyakan ayam memiliki empat jari di setiap kakinya, tetapi ada beberapa
3.1. Alat
(1) Baki atau nampan
(2) Jangka sorong/pita ukur
3.2. Bahan
(1) Ayam Ras Petelur (Layer)
(2) Ayam Ras Pedaging (Broiler)
(3) Ayam Lokal Jantan dan Betina
3.3. ProsedurKerja
4.1. Hasil
2. Kepala
No. Pengamatan Hasil Pengamatan
3. Bulu
4. Kaki
Tabel 2. Ayam Ras Petelur (Layer)
2. Kepala
No. Pengamatan Hasil Pengamatan
3. Bulu
4. Keki
Tabel 3. Ayam Lokal Jantan
2. Kepala
No. Pengamatan Hasil Pengamatan
3. Bulu
4. Keki
Tabel 4. Ayam Lokal Betina
2. Kepala
No. Pengamatan Hasil Pengamatan
3. Bulu
4. Keki
4.2. Pembahasan
Fisik luar dari tubuh ayam terbagi menjadi empat bagian, yaitu :
a) Kepala,
b) Badan,
c) Ekor, dan
d) Kaki.
Di bagian kepala terdapat paruh, yang terdiri dari paruh atas (incisive) dan paruh bawah
(mandibula) yang bentuknya runcing melengkung, gunanya untuk mematuk makanan agar
masuk ke rongga mulut. Di antara kedua bagian paruh tersebut terdapat sendi
quadratum/quadratal yang mempertautkan keduanya agar paruh tersebut bisa bergerak untuk
mematuk makanan.
Di bawah paruh terdapat dagu. Pada dagu ini tergantung pial. Pada ayam jantan ada
pial yang bentuknya tunggal ada pula yang sepasang. Warna pial umumnya kemerah-merahan,
merah kehitaman atau hitam. Pada pipi terdapat telinga dan kuping telinga ada yang merah,
Di atas kepala terdapat jengger alias balung. Jengger ayam jantan bentuknya lebih besar
dari ayam betina. Bentuk jengger untuk berbagai jenis ayam sangat berbeda-beda. Di bawah
kepala terdapat leher, pada leher terdapat bulu leher yang bentuknya panjang meruncing serta
mengkilap. Tapi ada juga jenis ayam tertentu yang lehernya tidak berbulu.
Di bawah leher terdapat bagian tubuh ayam. Terdiri dari punggung, pinggang (yang
bersambung dengan ekor), dada dan perut. Bagian badan di antara dada dan perut tertutup oleh
sayap. Seluruh badan tertutup oleh bulu. Diantaranya bulu sayap yang kecil dan besar dan
besar (bulu sayap yang kasar dan bulu tutup sayap), bulu bahu (bulu kasut dan bulu sayap
halus), bulu pinggang, bulu dada, bulu pinggang yang permai. Pada ekor terdapat bulu tutup
ekor, bulu ekor besar dan bulu ekor kecil yang sering kali bentuknya panjang melengkung ke
atas dan terjumbai ke bawah. Pada perut dan sekeliling dubur terdapat bulu halus.
Di bawah badan terdapat kaki. Bagian kaki yang terlihat adalah dari betis sampai ke
jari kaki. Sebab pada paha (betis ke atas) tertutup oleh bulu halus. Kaki pada ayam jantan dan
betina terdapat susuh (jalu) alias taji. Pada jenis ayam tertentu ada yang kakinya berbulu.
Kulit pada ayam banyak di tumbuhi bulu dan sisik. Kulit ini berfungsi untuk menjaga
kesehatan, yakni menahan bibit-bibit penyakit dari luar yang akan masuk kedalam tubuh. Kulit
bagian dalam di persambungkan dengan daging dengan selaput kulit tipis yang disebut jaringan
gemuk. Jengger dan pial yang terdapat pada kepala ayam sebenarnya jaringan kulit pula, tapi
Kondisi bulu biasa dipakai sebagai petunjuk keadaan kesehatan ayam. Ayam sakit
keadaan bulunya kusut dan kusam. Setahun sekali ayam mengalami kerontokkan bulu,
terutama pada daerah sayap utama. Kerontokkan bulu ini pada ayam yang umurnya kurang
dari setahun, biasa dipakai untuk menentukan mutu ayam petelur tersebut.
Pada sehelai bulu terdapat batang bulu yang pangkalnya tertanam pada kantung bulu
didalam kulit. Yang tidak tertanam disebut bendera bulu. Batang bulu yang berbendera berisi
bahan sumsum. Bendera bulu terdiri dari cabang dan anak cabang bendera yang ujungnya
saling kait-mengkait.
Bentuk bulu ayam tiga macam, yakni bulu kasar (pada sayap untuk terbang, dan ekor
untuk kemudi), bulu pembalut (tumbuh di seluruh badan dengan batang pendek-pendek dan
lunak), serta bulu kapas (bentuk bulu sangat halus dan cabang-cabang benderanya tidak
terkait). Bulu kapas dan pembalut bertugas menjaga suhu tubuh agar tetap panas dan stabil.
Sistem reproduksi jantan terdiri dari 2 testis. Testis tidak pernah turun ke dalam
skorotum eksternal seperti pada mamalia. Testis terdiei dari saluran tubulus seminiferus
1. Ovarium
Ovarium bertanggung jawab atas pembentukan kuning telur
2. Oviduct
3. Infudibulum, berfungsi untuk menangkap kuning telur (15 menit), dan tempat
terjadinya fertilisasi
5. Isthmus, membentuk membran kerabangg bagian dalam dan bagian luar, selama1,5
jam
Proses pembentukan telur memerlukan waktu 23-26 jam dari proses pembentukan
c) Perkembangan Embrio
Perkembangan awal struktur pada ungggas berlangsung di dalam tubuh induk setelah
terjadi fertilisasi, saat telur dalam tubuh. Perkembangan berlanjut setelah telur di tetaskan atau
di eramiinduk. Ketika awal perkembangan terjadinya diferensi, terjadi tiga lapisan sel. Ketiga
lapisan sel tersebut akan di kembang kan menjadi berbagai organ dan sistem tubuh.
3. Satu jam kemudian, saat telur meninggalkan isthmus pembelahan membentuk 16 sel
4. Sekitar 4 jam berada di dalam uterus terebentuk 256 sel sebagai blastoderm
1. Lapisan pertama, ektodermis (membentuk kulit, bulu, paruh, kukuy, sistem syaraf,
2. Lapisan kedua, entodermis (membentuk organ saluran pencernaan dan respirasi serta
sektori)
3. Lapisan ketiga akan terbentuk pada saat telur ditetaskan atau di erami induk. Lapisan
ketiga, mesodermis (membentuk tulang, darah, serta organ reproduksi dan organ
ekskretori)
Oleh karena pada unggas embrio tidak memiliki hubungan langsung dengan induknya
selama perkembangan embrinal maka zat-zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan
embrio berasal dari telur itu sendiri. Penyerapan zat-zat makanan dan metabolisme selama
perkembangan embrional yaitu amnion dan chorion, yolk sac, dan allantois.
Berdasarkan hasil pengamatan saat praktikum, secara fisik ayam broiler mempunyai
warna bulu dominan putih dan tidak terdapat bulu - bulu yang berwarna lain pada tubuhnya,
bagian dada yang lebar, ukuran badan relative besar dan padat. Secara garis besar bagian –
bagian luar tubuh ayam meliputi bagian kepala dan leher, badan, kaki dan ekor. Pada saat
dipegang secara mendadak ayam ini terlihat tenang dan tidak banyak bergerak, hal ini sesuai
dengan pernyataan Suprijatna, dkk, (2005) yang menyebutkan bahwa karakteristik ayam
Di bagian kepala ayam terdiri dari paruh, mata, kelopak mata, lubang telinga, lubang
hidung, jengger dan pial. Jengger ayam pedaging ini berbentuk single dan tidak terlalu besar.
Selain jengger, terdapat pula sepasang pial di bagian kedua sisi rahang bawah di bagian basal
paruh.
Kaki pada ayam broiler ukurannya lebih pendek dibandingkan dengan ukuran kaki pada
ayam lainnya karena disesuaikan dengan ukuran tubuhnya yang besar. Warna kulit ayam ini
putih, hal ini sesuai dengan pendapat North (1978) yang menyatakan bahwa warna kulit ayam
pedaging biasanya putih atau kuning. Shank pada ayam pedaging ini berwarna kuning. Hal ini
juga dijelaskan oleh Nesheim dkk. (1979) bahwa warna kuning pada shank ayam dikarenakan
adanya pigmen karotenoid yang berasal dari pakan pada bagian epidermis. (North 1978 ;
Berdasarkan hasil pengamatan saat praktikum, terlihat pada umumnya bagian tubuh
ayam terdiri dari kepala, badan, ekor dan kaki. Kepala ayam petelur lebih kecil, tubuhnya lebih
tinggi dan ramping dibandingkan dengan ayam broiler karena memang difokuskan hanya untuk
bertelur. Jarak antar tulang pubis dan jarak antara tulang pubis dengan tulang sternum pada
ayam petelur yang diamati yaitu 3 jari orang dewasa. Ini menunjukkan bahwa ayam tersebut
sedang dalam keadaan produktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Yuwanta (2004) yang
menyatakan bahwa ciri-ciri ayam petelur salah satunya adalah jarak antar tulang sternum dan
kloaka 4-5 jari dan jarak antara dua tulang pubis minimal 3-4 jari. (Yuwanta 2004)
Bulu yang menutupi seluruh bagian tubuhnya dominan berwarna cokelat muda. Dilihat
dari bulunya, ayam petelur ini sedang dalam keadaan produktif karena belum terjadi molting
atau proses perontokkan bulu. Selama ayam betina merontokan bulu, produksi telur berhenti.
Kepala ayam umumnya terdiri dari paruh, jengger, cuping dan pial. Jengger ayam petelur yang
diamati berbentuk single, ukurannya lebih besar dibandingkan dengan jengger ayam pedaging
dan warnanya merah pucat. Bagian kaki atau shank pada ayam petelur berwarna kuning pucat,
bentuknya ramping, sedikit kering dan lebih panjang dibandingkan ayam pedaging. Hal ini
menunjukkan bahwa ayam petelur yang diamati sedang dalam keadaan produktif.
Unggas adalah hewan bipedal, yaitu berdiri pada kedua kakinya. Namun demikian,
struktur dasar kerangka unggas umumnya analog dengan mamalia. Beberapa perbedaan
(1) Unggas memiliki Sepasang ekstra tulang pada daerah bahu, disebut
coracoid . Sepasang tulang ini mendukung pergerakan sayap dan mendukung melekatnya
bangun seperti huruf S yang menghubungkan bagian kepala dengan tubuh. Tulang leher
ini berbeda jumlahnya untuk setiap jenis nggak. Pada ayam berjumlah 13-14 ruas, itik 15
ruas, dan Angsa 17-18 ruas. Bentuk leher yang demikian ini berfungsi sebagai pegas yang
mampu mengurangi pengaruh tekanan balik dari tubuh terhadap kepala pada saat unggas
mendarat setelah terbang. Selain itu, susunan tulang leher yang demikian ini juga
pinggul pada unggas terdiri dari beberapa tulang yang menyatu. Konformasi punggung
yang kaku ini mendukung kuat bagi melekatnya otot sayap dan pergerakan sayap pada saat
terbang.
(4) Terdapat satu lunas yang besar, serta tulang Panggul yang kuat, dan
kokoh pada ileum. Tulang velvic tidak menyatu. Hal ini berfungsi untuk mempermudah
pengeluaran telur pada saat Opiposisi. Velvic cenderung akan meluas pada saat ayam akan
Sayap tersusun atas tulang seperti halnya pada organ Ekstremitas depan pada mamalia.
Demikian pula dengan kaki, terdiri dari tulang seperti pada mamalia. Akan tetapi, tulang pada
Mat top Tarsus umum dijumpai pada mamalia pada unggas telah bersatu dan memanjang untuk
membentuk Cakar.
Sistem kerangka pada unggas berkaitan dengan sistem respirasi, beberapa tulang
bersifat pneumatic, yaitu berlubang dan berhubungan dengan sistem respirasi. Tulang tulang
ini berfungsi sebagai tempat penampungan udara dan meringankan berat tubuh saat terbang.
Tulang tersebut adalah tulang Tengkorak. Sayap, luas, selangka, dan beberapa tulang belakang
( Lumbar vertebrae dan sacral vertebrae). Apabila terjadi penyumbatan pada trachea sehingga
udara tidak dapat masuk ke dalam tubuh, tetapi salah satu bagian dari tulang ini terbuka,
Produksi telur pada ayam memerlukan kecukupan kalsium karbonat untuk membentuk
Karabang. Untuk memenuhi kebutuhan ini terdapat suatu struktur tulang yang disebut
medullary bones (tulang pipa), yaitu tibia, femur, pubic bones, sternum, ribs, toes, ulna dan
scapula. Tulang ini mempunyai rongga Sumsum dengan tulang yang halus yang saling Terjalin
dengan baik. Fungsinya sebagai tempat penimbunan kalsium. Kalsium ini dapat dimobilisasi
saat pakan kekurangan kalsium, terutama pada saat produksi telur. Pada ayam dewasa, hampir
12% tulang merupakan tulang ini tulang ini mempunyai rongga Sumsum dengan tulang yang
halus yang saling Terjalin dengan baik. Fungsinya sebagai tempat penimbunan kalsium.
Kalsium ini dapat dimobilisasi saat pakan kekurangan kalsium, terutama pada saat produksi
telur. Pada ayam dewasa, hampir 12% tulang merupakan tulang ini. Pada tulang rusuk, 30%
nya merupakan tulang jenis ini. Struktur tulang demikian ia tidak ditemukan pada ayam jantan
atau betina yang sedang bertelur. Akan tetapi, tulang ini dapat dibentuk dengan menambahkan
hormon Estrogen. Ayam dara mulai membentuk tulang merdu uler ini sekitar 10 hari menjelang
pembentukan telur pertama. Namun, cadangan kalsium pada tulang ini hanya dapat
menyediakan untuk beberapa butir telur saja. Sekitar 40% kalsium tulang ini akan habis setelah
Dari hasil pengamatan saat praktikum, dapat dibedakan antara ayam lokal jantan dan
betina. Pada ayam jantan terdapat taji (spur), bulu ekor utama (main tail feathers), jengger dan
pial relatif lebih besar dibandingkan dengan ayam betina. Jengger atau pial dijadikan pembeda
antara ayam kampung jantan dan betina seperti jengger ayam kampong jantan sendiri adalah
Pada dasarnya bagian tubuh ayam kampung tidak jauh berbeda dengan jenis unggas
lain, hanya saja perbedaan pada segi tubuh yang dipenuhi dengan bulu. Selain warna bulu ayam
kampung yang sangat bervariasi, ayam kampong jantan pun memiliki bulu yang sangat khas
di bagian lehernya yaitu bulu yang panjang. pada umumnya bulu leher ayam kampung sangat
menarik perhatian oleh kelebatanya, semakin lebat bulu leher ayam kampung jantan semakin
bagus kualitas ayam tersebut. Hal ini juga dijelaskan oleh Moniharapon (1997) bahwa warna
bulu ayam kampung jantan yaitu bulu leher dan sayap berwarna lurik kuning, bulu punggung dan
dada berwarna lurik hitam dan bulu ekor berwarna hitam kehijauan, sedangkan pada betina yaitu
bulu leher, punggung dan sayap berwarna lurik abu-abu, bulu dada berwarna putih dan bulu ekor
Pada ayam kampung jantan bulu penutup ekor berbeda dengan bulu pangkal ekor. Ini
juga dijadikan penandan antara ayam jantan dan betina karena bulu ekor ayam kampung jantan
lebih panjang dari bulu ekor ayam kampung betina. Ayam kampung jantan memiliki tungkai
kaki, kuku dan taji. Taji itu sendiri hanya dapat ditemukan di ayam kampung jantan saja, walau
pada dasarnya di ayam kampung betina pun memiliki taji namun tidak aktif dan tidak
berfungsi, lain halnya dengan taji yang dimiliki ayam kampung jantan, tajinya dapat dijadikan
sebagai pengukur umur ayam pejantan dan penjaga keseimbangan badan ayam tersebut.
V
5.1. Kesimpulan
(1) Struktur anatomi dan morphologi pada ayam umumnya terdiri dari
kepala,badan,ekor,kaki.
(2) Anatomi dan morphologi ayam broiler yaitu badan yang besar,kaki pendek dan sifat
lebih tenang.
(3) Anatomi dan morphologi ayam layer yaitu badan lebih ramping,produksi telur tinggi
(4) Anatomi dan morphologi ayam lokal yaitu tubuh relatif kecil,kekebalan tinggi dan
5.2. Saran
anatomi dan morphologi ayam, untuk semua materi yang diberikan sudah cukup baik.
Sebaiknya untuk pelaksanaan praktikum selanjutnya mengenai anatomi dan morphologi ayam
ini, bahan atau objek pengamatan disediakan untuk masing- masing kelompok, sehingga
pelaksaan praktikum lebih efektif serta penggunaan waktu praktikum dapat lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J & D. H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Edjeng suprijatna. 2005. Ilmu dasar ternak unggas. Penebar swadaya: jakarta
Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak edisi keempat. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Hutt, F.B. 1949. Genetics of the Fowl. McGraw-Hill Book Company, Inc. New
York.
Lucas, A. M. & P.R. Stettenheim. 1972. Avian Anatomy Integument Part II. United
States Department Of Agriculture. Washington D. C.
Moniharapon, M. 1997. Studi Sifat - Sifat Biologis Ayam Kampung dan Ayam
Gembadi Maluku Sampai Dewasa Kelamin. Tesis. Program Pascasarjana.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mulyono, R.H. & R.B. Pangestu. 1996. Analisis Statistic Ukuran - Ukuran Tubuh
dan Analisis Karakter – Karakter Genetic Eksternal pada Ayam Kampung,
Pelung, dan Kedu. Seminar Hasil – Hasil Penelitian Institut Pertanian Bogor.
Hal : 17-21.
Nesheim. 1972. Poultry Production. 13thed. Lea and Febiger. Philadelphia.
Nickel, R., A. Schummer, E. Seiferle, W.G. Siller, & P.A.L. Wright. 1977. Anatomy
of The Domestic Birds. Verlag Paul Parey. Berlin-Hamburg.
Nishida, T., K. Nozawa, Y. Hayashi, T. Hashiguchi, & S.S. Mansjoer. 1982. Body
Measurement and Analysis of External Genetic Characters of Indonesian
Native Fowl. The Origin and Phylogeny of Indonesia Native Livestock. The
Research Group of Overseas Survey.
North, M. O., 1978. Commercial Chicken Produkction Manual. 3thed. AVI Pub.
Co. Inc., Westport. Connecticut.
36
Sumanto, E., Juarini, S., Iskandar, B., Wibowo, Santoso, Ratnadi, & N. Rusmana.
1990. Pengruh Perbaikan Tatalaksana tehadap Penampilan Usaha Ternak
Ayam Buras di Desaa Pangradin: Suatu Analisa Ekonomi. Ilmu dan
Peternakan.
Distribusi Tugas