Anda di halaman 1dari 2

NAMA: NUR ATIKA

NIM:10200118023
KELAS: HTN-A

ANALISIS PASAL 55 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG KEKARANTINAAN KESEHATAN

Pasal 55

(1) Selama dalam Karantina Wilayah, kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan
ternak yang berada di wilayah karantina menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat.

(2) Tanggung jawab Pemerintah Pusat dalam penyelenggaraan Karantina Wilayah


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatkan Pemerintah Daerah dan
pihak yang terkait.

Pasal ini menjelaskan tentang kewajiban pemerintah jika lockdown atau karantina
wilayah di berlakukan. adapun yang dimaksud dengan Karantina wilayah adalah salah satu
bentuk tidakan dalam menghalau, mencegah dan menangkal keluar masuknya penyakit dan
atau faktor resiko kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan
masyarakat sebagai mana yang termaktub pada pasal 1 ayat 1 Undang-undang no 6 tahun
2018 tentang karantina kesehatan.

Jika memperhatikan hak masyarakat dan kewajiban Negara dengan melihat situasi
yang Darurat kesehatan akibat pandemik Virus Corona atau covid 19 seharusnya sekarang
sudah di berlakukan lockdown, yang mana jika lockdown atau karantina wilayah ini berlaku
maka yang paling utama adalah pemenuhan hak masyarakat untuk mendapatkan layanan
kesehatan dan pemenuhan kebutuhan dasar pasokan makanan dan minuman,pakaian hingga
perlengkapan domesetik rumah tangga sebagaimana diatur dalam pasal 55 ayat (1) Undang-
undang tetang kekarantinaan kesehatan. Kebutuhan dasar dapat Berupa Sembako dll,
kebutuhan ternak seperti Dedak dll. Dengan pemberlakuan lockdown atau karantin wilayah
maka sejumlah dana dari pemerintah akan dialirkan guna pemenuhan kebutuhan Masyarakat,
Tanggung jawab pemerintahan pusat ini dilakukan dengan melibatkan Pemerintahan Daerah
dan Pihak terkait sebagaimna yang dijelaskan dalam pasal 55 ayat (2). Jika hak yang terdapat
pada pasal 55 Undang-undang tetang kekarantinaan kesehatan telah ditunaikan, maka
kewajiban masyarakat untuk tidak melanggar aturan dan tetap dirumah karena karantina
wilayah juga menyiapkan sanksi terhadap pihak-pihak yang tidak mematuhinya, berupa
sanksi pidana penjara maksimal satu tahun dan denda maksimal seratus juta yang diatur pada
pasal 93.
Dibeberapa Negara, karantina wilayah (lockdown) sudah diterapkan seperti di Cina,
Italia, Spanyol, Prancis, Belgia, Malaysia. Guna mencegah penyebaran virus. Akan tetapi di
Indonesia memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka percepatan
penanganan virus corona dan bukan lockdown atau karantina wilayah secara penuh.
Keputusan pemerintah ini menyebabkan terjadinya polemik dimasyarakat, mulai dari
anggapan bahwa pemerintah tidak serius menghadapi virus ini, pemerintah lebih
mementingkan ekonomi dari pada kesehatan masyarakat dan masih banyak persepsi miring
tentang keputusan pemerintah.

Berikut adalah analisis mengenai apa kira-kira yang menyebabkan pemerintah tidak
memberlakukan Karantina Wilayah (Lockdown) :

1. Dalam situasi lockdown, yang terjadi adalah kebangkrutan, pengangguran massal, dan
destabilitas ekonomi yang tersebar di seluruh Negara, jutaan orang akan kehilangan
pekerjaan, mereka tidak mampu membayar kredit rumah mereka, Negara berkembang
seperti Indonesia bisa jadi mengalami kemiskinan dan keputusasaan
2. Dengan melakukan karantina wilayah atau lockdown maka pasal 55 ayat 1 dan 2
otomatis akan terlaksana, segala kebutuhan masyarakat dan binatang ternak menjadi
tanggung jawab pemerintah. sejumlah anggaran yang cukup besar akan mengalir
yang bisa menyebabkan terjadinya Defisit Anggaran.
3. Dengan memberlakukan lockdown Indonesia maka ekonomi nasional akan lumpuh
kerana larangan beroperasi, semua mode transportasi darat, laut dan udara.
4. Akan terjadi permasalahan ekonomi nasional Jika Lockdown dilakukan diIndonesia
orang-orang yang melakukan pekerjaan lapangan tidak akan lagi berpenghasilan dan
sebarapa lama mereka bisa bertahan, dan hal tersebutlah yang menjadi kekhawatiran
pemerintah
5. Jika Ditengah merebaknya wabah covid 19 pemerintah masih sempat mencari
Investor untuk pembangunan ibu kota baru. pemerintah ngotot untuk memindahkan
ibu kota maka pemerintahan akan menghemat pengeluaran termasuk pengeluaran
dalam penanganan covid 19.

Dengan Permasalahan yang cukup kompleks pemerintah seakan berada ditengah-tengah


kesehatan masyarakat dan kestabilan perekonomian, bukan hanya pengeluaran akan tetapi
pemasokan juga menjadi hal serius yang difikirkan ditengah merebaknya Virus penghancur
yakni Virus Corona/Covid 19. Pemerintah saat ini bisa jadi sedang memikirkan kesehatan
dan permasalahan perekonomian Negara biasa diatasi secara beriringan, Covid 19 bisa selesai
dengan tidak menyebabkan permasalahan ekonomi yang buruk. Sebagai Masyarakat yang
baik kita juga harus turut serta membantu pemerintah dengan melaksanakan aturan-aturan
dan membatasi kegiatan social (social distancing).

Anda mungkin juga menyukai