Anda di halaman 1dari 20

POLRI DAN RESESI AKIBAT PANDEMI COVID-19:

ANTARA KEAMANAN DAN PEREKONOMIAN

FAKHRI TARUNA DIRGANTARA

BRIGADIR SATU TARUNA/19.131

PLETON 1C
Kebebasan individu yang sejati tidak dapat ada tanpa keamanan dan
kemandirian ekonomi. Orang-orang yang lapar dan kehilangan
pekerjaan adalah barang-barang kediktatoran yang dibuat.
Franklin D. Roosevelt

POLRI DAN RESESI AKIBAT PANDEMI COVID-19:

ANTARA KEAMANAN DAN PEREKONOMIAN

Pendahuluan

Pandemi covid-19 merupakan suatu situasi munculnya penyebaran virus yang


bernama corona virus desease 2019. Virus ini menjadi sangat berbahaya karena menyerang
kesehatan terutama sistem pernafasan manusia yang dapat menimbulkan kematian. Lahirnya
situasi ini menimbulkan dampak yang luas terhadap tataran kehidupan diberbagai belahan
dunia. Sekalipun ada negara yang tidak mengalami situasi pandemi covid-19 seperti Tuvalu,
Mikronesia, Samoa Amerika, dan Kiribati, namun secara tidak langsung situasi tersebut
mampu memberi dampak pada hubungan internasional antarnegara diberbagai belahan dunia.

Pandemi covid-19 mampu memberikan refleksi kepada seluruh dunia tentang


pentingnya kesehatan sebagai modal dasar dalam proses berkehidupan. Manusia mampu
memahami bahwa virus yang merupakan sesuatu yang bersifat laten, sulit terdeteksi, dan
merupakan bagian dari biologis dunia, namun mampu mempengaruhi bahkan mengendalikan
kehidupan manusia diberbagai Negara. Munculnya pandemi covid-19, memberikan efek
multidimensi dalam kehidupan manusia. Adanya pandemi ini telah merubah pola kehidupan
manusia yang juga akan menimbulkan turbulensi pada berbagai aspek dalam kehidupan
seperti sosial, budaya, ekonomi, politik, bahkan pertahanan dan keamanan.

Indonesia menjadi negara yang ikut terdampak dari adanya pandemi covid-19 ini.
Secara resmi pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa virus covid-19 pertama kali masuk
ke Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 di wilayah Depok, Jawa Barat. Virus covid-19
tersebut berkembang dengan signifikan menimbulkan penularan di Indonesia. Pada tanggal 9
April 2020, virus ini sudah menyebar diseluruh provinsi di Indonesia. Pemerintah Indonesia
dengan cepat dan tanggap melakukan berbagai langkah dalam menangani penyebaran virus
covid-19 ini, termasuk menangani berbagai efek yang timbul pada berbagai aspek kehidupan
masyarakat.
Meskipun pandemi covid-19 ini merupakan suatu permasalahan yang berkaitan erat
dengan kesehatan manusia. Namun, dampaknya menimbulkan efek domino pada berbagai
lapisan aspek kehidupan. Upaya-upaya yang diambil pemerintah dalam mencegah penularan
covid-19 menimbulkan resiko yang mau tidak mau harus dihadapi demi
mempertanggungjawabkan kewajiban Negara untuk menjaga dan memelihara kesehatan serta
keselamatan hidup manusia. Resiko yang timbul tersebutlah yang memunculkan
permasalahan multidimensional lainnya. Negara dihadapkan oleh masalah kompleks yang
memerlukan kerjasama berbagai lapisan baik dari lingkup instansi pemerintah maupun
kerjasama dari masyarakat sendiri untuk mendukung upaya-upaya pemerintah melalui
berbagai kebijakan dalam menangani situasi yang krisis tersebut.

Isi

Situasi covid-19 memaksa pemerintah dan masyarakat berpikir keras tidak hanya
dalam menjaga kesehatan diri, namun juga berjuang dalam menghadapi berbagai dampak
yang muncul sebagai akibat dari pandemi covid-19. Permasalahan yang sangat kompleks dan
berdampak masif menimbulkan suatu tantangan dan rivalitas berbagai Negara dibelahan
dunia untuk berjuang mempertahankan stabilitas kehidupan di negaranya. Permasalahan yang
muncul diantaranya, kehidupan yang terbatas secara ruang yang menjadikan berbagai
kegiatan, usaha, dan kehidupan manusia mengalami stagnansi atau bahkan degradasi.
Akibatnya masyarakat harus berjuang mepertahankan kehidupan ekonominya dalam situasi
serba terbatas tersebut.

Selain itu, situasi yang sulit tersebut menimbulkan polemik dalam perekonomian
berupa kemiskinan. Hal ini akan berimplikasi pada kriminalitas yang meningkat sebagai
jawaban dari masyarakat yang mencari "jalan pintas” untuk berjuang memenuhi kebutuhan
ekonomi dalam situasi yang membatasi mereka. Fenomena ini menimbulkan situasi sudden
change yang dijelaskan oleh Durkheim dalam teori strainnya terkait penyebab munculnya
kriminalitas. Perubahan yang begitu masif dan sistematis yang terjadi dalam masa pandemi
ini, mengakibatkan manusia akan mengalami suatu tegangan dalam kehidupannya yang
berakibat pada kondisi “siap atau tidak siap” dalam menghadapi situasi yang berubah
tersebut. Kelompok yang siap akan cenderung berupaya mempertahankan kehidupan dengan
jalan yang logis, namun mereka yang tidak kuat bertahan pada tataran normative, akan
menunjukkan pola adaptasi yang cenderung mengarah pada perbuatan kriminal.
Kehidupan sosial budaya juga terdampak akibat covid-19 ini. Mulai dari pola
interaksi yang terbatas sehingga masyarakat akan memiliki tendensi untuk bersifat
individualistik. Masyarakat akan lebih banyak bergantung pada kehidupan teknologi yang
mampu menjadi solusi dalam sitausi seperti ini. Namun, teknologi juga akan menjadi
ancaman bagi kehidupan manusia apabila tidak diimbangi oleh pemahaman terhadap prinsip-
prinsip dalam kehidupan yang baik dan benar. Hal ini akan memunculkan fenomena baru
berupa pergeseran pola kejahatan atau perilaku menyimpang yang dilakukan melalui dunia
maya.

Dampak yang terjadi juga ada pada perubahan pola pendidikan. Pendidikan lebih
banyak diselenggarakan secara daring untuk mengurangi mobilitas dan interaksi langsung
dalam lingkungan masyarakat. Hal tersebut akan sangat menghalangi upaya peningkatan dan
pengembangan kualitas kehidupan manusia pada bidang edukasi yang akan berdampak
langsung pada aspek kognitif, moral, dan keterampilan manusia.

Perubahan dalam sistem kerja yang lebih banyak dilakukan dari rumah atau work
from home serta penurunan pendapatan akibat pergejolakan ekonomi, membuat banyak
perusahaan yang melakukan PHK terhadap karyawannya untuk memangkas biaya
pengeluaran. Hal ini berimplikasi terhadap peningkatan angka pengangguran. Tentu ini
menjadi masalah yang semakin memberatkan perekonomian Negara karena akan menjadi
beban bagi Negara dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan menstimulus perekonomian
agar tetap bisa berjalan. Lebih lanjut, kondisi demikian akan semakin mendorong
peningkatan angka kriminalitas karena banyak masyarakat yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidup akibat PHK dan akhirnya melakukan cara-cara yang melawan hukum untuk
mengatasi permasalahan tersebut.

Pada dasarnya, salah satu dampak yang menjadi episentrum serta memerlukan atensi
khusus dari pemerintah adalah terkait perekonomian negara. Berbagai situasi yang muncul
akibat pandemi pada intinya akan bermuara dan bertumpu pada perekonomian negara.
Stabilitas perekonomian negara akan diuji baik dalam skala internasional maupun dalam
skala nasional, baik dari segi makro maupun mikro. Berbagai problem kesehatan, pendidikan,
kehidupan sosial, pemenuhan kebutuhan hidup, termasuk pertahanan dan keamanan,
semuanya memerlukan dana sebagai sumber materil untuk mengupayakan pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Hal ini memerlukan manajemen yang baik serta koordinasi yang baik
dalam mendorong terciptanya stabilitas nasional.
Perekonomian sebagai kunci dalam situasi pandemi ini, akan memunculkan berbagai
masalah yang lebih kompleks apabila tidak dapat dikelola secara baik. Pengeluaran Negara
akan meningkat demi pemenuhan kesehatan dan berbagai kebutuhan hidup masyarakat.
Sementara disisi lain, pendapatan Negara berkurang akibat terbatasnya akses serta kegiatan
yang memungkinkan jalannya perekonomian.

Pada sisi lain, pemerintah harus patuh pada asas salus populi suprema les esto yang
berarti kesehatan masyarakat adalah hukum tertinggi. Sebagai konsekuensinya pemerintah
harus tetap mengeluarkan kebijakan pembatasan mobilitas yang artinya membatasi kegiatan
ekonomi masyarakat secara langsung serta pemerintah juga harus mengeluarkan anggaran
lebih untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat. Termasuk dengan mengurangi pengeluaran
negara pada sektor lain untuk dialihkan pada sektor kesehatan. Akibatnya ekonomi akan
mengalami pergejolakan yang fluktuatif atau bahkan cenderung mengalami defisit.

Pada faktanya, gejolak perekonomian tidak hanya terjadi dalam hubungan siklus
perekonomian domestik terkait pendapatan negara maupun kondisi sosial ekonomi
masyarakat sebagai pelaku ekonomi. Dinamika perekonomian negara juga terintervensi oleh
kondisi ekonomi global negara-negara lain yang juga berjuang mempertahankan stabilitas
ekonomi akibat pandemi. Hal ini berpengaruh terhadap interaksi perekonomian global
termasuk Indonesia yang memiliki hubungan ekonomi dengan negara-negara lain yang
sedang mengalami degradasi ekonomi. Sebagaimana prediksi Bank Dunia pada tahun 2020
ekonomi global akan mengalami kontraksi mencapai 5,2 persen. Hal ini kemudian
berdampak langsung pada perekonomian Indonesia, dimana sejak virus covid-19 pertama kali
masuk ke Indonesia, pada kuartal II 2020 ekonomi Indonesia langsung terdampak. Hal ini
dibuktikan dengan kinerja ekonomi Indonesia yang terjun bebas ke level minus 5,32 persen.
Dengan kondisi tersebut Indonesia resmi masuk kejurang resesi pertama kali sejak tahun
1998 lalu.

Hal tersebut jika tidak ditangani dengan baik, akan memberikan dampak buruk dan
akan menyulitkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Negara pun juga tidak
sanggup untuk terus memberikan bantuan atau subsidi kepada masyarakat. Kondisi demikian,
akan memicu masyarakat untuk menghalalkan berbagai cara demi memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal inilah yang sejatinya menjadi sumber potensi kriminalitas dalam masyarakat,
sehingga mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Dengan demikian, salah satu
masalah yang muncul akibat ekonomi yang tidak dapat ditangani dengan baik tersebut adalah
masalah dibidang keamanan dan ketertiban masyarakat.

Pemerintah bahkan dunia internasional telah melakukan berbagai upaya keras dalam
menghadapi masalah yang kompleks pada situasi pandemi covid-19 ini. Upaya yang
sistematis dan strategis telah disusun dan dilakukan untuk memperbaiki dan memulihkan
kembali kondisi yang terdampak akibat pandemi covid-19. Upaya-upaya yang dilakukan
diantaranya melalui upaya penekanan angka penyebaran virus covid-19 seperti penerapan
protokol kesehatan, penyuluhan kesehatan, penyemprotan desinfektan, hingga vaksinasi.
Selain itu, pemerintah juga berupaya dalam melakukan manajemen sistem ekonomi untuk
mengendalikan dan merestorasi kondisi perekonomian negara. Kebijakan-kebijakan fiskal
dan moneter dibuat untuk mendorong akselerasi pemulihan ekonomi. Pemerintah pun
akhirnya mengeluarkan kebijakan berupa program pemulihan ekonomi nasional.

Dalam mewujudkan pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional tersebut,


pemerintah kemudian mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam Rangka Mendukung Kebijakan
Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi COVID-19 dan/atau Menghadapi Ancaman
yang membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta
Penyelamatan Ekonomi Nasional. Peraturan Pemerintah tersebut menjadi langkah pemerintah
dalam meregulasi sistem ekonomi dalam situasi pandemi covid-19 untuk mewujudkan
pemulihan ekonomi nasional.

Disisi lain, korelasi antara kondisi ekonomi dengan keamanan negara dapat
memunculkan situasi paradoksal, karena pada dasarnya keamanan dan ketertiban adalah hal
yang sangat berkorelasi dengan perekonomian. Ketika ekonomi memburuk maka akan
menimbulkan tendensi meningkatnya kriminalitas. Selain itu, kondisi fiskal yang diperlukan
untuk mengupayakan pencegahan kriminalitas dan menciptakan situasi kondusif dalam
masyarakat yang tidak memadai juga akan mengakibatkan kurang optimalnya peran preemtif
dan preventif dalam mengontrol perilaku masyarakat. Begitupun sebaliknya, perekonomian
tidak akan mampu berjalan maksimal dan efektif serta efisien apabila tidak diselenggarakan
dalam situasi yang aman dan tertib. Oleh karena itu diperlukan keselarasan antara kedua
aspek utama tersebut agar dapat berkoordinasi dan mendorong tercapainya tujuan negara.
KAMTIBMAS
EKONOMI
KONDUSIF

UPAYA
PEMBANGUNAN/PEN OPTIMAL

PREEMTIF,
EKONOMI STABIL
PREVENTIF,
DAN PROGRESIF
REPRESIF

KESEJAHTERAAN
EKONOMI NEGARA
KEAMANAN

Siklus hubungan ekonomi dan keamanan

Pemerintah telah berkoordinasi dengan berbagai instansi atau lembaga seperti TNI
dan Polri untuk ikut mendorong pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020
dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi nasional. Pemerintah mengajak TNI dan Polri
untuk membantu pengawasan pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional. Dengan
adanya aliansi yang baik diharapkan dapat menyelaraskan antara kondisi yang kondusif
terkait kamtibmas dan situasi pandemi yang terkendali sehingga mampu memperlancar
pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional tersebut. Selain itu, pengawasan tersebut
juga diperlukan untuk mencegah adanya penyelewengan terhadap pelaksanaan program PEN
oleh oknum-oknum pragmatis dengan jalan melawan hukum untuk kepentingan pribadi atau
golongan.

Program pemulihan ekonomi nasional ini memerlukan atensi khusus dari berbagai
lapisan negara serta memerlukan supervisi yang ketat dalam pelaksanaannya karena program
ini berkaitan dengan kondisi yang sangat krusial dalam peningkatan kesejahteraan kehidupan
masyarakat pada situasi pandemi covid-19 serta menghabiskan anggaran negara yang sangat
besar. Bahkan untuk tahun 2022 pemerintah telah menganggarkan dana sebesar Rp 451
Triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional. hal ini menjadikan program ini bernilai
sangat strategis sehingga perlu pengawasan yang ketat dari aparat terkait.

Berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan program PEN melalui perwujudan situasi


keamanan dan ketertiban yang kondusif, akan menjadi domain utama dari tugas pokok dan
fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia. Polri memegang peranan penting dalam upaya
pengawasan pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional sehingga dapat
merekonsiliasi perekonomian Negara akibat pandemi covid-19. Secara yuridis, undang-
undang telah mengamanatkan Polri sebagai alat Negara dalam menjalankan fungsi
pemerintahan dibidang keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, dan
pelindung, pengayom, serta pelayan masyarakat.

Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan lembaga atau institusi yang


memegang tanggung jawab dalam menjaga keamanan dalam negeri sesuai yang diamanatkan
secara eksplisit dalam Pasal 30 ayat (4) UUD NRI Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2002 menjadi produk reformasi yang membawa perubahan mendasar sebagai payung
hukum dalam pelaksanaan tugas, pokok, dan fungsi Polri. Dalam Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2002 tersebut, Polri memiliki tugas pokok berupa pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat. Secara konseptual, hal ini berarti dalam pelaksanaan tugasnya
Polri bertindak baik secara preemtif, preventif, maupun represif.

Era reformasi membawa paradigma baru dalam pelaksanaan tugas kepolisian. Polri
mengalami reformasi dalam kelembagaannya, baik reformasi struktural, reformasi
instrumental, maupun reformasi kultural. Pada intinya, reformasi tersebut menginginkan Polri
yang sipil. Hal ini membawa perubahan pada pola pelaksanaan tugas Polri yang lebih
berbasih pemolisian masyarakat. Polri dituntut untuk mengutamakan moral dan intelektual
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan dalam menciptakan kondusifitas
keamanan dan ketertiban masyarakat. Reformasi yang juga membawa dampak pada
perubahan hukum modern, berdampak pada langkah-langkah pencegahan yang harus menjadi
pilihan utama bagi Polri dalam menciptakan kamtibmas, sementara tindakan represif menjadi
jalan terakhir.

Dalam perubahan paradigmanya, kepolisian bergerak seiring dengan dinamika


kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi, masyarakat dengan tugas utama menjaga
terciptanya keamanan dan ketertiban dalam penyelenggaraan kehidupan tersebut. Korelasi
tersebut menunjukkan bahwa keamanan yang merupakan tugas utama Polri menjadi modal
dasar untuk mendukung terciptanya dinamika kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi
dalam masyarakat. Dengan demikian, pada dasarnya setiap perubahan yang terjadi dalam
dinamika kehidupan tersebut akan melibatkan Polri dalam melaksanakan tugasnya untuk
tanggap terhadap dinamika tersebut dalam rangka mencegah terjadinya gangguan terhadap
kamtibmas sebagai akibat dari suatu dinamika atau perubahan kehidupan.

Situasi pandemi covid-19 yang berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat akan
sangat berhubungan dengan pelakanaan tugas Polri. Hal ini tidak lain karena situasi pandemi
covid-19 ini telah menimbulkan dinamika dalam kehidupan masyarakat yang dapat memicu
munculnya gangguan terhadap kamtibmas. Situasi kritis yang muncul akibat dampak-dampak
dari adanya pandemi covid-19 yang membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat akan
sangat memerlukan Polri untuk tetap menciptakan situasi yang kondusif serta untuk
mendukung program atau langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi situasi tersebut. Oleh
karenanya, Polri memegang peranan yang sangat besar untuk menciptakan stabilitas
kehidupan dalam situasi pandemi covid-19 ini.

Pemulihan ekonomi nasional menjadi program pemerintah dalam mengupayakan


stabilitas kehidupan pada masa pandemi covid-19. Program tersebut memberikan
konsekuesni bagi Polri untuk wajib mendukung dan ikut andil dalam mewujudkannya.
Pemerintah melalui kementerian keuangan sebagai koordinator dari pelaksanaan program ini,
telah berkoordinasi dengan berbagai instansi atau lembaga untuk bekerjasama mendukung
tercapainya tujuan dari program pemulihan ekonomi nasional ini. Polri diminta untuk
menjalankan perannya dalam hal pengawasan pelaksanaan program sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sebagai batasan bagi Polri dalam bertindak. Selain dari
pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan program, Polri juga diminta untuk
mengupayakan terciptanya situasi yang kondusif pada masa pandemi ini untuk memperlancar
pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional.

Secara garis besar peran Polri terbagi ke dalam peran preemtif, preventif, dan represif.
Peran pertama yaitu preemtif. Dalam peran preemtif ini, Polri akan menjalankan tugasnya
untuk mencegah gangguan kamtibmas melalui berbagai upaya deteksi dini dan penangkalan
terhadap kemungkinan berkembangnya situasi potensi gangguan menjadi ambang gangguan.

Berkaitan dengan pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional ini, peran


preemtif Polri dilakukan melalui berbagai upaya. Upaya pertama adalah melalui fungsi teknis
binmas. Dalam menjalankan fungsi binmas, Polri aktif melakukan bimbingan dan penyuluhan
kepada masyarakat untuk selalu mendukung upaya pemerintah dalam menangani situasi
pandemi covid-19 ini. Upaya tersebut seperti penyuluhan protokol kesehatan, penyuluhan
vaksinasi, dan penyuluhan terkait pencegahan kejahatan sehingga dapat membantu lancarnya
pelaksanaan pemulihan ekonomi nasional.

Bimbingan dan penyuluhan mengenai protokol kesehatan merupakan bagian dari


kegiatan prioritas binmas Polri pada masa pandemi covid-19 ini. Polri banyak
menyelenggarakan seminar maupun melalui kunjungan atau sambang ke rumah-rumah
masyarakat untuk memberikan pemahaman dan mengajak masyrakat mematuhi protokol
kesehatan. Melalui penyuluhan ini masyarakat dapat terus diingatkan terkait disiplin dalam
menerapkan protokol keshatan berupa mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak,
menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Melalui satgas covid-19, Polri akan
selalu berkoordinasi dengan instansi terkait seperti dinas kesehatan maupun puskesmas
setempat yang dilakukan untuk menunjang pencapaian tujuan kegiatan penyuluhan protokol
kesehatan.

Vaksinasi juga menjadi bagian dari tujuan prioritas pemerintah yang diharapkan
mampu meningkatkan imunitas masyarakat sehingga dapat menurunkan angka kematian
akibat covid-19. Peran Polri melalui satuan binmas sangat dibutuhkan baik melalui
bimbingan dan penyuluhan maupun membantu berkoordinasi dengan pemerintah terkait
penyediaan layanan fasilitas vaksin. Polri yang tergabung dalam satgas covid-19, akan
memberikan bantuan kepada dinas kesehatan dalam menggencarkan vaksinasi kepada
masyarakat. Sosialisasi mengenai vaksin menjadi hal penting yang dilakukan oleh Polri untuk
memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait manfaat dan pentingnya vaksin.

Isu-isu hoaks mengenai konspirasi terkait covid-19 maupun vaksinasi yang


mempengaruhi pemikiran masyarakat juga perlu untuk ditangani. Hal ini dikarenakan isu
tersbeut dapat menghalangi pemerintah dalam pencapaian tujuan stabilitas kondisi pada masa
pandemi. Masyarakat sering dibuat ragu bahkan sampai menentang kebijakan pemerintah
sebagai akibat dari penerimaan informasi yang tidak disaring dengan baik. Untuk itu, peran
Polri melalui binmas sangat diperlukan dalam memberikan pemahaman dan meng-counter
isu-isu hoaks tersebut. Termasuk melalui upaya berkoordinasi dengan fungsi pembantu Polri
seperti bagian humas dan cyber police dalam menangani isu-isu hoaks yang beredar di
masyarakat.

Dalam pelaksanaan peran Polri, kegiatan sambang dan kunjungan kepada masyarakat
juga menjadi bagian dari tugasfungsi teknis binmas. Mellaui sambaing dan kunjungan ini,
Polri dapat berperan dalam menjembatani keluhan-keluhan masyarakat, sehingga masyarakat
merasa dilayani. Polri pun diharapkan mampu membantu memberikan solusi terkait berbagai
kendala atau permasalahan yang dihadapi masyarakat terutama dalam situasi pandemi ini.
Dengan demikian, dapat ikut serta mencegah terjadinya tindakan-tindakan menyimpang
maupun mencegah berkembangnya permasalahan yang mereka hadapi menjadi gangguan
kamtibmas.

Situasi ekonomi sulit yang harus dihadapi masyarakat, memerlukan peran dari
berbagai pihak untuk berpartisipasi dalam memberikan bantuan. Polri pada masa pandemi ini
juga aktif dalam memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pemberian sembako atau
kebutuhan pokok lainnya. Hal ini menjadi bagian dari upaya preemtif Polri untuk membantu
masyarakat yang sulit dalam ekonominya sehingga memperkecil peluang terjadinya
kejahatan.

Pada masa pandemi covid-19 ini juga dimungkinkan meningkatnya angka


kriminalitas karena situasi masyarakat yang tidak stabil serta dihadapi oleh berbagai
permasalahan yang kompleks. Sering terjadinya konflik antarmasyarakat maupun tindakan-
tindakan kriminalitas perlu untuk dicegah melalui peran Polri. Selain melalui bimbingan dan
penyuluhan, Polri melalui fungsi satuan binmas juga berperan dalam menangani berbagai
konflik yang muncul ditengah masyarakat. Terutama pada konflik-konflik berskala kecil
yang dapat diselesaikan tanpa harus melalui peradilan pidana, Polri berperan dalam
memediasi pihak yang berkonflik untuk mencapai kesepakatan bersama. Dengan demikian
dapat mendorong situasi kamtibmas yang tetap kondusif ditengah pergejolakan kehidupan
masyarakat. Terciptanya situasi yang kondusif inilah diharapkan mampu memperlancar
pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional.

Upaya-upaya preemtif tidak hanya dilakukan oleh fungsi teknis binmas. Intelkam
merupakan bagian dari Polri yang memiliki fungsi utama sebagai mata dan telinga pimpinan
atau organisasi. Secara mendasar intelkam memiliki tugas dalam hal penyelidikan,
pengamanan, dan penggalangan untuk merespon setiap fenomena atau situasi yang
berkembang dimasyarakat. Salah satu rangkaian fungsi dari intelkam ini adalah untuk
memberikan deteksi dan peringatan dini terkait perkembangan situasi.

Deteksi dini merupakan bagian dari kegiatan intelkam melalui pengumpulan bahan
keterangan atau informasi untuk mendeteksi sedini mungkin fenomena yang dapat berpotensi
berkembang menjadi gangguan kamtibmas. Bahan keterangan atau informasi tersebut akan
diolah dan dianalisis untuk menjadi peringatan dini sebagai dasar dalam pengambilan
kebijakan. Penerapan deteksi dini dan peringatan dini ini pun sangat penting dalam berbagai
situasi termasuk dalam situasi pandemi covid-19 ini.

Dalam situasi pandemi saat ini, deteksi dini dan peringatan dini diperlukan untuk
merespon perkembangan situasi kamtibmas yang tidak terlihat secara kasat mata sebagai
fenomena yang dapat menjadi gangguan kamtibmas. Sebagai contoh, kapolri melalui Surat
Telegram Kapolri Nomor: ST/1004/III/IPP.2./2020 tentang arahan jaajran intelkam
monitoring dampak ekonomi pandemi virus covid-19. Surat telegram tersebut menunjukkan
peran intelkam untuk mencari bahan intel akstual yang mengacu pada intel dasar. Produk
intel aktual tersebut kemudian akan dijadikan acuan dalam mendeteksi dan memberikan
peringatan dini terkait perkembangan yang mungkin terjadi di masa depan sebagai langkah
antisipasi melalui pertimbangan kebijakan yang baik. Deteksi dini juga diperlukan dalam
memetakan potensi-potensi kejahatan yang muncul sebagai akibat dari situasi pandemi covid-
19. Dengan tujuan dapat menjadi acuan dalam mengambil kebijakan untuk mencegah
terjadinya kejahatan yang korelasinya adalah pada kelancaran program pemulihan ekonomi
nasional.

Peran selanjutnya adalah peran Polri dalam upaya preventif yang sangat diperlukan
dalam mendukung pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional. Upaya-upaya
preventif dapat dilakukan melalui tugas pokok dan fungsi dari satuan samapta dan satuan
lantas Polri. Upaya preventif pertama ialah melalui peran satuan samapta. Satuan samapta
memiliki peran pencegahan melalui berbagai kegiatan yang menjadi domain tugasnya seperti
turjawali (pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patrol) dan pengakkan hukum terbatas.

Turjawali merupakan kegiatan kepolisian dalam rangka memberikan perlindungan,


pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat guna mewujudkan rasa aman, baik fisik
maupun psikis, terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat, terbebas dari rasa khawatir
sehingga masyarakat dapat melakukan segala aktifitasnya dengan tertib dan lancar.

Melalui kegiatan turjawali seperti patroli, dapat berperan dalam mencegah bertemu
berbagai niat dengan potensi atau kesempatan kejahatan dalam situasi pandemi covid-19.
Sebagai contoh kerawanan yang muncul pada malam hari karena kondisi pandemi, dimana
jalanan dalam kondisi sepi karena mobilitas masyarakat yang dibatasi. Hal ini membuka
kesempatan niat para pelaku kejahatan yang memiliki kecenderungan meningkat karena
kesulitan ekonomi di masa pandemi. Dengan kehadiran polisi dalam kegiatan patroli, potensi
kerawanan tersebut dapat dicegah. Selain itu, peran satuan sabhara melalui patroli dialogis
juga diharapkan dapat ikut serta memberikan rasa kehadiran Polri ditengah-tengah
masyarakat. Polri dapat melakukan sosialisasi atau mengajak masyarakat mematuhi protokol
kesehatan, memberikan peringatan terkait kamtibmas, dan menjadi sarana bagi masyarakat
dalam menyampaikan kendala atau permasalahan sosialnya.

Pada masa pandemi kondisi stabuilitas yang terganggu, akan menimbulkan


kegelisahan dan perubahan pola kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk keresahan yang
sering terlihat adalah melalui berbagai kegiatan demonstrasi. Peran satuan samapta menjadi
sangat penting dalam mengendalikan aktivitas demokratis tersebut sehingga dapat menjamin
stabilitas kamtibmas untuk tetap berjalan. Selain itu, masyarakat juga tidak mudah
beradaptasi dengan perubahan pola kehidupan yang ada. Akibatnya regulasi yang dibuat
pemerintah untuk merubah pola kehidupan tersebut sering dilanggar oleh masyarakat.
Sebagai contoh, dalam hal penertiban protokol kesehatan, sataun samapta berperan untuk
melakukan penegakkan hukum terbatas kepada para pelaku pelanggar protokol kesehatan.
Hal-hal tersebut diatas menunjukkan peran satuan samapta Polri dalam mendorong
terciptanya situasi yang kondusif untuk memperlancar pelaksanaan pemulihan ekonomi
nasional.

Upaya preventif yang kedua dilakukan melalui peran satuan lalu lintas. Satuan lalu
lintas memeliki peran penting dalam hal pengaturan lalu lintas. Pada masa pandemi saat ini,
mobilitas masyarakat akan sangat dibatasi guna memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Mobilitas masyarakat Indonesia yang sangat dominan dengan menggunkan kendaraan, akan
memerlukan peran satuan lalu lintas untuk melakukan pengaturan. Sebagai contoh, dalam
penerapan masa PPKM, satuan lalu lintas berperan dalam melakukan rekayasa lalu lintas
untuk membatasi dan mencegah mobilitas yang tidak terkendali dari masyarakat terutama
pada situasi-situasi rawan seperti pada musim liburan. Dengan demikian, penyebaran virus
covid-19 dapat dikendalikan dan akan berimpilkasi pada terciptanya situasi kondusif.

Peran Polri yang terakhir dalam pelaksanaan tugas operasionalnya adalah peran
represif. Langkah represif menjadi tindakan akhir dari siklus peran Polri sebagai aparat
keamanan. Peran satuan reskrim memiliki relevansi dalam mendukung pemulihan ekonomi
nasional, melalui upaya penegakkan hukum. Penegakkan hukum berkaitan dengan peran
Polri dalam pemulihan ekonomi nasional ini dilakukan pertama terhadap berbagai kejahatan
yang tidak berdampak langsung terhadap perekonomian Negara namun mengganggu
stabilitas kamtibmas sehingga akan berefek juga pada pencapaian pemulihan ekonomi
nasional. kedua, penegakkan hukum dalam rangka pengawasan pelaksanaan program
pemulihan ekonomi nasional terhadap para pelaku yang menyalahgunakan program ini untuk
kepentingan pribadi atau golongan terutama berkaitan dengan tindakan atau perilaku koruptif.

Dengan adanya situasi yang serba sulit dan penuh dinamika akibat adanya pandemi
covid-19, diperkirakan akan berdampak pada peningkatan angka kriminalitas pada bentuk-
bentuk kejahatan tertentu seperti pencurian, pencurian dengan kekerasan, kekerasan dalam
rumah tangga, hingga kejahatan non-konvensional seperti kejahatan siber. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya data peningkatan angka kriminalitas yang signifikan pada awal
masa pandemi. Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh Kabagpenum divisi humas
Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan dalam media Indonesia pada hari Senin, 18 Mei 2020,
tercatat pada minggu ke-19 tahun 2020 kasus kejahatan berada pada angka 3.481 kasus.
Angka kejahatan mengalami kenaikan sebesar 7,04 persen pada minggu ke-20 dengan total
kasus kejahatan sebanyak 3.726 kasus.

Kenaikan angka kejahatan semakin signifikan pada minggu ke-23 hingga ke-24.
Dilansir dari viva.co.id pada hari Rabu, 17 Juni 2020, Karopenmas Divisi Humas Polri
Brigjen Polisi Awi Setyono menyampaikan terjadi kenaikan kasus kejahatan sebesar 38,45
persen pada minggu tersebut yaitu dari 4.244 kasus menjadi 5.876 kasus. Terdapat lima kasus
yang mengalami kenaikan terbesar diantaranya kasus pencurian dengan pemberatan, kasus
penggelepan, narkoba, perjudian, dan curanmor.

Dengan adanya fenomena peningkatan kasus kejahatan pada masa pandemi tersebut
menempatkan Polri sebagai garda terdepan untuk menjalankan upaya penegakkan hukum.
Penegakkan hukum ini dilakukan untuk menghilangka keresahan masyarakat terhadap
berbagai gangguan keamanan yang ada. Selain itu, melalui pengakkan hukum juga mampu
memberikan efek jera bagi para pelaku maupun orang-orang yang memiliki niat melakukan
kejahatan. Pendekatan penegakkan hukum modern yang berbasis pada reintegrasi sosial bagi
para pelaku juga diharapkan mampu mengubah perilaku-perilaku criminal menjadi potensi
yang dapat mendorong kemajuan bangsa. Dengan demikian, upaya penegakkan hukum oleh
Polri diharapkan dapat mengendalikan tindakan-tindakan kejahatan dilingkungan masyarakat
sehingga tercipta situasi yang aman dan tertib guna mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Upaya polri dalam mengendalikan peningatan angka kejahatan untuk menciptkan


situasi yang kondusif dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional cukup membuahkan
hasil. Hal ini dapat terlihat dari penurunan angka kejahatan sepanjang 2020. Meskipun
sempat terjadi kenaikan kasus kejahatan, namun menurut data dari badan pusat statistic dalam
laporan statistic criminal 2021, secara kumulatif tahunan angka kriminalitas pada tahun 2020
mengalami penurunan dari yang sebelumnya pada tahun 2019 sebanyak 269.324 kasus,
menjadi 247.218 kasus. Begitupun pada tahun 2021, menurut keterangan pers dari Kapolri
Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, angka kejahatan pada tahun 2021 mengalami penurunan
sebanyak 53.340 kasus atau sebesar 19,3 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini menujukkan
upaya responsive Polri terhadap keejahatan yang dimungkinkan muncul pada masa pandemi
telah membuahkan hasil yang baik.
Selanjutnya, peran Polri terhadap pemulihan ekonomi nasional juga dibutuhkan dalam
menangani berbagai kejahatan yang berimplikasi langsung terhadap perekonomian Negara.
Terutama dalam hal korupsi yang menjadi masalah besar yang klasik di Indonesia. Anggaran
pemulihan ekonomi yang sangat besar tentu rawan untuk menjadi sasaran bagi oknum-oknum
yang ingin memnafaatkannya untuk kepentingan pribadi. Untuk itu selain pengawasan dari
Polri terhadap pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional ini, penegakkan hukum
terhadap berbagai tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan Negara juga diperlukan.
Melalui pengakkan hukum tersebut secara ekonomis dapat membantu untuk mengembalikan
kerugian keuangan Negara sehingga dapat dimanfaatkan kembali untuk mendorong pulihnya
ekonomi Indonesia dari resesi akibat pandemi covid-19.

Korupsi dipandang menjadi problem besar dalam peran kuratif Polri. Permasalahan ini
menghambat proses pembangunan nasional yang memerlukan efisiensi tinggi. Menurut ICW
(Indonesia Corruption Watch), selama semester 1 (satu) tahun 2021 terdapat 209 kasus
korupsi yang ditangani oleh aparat penegak hukum dan sebanyak 482 orang telah ditetapkan
sebagai tersangka. Adapun nilai kerugian Negara yang ditemukan oleh APH sebesar Rp 26,8
triliun, nilai suap sebesar Rp 96 miliar, dan pungutan liar sebesar Rp 2,5 miliar. Secara
kelembagaan, kejaksaan merupakan lembaga yang paling banyak menangani kasus korupsi
selama semester 1 tahun 2021, yaitu sejumlah 151 kasus dan 363 tersangka dengan total
kerugian Negara sebesar Rp 26,110 triliun dan nilai suap sebesar Rp 300 juta.

Lembaga kepolisian tercatat berada pada posisi kedua dengan jumlah kasus sebanyak 45
kasus dan 82 tersangka serta total kerugian Negara Rp 388,4 miliar dan nilai suap sebesar Rp
886,2 juta. Pada urutan terakhir yaitu KPK dengan total kasus sebanyak 15 kasus dan 40
tersangka serta total kerugian Negara sebesar Rp 331,6 miliar dan nilai suap sebesar Rp 94
miliar. Berdasarkan pada analisis yang dilakukan oleh ICW dalam laporan tren penindakan
kasus korupsi pada semester 1 tahun 2021, secara umum kinerja kepolisian dalam melakukan
penindakan kasus korupsi masuk kedalam kategori E atau sangat buruk dengan persentase
sebesar 5,9 %. Hal ini dinilai dari perbandingan antara target dan realisasi penanganan kasus
korupsi. Berdasarkan DIPA Polri TA 2021, target penindakan kasus korupsi adalah sebanyak
763 kasus, sementara yang terealisasi hanya sebanyak 45 kasus.

Berdasarkan data tersebut, maka pelaksanaan peran polri dari segi tindakan represif untuk
mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui pemberantasan korupsi dirasa masih kurang
dan perlu peningkatan. Sejalan dengan hal itu, data tren penindakan kasus korupsi oleh Polri
tahun 2021 dari ICW, menunjukkan angka penurunan, meskipun dari segi total nilai kerugian
Negara yang berhasil dikembalikan mengalami peningkatan dari tahun 3 (tiga) tahun
sebelumnya

Sumber: www.antikorupsi.id
Dengan demikian, dalam hal peran represif Polri, masih diperlukan adanya
peningkatan kinerja penegakan hukum, khususnya terhadap kejahatan yang menimbulkan
kerugian Negara dan menghambat proses pemulihan ekonomi nasional. Upaya-upaya
peningkatan tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas berupa kompetensi
petugas Polri, peningkatan koordinasi dengan instansi terkait, serta dengan melakukan
restrukturisasi organisasi seperti mengembangkan struktur pengorganisasian dibidang tipikor
melalui pembentukan Korps Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi seprti yang digadangkan
oleh Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, pengembangan subdit tipikor menjadi
direktorat tersendiri ditingat Polda, dan pengembangan unit tindak pidana korupsi ditingkat
Polres menjadi satuan tindak pidana korupsi.

Kepolisian Negara Republik Indoensia memiliki peran yang besar sehubungan dengan
tugas pokok, fungsi, dan perannya dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional. resesi
yang dialami Indonesia pada masa pandemic menjadi tantangan berat bagi berbagai lembaga
Negara dalam mempertahankan stabilitas nasional. Polri memiliki peluang yang besar dengan
berdasarkan pada kewenangan dan tugasnya yang luas. Upaya-upaya pemerintah secara
integral berkoordinasi dengan berbagai lembaga, menunjukkan hasil yang cukup baik dilihat
dari implikasinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sejak mengalami resesi pada
2020, ekonomi Indonesia kembali tumbuh pada kuartal IV 2021 sebesar 5,02 persen. Hal ini
tidak terlepas dari peran Polri dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional akibat resesi
tersebut.

Sumber: Berita Resmi Statistik No.14/02/Th.XXV,7 Februari 2022

Penutup

Pada dasarnya diperlukan penyelesaian yang komprehensif integral untuk mendukung


pemulihan ekonomi nasional. Kampung tangguh menjadi contoh riil dari konsep
penyelesaian masalah dalam situasi pandemi secara komprehensif integral dalam lingkup
satuan masyarakat kampung. Program kampung tangguh diselenggarakan melalui kolaborasi
dari Polri dan masyarakat dalam memecahkan masalah yang ada dalam situasi pandemi. Pilar
yang dibangun dalam kampung tangguh tersebut meliputi penguatan SDM, penguatan
keamanan, penguatan informasi, penguatan logistik, penguatan kesehatan, penguatan
psikologi, dan penguatan budaya. Pilar yang menjadi tujuan kampong tangguh tersebut,
menunjukkan perlunya peran berbagai fungsi kepolisian baik fungsi operasional amupun
fungsi bantuan serta kerjasama dari berbagai instansi dan masyarakat untuk bersama
membangun sutau strategi penyelesaian masalah bersama.

Dengan demikian, program pemulihan nasional dianggap sangat penting karena


menjadi senjata utama untuk mengembalikan Indonesia dari jurang resesi serta membangun
kembali stabilitas nasional. Namun, upaya tersebut tidak dapat berjalan baik tanpa dukungan
dari unsur-unsur lainnya. Hal ini sejalan dengan perekonomian yang merupakan aspek vital
dalam kehidupan yang menjadi muara dalam menggerakkan penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Oleh karenanya, terdapat keterkaitan dengan berbagai aspek
lainnya untuk mendukung terciptanya ekonomi yang baik dalam suatu Negara. Situasi
pandemi yang sulit, menjadikan koordinasi dan kerjasama yang baik antarbagian Negara
sangat diperlukan sehingga Negara dapat bertahan dalam situasi yang dinamis tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Mutia Fauzia. (2020). Kaleidoskop 2020: Pandemi Covid-19 Bikin Indonesia Terjerumus ke
Jurang Resesi Pertama Kalinya Sejak 1998. Diakses pada 20 Februari 2022, dari
https://money.kompas.com/read/2020/12/25/070800526/kaleidoskop-2020--pandemi-covid-
19-bikin-indonesia-terjerumus-ke-jurang-resesi?page=all.

Kemenkeu RI. (2020). Sinergi Kemenkeu-Polri Penting bagi Pelaksanaan Program PEN.
Diakses pada 21 Februari 2022, dari https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/sinergi-
kemenkeu-polri-penting-bagi-pelaksanaan-program-pen/.

Edwin Firdaus. (2020). Kriminalitas Meningkat Tajam Selama Pandemi Covid-19. Diakses
pada 23 Februari 2022, dari https://www.viva.co.id/berita/kriminal/1279724-kriminalitas-
meningkat-tajam-selama-pandemi-covid-19.

Yakub Pryatama. (2020). Lima Bulan Pandemi Covid-19, Kriminalitas Naik 7 Persen.
Diakses pada 23 Februari 2022, dari https://mediaindonesia.com/megapolitan/314036/lima-
bulan-pandemi-covid-19-kriminalitas-naik-7-persen.

Hendri Umar. (2020). Kampung Tangguh Covid 19. Diakses pada 24 Februari 2022, dari
http://satgascovid19.malangkab.go.id/konten/file/30052020/_20200530-111753.pdf.

Anda mungkin juga menyukai