Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Naufal Nugrafitra

NIM : F1D018054

DAMPAK PERUBAHAN EKONOMI POLITIK GLOBAL PADA MASA

PANDEMI COVID-19 TERHADAP EKONOMI POLITIK INDONESIA

DALAM SKALA GLOBAL

Pada tulisan ini penulis akan menjelaskan mengenai dampak perubahan

ekonomi politik global pada masa pandemic covid-19 terhadap ekonomi politik

indonesia di mata internasional melalui perspektif realisme. Covid-19 merupakan

bencana bagi umat manusia pasalnya selain mengancam kesehatan, virus ini juga

merupakan sebuah tembok besar yang menghalangi perkembangan sektor

ekonomi yang berujung krisis hampir di seluruh negara. Krisis ini telah memaksa

negara-negara di dunia untuk memprioritaskan fokus mereka kepada sektor

kesehatan dibanding sektor ekonomi, yang dibuktikan dengan regulasi-regulasi

yang membatasi mobilisasi masyarakat maupun kegiatan ekonomi di beberapa

negara untuk mencegah penularan yang lebih luas, secara tidak langsung hal

tersebut telah menyebabkan turunnya pendapatan masyarakat, ketika bisnis

kehilangan pendapatan, pengangguran cenderung meningkat tajam, maka akan

mengubah guncangan sisi penawaran menjadi guncangan sisi permintaan yang

lebih luas bagi perekonomian. Tingkat keparahan dampak akan sangat bergantung

pada durasi pembatasan mobilisasi masyarakat dan kegiatan ekonomi serta pada

skala dan efektifitas respons dari otoritas-otoritas keuangan nasional maupun

internasional.
Krisis ini, akan memilah negara-negara kuat yang mampu bertahan dan

menyisakan negara-negara ekonomi kelas bawah hingga menengah dalam palung

kesulitan. Kondisi tersebut menimbulkan kemungkinan munculnya peluang

negara kuat untuk memberi pengaruh kepada sejumlah negara yang mengalami

masa-masa sulit. Amerika Serikat secara responsif bergerak dengan

mengalokasikan dana yang cukup besar untuk membantu penanganan

internasional, termasuk komitmen untuk pengembangan vaksin, bantuan peralatan

medis dan tenaga medis serta bantuan luar negeri. China sebagai rival utama AS

saat ini juga tak mau kalah dengan segera memberikan uluran tangan dalam

bentuk dana bantuan luar negeri, maupun peralatan medis, tenaga kesehatan serta

pengembangan vaksin. China dan Amerika Serikat saat ini menjadi salah satu

negara yang paling berpengaruh di dunia dalam menghadapi pandemic covid-19.

Hal tersebut, akan menimbulkan kemungkinan ketergantungan negara ekonomi

kelas bawah sampai menegah terhadap bantuan negara kuat seperti AS dan China.

Pemerintahan Indonesia lebih berorientasi dan fokus pada aspek ekonomi

dan pembangunan infrastruktur dalam pengambilan kebijakan luar negeri. Kerja

sama ekonomi, baik itu sifatnya bilateral atau multilateral, diharapkan bisa

memberikan keuntungan bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dikemukakan dalam

visi misi Presiden Joko Widodo, yakni kebijakan diplomasi ekonomi harus

mengedepankan kesejahteraan bagi rakyat. Pada era kepemimpinan Jokowi-JK,

prinsip politik luar negeri Indonesia bersifat bebas-aktif, mengarah pada diplomasi

ekonomi. Mayoritas kerja sama tersebut memprioritaskan adanya investasi dari

negara-negara luar seperti penyelenggaraan Indonesia Fair di Bangladesh,


kesepakatan bisnis Indonesia-Afrika, hingga annual meeting IMF-World Bank di

Bali. Kelanjutannya, diplomasi ekonomi bisa berjalan dengan baik. Ternyata, gaya

diplomasi Indonesia yang fokus terhadap aspek ekonomi berubah pada masa

pandemi. Indonesia seakan hidup segan mati tak mau, dengan mengambil

kebijakan penanggulangan covid-19 yang setengah-setengah, dari mulai birokrasi

yang rumit dan panjang, penyerapan dana penanggulangan yang lambat, serta

baru-baru ini terkuak korupsi dana bantuan sosial, hal tersebut menyebabkan

melonjaknya kurva penyebaran covid-19 di Indonesia, sampai beberapa negara

memblokir WNI masuk ke negaranya, serta melarang warga negaranya

menginjakkan kaki di nusantara. Hal-hal tersebutlah yang memposisikan

Indonesia pada masa sulit di era pandemi. Negara kuat yang melihat kondisi

Indonesia seperti ini cepat tanggap dengan memberikan bantuan luar negeri

berupa dana maupun peralatan medis kepada Indonesia, total sebesar Rp37,6

miliar bantuan luar dari Amerika Serikat dan bantuan berupa paket sebesar 12 ton,

berisi alat pelindung diri (APD) yang terdiri atas 7,2 ton pakaian pelindung, 128

kg masker bedah jenis N95, 110 kg sarung tangan sekali pakai, 700 kg masker

sekali pakai, dan 775 kg kacamata pelindung. Pada masa pandemi Indonesia

tidaklah tidak bukan hanya sebatas tanah surga yang di perebutkan oleh negara

kuat guna kepentingan mereka, intinya adalah perebutan kekuasaan hegemoni

internasional.

DAFTAR PUSTAKA
Haripin, M. (2020, April 22). Politk Luar negeri Indonesia dan Pandemi Covid-

19. Retrieved from .politik.lipi.go.id:

http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-1/politik-internasional/1369-

politik-luar-negeri-indonesia-dan-pandemi-covid-19

Indoensia, C. (2020, Maret 31). AS Beri Bantuan Rp37,6 M ke Indonesia untuk

Tangani Corona. Retrieved from cnnindonesia.com:

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200331160914-134-

488765/as-beri-bantuan-rp376-m-ke-indonesia-untuk-tangani-corona

Marcus, o. (2020, Maret 26). Virus corona: Pertarungan antara AS dan China di

tengah pandemi Covid-19. Retrieved from www.bbc.com:

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52044493

Michael Walsh, M. W. (2020, Maret 26). Bantuan China Kepada Dunia,

Termasuk ke Indonesia, Untuk Atasi Virus Corona Hanya Pencitraan?

Retrieved from abc.net: https://www.abc.net.au/indonesian/2020-03-26/di-

balik-bantuan-china-menangani-virus-corona/12093966

Seno. (2019, Desember 22). Ekonomi Global dan Indonesia 2020. Retrieved from

https://mediaindonesia.com/opini/278424/ekonomi-global-dan-indonesia-

2020: 18

Anda mungkin juga menyukai