Anda di halaman 1dari 9

DAMPAK COVID-19 TERHADAP EKONOMI

Shinta Rahmadia,Nurul Febriyani

Universitas Syiah Kuala

Jurusan Ekonomi Islam, Universitas Syiah Kuala

Email: shinta01mhs.unsyiah.ac.id

Abstrak

Saat ini perekonomian dunia mengalami tekanan berat yang disebabkan oleh virus covid-19 atau yang
dikenal dengan virus corona.Virus ini hadir mulai dikenal oleh masyarakat luas pada tahun 2020.Topik
ini bertujuan untuk membahas dampak global yang disebabkan oleh corona terhadap perekonomian
dunia.Melihat perkembangan ekonomi dan pengaruh ekonomi tidak hanya pada ruang lingkup
ekonomi,akan tetapi kesehatan dan budaya juga berdampak pada ekonomi.Dibuktikan dengan
menyebarnya virus corona berdampak negative terhadap perekonomian. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah systematic review di mana jurnal-jurnal sebelumnya banyak yang
menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah corona
virus sangat mempengaruhi perekonomian dalam 3 sektor utama, yaitu sector pasar modal,
perdagangan surat utang, dan perdagangan emas.

Abstract

Currently the world economy is experiencing severe pressure caused by the covid-19 virus or known
as the corona virus. This virus comes to be known by the public at large in 2020. This topic aims to
discuss the global impact caused by corona on the world economy. See developments economy and
economic influence not only on the economic sphere, but health and culture also have an impact on the
economy. Proved by the spread of the corona virus has a negative impact on the economy. The method
used in this study is a systematic review in which many previous journals use descriptive qualitative
analysis. The results obtained from this study are that corona virus greatly affects the economy in 3
main sectors, namely the capital market sector, debt securities trading, and gold trading.

Pendahuluan

Ekonomi adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia.


Dapat dipastikan bahwa dalam keseharian kehidupan manusia selalu berkaitan
dengan ekonomi. Keberadaan ekonomi dapat memberikan kesempatan bagi manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makanan, minuman, berpakaian,
tempat tinggal, dan lain sebagainya. Sejak kemunculannya pada Desember 2019 lalu
pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak yang sangat serius pada hampir
seluruh aspek kehidupan manusia di muka bumi,terutama di sektor ekonomi.
Berdasarkan masalah tersebut, peneliti memiliki ketertarikan untuk meneliti apa saja
dampak dari covid-19 terhadap perekonomian.
Secara Makro, perubahan jumlah permintaan dan penawaran agregat akan
mempengaruhi tingkat kegiatan perekonomian pada periode tertentu yang pada
gilirannya akan berpengaruh pula terhadap pendapatan nasional atau produksi
nasional (PDB-Produk Domestik Bruto). Salah satu yang menjadi indikator baik
buruknya perekonomian disuatu daerah adalah dengan melihat tingkat pertumbuhan
ekonominya. Pertumbuhan ekonomi adalah persentase perubahan kegiatan ekonomi,
yang salah satunya dapat diukur dari jumlah persentase perubahan produksi
barang dan jasa. (Harmadi, n.d. dalam Maryanti,2020)
Pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah akan bergantung pada beberapa hal
diantaranya jumlah investasi, konsumsi atau permintaan masyarakat, dan pengeluaran
pemerintah. Sebagai gambaran, jika terjadi peningkatan pengeluaran pemerintah,
maka akan mendorong terciptanya kesempatan kerja baru yang pada akhirnya akan
menyebabkan pendapatan masyarakat pertambah. Jika pendapatan masyarakat
bertambah, maka akan berpengaruh pada permintaan akan barang dan jasa
yang juga meningkat. Hal ini akan mendorong produsen atau perusahaan
memproduksi barang dan jasa lebih banyak dan selanjutnya akan terjadi
kenaikana output nasional. Jadi, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka
akan semakin tinggi tingkat kegiatan perekonomian yang artinya semakin
sejahtera pula masyarakat yang ada di suatu wilayah tersebut.
Dampak wabah virus Corona (Covid-19) tidak hanya merugikan sisi kesehatan.
Bahkan virus ini turut mempengaruhi perekonomian negara-negara di seluruh dunia,
tak terkecuali Indonesia. Ekonomi global mngalami penurunan, menyusul penetapan
dari WHO yang menetapkan wabah Corona sebagai pandemi yang mempengaruhi
dunia usaha.Virus corona mulai merebak disekitar wilayah Wuhan dan kini telah
menjangkiti lebih dari 100 negara. Semakin meluasnya wabah corona ke berbagai
belahan dunia menjadi ancaman serius bagi perekonomian global. "Penyebaran
semakin meluas akan memperlama periode jatuhnya perekonomian”.
Dampak terbesarnya ada pada proses produksi, distribusi, dzan konsumsi akibat
tingkat penularan virus yang menyerang aspek fundamental dari seluruh akivitas
manusia, sehingga memaksa pemerintah menerapkan kebijakan social/phsycal
distancing. Sebanyak 13 negara termasuk Cina, Italia dan Jepang telah menutup
sekolah sekolah di seluruh negeri dalam upaya untuk menghentikan penyebaran
virus.

Covid-19 adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus SARS CoV-2
dan memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa, yang dapat berlanjut pada sakit
parah dan radang paru (Pneumonia), sehingga menyebabkan kesulitan bernafas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagai sumber acuan dunia dalam menghadapi
Covid-19, telah merilis beberapa langkah-langkah perlindungan dasar individu
dalam menghadapi Pandemi ini. Beberapa diantaranya yaitu menjaga kebersihan
tangan melalui rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan
cairan berbasis alkohol, menjaga jarak sosial (Social distancing) dengan cara
menjaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain atau siapa saja yang batuk atau
bersin, hindari menyentuh mata, hidung dan mulut, karena ketiganya merupakan
jalan masuknya virus ke dalam tubuh, menjaga kebersihan pernafasan dengan
cara menutup mulut dan hidung dengan tisu atau dengan siku pada saat batuk
dan bersin, jika mengalami demam, batuk dan kesulitan bernafas, cari
perawatan medis sesegera mungkin, serta tetap mencari informasi dan mengikuti
saran yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan setempat.

Metode

Sistematik review berdasarkan jurnal menggunakan analisis deskriptif


kualitatif. Dengan cara mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi akibat
dampak virus corona (Covid-19) terhadap perekonomian global. Mengingat materi
dan penelitian yang masih belum memadai maka penulis akan mendeskripsikan
hasil penelitian melalui beberapa sumber dan mengambil kesimpulan dari
beberapa artikel maupun jurnal terkait.
Hasil dan Pembahasan

Dampak Corona terhadap ekonomi global mempengaruhi 3 sektor yaitu


pasar saham, Surat utang, dan Nilai Emas. Dan juga pada perekonomian dalam
negeri.

1. Sektor Pasar Modal

Virus Corona telah membuat investor lari kocar-kacir dari pasar saham
global. Pasar ekuitas global bergerak dengan volatilitasnya yang sangat
tinggi. Hal ini tercermin dari indeks volatilitas (VIX) keluaran Chicago
Board Options Exchange berada di level tertingginya dalam lima tahun.
Artinya Virus Corona memiliki dampak yang cukup serius. Selain itu juga
mempengaruhi tingkat keputusan investasi beberapa investor sehingga
terlihat begitu signifikan dampaknya. Virus Corona juga membuat kondisi
mental para investor menjadi panik dan membuat pasar saham global
mendapat tekanan yang hebat. Jika dihitung sejak awal tahun kinerja bursa
saham global masih mencatatkan pelemahan.

2. Perdagangan Surat Utang

Surat utang AS bertenor 10 tahun berada di level terendahnya dalam


sejarah. Yield obligasi pemerintah AS untuk tenor 10 tahun berada di level
0,7070% pada Jumat (6/3/2020). Artinya investor dalam 3 tahun terakhir
telah mengambil keputusan tiba-tiba ditengah kondisi Virus Corona
(Covid-19) dengan memutuskan untuk tidak tertarik dengan surat utang
yang dikeluarkan oleh AS. Virus Corona dengan sigap telah melahap sektor
ekonomi dinegara AS dengan cukup cepat.

3. Perdagangan Emas

Harga emas kembali melambung dan mencetak rekor tertingginya


dalam tujuh tahun. Emas yang semula hanya dikategorikan sebagai save
haven atau asset yang minim resiko telah menjadi sebuah wadah investasi
yang cukup diminati. Hal ini terlihat di perdagangan emas di pasar spot yang
terus mengalami lonjakan ditengah kepungan Virus Corona.

4. Ekonomi Dalam Negeri

Berbagai kebijakan dilakukan oleh Indonesia dalam rangka


menangani kondisi ekonomi global yang disebabkan oleh virus Corona.
Pergerakan nilai tukar dan harga minyak terus menerus mengharuskan
pemerintah segera mengambil kebijakan.Diantara kebijakan pemerintah
adalah suku bunga dan diskon harga tiket pesawat agar masyarakat tetap
tertarik untuk melakukan kunjungan wisata ke beberapa kota destinasi
wisata. Variasi stimulus untuk mengurangi tekanan yang dialami dan
volatilitas yang tinggi di pasar saham tanah air, otoritas bursa memutuskan
untuk menghentikan transaksi short selling di tengah kondisi kepanikan
seperti sekarang ini ( 5 Ngerinya Ramalan S&P Soal Corona ke
Ekonomi, RI Bisa Selamat - Halaman 2, n.d. dalam Burhanuddin, 2020).

Belakangan ini covid menjadi konsen besar bangsa Indoneesia karena


permasalahan yang terus ditimbulkannya, Ada banyak kerugian yang disebabkan oleh
covid-19 yang berdampak bagi Perekonomian Indonesia pembangunan ekonomi
sebuah negara pada dasarnya bertujuan untuk mencapai kemakmuran masyarakat
melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan distribusi pendapatan yang
merata. hal ini bertolak belakang dengan keadaan indonesiapada tahun
1997/1998 dimana krisis yang pada awalnya adalah nilai tukar kemudian
berkembang menjadi krisis perbankan , hingga menjalar kepada krisis
sosial dan politik yang berakibat besar pada bangsa indonesia. Tingginya laju
inflasi pada waktu itu menyebabkan menurunya daya beli masyarakat,
khusus golongan berpendapatan rendah.perubahan jumlah uang dapat
mempengaruhi tingkat bunga, dan fungsi konsumsi , jadi jumlah uang
menimbulkan perubahan dalam permintaan seluruhnya.Hal ini dilakukan dengan
menertibkan anggaran, menertibkan sektor perbankan, dan mengembalikan
ekonomi pasar agar perekonomian akan stabil,suatu sistem ekonomi pasar bebas
menjadikan orang bebas untuk bertindak melakukan terbaik bagi dirinya dimana
sistem devisa yang terlau bebas tanpa ada pengawasan yang ketat,memungkinka
arus modal mengalir keluar masuk secara bebas.Hal inilah menjadi salah satu
penyebab terjadinya krisis yang berkepanjangan ,selain itu yang menjadi
penyebab terjadinya krisis adalah lemahnya sistem perbankan di Indonesia.
Mengenai hal tersebut ada beberapa hal penting dilihat dari perekonomian
Indonesia tahun 199-2000 pertama,kelompok yang mengatakan bahwa krisis di
sebabkan oleh faktor eksternal yaitu perubahan sentimen pasar uang secara
cepat yang menimbulkan kepanikan finansial.kelompok yang mengatakan bahwa
krisis timbul karena adanya kelemahan struktur didalam perekonomian
nasional,dalam sistem keuangan maupun perbankan.(Djiwandono,2001)
menamakan kelompok pertama sebagai internationalists,sedangkan kelompok kedua
sebagai fundamentalists, selain itu diidentifikasikan juga kelompok ketiga new
fundamentalists yaitu yang melihat pengaturan dan masalah struktur pada sektor
finansial sebagai penyebab krisis.Pada kasus Indonesia merupakan kombinasi dua
unsur yang terjadi secara bersamaan, dimana unsur eksternal berupa
kepanikan keuangan dan lemahnya ekonomi nasional baik sektor perbankan
maupun riil.Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dimana ketika gejolak
eksternal timbul,perekonomian nasional yang lemah sangat mudah terkena
dampak negatif sehingga gejolak yang terjadi dalam waktu yang singkat
berubah menjadi krisis ekonomi yang terjadi saat iniyang dirasakan oleh
negara kita.
Cina masih menjadi negara dengan perekonomian terbesar keenam di dunia.
Sementara saat ini, Cina adalah negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia
setelah Amerika Serikat. Pelemahan ekonomi sebesar 0,5 hingga 1 persen tentu akan
berdampak luar biasa. Saat wabah SARS melanda, kontribusi Cina terhadap
perekonomian dunia kurang dari dua persen. Saat ekonomi Cina melemah sekitar
satu persen poin akibat wabah SARS, dunia tidak terlalu terguncang.IMF
memperkirakan ekonomi Cina memberikan kontribusi hingga 39,2% dari total
pertumbuhan ekonomi dunia pada 2019. Kontribusi besar dari Cina itu menjadikan
Asia sebagai kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan kontribusi
lebih dari dua pertiga pertumbuhan global. Menurut perkiraan IMF, ekonomi Cina
akan tumbuh 6,1 persen pada tahun 2019, dan melambat menjadi 5,8% pada 2020.
Proyeksi IMF itu dibuat tanpa memperhitungkan efek pelemahan ekonomi akibat
wabah virus Corona. Virus corona terbukti memukul keras perekonomian Cina.
Sejumlah perusahaan multinasional telah menyatakan untuk menghentikan
sementara proses produksinya.
Pada 30 Januari, Toyota mengumumkan untuk menghentikan
sementara produksinya hingga 9 Februari 2020.Sejumlah perusahaan multinasional
mulai dari Facebook, Honda, Nissan, LG Electronics hingga Standard
Chartered memutuskan untuk sementara menghentikan perjalanan bisnis ke Cina.
Sejumlah negara, termasuk Indonesia, juga mengeluarkan larangan penerbangan
ke Cina. Sejumlah perusahaan diketahui sedang mencari pinjaman agar
bisnisnya bisa tetap berjalan. Reuters melaporkan sekitar 300 perusahaan Cina
mencari pinjaman sekitar 57,4 miliar yuan. Dana itu diperlukan untuk mengatasi
gangguan akibat ditutupnya sejumlah kota, terhentinya pabrik, dan gangguan
suplai. Selain itu Sejumlah perusahaan fintech juga memberikan pinjaman lunak.
MYBank, unit kredit online Ant Financial milik Alibaba, mengumumkan akan
menyediakan pinjaman lunak 12 bulan, dengan 3 bulan bebas bunga untuk para
peminjam dari provinsi Hubei yang merupakan pusat dari virus Corona (Sejauh
Mana Virus Corona Bisa Memukul Ekonomi Dunia - Tirto n.d. dalam
Burhanuddin, 2020). Di luar China, ekonomi Korea Selatan diperkirakan bakal jadi
yang paling terdampak meski dampak wabah terhadap ekonomi sejauh ini
tampaknya sederhana.
Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari analisis ini adalah melihat
dampak dari Covid-19 bagi perekonomian. Hasil analisis menyimpulkan bahwa,
betul untuk meminimalisasi penyebaran virus Covid-19 dapat menurunkan
pertumbuhan ekonomi lebih parah. Tetapi, kesimpulan ini tidak hanya pertumbuhan
ekonomi, Kedua, kesimpulan yang berbeda didapatkan dalam jangka panjang,
dimana pertumbuhan ekonomi jangka panjang dapat lebih tertekan kalau yang terjadi
adalah intervensi minimal. Dapat disimpulkan bahwa kerugian ekonomi dari strategi
intervensi kuat. Terlalu banyak ketidakpastian dalam tahapan krisis Covid-19
ini dan informasi berubah cepat. Mudah-mudahan analisis ini bisa memberikan
gambaran yang lebih utuh bagaimana sebaiknya aspek ekonomi ditempatkan dalam
memilih strategi terbaik untuk mengelola kebijakan di pandemic Covid-19 yang
sekarang masih berlangsung. Sudut pandang perekonomian Indonesia saat ini
demikian juga pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat, apalagi jangka
pendek, bukan satu-satunya faktor penentu kesejahteraan. Nyawa manusia dan
kesehatan juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi yang justru kalau tidak
dinilai secara benar dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang lebih besar
dalam jangka panjang, ketika Covid-19 berakhir.

Daftar Pustaka

Amalia, Citra. (2020). Social Distancing: Menjaga Jarak Antar Manusia,


Mendekatkan Diri kepada Allah SWT. Diakses dari
https://percikaniman.id/2020/03/16/social-distancing-adalah pada tanggal 12
Juni 2020.
Budastra, I. K. (2020). DAMPAK SOSIAL EKONOMI COVID-19 DAN
PROGRAM POTENSIAL UNTUK PENANGANANNYA: STUDI KASUS DI
KABUPATEN LOMBOK BARAT. JURNAL AGRIMANSION, 21(1), 48-57.
Hanoatubun, S. (2020). Dampak Covid–19 terhadap Prekonomian
Indonesia. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and
Counseling, 2(1), 146-153.
Maryanti, S., Netrawati, I. G. A. O., & Nuada, I. W. (2020). PANDEMI COVID-19
DAN IMPLIKASINYA PADA PEREKONOMIAN NTB. MEDIA BINA
ILMIAH, 14(10), 3497-3508.

Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Hyun, C. C., Wijayanti, L. M., & Putri, R. S.
(2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses
Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns: Journal of Education,
Psychology and Counseling, 2(1), 1-12.

Anda mungkin juga menyukai