Anda di halaman 1dari 7

Nama : Vanesa Annafi Aldama

Nim : B100180300

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini hampir seluruh negara termasuk Indonesia sedang dilanda wabah
virus yang mengerikan yaitu corona (covid-19). Virus yang diduga dari Wuhan
China ini menggegerkan dunia dengan penyebarannya yang begitu cepat dan
memakan korban yang begitu banyak pula. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun
telah mengumumkan wabah corona sebagai pandemik global. Artinya, ini
persoalan kesehatan yang bersamaan mengancam banyak negara. Karena
penyebarannya yang begitu cepat, tak bisa dipungkiri virus corona berdampak
pada perekonomian global. Kinerja perekonomian Indonesia jelas akan ikut
terdampak.

Bank Indonesia (BI) terus memantau perkembangan ekonomi nasional di


tengah wabah virus corona. Khususnya indikator nilai tukar dan inflasi dalam
sepekan ini. Setelah ada pemberitaan bahwa Indonesia mulai terjangkit virus
covid-19 ini banyak sekali masyarakat yang memburu supermarket untuk
membeli banyak persediaan makanan untuk disimpan. Hal itu membuat inflasi
meningkat sangat pesat pada suatu daerah seperti Jakarta dimana persediaan tidak
sesuai dengan permintaan. Para supermarket juga memiliki keterbatasan
kemampuan dalam memenuhi persediaan dalam waktu cepat.

Tingkat inflasi tinggi yang tidak segera ditangani dan dikendalikan bisa
saja menimbulkan masalah yang lebih besar dalam perekonomian negara. Inflasi
tinggi yang tidak terkendali juga bisa menimbulkan kecemburuan sosial,
kerusuhan, atau bahkan krisis keuangan.
B. Tujuan
1. Mengetahui seberapa berpengaruhnya wabah virus corona (covid-19)
terhadap inflasi pada suatu daerah
2. Mengetahui strategi dalam menjaga stabilitas inflasi yang ada di
Indonesia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-


harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme
pasar.  inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.
Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika
proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-
memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi atau
distribusi (kurangnya produksi 

Stabilitas

Pengertian stabilitas secara umum yaitu kemampuan yang dimiliki suatu


organisme, populasi, komunitas, atau ekosistem untuk menghidupi dirinya sendiri
atau meredam sejumlah gangguan maupun tekanan dari luar. Dalam sistem
keuangan stabilitas berarti suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam
penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan
mendukung pertumbuhan ekonomi. Stabilitas sistem keuangan merupakan aspek
yang sangat penting dalam membentuk dan menjaga perekonomian yang
berkelanjutan. Sistem keuangan yang tidak stabil cenderung rentan terhadap
berbagai gejolak sehingga mengganggu perputaran roda perekonomian.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengaruh wabah corona (covid-19) terhadap inflasi daerah


Virus corona memang membuat susah semua orang di dunia tak hanya
soal kesehatan saja yang terganggu, sektor bisnis pun terganggu dengan virus satu
ini. Setelah diketahui Indonesia mulai terjangkit virus corona, masyarakat
berbondong-bondong menuju supermarket untuk memborong bahan pokok.
Fenomena panic buying tersebut dapat menyebabkan kelangkaan barang akibat
lonjakan permintaan dalam waktu singkat. Sejumlah pihak meminta pemerintah
mewaspadai ancaman inflasi sebagai dampak lanjutan akibat merebaknya virus
corona.
Inflasi sebagai dampak tak langsung dari pandemi virus corona sangat
dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang mengajurkan untuk social distancing
atau mengisolasi diri di dalam rumah. Firma konsultan manajemen Bain &
company mencatat saat terjadi pandemi, konsumen cenderung membeli barang-
barang kebutuhan pokok dalam jumlah besar. Sebaliknya, pembelian produk
fashion, kosmetik, dan barang mewah merosot selama masa isolasi.
Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu ketiga Maret 2020,
faktor pendorong inflasi didominasi bahan pangan antara lain berasal dari jeruk,
telur ayam ras, gula pasir, bawang, kangkung, dan bahan bakar rumah tangga.
Selain komoditas pangan, inflasi maret akan dipengaruhi kenaikan emas dan
perhiasan. Terkait melonjaknya harga alat kesehatan seperti masker, alkohol, dan
hand santizer dinilai tidak berdampak langsung terhadap inflasi tetapi juga bisa
terjadi karena keyakinan produsen bahwa akan terjadi kenaikan harga.
Selain itu, pelemahan rupiah saat ini juga dipengaruhi oleh wabah virus
corona. Pada pembukaan perdagangan, rupiah melemah 0,09% per dolas AS
dibanding penutupan sebelumnya dan terus tertekan 3,7% ke level Rp 16.550 per
dolar AS seiring dampak pandemi corona. Anjloknya nilai tukar saat ini disinyalir
akibat sentimen global. Salah satunya, terkait wacana suntikan stimulus dari
pemerintah AS yang belum mencapai kesepakatan.
B. Strategi menjaga stabilitas inflasi

Inflasi yang terus menerus tidak bisa dibiarkan karena bisa saja mengubah
pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau
merugikan. Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas produksinya.
Dengan demikian, akan tumbuh kesempatan kerja baru sekaligus bertambahnya
pendapatan seseorang. Namun, bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap, inflasi
akan menyebabkan mereka rugi karena penghasilan yang tetap itu membuat
mereka mendapatkan barang dan jasa lebih sedikit dari biasanya. Oleh sebab itu,
untuk mengatasi masalah inflasi dibutuhkan kebijakan yang tepat. Ada beberapa
kebijakan untuk mengatasi inflasi.

 Kebijakan Moneter

Tujuannya untuk menjaga kestabilan moneter (keuangan) agar dapat


meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meliputi :

a. Kebijakan penetapan persediaan kas (mengurangi uang beredar)

b. Kebijakan diskonto (meningkatkan suku bunga)

c. Kebijakan operasi pasar terbuka (menjual surat berharga negara)

 Kebijakan Fiskal

Langkah untuk mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah.


Kebijakannya antara lain :

a. Menghemat pengeluaran pemerintah

b. Menaikkan tarif pajak

 Kebijakan Lainnya

a. Meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar

b. Menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Wabah virus corona telah sangat berpengaruh terhadap kenaikan harga


terutama pada bahan pangan dikarenakan masyarakat yang tidak mengontrol
perasaan takut terhadap virus corona. Inflasi yang terjadi menyebabkan banyak
pihak rugi dan untung. Inflasi untuk daerah ibu kota sangat drastis dibandingkan
daerah lain mengingat Jakarta merupakan pusat bisnis terbesar di Indonesia.

Saran

Melihat kondisi Indonesia yang sedang dilanda wabah virus banyak hal
yang berubah mulai dari inflasi pada beberapa bahan pangan dan juga kebijakan
pemerintah untuk social distancing. Kita sebagai masyarakat Indonesia harus
menghargai kebijakan pemerintah agar wabah virus corona segera teratasi.
Membantu menerapkan salah satu cara untuk menstabilitas sangat membantu
pemerintah untuk memulihkan kembali perekonomian di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
Kompas.2020. Tameng ekonomi untuk dampak wabah corona.
https://jeo.kompas.com/bersiap-tameng-ekonomi-untuk-dampak-wabah-
corona

Katadata. 2020. Ancaman virus corona menjangkiti bisnis.


https://katadata.co.id/telaah/2020/03/17/panic-buying-dan-ancaman-virus-
corona-menjangkiti-bisnis-retail

Suara. 2020. Inflasi tak terkendali.


https://www.suara.com/bisnis/2020/03/19/124929/jakarta-lockdown-inflasi-
bisa-tak-terkendali

Wikipedia. Pengertian inflasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi

Jurnal. 2020. 3 cara mengatasi inflasi dengan kebijakan yang tepat.


https://www.jurnal.id/blog/mengatasi-inflasi-dengan-kebijakan-yang-tepat/

Anda mungkin juga menyukai