Anda di halaman 1dari 20

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA DISEBABKAN OLEH PANDEMI

COVID-19

Nikenzha Mahera, R. Nunung Nurwati


nikenzha18001@mail.unpad.ac.id , nngnurwati@yahoo.com

Abstrack
The economic crisis is a situation where the economic downturn in a
country is caused by the number of companies that close and the increase in
unployment. The world has experienced an economic crisis twice called the global
economic crisis and this time it happened again for the third time. The current
economic crisis is caused by the spread of the virus to almost all countries in the
world. The spread of this cirus causes many problems in each country. The virus
is the Corona Virus or COVID-19 which has been declared a pandemic because it
has spread throughout the country. Indonesia is one of the COVID-19 infected
countries and currently the economic in Indonesia has decreased because many
businesses are closed due to lack of visitors and workers who were laid off
because business owners are unable to pay. This pandemic not only raises
economic problems but also social problems because with the presence of
COVID-19 death or death rates increase every day and people are given a limit to
socialize to prevent the spread of COVID-19.
Keywords: economic crisis, covid-19, mortality
Abstrak
Krisis ekonomi adalah suatu keadaan dimana menurunnya perekonomian
disuatu negara yang disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang tutup dan
meningkatnya jumlah pengangguran. Dunia sudah dua kali mengalami krisis
ekonomi yang dinamakan dengan krisis ekonomi global dan kali ini terjadi lagi
krisis ekonomi untuk yang ketiga kalinya. Krisis ekonomi saat ini disebabkan oleh
menyebarnya virus hampir ke seluruh negara di dunia. Menyebarnya virus ini
menyebabkan banyak permasalahan di setiap negara. Virus tersebut adalah
Corona Virus atau COVID-19 yang sudah dinyatakan sebagai pandemi karena
sudah meluas diseluruh negara. Indonesia adalah salah satu negara yang tertular
COVID-19 dan saat ini perekonomian di Indonesia pun sedang mengalami
penurunan karena banyak usaha-usaha yang tutup karena sepinya pengunjung dan
pekerja yang mengalami PHK karena pemiliki usaha tidak mampu menggaji.
Pandemi ini tidak hanya menimbulkan masalah ekonomi saja akan tetapi masalah
social juga karena dengan adanya COVID-19 tingkat mortalitas atau kematian
semakin meningkat tiap hari nya dan masyarakat diberi batasan untuk melakukan
sosialisasi guna mencegah menyebarnya COVID-19.
Katakunci: Krisis ekonomi, covid-19, mortalitas
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Baru-baru ini Indonesia digemparkan dengan berita menyebarnya sebuah


virus yang berasal dari China. Virus merupakan sebuah bahasa yang berasal
dari Yunani yaitu Venom yang berarti racun dan dapat dengan cepat menular
ke tubuh manusia dengan berbagai cara. Virus yang berasal dari China ini
dikenal dengan nama Coronavirus. Coronavirus merupakan salah satu virus
yang serupa dengan common cold atau pilek yang dapat menyebabkan
penyakit ringan hingga serius. Sedangkan virus yang menggegerkan di Negara
Indonesia yang berasal dari China merupakan Virus Corona. Virus corona
baru ditemukan menyebabkan penyakit coronavirus Covid-19. Covid-19 ini
merupakan penyakit menular dan baru diketahui ketika wabah ini dimulai dari
Wuhan, China pada bulan Desember 2019.

Virus ini merupakan virus yang berasal dari hewan seperti kelelawar yang
ditularkan kemanusia di Kota Wuhan, China dimana akibat dari masyarakat
disana yang gemar memakan makanan-makanan yang tidak lazim untuk
dimakan seperti kelelawar tersebut. Virus ini pun akhirnya menyebar hingga
seluruh dunia bahkan indonesia. World Health Organization (WHO) telah
menetapkan bahwa Covid-19 atau coronavirus ini merupakan pandemi yang
telah menyebar ke seluruh dunia. Ini adalah virus pertama yang sampai
menyebar ke seluruh penjuru dunia dan menyebabkan banyak permasalahan
seperti sosial, ekonomi dan menyebabkan kenaikan mortalitas (kematian) pada
masyarakat. Virus ini menyebar dengan sangat serta gejala yang dirasakan
umumnya adalah demam, kelelahan dan batuk kering. Gejala yang dirasakan
biasanya ringan dan mulai secara bertahap, pemerintah mengatakan gejala
Covid-19 ini dinyatakan positif setelah 14 hari.

Dengan munculnya Covid-19 pemerintah Indonesia mulai menegaskan


bahwa masyarakat di himbau untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah
upaya untuk menghindari meningkatnya penyebaran Covid-19. Cara yang
dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan social distancing dan PSBB
atau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Untuk saat ini masyarakat Indonesia
sudah mulai mengikuti dan mematuhi perintah yang diberikan pemerintah
meskipun masih banyak orang-orang yang belum bisa mematuhinya.

Akan tetapi dari kebijakan tersebut dan akibat dari pandemi virus ini
muncul permasalahan yang dirasakan dari berbagai kalangan baik kalangan
atas, menengah dan bawah. Namun, tentu saja kalangan bawah merasakan
dampak yang begitu besar, pasalnya mereka menjadi kesulitan dalam mencari
nafkah dan kesulitan untuk mendapatkan alat pencegahan Covid-19 seperti
handsanitizer dan masker sehingga mereka mudah terkena virus sehingga
menyebebakan kematian. Pemerintah pun berupaya semaksimal mungkin agar
bisa menangani pasien-pasien Covid-19 dengan baik dan juga memberikan
alat pencegahan kepada kalangan bawah.

Selain itu kondisi saat ini dimana Indonesia sebagai negara yang memiliki
bonus demografi yang seharusnya sedang dalam kondisi membangun sebuah
kekuatan ekonomi yang sangat besar harus mengalami keterlambatan ekonomi
akibat dari wabah virus ini dimana, kondisi saat ini membuat perekonomian
negara menjadi terganggu. Selain itu adanya program PSBB serta progran
Physical Distancing diberbagai daerah sebagai langkah negara dalam
mencegah penularan virus tersebut ternyata memiliki dampak yang buruk
dalam segi pertumbuhan ekonomi.

Dimana kodisi saat ini secara tidak langsung membuat ekspor dan impor
produk menjadi tergangu, serta berkurangnya atau melambatnya laju investasi.
Hal ini terjadi akibat dari sulitnya masuk investasi dari luar akibat pengaruh
wabah virus ini. Selain itu banyaknya tenaga kerja produktif yang harus
mengalami putus hubungan kerja akibat dari kondisi saat ini yang membuat
berbagai bidang khususnya industri mengalami penurunan penjualan dan
permintaan pasar seperti industri tekstiel dan industri garme dalam basis
pembuatan pakaian secara masal. Banyaknya yang mengalami pemutusan
hubungan kerja ini membuat tingginya jumlah angka pengangguran.

Hal ini lah yang mennjadi ancaman bagi ekonomi di Negara Indonesia
dimana pertumbuhan ekonomi yang telah mengalami pelambatan ditambah
kurangnya laju investasi serta banyaknya pengangguran dan penuhnya
kebutuhan medis dalam rangka mengatasi permasalahan virus corona
membuat sebuah masalah bari di negeri ini. Sebagai negara yang mendapatkan
bonus demografi di tahun ini seharusnya Indonesia mampu membangun
ekonomi dengan baik akan tapi bagaimana proses pembangunan tersebut dapat
terjadi. Oleh karena itu artikel ini dibuat untuk membasah bagaimana
indonesia sebagai negara yang memiliki bonus demografi menghadapi
masalah ekonomi ditengah krisis akibat penyebaran virus corona.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi Indonesia sebagai negara yang mendapat bonus


demografi ditengah ancaman krisis ekonomi akibat pandemic covid-
19?

2. Bagaimana upaya pemerintah dalam menangani krisis ekonomi pada


saat pandemi covid-19 ?
3. Bagaimana upaya masyarakat yang menjadi bonus demografi di
Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi akibat pandemic covid-
19?

C. Tujuan

1. Mengetahui kondisi perekonomian di Indonesia sebagai negara yang


mendapatkan bonus demografi ditengah acamanan penyebaaran virus
covid-19

2. Mengetahui peran pemerintah dalam menangani krisis ekonomi saat


pandemi covid-19

3. Mengetahui peran masyarakat khususnya masyarakat yang menjadi


bagian dari bonus demografi di Indonesia dalam menanggapi krisis
ekonomi saat pandemi covid-19
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Virus COVID-19

Virus merupakan sebuah partikel yang masih belum diketahui dan


dibicarakan statusnya apakah ia termasuk makhluk hidup atau benda mati.
Dikatakan makhluk hidup karena virus dapat memperbanyak diri dalam tubuh
dan dikatakan benda mati karena virus dapat dikristalkan. Para ahli biologi
menetapkan bahwa virus merupakan organisme non-seluler karena ia tidak
mempunyai kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel dan tidak bisa
membelah diri sendiri. Ada beberapa tokoh telah melakukan penemuan virus
pertamanya seperti Dmitri Ivanovski (1892, Rusia) mengatakan bahwa ia
mencoba menyaring getah tanaman yang sakit dengan filter bakteri sebelum
disemprotkan ke tanaman sehat. Hasilnya, tanaman sehat tetap tertular. Ia
menyimpulkan bahwa ada partikel yang lebih kecil lagi dari bakteri yang lolos
saringan yang menularkan penyakit.

Hal tersebut menyatakan bahwa virus berupa bakteri yang sangat kecil
sehingga keberadaannya sangat sulit untuk dijangkau bahkan ia masih dapat
lolos meskipun sudah diberikan disinfektan. Virus mempunyai bentuk yang
berbeda-beda seperti ada yang berbentuk bulat, oval,memanjang, silindaris
dan ada juga berbentuk T. Variasinya pun bermacam-macam dari segi ukuran,
bentuk dan komposisi kimiawinya. Untuk melihat virus harus menggunakan
mikrosop elektron sebab virus ukurannya sangat kecil dibanding bakteri dan
berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer.

Dalam proses perkembangbiakan virus membutuhkan metabolisme sel


penjamur untuk membantu penggabungan virus lainnya. Sehingga virus dapat
berkembangbiak dengan cepat didalam tubuh inang. Virus sendiri tidak
melulu dapat menimbulkan penyakit di dalam tubuh akan tetapi ada virus
yang memiliki peran mikroorganisme yang menguntungkan dan ada yang
merugikan. Virus yang menguntungkan bagi tubuh adalah virus yang berperan
penting dalam rekayasa genetika karena dapat digunakan sebagai pengganti
gen (reproduksi DNA yang secara genetis identik). Misalnya virus yang
digunakan dalam terapi gen terhadap manusia guna menyembuhkan penyakit
gen (penyakit bawaan sejak lahir) seperti diabetes dan kanker. Sedangkan
virus yang merugikan adalah virus yang dapat menyebabkan berbagai jenis
penyakit pada makhluk hidup seperti manusia, tumbuhan dan hewan. Virus
yang merugikan dan dapat menyebabkan penyakit adalah virus hepatitis, virus
hepatitis A (HAV), Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan sebagainya.

Dalam penyebarannya virus dapat menyebar melalui berbagai jaringan :


 Melalui saluran pernafasan

 Melalui saluran pencernaan

 Melalui kulit

 Melalui plasenta

Covid-19 atau Coronavirus Disease 2019 adalah penyakit baru yang dapat
menyebabkan gangguan pernapasan dan radang paru. Covid-19 disebabkan
oleh infeksi Severse Acute Respritory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-
2). Coronavirus pertama kali di temukan di Wuhan, China tepatnya di pasar
hewan Huanan, Wuhan. Umumnya masyarakat Wuhan terbiasa
mengkonsumsi daging hewan liar, mereka bahkan menjual hewan tersebut
dalam kondisi hidup sehingga dari mengkonsumsi daging hewan liar tersebut
masyarakat Wuhan mengalami gejala yang akhirnya dinyatakan positif
coronavirus. Sebab coronavirus awalnya menular dari hewan ke manusia
namun kemudian diketahui bahwa coronavirus juga menular dari manusia ke
manusia. Awal mulanya kemunculan coronavirus diduga merupakan penyakit
pneumonia karena memiliki gejala yang sama seperti flu pada umumnya.
Akan tetapi virus corona ini mampu berkembang sangat cepat sehingga
mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ.

Gejala yang dimunculkan umumnya sangat beragam seperti batuk, pilek,


nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala dan yang sangat parah adalah
pneumonia atau sepsis. Sehingga coronavirus diartikan sebagai kumpulan
virus yang bisa menginfeksi system pernapasan. Selain disebabkan oleh virus
SARS ditemukan juga virus penyebab lainnya yaitu virus MERS atau Middle-
East Respritory Syndrome, kedua virus itu termasuk kedalam kelompok virus
yang sama yaitu coronavirus. Covid-19 dengan SARS dan MERS memiliki
perbedaan yaitu kecepatan penyebaran dan keparahan gejala yang
ditimbulkan. Virus ini dapat menyebar ke siapa saja, akan tetapi akan sangat
berbahaya jika coronavirus terjadi pada orang yang lanjut usia, ibu hamil dan
orang yang memiliki penyakit tertentu seperti perokok, asma, kanker dan tentu
saja pada orang yang memiliki imunitas tubuh yang lemah.

Karena coronavirus ini mudah menyebar dan menginfeksi siapapun,


bahkan tenaga medis pun dapat dengan sangat mudah terinfeksi coronavirus
yang ditularkan dari pasien pengidap coronavirus diperlukannya APD untuk
para tenaga medis agar mereka terhindar dari penyakit coronavirus tersebut.
Dalam melakukan pemeriksaan kepada orang – orang yang dianggap
mengidap coronavirus para tenaga medis melakukan pemeriksaan untuk
memastikan apakah orang tersebut positif atau tidak, pemeriksaannya tersebut
melalui beberapa test seperti :
 Rapid Test bertujuan sebagai penyaring.

 Swab Tes atau Tes PCR bertujuan untuk mendeteksi virus corona di
dalam dahak.

 CT Scan bertujuan untuk mendeteksi infiltrate atau cairan di paru-paru.

Dalam melakukan pencegahan agar tidak terkena coronavirus masyarakat


dianjurkan untuk menghindari factor – factor yang dapat menyebabkan
coronavirus, yaitu dengan :

 Menggunakan Masker

 Menjaga jarak

 Rutin mencuci tangan

 Tidak menyentuh mata, mulut dan hidung sebelum mencuci tangan

 Menjaga kondisi tubuh dengan minum vitamin

 Hindari kontak dengan penderita covid-19

 Tutup mulut dan hidung ketika bersin dan batuk

 Jaga kebersihan rumah dan lingkungan

B. Bonus Demografi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bonus di definisikan sebaga


upah tambahan di luar gaji atau upah sebagai hadiah atau perangsang
gaji/upah. Yang pelu digaris bawahi mengenai definisi ini adalah tambahan
atau hadiah.Kalau kita mendapat tambahan atau upah atau hadiah berarti
merupakan suatu keuntungan bagi kita.

Bonus demografi bukan merupakan upah ataupun bukan merupakan


uang.Tetapi bonus demografi diartikan sebagai keuntungan yaitu keuntungan
ekonomi yang disebabkan rasio ketergantungan. Rasio ketergantungan pada
saat bonus demografi adalah yang paling rendah yang terjadi hanya satu kali
dalam sejarah perjalanan penduduk.

Rasio ketergantungan atau dependency ratio yang rendah berarti penduduk


usia produktif (usia 15 – 64 th) proporsinya besar. Bila penduduk usia
produktif proporsinya besar, ini dapat menguntungkan negara. Karena mereka
yang dapat menghasilkan (dari bekerja), sehingga roda perekonomian berputar
dengan baik. Sedangkan usia non produktifnya (0-14 th dan diatas 65 th)
proporsinya sedikit. Artinya mereka yang tidak menghasilkan ini ditanggung
oleh usia yang prroduktif.

Terminologi bonus demografi masih asing bagi warga masyarakat. Di


kalangan akademisi pun banyak yang belum memahami apa dan bagaimana
bonus demografi itu, serta apa urgensinya bagi Indonesia. Padahal, para pakar
kependudukan memprediksi bahwa Indonesia akan mendapat bonus
demografi pada tahun 2020-2030 mendatang, yakni jumlah penduduk usia
produktif sangat besar sedangkan jumlah penduduk usia muda sangat kecil
sementara jumlah penduduk lanjut usia belum banyak.

Besarnya proporsi penduduk usia produktif yakni yang berada pada


rentang usia 15 tahun sampai 64 tahun dalam evolusi kependudukan tersebut,
menyebabkan proporsi penduduk usia produktif menjadi modal penting dan
berharga dalam mengemban kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia di masa mendatang. Namun, pencapaian bonus
demografi tersebut bukanlah hal yang mudah, oleh karena keberhasilan
pembangunan dari saat sekarang ini menentukan pencapaiannya.

C. Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi yaitu lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin


banyak perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang
menganggur. Sebelumnya sekitar tahun 1997-1998 Indonesia pernah
mengalami krisis moneter yang berlangsung cukup lama sehingga
menimbulkan krisis ekonomi yang parah saat itu. Pada saat itu Indonesia
mengalami krisis moneter dikarenakan jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS sehingga Bank – Bank mulai kehabisan modal karena banyaknya
kredit yang tertunda. Sehingga Indonesia menjadi negara paling buruk
dibandingkan negara lain.

Pada situasi tersebut tentu menimbulkan dampak yang sangat buruk


terhadap roda perekonomian Indonesia dan membawa trauma tersendiri bagi
masyarakat. Indonesia tidak hanya mengalami krisis ekonomi saja tetapi krisis
social – politik, fenomena saat itu disebut dengan ‘Krisis Multidimensional’
karena berdampak buruk hampir keseluruh sistem Indonesia. Tahun 2008-
2009 terjadi krisis ekonomi global yang dianggap sebagai krisis finansial
terburuk sepanjang sejarah selama 80 tahun terakhir, krisis tersebut disebut
dengan ‘’The Mother of All Crisis’’.

‘’The Mother of All Crisis’’ bermula dari Amerika dan kemudian meluas
hampir ke seluruh dunia salah satu negara yang terkena dampak dari krisis
ekonomi global adalah Indonesia. Indonesia kembali lagi mengalami krisis
ekonomi karena Indonesia memiliki perekonomian terbuka dan saling
ketergantungan antar negara, oleh karena itu Indonesia mudah terkena dampak
eksternal. Namun pada krisis 2008 – 2009 dampak yang dirasakan oleh
Indonesia tidak begitu besar karena saat itu Indonesia hanya memiliki rasio
ekspor atas PDB sekitar 29%. Hal itu merupakan keuntungan bagi Indonesia
sendiri..

Menurut Rohmad Hadiwijoyo (Ketua Dewan Direktur CIDES) UMKM


Indonesia telah berperan penting sebagai backbone dan buffer zone yang
menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan ekonomi meskipun UMKM
belum signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Seperti yang diperlihatkan dalam data BPS bahwa pascakrisis tahun 1997-
1998 jumlah UMKM tidak mengalami pengurangan melainkan meningkat,
tercatat pada tahun 2012 ada 85 juta hingga 107 tenaga kerja dan jumlah total
pengusaha di Indonesia sebanyak 56.539.560 unit. Namun pada tahun 2020 ini
Indonesia dikhawatirkan akan mengalami kembali krisis ekonomi untuk ketiga
kalinya karena pandemic Covid-19. Oleh karena itu pemerintah mulai
melakukan banyak cara untuk mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi.

D. Mortalitas

Kematian atau mortalitas merupaka salah satu dari tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi rendahnya
tingkat mortalitas penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi
rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut (Bagus, 2008).

Kematian tidak hanya terjadi pada usia tua akan tetapi kematian dapat
menimpa siapa saja baik muda dan tua. Kematian berkaitan dengan masalah
social, ekonomi, adat istiadat dan masalah lingkungan. Mati ialah peristiwa
hilangnya tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup, demikian mati selalu diawali dengan adanya
kehidupan. Mati tidak pernah ada kalau tidak ada kehidupan sedangkan hidup
selalu dimulai dengan lahir hidup (Live Birth) (Bagus, 2008).

Lahir hidup adalah peristiwa keluarnya bayi dari rahim seorang ibu secara
lengkap tanpa memandang lama kehamilan dan setelah perpisahan tersebut
terjadi, bayi bernafas dan memiliki tanda kehidupan seperti detak jantung,
gerakan otot dan lain-lain. Selain lahir hidup ada juga yang namanya lahir
mati, lahir mati adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari
bayi sebelum bayi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya.
Untuk mengetahui suatu kematian didaerah atau tempat diperlukannya
data yang mencatat kematian tersebut. Sumber data yang mencatat kematian
diperoleh dari hasil registrasi vital akan tetapi di Indonesia masih belum
berjalan. Oleh karena itu sensus penduduk, survey, rumah sakit, dinas
pemakanan dan kantor polisi menjadi sumber data yang mencatat kematian
seseorang disuatu daerah saat ini.

Untuk saat ini tingkat kematian di Indonesia meningkat dikarenakan


menyebarnya virus COVID-19. Orang-orang yang rentan seperti lanjut usi dan
memiliki riwayat penyakit genetis (jantung, asma, kanker) memiliki dampak
yang serius jika terkena COVID-19 dapat menyebabkan kematian.Tidak hanya
lansia atau orang yang memiliki riwayat penyakit saja tetapi orang yang
imunitasnya kurang baik juga dapat menyebabkan kematian ketika mereka
terkena COVID-19. Oleh karena itu pandemi ini sangat mengkhawatirkan
masyarakat Indonesia sebab virus yang memiliki gejala seperti penyakit pilek
ini dapat menyebabkan kematian jika masyarakat menghiraukannya.

Seperti yang diketahui kematian berkaitan dengan masalah ekonomi, saat


pandemi COVID-19 muncul di Indonesia perekonomian pun mulai terguncang
banyak usaha yang gulung tikar dan pekerja di PHK. Hal tersebut
menyebabkan sebagian masyarakat kehilangan pendapatan sehingga sulit
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya permasalahan tersebut
tidak memungkinkan untuk terjadinya kematian.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kondisi Indonesia sebagai Negara yang Mendapat Bonus Demografi


Ditengah Ancaman Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19

Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7,4 miliar jiwa dimana Indonesia


menyumbang sebesar 255.182.144 juta jiwa atau sekitar 28,98% penduduk
dunia adalah penduduk Indonesia. Berdasarkan data Survai Penduduk Antar
Sensus (SUPAS) tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 255,18
juta jiwa. Jumlah ini bertambah setiap tahunnya dalam jangka waktu lima
belas tahun yaitu tahun 2000 hingga 2015, jumlah penduduk Indonesia
mengalami penambahan sekitar 50,06 juta jiwa atau rata-rata 3,33 juta setiap
tahun.

Komposisi penduduk Indonesia berdasarkan SUPAS menunjukkan bahwa


sebagian besar penduduk Indonesia berada pada kelompok umur muda. Hal
ini disebabkan masih tingginya angka kelahiran atau fertilitas di Indonesia.
Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami penurunan yaitu dari 1,4 %
tahun 2000-2010 menjadi 1,43% tahun 2010-2015. Sebagai sebuah negara
yang memiliki jumlah penduduk dalam usia produktif yang sangat banyak dan
bahkan diprediksi hingga beberapat tahun kedepan Negara Indonesia
merupakan salah satu negara yang mendapatkan bonus demografi.

Sebagai sebuah negara yang memiliki proporsi penduduk produktif


rentang usia antara 15 - 40 tahun dalam evolusi kependudukan yang
dialaminya, Indonesia sebagai negara yang mendapat bonus demografi,
dimana merupakan masa transisi demografi, yaitu terjadinya penurunan
tingkat kematian yang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran dan dapat
digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan
penduduk usia produktif secara optimal. Dengan demikian, bonus demografi
akan menjadi kesempatan besar, jika banyaknya penduduk usia produktif
seimbang dengan ketersediaan lapangan pekerjaan (Noor, tth: 124).

Bangsa Indonesia diperkirakan mengalami bonus demografi pada tahun


2012-2028. Hal tersebut menjelaskan bahwa Indonesia saat ini di tahun 2020
telah memasuki dan berda pada masa bonus demografi tersebut. Sebagai
negara yang mendapatkan bonus demografi akan menyebabkan
ketergantungan penduduk dimana tingkat penduduk produktif menanggung
penduduk nonproduktif (usia tua dan anak-anak) akan sangat rendah atau
sekitar 10 penduduk usia produktif akan menanggung 3-4 penduduk usia non
produktif. Hal ini akan menguntungkan bagi produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi suatu Negara apabila sumberdaya manusia terutama usia produktif
berkualitas.

Oleh karena itu seperti halnya kemajuan yang terjadi pada Negara Korea
Selatan dimana kemajuan negara tersebut terjadi setelah mengalami masa
bonus demografi pasca mengalami kehancuran pada perang dunia. Dengan
sudah memasuki era bonus demografi, Indonesia harus bersiap siap
memanfaatkan bonus demografi ini dengan sebaik baiknya, agar bonus
demografi ini benar benar bermanfaat sehingga dapat menjadi anugerah
(kemajuan ekonomi).

Akan tetapi kondisi Negara Indonesia pada saat ini sedang dalam kondisi
terancam terkena krisis ekonomi akibat wabah dari pandemi COVID-19. Virus
yang pertama kali muncul pada masyarakat Wuhan dinyatakan sebagai
penyebab timbulnya corona virus pada Desember 2019. Saat itu hanya
beberapa orang yang dinyatakan positif terkena corona virus namun semakin
hari semakin banyak orang-orang yang terkena virus tersebut dikarenakan
interaksi yang dilakukan oleh penderita yang belum mengetahui bahwa
dirinya terkena virus sehingga ketika mereka melakukan aktifitas sehari-hari
tanpa sadar orang-orang yang berinteraksi dengan mereka tertular penyakit
tersebut. Hingga virus ini semakin menyebar bukan hanya masyarakat Wuhan
saja yang terkena corona virus tetapi hampir semua negara di dunia termasuk
Indonesia mendapatkan dampak nya. WHO menyatakan bahwa corona virus
adalah pandemi karena menyebar ke seluruh negara di dunia sebanyak 185
negara yang terjangkit corona virus. Hal ini tentu sangat merugikan negara-
negara yang tidak tahu menahu sehingga mereka merasakan dampaknya.

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki dampak dari pandemi
COVID-19 ini mengalami banyak kerugian seperti dalam hal social, ekonomi
dan budaya bahkan dengan adanya virus ini tidak sedikit orang-orang dari
berbagai negara yang telah meninggal karena daya tahan tubuh mereka yang
tidak kuat melawan virus tersebut. Di Indonesia, data hingga Senin (6/4/2020)
jumlah orang yang  terinfeksi  mencapai 2.491 orang, 209 meninggal dan 192
orang dinyatakan sembuh. Akibat dari pandemi ini Indonesia pun ikut terkena
dampak dalam segi ekonomi dimana dampaknya membuat setiap negara harus
mengeluarkan kebijakan guna mencegah penularan virus tersebut. Berbagai
kebijakan dikeluarkan oleh berbagai negara mulai dari social distancing,
Physical distancing, Lock Down, dan terkini di Indonesia dibuat regulasi
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyusul terbitnya Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020.
Kondisi ini tentu berdampak pada turunnya proyeksi pertumbuhan
ekonomi global. Berbagai lembaga internasional memprediksi turunnya
proyeksi ekonomi global tahun ini. Internasional Monetary Found (IMF)
menyebutkan penyebaran virus Corona yang cepat akan menghapus harapan
pertumbuhan ekonomi 2020. Imbas dari kebijakan setiap negara dan kebijakan
negara itu sendiri menimbulkan kelumpuhan sebagian sistem perekonomian
seperti halnya sistem ekspor dan impor yang tertunda, serta penuutupan
sejumlah lapangan pekerjaan guna mencegah penyebarann virus tersebut.

Kondisi ini membuat Negara Indonesia mengalami berbagai persoalan


ekonomi diberbagai sektor dimana, sektor-sektor yang ikut terkena dampak
dari wabah virus ini adalah sektor lembaga keuangan di Indonesia seperti
perbankan hingga konsumsi rumah tangga yang menurun. Di sektor konsumsi
rumah tangga terjadi ancaman kehilangan pendapatan masyarakat karena tidak
dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Terutama rumah tangga
miskin dan rentan serta sektor informal. Kemudian, penurunan lainnya juga
terjadi pada UMKM. Pelaku usaha ini tidak dapat melakukan kegiatan
usahanya sehingga terganggu kemampuan memenuhi kewajiban kredit.

Selain itu menurut Menteri Keuangan RI bahwa ekonomi Indonesia


mendapat pengaruh virus corona. Dimana pada dasarnya Indonesia merespons
apa yang berkembang di dunia ini terutama dari G-20 bahwa suasana
perekonomian dunia sangat terpengaruh oleh kondisi virus corona yang
sampai hari ini masih belum dipastikan ini akan menjadi seberapa panjang.
Dalam menghadapi masalah ini berbagai negara lain sudah membuat skenario
untuk mengantisipasi penurunan pertumbuhan ekonomi akibat virus corona,
termasuk Indonesia.

Skenario tersebut perlu segera dibuat karena, Negara Indonesia


mengalami kesulitan dalam segi ekonomi dimana kebutuhan akan pentingnya
biaya kesehatan dan logistik masyarakat yang harus terpenuhi oleh
masyarakat, serta menimbulkan banyaknya pemutusan hubungan kerja akibat
banyak lapangan pekerjaan khususnya di Indonesia dalam bidang industri
yang mengalami berhenti produksi akibat tidak adanya pesanan dari luar
akibat wabah virus ini. Selain itu usaha industri kreatif dan rumahan juga
mengalami dampak akibat sulitnya mendapatkan konsumen akibat kondisi
kesulitan saat ini. Hal ini membuat kondisi di Indonesia sebagai negara yang
mendapatkan bonus demografi mengalami kesulitan dalam mendongkrak
pertumbuhan ekonomi akibat masalah pandemi virus ini.

Selain itu tingkat kematian yang terus menaik kini menjadikan masyarakat
semakin khawatir karena pemerintah akan memberikan waktu lebih lama lagi
untuk melakukan Lock Down sehingga semakin banyak para pekerja kesulitan
mencari penghasilan karena pemberlakuan yang diterapkan oleh pemerintah.
Kini masyarakat berharap akan menurunnya tingkat kematian yang
disebabkan COVID-19 agar Indonesia cepat ‘sembuh’ dari pandemi ini dan
tidak ada lagi pekerja yang kehilangan pekerjaan atau sulit untuk mencari
penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Upaya Pemerintah dalam Menangani Krisis Ekonomi Saat Pandemi


COVID-19

Sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini,


ditambah dengan posisi indonesia sebagai negara anggota G20 yang mewakili
wilayah Asia Tenggara, serta telah dimasukannya isu bonus demografi ke
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-
2019. Termasuk menjabarkan kerangka pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan
bahwa fenomena bonus demografi telah disadari dan mendapatkan perhatian
dari pemerintah.

Salah satu upaya pemerintah untuk menghadapi era bonus demografi ini
melalui pemerataan pendidikan dasar bagi seluruh penduduk Indonesia dengan
memberikan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
sebesar 1,3 Triliun. Pemerataan akses pendidikan dasar terutama bagi
penduduk yang ada di pelosok dan kurang mampu secara tidak langsung akan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Selain itu dicanangkannya pendidikan kependudukan oleh Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan menjadi salah satu upaya untuk memberikan
pengetahuan, kesadaran, dan tingkah laku tentang komponen-komponen
dalam demografi dan kependudukan. Dengan mengetahui, setidaknya
penduduk usia non produktif (penduduk usia sekolah sampai 15 tahun)
menjadi sadar dan akhirnya akan mempengaruhi perilaku mereka yang serba
bertanggung jawab terhadap pertambahan penduduk di Indonesia.

Akan tetapi saat ini seluruh dunia bahkan Negara Indonesia sedang
dihadapi dengan isu penyebaran wabah virus corona, dimana wabah ini telah
mengancam pertumbuhan ekonomi dunia bahwa Indonesia. Oleh karena ini
sebagai sebuah negara yang sedang merancang pembangunan ekonominya
melalui bonus demografi, Indonesia harus segera membuat langkan atau
skenario guna dapat mengatasi masalah pandemi corona. Karena tidak dapat
dipungkiri bahwa ditengah pandemi virus ini dibutuhkan langkah yang tepat
guna mengatasi masalah ekonomi dinegara ini.
Berbagai kebijakan perlu dibuat dan dilakukan oleh Indonesia guna dapat
mampu menekan angka stabilitas ekonomi di Indonesia. Pada saat ini dimana
Indonesia sedang di hadapkan oleh krisis ekonomi akibat lambatnya laju
pertumbuhan ekonomi serta banyaknya masyarakat yang bekerja terpaksa
dirumahkan akibat banyaknya lapangan pekerjaan yang tutup sementara akibat
masalah pandemi ini maka pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan
bersamaan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah
khususnya daerah yang saat ini menjalankan kebijakan PSBB guna
menanggulangi penyebaran virus tersebut.

Pemerintah pusat mengeluarkan beberapa kebijakan ekonomi guna


mengatasi masalah akibat Pandemi COVID-19 diantaranya yang pertama,
Presiden memerintahkan seluruh menteri, gubernur dan wali kota memangkas
rencana belanja yang bukan belanja prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD). Kedua, melalui Presiden meminta pemerintah pusat dan pemerintah
daerah untuk mengalokasikan ulang anggarannya untuk mempercepat
pengentasan dampak corona, baik dari sisi kesehatan dan ekonomi. Langkah
tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2020
tentang Tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran serta Pengadaan
Barang dan Jasa dalam rangka Percepatan Penanganan Virus Corona.

Ketiga, pemerintah pusat serta pemerintah daerah menjamin ketersediaan


bahan pokok, diikuti dengan memastikan terjaganya daya beli masyarakat,
terutama masyarakat lapisan bawah. Bantu para buruh, pekerja harian, petani,
nelayan, dan pelaku usaha mikro dan kecil agar daya belinya terjaga. Salah
satunya seperti halnya yang dilakukan di Provinsi Jawa Barat dimana
pemerintah derah mebagikan logistik kepada setiap masyarakat yang
membutuhkan ditengah wabah virus COVID-19. ujar Jokowi. Keempat,
pemerintah mendorong program Padat Karya Tunai diperbanyak dan
dilipatgandakan, dengan catatan harus diikuti dengan kepatuhan terhadap
protokol pencegahan virus corona, yaitu menjaga jarak aman satu sama lain.
selain itu pemerintah juga mengeluarkan kebijakan melaui kartu prakerja
sebagai salah satu upaya dalam mengatasi masalah ditengan penyebaran
ekonomi, walaupun kebijakan ini dirasa tidak sesuai dengan fungsi dari
dibuatnya kebijakan ini pada awal masa kampanye presiden.

Kelima, pemerintah memberikan tambahan sebesar Rp 50.000 pada


pemegang kartu sembako murah selama enam bulan. Dengan demikian,
peserta kartu sembako akan menerima Rp 200.000 per keluarga per bulan.
Untuk menjalankan alokasi tambahan kartu sembako ini, pemerintah
menganggarkan biaya Rp 4,56 triliun. Keenam, pemerintah juga
membayarkan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 yang selama ini dibayar oleh
wajib pajak (WP) karyawan di industri pengolahan. Alokasi anggaran yang
disediakan mencapai Rp 8,6 triliun. Ketujuh, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
memberikan relaksasi kredit di bawah Rp 10 miliar untuk Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM). Relaksasi tersebut berupa penurunuan bunga dan
penundaan cicilan selama setahun, baik dari perbankan dan industri keuangan
non bank. Selain itu, penangguhan cicilan selama setahun juga berlaku bagi
ojek, supir taksi dan nelayan yang memiliki cicilan kendaraan.

Dari ketuju kebijakan tersebut masih dirasa belum efektif untuk tetap
menekan dampak buruk dari virus corona ini dalam aspek ekonomi. Indonesia
dituntut untuk dapat menciptakan berbagai skenario yang mungkin dapat
digunakan untuk menekan masalah ekonomi ini. Hal ini karena dampak dari
penyebaran virus corona ini tidak diketahui kapan akan berhenti. Salah satu
skenario yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah melalui pembuatan paket
kebijakan pariwisata. Kebijakan ini berisi mengenai pemberian paket-paket
pariwisata untuk mencegah dampak terlalu besar terhadap jumlah kunjungan
pariwisata ke Indonesia. Hal ini karena kunjungan itu berpengaruh pada
restoran, hotel, maka kebijakan ini akan memfokuskan kepada daerah-daerah
yang kena dampak langsung itu. Itu dipaket-paket seperti paket pariwisata
terkait diskon pesawat, untuk travel agen, untuk daerah sendiri juga malam ini
formulasinya sedang difinalkan.

Akan tetapi kebijakan tersebut menuai kritik yang keras dari masyarakat
dan para akademis serta para pihak pihak kesehatan. Hal ini karena kebijakan
tersebut dapat menimbulkan penyebaran virus covid-19 kesetiap daerah yang
memiliki objek wisata. Hal ini akan berdampak fatal karena dengan biaya
paket wisata murah makan banyak masyarakat yang tergiur dan akan pergi
berwisata dan akhirnya dapat menimbulkan masalah abru yaitu mudahnya
penyebaran virus corona dari program tersebut. Sehingga program ini pun
harus segera di respon oleh pemerintah untuk dikaji ulang agar mencegah
terjadinya permasalahan dan kegaduhan di masyarakat.

C. Upaya Mayarakatyang Menjadi Bonus Demografi di Indonesia dalam


Menghadapi Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19

Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7,4 miliar jiwa dimana Indonesia


menyumbang sebesar 255.182.144 juta jiwa atau sekitar 28,98% penduduk
dunia adalah penduduk Indonesia. Modal manusia yang sangat besar ini harus
dimanfaatkan sebaik baiknya untuk membangun Indonesia. Karena sejak
tahun 2015 Indonesia telah masuk ke era bonus demografi dimana jumlah
penduduk usia produktif sangat banyak. Penduduk usia produktif ini adalah
merupakan tenaga kerja yang dapat dimanfaatkan untuk membangun
Indonesia. Tenaga kerja yang jumlahnya meningkat ini dapat dimanfaatkan
apabila mereka terdidik, terampil, sehat dan ada lapangan pekerjaannya.

Dalam perjalannya saat ini sebagai sebuah negara yang memiliki bonus
demografi, Indonesia mengalami masalah ancaman krisis ekonomi akibat
wabah virus COVID-19 yang tengan terjadi di seluruh dunia saat ini.
Permasalahan ini pula menyebabkan banyaknya para golongan yang termasuk
kelompok bonus demografi mengalami putus kerja akibat banyaknya lapangan
pekerjaan yang tutup akibat penyebaran virus ini. Oleh karena itu sebagai
golongan generasi muda diharapkan mampu memberikan solusi atas masalah
yang terjadi serta dalam hal memenuhi kebutuhan hidup di kondisi masyarakat
saat ini mereka diharapkan mampu menciptakan langkah yang tetap dapat
menimbulkan kondisi yang produktif walaupun saat ini tengah berada di
tengah wabah COVID-19.

Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh para golongan generasi muda
yang menjadi bonus demografi negara bisa melakukan upaya guna tetap
meningkatkan produktifitas dan juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Langkah yang dapat diambil diantaranya:

1. Melakukan usaha informal berbasis aplikasi. Langkah ini dianggap


efektif dalam meningkatkan produktifias karena ditengah kondisi
saat ini banyak masyarakat yang tidak bisa keluar rumah untuk
membeli bahan kebutuhannya sehingga dengan melalui media
belanjan online mereka bisa tetap mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan juga golongan yang mennjadi bonus demografi dapat
menjadi tetap produktif ditengah kondisi saat ini.
2. Memanfaatkan situasi melalui inovasi. Langkah ini harus
dilakukan guna dapat mendorong diri setiap golongan generasi
muda yang menjadi bonus demografi negara untuk tetap produkif
diantaranya adalah dengan membuat kelompok dalam berbisnis
atau membuat inovasi via aplikasi atau onlie seperti halnya di kota
bandung dimana sekelompok pemuda membuat aplikasi untuk para
warga berbelanja kebutuhan di pasar tradisional sehingga mereka
bisa membatu dua golongan sekaligus yaitu pedagang pasar dan
juga warga yang menjadi konsumen dimana kelompok ini menjadi
pelantara diantara keduanya.
3. Memanfaatkan media sosial untuk berbisnis dan berinovasi. Di era
saat ini banyak langkah yang dapat ditempuh oleh para generasi
muda diantaranya yaitu melalui bisnis berbasis media sosial
dimana dengan melalui media sosial tidak akan terciptanya kontak
langsung dan dapat mencegah penularan virus serta tetap menjadi
golongan yang produktif.

SIMPULAN

A. Kesimpulan
Dengan demikian sebagai sebuah negara yang mendapatkan bonus
demografi saat ini, Negara Indonesia harus mampu menanfaatkan posisi
tersebut walaupun saat ini Indonesia sedang berada titengah ancaman krisis
ekonomi akibat wabah virus corona dimana di saat ini, posisi pertumbuhan
ekonomi Indonesia sedang mengalami perlambatan serta berbagai persoalan
akibat wabah virus corona seperti halnya banyaknya pemutusan hubungan
kerja, serta perlambatan laju investasi.

Sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini,


Indonesia harus mampu menjaga pertumbuhan ekonominya guna dapat
meningkatkan pembangunan negara walaupun saat ini Indonesia berada
ditengan kondisi ketidakstabilan ekonomi akibat penyebaran virus corona,
Indonesia harus mampu menjalankan dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi melalui berbagai kebijaakan yang dirasa efektif guna mencegah
perlambatan pertumbuhan ekonomi dan menjadi masalah diwaktu yang akan
datang.

Dengan demikian sebagai bagian dari masyarakat yang menjadi bonus


demografi Indonesia, dalam menjalankan dan tetap meningkatkan kondisi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia para bagian dari masyarakat yang menjadi
bagian dari bonus demografi dapat melakukan berbagai inovasi dan kegiatan
yang dapat tetap meningkatkan produktifitas dan keuntungan melalui media
sosial dan dunia maya yang dimanfaatkan guna mendapatkan keuntungan
ditengan wabah covid-19 saat ini.

B. Saran
Sebagai negara yang memiliki bonus demografi saat ini, Indonesia
seharusnya mampu mengatasi masalah krisis ekonomi. Salah satu cara dalam
mengatasi masalah ini adalah dengan memanfaatkan masyarakat yang menjadi
bagian dari bonus demografi untuk ikut berkontribusi dalam mengatasi
masalah ini salah satunya dapat dilakukan melalui industri kreatif pembuatan
masker atau hand sanitaizer sebagai langkah dalam mengatasi tingkat
pengangguran dan kemiskinan serta sebagai langkah dalam meningkatkan
posisi perkembangan ekonomi guna mencegah terjadinya krisis ekonomi.
Selain itu melaluin pemanfaatan kebijakan dengan baik juga harus
dilakukan agar dapat mengatasi masalah ini serta dengan memberikan
kesempatan masyarakat dalam bagian bonus demografi untuk
mengembangkan usaha inovatif informal maka akan ikut mendorong
pertumbuhan ekonomi serta melalui pemberian bantuan langsung tunai juga
dapat meningkatkan kebutuhan masyakat serta dapat menjadi sebuah modal
awalan dalam menciptakan usaha di kondisi saat ini.
Daftar Pustaka

(n.d.). Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/48298-ID-


profil-penduduk-indonesia-hasil-supas-2015.pdf.
(n.d.).
Falikhah, N. (n.d.). Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia. Bonus Demografi, 1-
3.
Ihsanuddin. (n.d.). 9 Kebijakan Ekonomi Jokowi di Tengah Pandemi COVID-19:
Penangguhan Cicilan hingga Relaksasi Pajak. Retrieved from
Kompas.com: https://nasional.kompas.com/read/2020/03/26/07412441/9-
kebijakan-ekonomi-jokowi-di-tengah-pandemi-covid-19-penangguhan-
cicilan?page=3.
Problematika Pemerintah Dalam Menyongsong Bonus Demografi Di Indonesia.
(2018). Jurnal Potret - Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam.
Q&A on Coronaviruses (COVID19). (2020, April 17). Retrieved from World
Healt Organizatioj: https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-
coronaviruses
Septia, M. D. (2016). Kajian Penyebab Tingkat Kematian. 1-2.
Tarmidi, L. T. (1999). Krisis Moneter Indonesia Sebab, Dampak, Peran Dan
Sasaran . Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 1-3.
Virus. (n.d.). Retrieved from
https://duns.ac.id/repository/docs/ajar/BAB_IV_virus.pdf

Anda mungkin juga menyukai