Anda di halaman 1dari 3

NAMA : YULI LUMBANTORUAN

NPM : 0120101065
MATA KULIAH : PEREKONOMIAN INDONESIA

1. Coronavirus atau lazim disebut COVID-19 merupakan virus yang menyebabkan


terjadinya infeksi saluran pernapasan atas. Gejala COVID bisa berkisar ringan hingga
sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali
dalam hidupnya. Cepatnya penyebaran virus di tengah masyarakat dunia ternyata
telah mengubah tatanan hidup dan hubungan antar manusia. Kebijakan yang
ditetapkan dan dilakukan pemerintah sejak pandemi Covid – 19 diantaranya
masyarakat diminta untuk selalu menggunakan masker, menjaga jarak dan
menghindari kerumunan dan vaksinasi. Timeline Covid – 19 :

 Karantina
Pemerintah Indonesia menerapkan pembatasan perjalanan dan karantina wilayah,
termasuk larangan perjalanan internasional dan antarprovinsi, serta pemberlakuan
karantina bagi warga yang pulang dari daerah terjangkit. Kebijakan ini bertujuan
untuk membatasi penyebaran virus, tetapi dampaknya secara langsung adalah
penurunan aktivitas ekonomi.
 Bansos

Program ini mencakup bantuan tunai, sembako, dan subsidi listrik bagi keluarga
miskin dan rentan. Bansos bertujuan untuk membantu masyarakat yang kehilangan
mata pencaharian atau terdampak secara ekonomi. Meskipun membantu meringankan
beban masyarakat, pengelolaan dan distribusi Bansos menghadapi tantangan dalam
hal penyaluran yang tepat waktu dan keadilan dalam penentuan penerima manfaat.

 Prokes (Protokol Kesehatan)

Tujuannya untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 dan memulihkan aktivitas


ekonomi. Protokol ini termasuk penggunaan masker, jaga jarak, cuci tangan, dan
pembatasan kapasitas di tempat umum. Meskipun ini penting untuk menjaga
kesehatan masyarakat, penerapan protokol kesehatan dan AKB sering kali
menimbulkan dampak ekonomi negatif, terutama pada sektor usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) yang menghadapi tantangan untuk beroperasi sesuai dengan
aturan.

 Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

Tujuannya untuk memulihkan ekonomi nasional yang terdampak pandemi. Program


ini mencakup stimulus fiskal, insentif perpajakan, dan dukungan kepada sektor usaha.
Tujuannya adalah mendorong konsumsi, investasi, dan perlindungan tenaga kerja.
Meskipun PEN memberikan dorongan awal, efektivitasnya dalam mengatasi
permasalahan yang ada perlu terus dievaluasi mengingat kompleksitas tantangan
ekonomi akibat pandemi yang berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan.

 Vaksinasi

Vaksinasi ditujukan untuk melindungi masyarakat dan memulihkan sektor-sektor


ekonomi yang terdampak. Penerapan vaksinasi secara massal diharapkan dapat
mengurangi angka kasus, kematian, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Namun, keberhasilan program vaksinasi tergantung pada distribusi yang tepat,
ketersediaan vaksin yang memadai, serta tingkat partisipasi dan kepatuhan
masyarakat.
Dengan adanya wabah Covid - 19 secara langsung membatasi aktivitas-
aktivitas ekonomi di tengah masyarakat, misalnya terganggunya proses produksi
barang, distribusi produk, hingga proses pemasaran barang dan jasa di seluruh dunia.
Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap perekonomian
Indonesia, mulai dari perubahan rantai pasok dunia hingga penurunan investasi asing
ke Indonesia. Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah memiliki dampak yang
beragam terhadap perekonomian Indonesia. Sementara beberapa kebijakan dapat
memberikan bantuan dan perlindungan, sementara yang lain dapat menimbulkan
tantangan ekonomi. Evaluasi terus menerus diperlukan untuk memastikan kebijakan
yang diambil secara efektif mengatasi permasalahan yang ada dan meminimalkan
dampak negatif pada perekonomian.

2. Pemerintah mengimplementasikan program-program seperti tunjangan sosial, subsidi


pendidikan, pelatihan keterampilan, atau pembangunan infrastruktur di daerah miskin,
ini dapat membantu mengurangi ketimpangan pengeluaran dan penyebaran
pengeluaran yang lebih merata di antara penduduk miskin. Akibatnya, nilai indeks
keparahan kemiskinan kemungkinan akan menurun.
Penting untuk dicatat bahwa hubungan antara kebijakan publik dan indeks keparahan
kemiskinan adalah kompleks, dan implementasi kebijakan tunggal tidak selalu secara
langsung menghasilkan perubahan dalam indeks tersebut. Perubahan dalam indeks
keparahan kemiskinan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, ekonomi, politik,
dan budaya yang lebih luas. Oleh karena itu, analisis yang komprehensif dan
pendekatan berkelanjutan diperlukan untuk memahami dan mengatasi masalah
kemiskinan serta ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

3. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China memiliki dampak yang signifikan
terhadap neraca perdagangan Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Perang dagang tersebut dimulai pada tahun 2018 ketika Amerika Serikat menerapkan
kebijakan tarif impor tambahan terhadap sejumlah produk dari China sebagai upaya
untuk mengurangi defisit perdagangan dengan China dan melindungi industri
domestik Amerika. Mengingat Cina menjadi pusat perdagangan di Asia, maka
dampak limpahan yang ditularkan melalui jaringan produksi ke negara tetangga
mungkin cukup besar dan dapat menyebabkan perlambatan perdagangan serta
hilangnya daya saing Indonesia.
Berikut adalah beberapa dampak perang dagang Amerika-China terhadap neraca
perdagangan Indonesia:
1. Perubahan Arus Modal
Perang dagang Amerika-China juga dapat mempengaruhi arus modal ke
Indonesia. Ketidakpastian dan ketegangan dalam hubungan ekonomi global dapat
menyebabkan investor asing menarik modalnya dari pasar emerging seperti Indonesia.
Hal ini dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
keuangan Indonesia.
2. Ekspor Indonesia tertekan
Perang dagang yang terjadi akibatnya mempersulit Indonesia untuk melakukan
ekspor. Sebab ketika perang dagang terjadi, negara itu akan mengurangi produksi yang
berdampak ke Indonesia selaku eksportir bahan baku.
3. Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju pertumbuhan ekonomi RI mencapai
5,05 persen secara tahunan (year on year/yoy) di kuartal II 2019. Angka itu melambat
dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya yakni 5,27 persen (yoy). Salah satu
penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi RI tersebutyaitu perang dagang AS -
China.
4. Perubahan Harga Komoditas
Perang dagang dapat mengganggu harga komoditas global, termasuk harga produk
ekspor Indonesia seperti kelapa sawit, karet, dan batu bara. Jika harga komoditas turun
akibat penurunan permintaan global, maka pendapatan ekspor Indonesia akan terpengaruh
negatif.

Anda mungkin juga menyukai