Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 3

Nama Mahasiswa : ARIK NOPIANTO

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042673128

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4102/HUKUM DAN MASYARAKAT

Kode/Nama UPBJJ : 47/PONTIANAK

Masa Ujian : 2022/23.2 (2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Dalam konteks kasus tersebut, dampak pandemi COVID-19 terhadap sektor
ketenagakerjaan Indonesia mengakibatkan kenaikan tingkat pengangguran. Pemerintah
Indonesia telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi dampak tersebut,
termasuk dalam hal mobilitas sosial, baik mobilitas vertikal maupun horizontal.
Kaitannya kasus dengan mobilitas sosial:
a. Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal merujuk pada pergerakan seseorang dari satu tingkat sosial ke
tingkat sosial yang lebih tinggi. Dalam kasus ini, pandemi COVID-19 telah
menghambat mobilitas vertikal bagi banyak pekerja. Dengan adanya PHK dan
pemutusan kontrak, banyak pekerja mengalami penurunan status ekonomi dan
kesulitan untuk naik ke tingkat sosial yang lebih tinggi. Kondisi ini dapat berdampak
negatif pada upaya perbaikan ekonomi dan kesejahteraan individu serta
keluarganya.
b. Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal merujuk pada pergerakan seseorang antara posisi atau sektor
pekerjaan yang sejajar atau sebanding. Dalam kasus ini, pandemi COVID-19 telah
menyebabkan banyak pekerja dirumahkan atau kehilangan pekerjaan, baik dalam
sektor formal maupun informal. Hal ini menghambat mobilitas horizontal, karena
peluang pekerjaan yang tersedia menjadi terbatas atau bahkan menghilang.
Dalam upaya mengatasi dampak pandemi terhadap mobilitas sosial, pemerintah
Indonesia telah mengambil beberapa langkah, seperti memberikan subsidi gaji atau
upah kepada pekerja yang masih bekerja tetapi mengalami penurunan pendapatan.
Langkah ini bertujuan untuk membantu pekerja mempertahankan status sosial dan
menjaga keberlanjutan pendapatan mereka. Selain itu, pemerintah juga melakukan
program-program ketahanan sosial, termasuk bantuan sosial kepada masyarakat yang
terdampak secara ekonomi.
Namun, perlu diakui bahwa dampak pandemi COVID-19 terhadap mobilitas sosial tidak
dapat diselesaikan sepenuhnya dalam waktu singkat. Diperlukan upaya jangka panjang
untuk memulihkan sektor ketenagakerjaan dan mendorong mobilitas sosial kembali. Ini
termasuk kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi, pelatihan dan
pengembangan keterampilan, serta peningkatan akses terhadap kesempatan kerja yang
layak.
Secara keseluruhan, pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan
pada mobilitas sosial di Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini, langkah-langkah
strategis yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat secara
keseluruhan diperlukan untuk membangun kembali sektor ketenagakerjaan,
memperluas kesempatan kerja, dan memungkinkan pergerakan sosial yang lebih baik di
masa mendatang.

2. Kasus : Sebuah perusahaan besar mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK)


massal terhadap ribuan karyawan sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Banyak
karyawan yang kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan mereka, serta
menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka dan keluarga.
Dalam situasi seperti ini, hukum dapat berperan dalam memberikan perlindungan dan
solusi bagi para karyawan yang terkena dampak PHK massal akibat pandemi Corona.
Beberapa upaya hukum yang dapat dilakukan untuk menghadapi situasi ini antara lain :
a. Peraturan perlindungan tenaga kerja
Negara dapat memiliki peraturan yang melindungi hak-hak pekerja, termasuk
dalam hal pemutusan hubungan kerja. Dalam kasus PHK massal, hukum dapat
memberikan ketentuan mengenai pembayaran pesangon, kompensasi, atau
bantuan bagi karyawan yang di-PHK.
b. Kebijakan pengangguran
Pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan pengangguran yang
memberikan bantuan finansial kepada para karyawan yang kehilangan pekerjaan
akibat pandemi. Hal ini dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan
dasar mereka sementara mencari pekerjaan baru.
c. Hukum kesehatan dan keselamatan kerja
Pemerintah dan pengusaha diharapkan untuk mematuhi peraturan kesehatan
dan keselamatan kerja yang ditetapkan untuk melindungi karyawan dari risiko
penyebaran penyakit. Jika perusahaan tidak mematuhi peraturan tersebut, hukum
dapat memberikan sanksi atau tindakan hukum terhadap perusahaan tersebut.
d. Perlindungan konsumen
Dalam situasi pandemi, ada kasus-kasus di mana konsumen menjadi korban
penipuan atau penyalahgunaan terkait dengan penjualan barang atau jasa terkait
COVID-19. Hukum perlindungan konsumen dapat berlaku untuk menindak pelaku
penipuan atau penyalahgunaan tersebut.
Efektivitas hukum dalam menghadapi situasi seperti ini sangat tergantung pada
implementasi dan penegakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah, sistem peradilan,
dan institusi terkait lainnya. Penting untuk memiliki peraturan yang jelas dan tegas serta
mekanisme penegakan hukum yang efektif. Selain itu, upaya kolaborasi antara
pemerintah, pekerja, dan pengusaha juga diperlukan untuk menangani dampak Corona
secara efektif.
Namun, penting juga untuk diingat bahwa hukum hanya merupakan salah satu aspek
dalam menghadapi situasi seperti ini. Selain upaya hukum, diperlukan juga langkah-
langkah sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat yang komprehensif untuk
mengatasi dampak Corona secara holistik.
3. Hukum dan masyarakat memiliki peran yang penting dalam menghadapi dampak
Corona. Berikut adalah beberapa kegunaan hukum dan peran masyarakat terkait
dengan dampak Corona :
a. Menetapkan kebijakan dan aturan
Hukum memainkan peran kunci dalam menetapkan kebijakan dan aturan yang
diperlukan untuk mengendalikan penyebaran virus Corona. Hal ini termasuk
pembatasan sosial, penguncian, penggunaan masker, protokol kesehatan, dan
tindakan lainnya yang diperlukan untuk melindungi masyarakat. Hukum
memastikan adanya kerangka hukum yang jelas dan memberikan landasan bagi
pemerintah untuk mengambil tindakan yang diperlukan.
b. Penegakan hukum
Hukum memiliki peran penting dalam menegakkan kebijakan dan aturan yang
ditetapkan untuk melawan penyebaran virus Corona. Penegakan hukum dapat
dilakukan melalui penindakan terhadap individu atau kelompok yang melanggar
aturan, seperti pelanggaran isolasi mandiri atau tidak mematuhi protokol
kesehatan. Penegakan hukum yang tegas dapat memberikan insentif bagi
masyarakat untuk mematuhi aturan dan melindungi diri mereka sendiri serta
orang lain.
c. Perlindungan hak-hak individu
Hukum juga berperan dalam melindungi hak-hak individu dalam situasi pandemi.
Hal ini termasuk hak atas kesehatan, privasi, pekerjaan, dan keamanan sosial.
Hukum dapat memberikan jaminan hak-hak ini dan melindungi masyarakat dari
penyalahgunaan atau pelanggaran hak-hak mereka dalam konteks
penanggulangan pandemi.
d. Kesadaran dan ketaatan masyarakat
Peran masyarakat juga sangat penting dalam menghadapi dampak Corona.
Masyarakat perlu memiliki kesadaran akan pentingnya mematuhi aturan dan
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini, pendidikan dan
kampanye sosial dapat membantu dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya tindakan pencegahan dan protokol kesehatan yang dianjurkan.
Dengan ketaatan masyarakat, upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran
virus Corona akan lebih efektif.
e. Solidaritas dan dukungan sosial
Masyarakat juga dapat memberikan dukungan dan bantuan kepada mereka yang
terdampak secara ekonomi dan sosial akibat pandemi Corona. Inisiatif seperti
pengumpulan dana, bantuan makanan, atau dukungan psikologis dapat
membantu meringankan beban yang ditanggung oleh individu atau kelompok
yang terdampak secara langsung.
Dalam situasi pandemi, hukum dan masyarakat saling berkaitan dan saling mendukung.
Hukum memberikan kerangka kerja yang diperlukan untuk mengendalikan situasi,
sedangkan masyarakat memainkan peran penting dalam mematuhi aturan, saling
mendukung, dan bertindak sesuai dengan kepentingan bersama.

Anda mungkin juga menyukai