Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arik Nopianto

NIM : 042673128

Mata Kuliah : Hukum Adat

Jawaban

1. Pelamaran dalam hukum perkawinan adat dan Undang-Undang tentang Perkawinan memiliki
perbedaan dalam konteks proses dan prosedur, namun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu
untuk mengatur dan mengakui hubungan perkawinan secara sah. Berikut adalah analisis mengenai
kedua hal tersebut :
 Hukum Perkawinan Adat
Pelamaran dalam hukum perkawinan adat seringkali melibatkan proses yang sangat terikat pada
tradisi dan budaya setempat. Prosedur pelamaran dapat bervariasi secara signifikan antara
masyarakat adat yang berbeda, tetapi umumnya melibatkan upacara formal di mana keluarga
calon pengantin pria menyampaikan niat mereka kepada keluarga calon pengantin wanita, diikuti
dengan negosiasi dan perjanjian antara kedua belah pihak. Pelamaran sering kali juga melibatkan
pemberian mas kawin atau hadiah sebagai tanda keseriusan.
 Undang-Undang tentang Perkawinan
Undang-Undang tentang Perkawinan di Indonesia memberikan landasan hukum yang jelas dan
standar yang harus dipatuhi dalam proses perkawinan. Proses pelamaran dalam Undang-Undang
tentang Perkawinan lebih formal dan terstruktur, di mana kedua calon pengantin diwajibkan untuk
mengajukan permohonan perkawinan ke Kantor Urusan Agama setempat. Setelah itu, proses
administratif seperti pemeriksaan dokumen dan persetujuan dari pejabat berwenang dilakukan
sebelum perkawinan dapat disahkan.

Meskipun terdapat perbedaan dalam proses pelamaran antara hukum perkawinan adat dan Undang-
Undang tentang Perkawinan, keduanya bertujuan untuk menciptakan hubungan perkawinan yang sah
dan diakui secara hukum.

2. Perkawinan dalam satu marga dalam hukum adat Batak tercermin dalam sistem kekeluargaan
patrilineal yang mereka anut. Dalam kekeluargaan patrilineal, garis keturunan dan identitas keluarga
diturunkan dari pihak ayah, dan ini memengaruhi proses perkawinan dan penentuan keturunan di
dalam masyarakat tersebut.
 Pelaksanaan Perkawinan
Dalam hukum adat Batak, perkawinan dalam satu marga dapat dianggap tidak lazim atau bahkan
tidak diperbolehkan karena dapat dianggap sebagai perkawinan dalam keluarga dekat yang
bertentangan dengan norma dan nilai-nilai kekeluargaan yang mereka anut. Namun, ada
pengecualian dalam kasus-kasus tertentu di mana ada persetujuan dari marga dan aturan adat yang
diberikan.
 Silsilah Keturunan
Dalam konteks marga Batak, penentuan keturunan dan pewarisan nama marga sangat penting.
Perkawinan di dalam satu marga dapat memengaruhi pewarisan nama marga dan hak-hak
keluarga di dalam struktur kekerabatan.
 Pentingnya Adat
Dalam kasus perkawinan dalam satu marga, keputusan dan persetujuan dari pihak adat dan marga
memiliki peranan yang sangat besar. Konsultasi dan penyesuaian dengan norma-norma adat Batak
menjadi penting untuk memastikan kesepakatan yang diterima oleh masyarakat setempat.

Anda mungkin juga menyukai