OLEH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atar berkat dan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Hukum Adat, dengan judul “Konsep Perkawinan Dalam Hukum Adat”. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan teman-teman yang
dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat menyempurnakan
manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................6
3.2 Saran ....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkawiana hukum adat merupakan hubungan kelamin antara laki-laki dan
perempuan, yang membawa hubungan luas, yaitu kelompok kerabat laki-laki dan
perempuan, bahkan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya.
Hubungan yang terjadi ini ditentukan dan diawasi oleh sistem norma-norma yang
berlaku di dalam masyarakat itu. Hubungan mereka setelah terjadinya perkawinan
menjadi hubungan perikatan dalam suatu paguyuban atau organisasi. Perkawinan
menurut hukum adat bagi masyarakat hukum adat di Indonesia pada umumnya bagi
penganut agama tergantung pada agama yang dianut masyarakat adat bersangkutan.
Dari rukun dan syarat perkawinan menurut hukum adat, bagi masyarakat yang
hendak melangsungkan perkawinan, harus mengetahui lebih dahulu siapa pasangan yang
akan dinikahinya. Hal ini dimaksudkan agar nantinya setelah menjalani kehidupan rumah
tangga tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Dengan mengetahui siapa pasangan
kita, maka akan terjaga dan terpelihara status perkawinan ini dilakukan terhadap calon
suami dan istri yang belum dewasa, yang biasanya dilaksanakan menurut ketentuan
hukum islam, sedang pesta dan upacara menurut hukum adat ditangguhkan. Sebelum
upacara perkawinan, suami belum boleh melakukan hubungan suami istri, ditangguhkan
sampai mereka dewasa dan dilangsungkan pesta dan upacara menurut hukum adat.
3.2 Saran
Adapun wawasa berfikir membangun sebuah rumah tangga melakukan saing
percaya dan menghargai sesama pasangan. Marah cemburu, berdebat, menjadi manis
pahit dalam pernikahan. namun ini menjadi tidak baik jika terlampau berlebihan bahkan
bisa menghancurkan batrah rumah tangga.
Jika suami istri mengingginkan sebuah kebahagiaan ada beberapa prisip yang
menjadi pegangan untuk menjadi kehidupan rumah tangga.
DAFTARPUSTAKA
file:///C:/Users/YC2%20Flores%2002/Downloads/Buku%20Ajar%20Hukum%20Perkawinan
%20(Nanda%20Amalia)%20(z-lib.org).pdf
file:///C:/Users/YC2%20Flores%2002/Downloads/Hukum%20Adat%20Perkawinan
%20dalam%20Masyarakat%20Aceh%20Tinjauan%20Antropologi%20dan%20Sosiologi
%20Hukum%20(Muhammad%20Siddiq%20Armia,%20MH.,%20PhD.)%20(z-lib.org).pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/10725/f.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
http://ejournal.ust.ac.id/index.php/FIAT/article/view/1426
https://www.kajianpustaka.com/2013/11/sistem-dan-bentuk-perkawinan-adat.html