Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

Mata Kuliah : Kebijakan dan Manajemen Kesehatan


Dosen : Prof. Dr. Amran Razak, S.E., M.Sc.

“INTEREST GROUP DAN NEW NORMAL”

KELAS G
BESSE DAHLIA
(K012202034)

PROGRAM STUDI S2 KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2021
“Interest Group Dan New Normal”
Menurut Walt (1994) dalam bukunya yang berjudul Health Policy: an Introduction to
Process and Power, mendefinisikan kelompok kepentingan sebagai kelompok masyarakat yang
bekerjasama untuk tujuan yang sama tanpa memiliki minat untuk mendapatkan kekuasaan
politik. Kelompok kepentingan bisa terdiri dari berbagai elemen masyarakat, seperti LSM,
serikat pekerja, asosiasi, akademisi, jurnalis dan sebagainya yang sama-sama memiliki
kepentingan terhadap suatu isu tertentu. Meski demikian, kepentingan mereka bisa berbeda, ada
yang mendukung dan ada pula yang menentang kebijakan tertentu adanya kepentingan inilah
yang menjadi pendorong mereka untuk mempengaruhi kebijakan (Chrysant L. dan
Kusumowardoyo, 2021).
Kelompok kepentingan bisa dibedakan menjadi insider dan outsider groups. Kelompok
insider adalah kelompok yang diterima oleh pemerintah (pembuat kebijakan) karena dipandang
memiliki legitimasi dan pengetahuan mendalam atas topik tertentu. Inilah yang membuat
kelompok insider bisa berinteraksi langsung dan memiliki hubungan konsultatif dengan pembuat
kebijakan. Kelompok insider bisa memanfaatkan jalur-jalur formal, misalnya mereka bisa
diundang oleh pembuat kebijakan untuk membuat naskah akademik, menghadiri public hearing,
dan sebagainya. Sebaliknya, kelompok outsider dipandang kurang memiliki legitimasi, sebab itu
mereka sering kali kesulitan untuk masuk ke dalam proses pembuatan kebijakan. Kelompok
outsider lebih menggunakan advokasi dengan cara yang tidak langsung, misalnya dengan
membangun opini publik lewat media masa, atau memberikan tekanan lewat petisi, unjuk rasa
dan sebagainya (Chrysant L. dan Kusumowardoyo, 2021).
Covid-19 diyakini oleh beberapa pihak sebagai bentuk konspirasi global yang sengaja
dibuat untuk kepentingan kapitalisme dan penjajahan model baru berbasis senjata biologis.
Walaupun belum ada studi ilmiah terkait persepsi tersebuti, hal ini menjadi menarik karena
banyaknya perdebatan yang terjadi di masyarakat. Saat masyarakat mulai mengalami berbagai
tekanan mekanisme hidup di tengah pandemi Covid-19, rasa ketidakpercayaan masyarakat
muncul dan dapat meyakini persepsi ini (Syaifuddin, 2020).
Pandemi Covid-19 membuat banyak aktivitas berubah. Penerapan lockdown di banyak
negara, sementara di Indonesia dikenal dengan nama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
menjadi langkah utama agar virus ini tidak menyebar kembali. Akan tetapi, langkah utama ini
tak selamanya dapat dipertahankan. Perlunya berbagai sektor kembali beroperasi menjadi

1
penyebab utama yang membuat lockdown dan PSBB kini mulai dilonggarkan. Dari sinilah
muncul istilah baru, yakni new normal atau tatanan baru.
New Normal yaitu tatanan, kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi
untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat yang dilakukan dengan rutin cuci tangan
pakai sabun, pakai masker saat keluar rumah, jaga jarak aman, dan menghindari kerumunan.
Kondisi new normal sudah banyak digaungkan, termasuk juga oleh Indonesia. Tidak bisa
disamakan dengan kondisi “bebas virus corona,” tetapi New Normal menjadi harapan baru untuk
menyesuaikan kehidupan di tengah pandemi dengan langkah yang lebih mantap. Kebijakan New
Normal yang dikeluarkan pemerintah bertujuan agar Indonesia bisa segera keluar dari resesi
perekonomian yang disebabkan oleh Covid-19 dalam waktu yang relatif singkat.
Penerapan New Normal menjadi polemik karena dianggap akan meningkatkan kasus
Covid-19 dan dilain sisi menjadi upaya meredam tingginya kerentanan sosial yang terjadi di
masyarakat. Bahkan ada indikasi bahwa New Normal sebagai upaya menyamarkan
ketidakmampuan negara untuk mengatasi pandemi Covid-19 dan membuat pemasukan negara
menjadi berkurang. Sementara negara harus melindungi dan meminimalisir dampak pandemi
Covid-19 pada warga negaranya. Maka untuk itu pandemi Covid-19 dianggap menjadi beban
anggaran negara dengan berbagai program jaring pengaman sosialnya (Syaifuddin, 2020).
New normal harus direncanakan secara komprehensif karena penerapannya bisa
menguraikan masalah namun juga bisa menambah masalah. Protokol kesehatan dapat dengan
mudah dirumuskan, namun belum tentu realitas pelaksanaannya dilapangan mudah dilakukan.
Maka untuk itu pelbagai kajian multidisiplin ilmu perlu menjadi pertimbangan pemerintah dalam
menerapkan kebijakan New Normal karena tidak sedikit pelanggaran protokol kesehatan yang
akan terjadi contohnya yang tergambarkan pada suasana di stasiun kereta api, pusat pertokoan,
transportasi publik dan pusat perbelanjaan lainnya.
Selama masa pandemi COVID-19, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat anjlok,
meskipun pada kuartal I 2020 pertumbuhan ekonomi masih positif di level 2,97%. Pemerintah
menargetkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tetap positif pada kuartal II dan kuartal III
2020 di ambang 2,3%-2,5%. Penerapan New Normal diharapkan dapat menyokong pertumbuhan
ekonomi tersebut. Dengan beroperasinya sektor industri, perekonomian dapat bergeliat kembali
dan mengatrol pertumbuhan ekonomi (Advertorial, CNN Indonesia . 2020).

2
Pemerintah juga tetap mendorong agar proyek strategis nasional (PSN) dapat tetap
berjalan. Sejumlah PSN dengan nilai lebih dari 1.400 triliun diproyeksi dapat membuka 3,5 juta
hingga 4 juta lapangan pekerjaan sepanjang empat sampai lima tahun ke depan. Melalui New
Normal, pemerintah dan masyarakat bersinergi untuk mengembalikan kondisi perekonomian dan
sosial masyarakat. Namun, di sisi lain semua pihak diharapkan tetap berupaya menghentikan
penyebaran virus Corona (Advertorial, CNN Indonesia . 2020).
Dalam era New Normal, penguatan kebijakan pemberdayaan sosial ekonomi rakyat
sangat dibutuhkan strategi yang tepat untuk dapat meraih tingkat kesejahteraan sosialnya sesuai
harkat kemanusiaan. Penguatan kebijakan dan strategi dijabarkan dalam berbagai program dan
kegiatan yang secara praktis dapat memberdayakan baik dari aspek sosial maupun ekonominya.
Dalam hal ini penguatan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasarnya serta
pendampingan sosial agar keluarga sasaran pemberdayaan lebih mampu secara sosial dan
ekonomis (Lestari RA, 2020).
Untuk pemberdayaan sosial ekonomi rakyat diperlukan sebuah inovasi kebijakan dari
pemerintah, baik dari pemerintah daerah sampai pemerintah pusat agar perekonomian terus
berputar. Kolaborasi dari pemerintah daerah dan swasta sebagai penguatan kebijakan sangat
diperlukan dalam pemulihan ekonomi lokal dengan memanfaatkan potensi-potensi daerah yang
dimiliki. Contohnya, pemerintah daerah menggandeng para pengusaha didaerah untuk
pemberdayaan sosial ekonomi rakyat sebagai pemulihan ekonomi akibat Covid-19 yang melanda
hampir di semua negara-negara termasuk Indonesia (Lestari RA, 2020).
Meskipun pemerintah sudah mengeluarkan berbagai kebijakan fiskal maupun non fiskal
untuk membantu masyarakat, perusahaan korporasi maupun UMKM yang terkena dampak
pandemik Covid-19. Namun anggaran yang dimiliki oleh pemerintah sangat terbatas, sementara
jumlah yang terpapar Covid-19 semakin hari semakin meningkat. Oleh karena itu, permasalahan
dan korban pandemi Covid-19 ini sangat memerlukan keterlibatan masyarakat, lembaga
pendidikan tinggi maupun lembaga non bank lainnya (Nuhodayati dan Anam AK, 2020).
Pemerintah harus membuat atau mengambil kebijakan dengan mempertimbangkan segala
resiko, oleh karena itu kebijakan yang diambil harus tepat sasaran seperti dalam bantuan sosial
nominal Rp. 600.000,- per KK (April-Juni 2020), namun untuk bulan (Juli-Desember 2020)
dengan nominal Rp. 300.000.,- per KK. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengevaluasi data-
data karena faktanya banyak masyarakat yang protes terkait bantuan tersebut. Dalam hal ini

3
penguatan kebijakan sangat penting dilakukan, kolaborasi antara pemerintah dan swasta perlu
dilakukan serta didukung oleh partisipasi masyarakat.

Referensi:

Advertorial, CNN Indonesia . 2020. Menyelamatkan Ekonomi Indonesia Melalui Penerapan


New Normal.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200616191535-297-514013/menyelamatkan-
ekonomi-indonesia-melalui-penerapan-new-normal.
Chrysant L. dan Kusumowardoyo. 2021. Peran Interest Group dalam Mempengaruhi dan
Mengawal Kebijakan. https://Kebijakanaidsindonesia.Net/Id/Artikel/Artikel-Tematik/1133-
Peran-Interest-Group-Dalam-Mempengaruhi-Dan-Mengawal-Kebijakan.
Lestari Ra. 2020. Penguatan Kebijakan Pemberdayaan Sosial Ekonomi Rakyat Era New Normal.
Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.
Nuhodayati dan Anam AK. 2020. Manajemen Bisnis Di Era Pandemi Covid-19 & New Normal.
Unissula Press: Semarang
Syaifuddin. 2020. Negara, Masyarakat dan Era New Normal.
https://kolom.tempo.co/read/1351996/negara-masyarakat-dan-era-new-normal/
full&view=ok
WageIndicator Foundation. 2021. Menjalani Tatanan Baru karena Pandemi COVID-1.
https://gajimu.com/tips-karir/kondisi-kerja-dan-kehidupan-di-tengah-pandemi-covid-19-
indonesia/tatanan-kebiasaan-baru-new-normal

Anda mungkin juga menyukai