Julia Wulandari
Email : juliawuland18@gmail.com
Abstrak
Pandemi Covid-19 telah melanda lebih dari 200 negara sehingga mengancam
perekonomian global dan nasional termasuk Indonesia. Sebagai negara hukum formil
Perppu No. 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem
memberikan kepastian hukum guna mencapai tujuan dan kemanfaatan yang lebih luas
yakni pemulihan dari krisis ekonomi akibat Covid-19. Artikel ini membahas
Pendahuluan
Indonesia telah melaporkan 440.569 kasus dan 14.689 kematian dan Indonesia berada
di posisi ke-21 di dunia dan keempat di Asia. Tidak hanya berdampak pada aspek
kesehatan, selain itu COVID19 menimbulkan kerugian materiil yang cukup besar.
Berbagai aspek terkena dampaknya baik sosial budaya maupun perekonomian dunia
yang melemah.1
Situasi tersebut tentu saja tak bisa dibiarkan karena akan menyebabkan krisis
Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-
19, Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala
tahun 2020 tentang Penetapan Status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, Perppu No.
1
Benedikta Miranti Tri Verdina “Update 10 November: Kasus COVID-19 Dunia 51,2 Juta, Indonesia
Tertinggi Keempat di Asia” https://www.liputan6.com/global/read/4404392/update-10-november-
kasus-covid-19-dunia-512-juta-indonesia-tertinggi-keempat-di-asia diakses pada 9 November 2020
1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan
Perubahan Postur dan Rincian APBN Tahun Anggaran 2020 dan terakhir Keppres
Perppu No. 1 Tahun 2020 yang sudah ditetapkan oleh DPR menjadi Undang-
Undang No. 2 Tahun 2020, Secara garis besar muatan Perppu terbagi dalam bidang
kebijakan keuangan negara, perpajakan dan kebijakan stabilitas sistem keuangan dan
usaha.3
dan/ dilakukan oleh pejabat pemerintahan untuk mengatasi persoalan konkret yang
2
Rofiq Hidayat “Sejumlah Instrumen Hukum Atasi Dampak Pandemi Covid-19”
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5f1174a4aa031/sejumlah-instrumen-hukum-atasi-
dampak-pandemi-covid-19/ diakses pada 9 November 2020
3
Kementerian Keuangan, “Perppu No. 1 Tahun 2020 disahkan menjadi undang-undang”
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/perppu-no12020-disahkan-jadi-undang-undang/ diakses
pada 9 November 2020
dihadapi dalam hal peraturan perundang-undangan yang memberikan pilihan, tidak
mengatur, tidak lengkap atau tidak jelas, dan/ adanya stagnasi pemerintahan.4
Rumusan Masalah
Covid-19?
Tujuan Pembahasan
Pembahasan
keputusan dari para pejabat administrasi negara yang berwenang dan berwajib
sebagai pelengkap dari asas legalitas, yaitu asas hukum administrasi negara yang
4
Eri Yulikhsan, S.H.,M.H. “Keputusan Diskresi Dalam Dinamika Pemerintahan” (Yogyakarta:
Deepublish, 2016) hal. 3
menyatakan bahwa setiap tindak atau perbuatan administrasi negara harus
undang untuk mengatur segala macam kasus posisi dalam praktek kehidupan sehari-
hari. Oleh sebab itu, perlu adanya kebebasan atau diskresi dari administrasi negara
Diskresi harus memenuhi syarat yakni, sesuai dengan tujuan diskresi, tidak
perkembangan zaman, semakin banyak pula kekosongan hukum baru yang akan
muncul. Begitupun di masa pandemi seperti saat ini. Sekalipun demikian, negara
tetap dituntut untuk bergerak cepat. Jangan sampai tidak adanya dasar peraturan
5
S Prajudi Atmosudirjo, “Hukum Administrasi Negara” (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994) hlm. 82
6
Eri Yulikhsan, S.H.,M.H. “Keputusan Diskresi Dalam Dinamika Pemerintahan” (Yogyakarta:
Deepublish, 2016) hlm. 3
Sesungguhnya kewenangan menggunakan diskresi tidak perlu dikhawatirkan
oleh pejabat pemerintah. Selain sebagai asas dalam menggerakan jalannya fungsi
pemerintahan, diskresi juga telah memiliki landasan yuridis yang kuat berdasarkan
Penyalahgunaan itu terjadi karena penafsiran yang salah atas diskresi dan/atau adanya
penyimpangan dana bencana lebih terbuka lebar dan sering terjadi di negara Asia,
khususnya di negara berkembang. Karena pemerintah dan publik hanya fokus pada
dengan prosedur yang memastikan dana itu tepat guna dan tepat sasaran.8
mekanisme pengawasan dan pertanggung jawaban yang jelas. Kita ketahui, DPR
telah mengesahkan Perppu No. 1 Tahun 2020 menjadi Undang-Undang No. 2 Tahun
7
Oce Madril, "Diskresi atau Korupsi" Kompas, (11 Agustus 2016), hlm. 6
8
Rio Christiawan, “Mengawal Perppu Covid-19” https://analisis.kontan.co.id/news/mengawal-
perppu-covid-19 diakses pada 9 November 2020
2020.9 Kedepannya Pemerintah sebaiknya membuat aturan pelaksana yang memuat
penanganan Covid-19.
30 Tahun 2014 harus diperhatikan dan dijadikan dasar mengeluarkan diskresi dalam
preventif, masyarakat harus aktif mengawasi dan dilibatkan dalam proses penyusunan
serta pelaksanaannya.
undang
Pasal 22 ayat (1) bahwa dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak
menyatakan bahwa unsur kegentingan yang memaksa harus menunjukkan 2 (dua) ciri
umum, yaitu ada krisis (crisis) dan ada kemendesakan (emergency). Menurutnya
suatu keadaan krisis apabila terdapat gangguan yang menimbulkan kegentingan dan
9
Eko Wahyudi, “DPR Sahkan Perppu 1 Tahun 2020 Menjadi Undang-Undang”
https://bisnis.tempo.co/read/1341517/dpr-sahkan-perpu-covid-19-menjadi-undang-undang diakses
pada 9 November 2020
bersifat mendadak (a grave and sudden disturbunse). Kemendesakan (emergency),
apabila terjadi berbagai keadaan yang tidak diperhitungkan sebelumnya dan menuntut
suatu tindakan segera tanpa menunggu permusyawaratan terebih dahulu, atau telah
ada tanda-tanda permulaan yang nyata dan menurut nalar yang wajar apabila tidak
diatur segera akan menimbulkan gangguan baik bagi masyarakat maupun terhadap
jalannya pemerintahan.10
umum. Tujuan dari pembentukan Perppu No. 1 Tahun 2020 yang telah disahkan
landasan serta kepastian hukum bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan dan
yang disebabkan pandemi Covid-19. Kedua, sebagai upaya preventif dari implikasi
Perpu No. 1 Tahun 2020 dibentuk dengan melihat peristiwa krisis tahun 1998
hingga peristiwa bailout Bank Century. Menurut pemerintah, lahirnya pasal tersebut
tidak bisa dilepaskan dari pengalaman di masa krisis 1998 dan 2008, dimana para
kerugian negara. Salah satu contohnya adalah kebijakan BPPN dalam penerbitan
10
Ibnu Sina Chandranegara, “Pengujian Perppu terkait Sengketa Kewenangan Konstitusional antar-
Lembaga Negara: Kajian atas Putusan MK No. 138/PUU-VII/2009”, Jurnal Yudisial, Vol. 5, No. 1,
April 2012, hlm. 16
surat keterangan lunas dalam kasus BLBI karena krisis moneter 1998 dan juga
kebijakan KSSK yang memberikan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) alias
bailout kepada Bank Century untuk mencegah krisis perbankan di tahun 2008.
ekonomi pada saat itu dipermasalahkan dikemudian hari, baik oleh aparat penegak
jaminan lebih bahwa berbagai kebijakan yang diambil untuk mengatasi ancaman
perekonomian nasional dalam situasi pandemi ini tidak dijustifikasi sebagai tindak
pidana dan bukan untuk merugikan keuangan negara, karena dalam situasi
ditujukan sebagai biaya ekonomi yang tentu tidak dapat dikembalikan. Pemerintah
tidak akan menerbitkan Perppu No. 1 Tahun 2020 apabila tidak ada ancaman yang
telah menjangkit di berbagai belahan dunia, sehingga perlu akselerasi kebijakan untuk
mengatasinya.
Lebih lajut akan diurai pentingnya Pasal 27 Perppu No. 1 Tahun 2020 sebagai
upaya untuk mencapai tujuan diterbitkannya Perppu. Rumusan Pasal 27 ayat (1)
11
Andrian Pratama, “Polemik Perppu No. 1 Tahun 2020” https://tirto.id/polemik-perppu-corona-saat-
sri-mulyanidkk-tak-bisa-dipidana-eKdC diakses pada 10 November 2020
Lembaga anggota KSSK dalam rangka pelaksanaan kebijakan pendapatan negara
system keuangan dan program pemuihan ekonomi nasinal, merupakan bagian dari
biaya ekonomi untuk penyelamatan perekonomian dari krisis dan bukan merupakan
kerugian negara"12
Secara eksplisit dapat dibaca bahwa kebijakan darurat yang ditempuh Pemerintah
melalui Perppu ini sepenuhnya dilakukan dengan itikad baik untuk mengatasi suatu
keuangan dalam hal ini karena Covid-19. Namun apabila dalam pelaksanaan Perppu
terdapat pihak yang beritikad tidak baik dan menyimpang dari peraturan perundang-
undangan yang berlaku, maka kondisi tersebut bukanlah termasuk yang dilindungi
berdasarkan ketentuan pasal 27 ayat (2). Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa melalui
Selain harus memenuhi tujuannya, diskresi atau kebijakan juga harus memenuhi
syarat pengambilan diskresi yakni:14 1) Sesuai dengan tujuan diskresi, 2) Tidak bertentangan
12
Lihat pasal 27 ayat 2 Perppu No.1 tahun 2020
13
Bagus Pinandoyo, “Benarkah Perpu no 1 2020 Menimbulkan Kekuasaan Absolut?”
https://www.kompasiana.com/baguspinandoyo/5e87f16ad541df509a71b632/benarkah-perppu-1-2020-
menimbulkan-kekuasaan-absolut-bagi-pemerintah diakses pada 10 November 2020
14
Dr. Teuku Saiful Bahri Johan “ Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara “
(Yogyakarta: Deepublish, 2018 ) hlm.179
dengan tujuan pengambilan diskresi 3) Sesuai dengan Asas Umum Pemerintahan yang Baik
(AUPB) 4) Didasarkan pada alasan yang objektif 5) Tidak ada benturan kepentingan 6)
Menurut ketentuan tersebut, diskresi yang digunakan oleh Pemerintah dalam rangka
melaksanakan Perppu No. 1 Tahun 2020 sesungguhnya tidak dapat dipidana dan apa yang
diatur dalam Pasal 27 ayat (2) Perppu No. 1 Tahun 2020 sudah sesuai sepanjang
persyaratannya dipenuhi.
Pandemi Covid-19 tidak tertangani secara maksimal. Sesungguhnya Pasal 27 ayat (1),
(2) dan (3) Perppu No. 1 Tahun 2020 ditujukan untuk memberi kepastian hukum
terhadap keputusan yang diambil dalam kondisi mendesak, agar keputusan yang
Rumusan Pasal 27 ayat (1), (2) dan (3) Perppu No. 1 Tahun 2020 yang
selama dan pasca Pandemi Covid-19 sesuai dengan rencana, namun apabila terbukti
ada korupsi penyimpangan anggaran untuk golongan maupun pribadi, tetap saja
Kesimpulan
ini jika tidak ada ancaman yang membahayakan pertumbuhan ekonomi nasional dan
pandemi global Covid-19 yang telah meng-infeksi lebih dari 200 negara, baik hari ini
maupun dimasa yang akan datang harus dipahami dan dimaknai sebagai suatu
sistem keuangan. Pembentuk Perppu sama sekali tidak bermaksud untuk menciptakan
kekuasaan absolut, sebab Pasal 27 Perppu No. 1 Tahun 2020 bertujuan memberikan
kepastian hukum bagi pejabat pemerintah agar tidak ragu mengeluarkan kebijakan
untuk kemanfaatan yang lebih luas, yakni mengatasi Covid-19 demi keselamatan
warga negara. Pelaksanaan diskresi apalagi ditengah kondisi krisis tentunya perlu
diawasi agar tidak terjadi penyalagunaan. Cara yang dapat dilakukan yakni secara
dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 dan asas-asas umum pemerintahan yang
baik.
15
Agatha Olivia Victoria, "Soal Perppu Corona Kebal Hukum, Sri Mulyani: Tak Berlaku Jika
Korupsi” https://katadata.co.id/berita/2020/05/04/soal-perppu-corona-kebal-hukum-sri-mulyani-tak-
berlaku-jika-korupsi diakses pada 10 November 2020
Daftar Pustaka
Deepublish, 2016.
1994.
Johan, Teuku S Bahri. Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Perppu No. 1 Tahun 2020
https://www.kompasiana.com/baguspinandoyo/5e87f16ad541df509a71b632/benark
ah-perppu-1-2020-menimbulkan-kekuasaan-absolut-bagi-pemerintah?page=2
https://bisnis.tempo.co/read/1341517/dpr-sahkan-perpu-covid-19-menjadi-
undangundang.