Anda di halaman 1dari 5

JURNAL PRAKTEK LAPANG

ILMU HIJAUAN PAKAN DAN TATALAKSANA LADANG


TERNAK (PENGARUH SKARIFIKASI TERHADAP
PERKECAMBAHAN INDIGOFERS SP)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Ilmu
Hijauan Pakan Dan Tatalaksana Ladang Ternak pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar

Oleh:

MUH. FADLI
60700118078

JURUSAN ILMU PETERNAKAN


FAKULTTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2019
PENGARUH SKARIFIKASI TERHADAP PERKECAMBAHAN
INDIGOFERA SP

The Effect Of Scarification Indigofera Sp

Muh. Fadli, Dewi Trisulaswati Kasri


Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi
E-mail: muhfadliwtp08062000@gmail.com. 081245576097
Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Makassar-90345, Sulawesi Selatan, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh skarifikasi terhadap perkecambahan


Indigofera Sp. Praktek ini dilaksanakan pada hari Ahad 10 November 2019 bertempat di kandang
peternakan Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar. Alat yang digunakan dalam praktek ini yaitu linggis, cangkul, botol plastik,
pisau dan sapu. Sedangkan bahan yang digunaka adalah Indigofera Sp, EM4, jamu herbal, air dan
label. Praktek ini dilakukan dengan 3 perlakuan yaitu perendaman dalam EM4 selama 5 dan 10
menit, perendalam dalam jamu herbal selama 5 dan 10 menit dan perendaman dalam air selama 5
dan 10 menit. Kemudian menyediakan tanah dan kompos lalu dicampur merata dan dihaluskan,
setelah itu tanah dibentuk menjadi 6 petak. 3 petak untuk biji yang direndam selama 5 menit dan 3
petak lainnya untuk biji yang direndam selama 10 menit. Selanjutnya Indigofera Sp disemai dan
ditaburi tanah halus untuk menutupi biji tersebut. Setelah itu dilakukan pengamatan selama 2
pekan.
Kata kunci: Indigofera Sp, Skarifikasi, Perkecambahan, EM4, Jamu herbal, Air.

ABSTRACK

The study aims to determine the influence of the scharification of the Indigofera Sp. This
practice was held on Sunday 10 November 2019 at the livestock Cage of Livestock Science
department, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic State University of Makassar.
The tools used in this practice are the crowbar, hoe, plastic bottles, knives and broom. While the
materials used are Indigofera Sp, EM4, herbal herbs, water and labels. This practice is carried
out with 3 treatment i.e. immersion in EM4 for 5 and 10 min, an inner herb in herbal medicine for
5 and 10 minutes and soaking in water for 5 and 10 minutes. Then provide soil and compost and
then blended evenly and smoothed, after which the soil is formed into 6 tiles. 3 tiles for seeds
soaked for 5 minutes and 3 other compartments for seeds soaked for 10 minutes. Furthermore
Indigofera Sp is soed and sprinkled with fine soil to cover the seeds. After that observation for 2
weeks.
Key words: Indigofera Sp, Sharification, Germination, EM4, Herbal medicine, Water.

PENDAHULUAN

Ternak merupakan hewan yang telah didomestikasi yang sengaja dipelihara untuk
diambil manfaatnya baik daging, susu, telur, bulu dan lain-lain yang diperuntukkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Terdapat beberapa faktor yang mendukung pertumbuhan ternak
salah satu diantaranya yaitu pakan. Pakan merupakan segala bahan yang dapat dimakan oleh
ternak, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, memberikan manfaat dan tidak membahayakan
bagi keselamatan hidup ternak. Pada dasarnya ternak mengonsumsi pakan untuk memenuhi asupan
nutrisi dalam tubuhnya seperti kebutuhan akan energi, protein lemak, mineral, vitamin dan air.
Ternak akan tumbuh dan berkembang dengan baik, apabila seluruh kebutuhan nutrisinya terpenuhi
baik kebutuhan hidup pokok, produksi maupun reproduksi (Hardianto, 2018).
Pakan memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan usaha peternakan
ruminansia, karena sekitar 60-80% dari total biaya produksidigunakan untuk biaya pakan (Astuti,
dkk., 2015). Presentase penggunaan biaya pakan yang tinggi menunjukkan pentingnya pemenuhan
kebutuhan pakan ternak, hal ini dimaksudkan agar produktiviitas ternak dapat dicapai secara
optimal. Namun, dalam pemenuhan pakan ternak masih memiliki berbagai macam kendala.
Masalah utama dalam peningkatan produktivitas ternak adalah sulitnya menyediakan pakan secara
berkesinambungan baik jumlah maupun kualitasnya (Sitindaon, 2013).
Kekeringan, terutama diwilayah dengan musim kemarau panjang menyebabkan
ketersediaan pakan menurun tajam dan mengakibatkan produksi ternak ikut menurun, baik laju
pertumbuhan maupun tingkat reproduksinya. Oleh karena itu, perkembangan tanaman pakan yang
mampu beradaptasi pada kekeringan akan menjadi solusi dalam mengatasi kendala tersebut
(Taringan, dkk., 2013).
Legum pohon merupakan salah satu hijauan yang berpotensi untuk dijadikan sebagai
pakan ternak yang memiliki kualitas tinggi, terutama selama musim kering saat ketersediaan
hijauan rumput menurun tajam. Ibdigofera Sp adalah salah satu jenis legum pohon yang toleran
terhadap kekeringan, genangan maupun sinilitas, dengan produktivitas mencapai 30 ton bahan
kering per hektar per tahun (Taringan, dkk.,2010).
Indigofera Sp merupakan salah satu sumber protein hijauan atau konsentrat hijau karena
memiliki keunggulan dalam produksi dan kualitasnyadibandingkan dengan legum lain (Abdullah,
2014). Ditinjau dari nutriennya, Indigofera Sp memiliki kandungan protein kasar dapat mencapai
24,42%-31,05% (Suharlina, 2010).
Dalam menunjang keberhasilan penanaman Indigofera Sp belum banyak dilaporkan
terutama di Indonesia. Indigofera Sp biasanya menghasilkan biji banyak. Perbanyakan tanaman
dengan biji lebih mudah dibandingkan perbanyakan dengan stek ataupun bagian tanaman yang
lain. Bentuk biji Indigofera Sp adalah cembung ganda (Bikonvex) dan bervariasi dari empat
persegi panjang membulat (Rectagular spherical oblong) sampai Ovoid. Spesies yang berbeda
mempunyai ukuran biji yang berbeda (Gandhi, dkk., 2011). Benih yang telah masak dan siap
untuk berkecambahmembutuhkan kondisi klimatikdan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat
mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya. Pretreatment skarifikasi
digunakan untukmengatasi dormasi embrio (Lakitan, 2007).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat pada benih atau tanaman itu sendiri.
Faktor eksternal merupakan faktor yang terdapat diluar benih atau tanaman, salah satu yang
mempengaruhi pertumbuhan yaitu media tanam. Media tanam yang baik adalah media yang
mampu menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini
dapat ditemukan pada tanah dengan tata udaya yang baik, mempunyai agregat mantap,
kemampuan menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran yang cukup (Ihsan, 2013).
Kompos adalah limbah padat yang komponen-komponen limbah organic bahan mentah
yang diuraikan secara biologis dibawa kondisi yang terkendali dan diubah menjadi bentuk yang
mudah ditangani, disimpan dan diaplikasikan pada tanaman tanpa adanya pengaruh yang
merugikan lingkungan. Kompos berperan sebagai kondisioner tanah dalam meningkatkan struktur
tanah dan kapasitas pengikatan air serta berperan sebagai buffer. Peranan lain dari kompos adalah
sebagai pengikat butiran-butiran tanah sehingga merangsang pembentukan agregat-agregat tanah,
penyediaan unsur hara bagi tanaman serta penyedia energy bagi mikroorganisme yang
menguntungkan (Said, 2014).

METODE

Waktu dan tempat


Praktek lapang ini dilaksanakan pada hari Ahad, tanggal 10 November 2019, dan
bertempat di kandang peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Alat dan bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam praktek lapang ini yaitu cangkul, linggis, botol plastik, sapu
lidi dan pisau.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktek lapang ini yaitu biji Indigofera Sp, EM4, jamu
herbal, tisu, karung dan label.
Prosedur kerja
Prosedur kerja dalam praktek lapang ini yaitu sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menuangkan masing-masing 5 ml EM4 kedalam 2 botol, 5 ml jamu herbal kedalam 2 botol
dan 5 ml air kedalam 2 plastik.
3. Kemudian melakukan penyortiran biji Indigofera Sp dengan memasukkan biji tersebut
kedalam botol plastik yang telah di isi air.
4. Setelah melakukan penyortiran, biji Indigofera Sp tersebut dipilih sebanyak 150 dan dibagi
kedalam 6 bagian masing-masing 25 biji.
5. Melakukan perlakuan khusus terhadap biji indigofera tersebut dengan masing-masing
25biji direndan kedalam EM4 selama 5 dan 25 biji yang direndam selama10 menit, 25 biji
direndam kedalam jamu herbal selama 5 menit dan 25 lagi direndam selama 10 menit, 25 biji
direndam kedalam air selama 5 menit dan 25 lainnya direndam selama 10 menit.
6. Kemudian menyediakan tanah dan kompos, setelah itu dicampurkan merata dan dihaluskan.
7. Kemudian tanah tersebut diratakan membentuk 6 petak, 3 petak untuk biji yang direndam
selama 5 menit dan 3 petak lainnya untuk biji yang direndam selama 10 menit.
8. Menaburkan biji Indigofera Sp di atas petak tanah tersebut, setelah itu ditaburi tanah halus
untuk menutupi biji tersebut.
9. Mengamati perkecambahan selama 2 pekan dan mencatat hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah L & Suharlina. 2010. Herbage yield and quality of two vegetative parts of Indigofera at
different time of first regrowth defoliation. Media Peternakan. 1(33): 44-49.
Abdullah L. 2014. Mewujudkan konsentrat hijau (green concentrate) dalam industri baru pakan
untuk mendorong kemandirian pakan dan daya saing peternakan nasional [orasi Ilmiah].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Astuti A, Erwanto & ES Purnama. 2015. Pengaruh cara pemberian konsentrat-hijauan terhadap
respon fisiologis dan performa sapi peranakan simental. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu 4(3): 201-207.
Gandhi, D., S. Albert and N. Pandya. 2011. Morphological and micro morphological
characterization of some legume seeds from Gujarat, India. J. Environmental and
Experimental Biology 9 :1105 – 113.
Hardianto, Afsitin J., T. Ade R. 2018. Uji Kualitas Berbagai Legum Pohon di Lahan Fakultas
Peternakan Universitas Halu Oleo Sebagai Inisiasi Pendukung Pemenuhan Kebutuhan
Pakan Ternak Ruminansia. Fakultas Peternakan. Universitas Halu Oleo. Kendari.
Ihsan, M. 2013. Manfaat Serbuk Cocopeat / Serbuk Sabut
Kelapa.http://ceritanurmanadi.wordpress.com. Diakses pada tanggal 13 September 2016.
Lakitan, B. 2007. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Said, M. I. 2014. By Product Ternak. IPB Press. Bogor.
Sitindaon SH. 2013. Inventarisasi potensi bahan pakan ternak ruminansia di Provinsi Riau. Jurnal
Peternakan 10(1): 18-23.
Taringan A, J Sirait & GP Ginting. 2013. Produksi dan komposisi nutrisi Indigofera sp. pada
intensitas pemotongan dan jarak tanam yang berbeda di dataran tinggi dengan curah hujan
sedang. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013.
Taringan A, L Abdullah, SP Ginting, & IG Permana. 2010. Produksi dan komposisi nutrien serta
kecernaan in vitro Indigofera sp. pada interval dan tinggi pemotongan berbeda. Jitv.
15:188-195.

Anda mungkin juga menyukai