Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Ilmu
Hijauan Pakan Dan Tatalaksana Ladang Ternak pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Oleh:
MUH. FADLI
60700118078
ABSTRAK
ABSTRACK
The study aims to determine the influence of the scharification of the Indigofera Sp. This
practice was held on Sunday 10 November 2019 at the livestock Cage of Livestock Science
department, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic State University of Makassar.
The tools used in this practice are the crowbar, hoe, plastic bottles, knives and broom. While the
materials used are Indigofera Sp, EM4, herbal herbs, water and labels. This practice is carried
out with 3 treatment i.e. immersion in EM4 for 5 and 10 min, an inner herb in herbal medicine for
5 and 10 minutes and soaking in water for 5 and 10 minutes. Then provide soil and compost and
then blended evenly and smoothed, after which the soil is formed into 6 tiles. 3 tiles for seeds
soaked for 5 minutes and 3 other compartments for seeds soaked for 10 minutes. Furthermore
Indigofera Sp is soed and sprinkled with fine soil to cover the seeds. After that observation for 2
weeks.
Key words: Indigofera Sp, Sharification, Germination, EM4, Herbal medicine, Water.
PENDAHULUAN
Ternak merupakan hewan yang telah didomestikasi yang sengaja dipelihara untuk
diambil manfaatnya baik daging, susu, telur, bulu dan lain-lain yang diperuntukkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Terdapat beberapa faktor yang mendukung pertumbuhan ternak
salah satu diantaranya yaitu pakan. Pakan merupakan segala bahan yang dapat dimakan oleh
ternak, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, memberikan manfaat dan tidak membahayakan
bagi keselamatan hidup ternak. Pada dasarnya ternak mengonsumsi pakan untuk memenuhi asupan
nutrisi dalam tubuhnya seperti kebutuhan akan energi, protein lemak, mineral, vitamin dan air.
Ternak akan tumbuh dan berkembang dengan baik, apabila seluruh kebutuhan nutrisinya terpenuhi
baik kebutuhan hidup pokok, produksi maupun reproduksi (Hardianto, 2018).
Pakan memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan usaha peternakan
ruminansia, karena sekitar 60-80% dari total biaya produksidigunakan untuk biaya pakan (Astuti,
dkk., 2015). Presentase penggunaan biaya pakan yang tinggi menunjukkan pentingnya pemenuhan
kebutuhan pakan ternak, hal ini dimaksudkan agar produktiviitas ternak dapat dicapai secara
optimal. Namun, dalam pemenuhan pakan ternak masih memiliki berbagai macam kendala.
Masalah utama dalam peningkatan produktivitas ternak adalah sulitnya menyediakan pakan secara
berkesinambungan baik jumlah maupun kualitasnya (Sitindaon, 2013).
Kekeringan, terutama diwilayah dengan musim kemarau panjang menyebabkan
ketersediaan pakan menurun tajam dan mengakibatkan produksi ternak ikut menurun, baik laju
pertumbuhan maupun tingkat reproduksinya. Oleh karena itu, perkembangan tanaman pakan yang
mampu beradaptasi pada kekeringan akan menjadi solusi dalam mengatasi kendala tersebut
(Taringan, dkk., 2013).
Legum pohon merupakan salah satu hijauan yang berpotensi untuk dijadikan sebagai
pakan ternak yang memiliki kualitas tinggi, terutama selama musim kering saat ketersediaan
hijauan rumput menurun tajam. Ibdigofera Sp adalah salah satu jenis legum pohon yang toleran
terhadap kekeringan, genangan maupun sinilitas, dengan produktivitas mencapai 30 ton bahan
kering per hektar per tahun (Taringan, dkk.,2010).
Indigofera Sp merupakan salah satu sumber protein hijauan atau konsentrat hijau karena
memiliki keunggulan dalam produksi dan kualitasnyadibandingkan dengan legum lain (Abdullah,
2014). Ditinjau dari nutriennya, Indigofera Sp memiliki kandungan protein kasar dapat mencapai
24,42%-31,05% (Suharlina, 2010).
Dalam menunjang keberhasilan penanaman Indigofera Sp belum banyak dilaporkan
terutama di Indonesia. Indigofera Sp biasanya menghasilkan biji banyak. Perbanyakan tanaman
dengan biji lebih mudah dibandingkan perbanyakan dengan stek ataupun bagian tanaman yang
lain. Bentuk biji Indigofera Sp adalah cembung ganda (Bikonvex) dan bervariasi dari empat
persegi panjang membulat (Rectagular spherical oblong) sampai Ovoid. Spesies yang berbeda
mempunyai ukuran biji yang berbeda (Gandhi, dkk., 2011). Benih yang telah masak dan siap
untuk berkecambahmembutuhkan kondisi klimatikdan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat
mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya. Pretreatment skarifikasi
digunakan untukmengatasi dormasi embrio (Lakitan, 2007).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat pada benih atau tanaman itu sendiri.
Faktor eksternal merupakan faktor yang terdapat diluar benih atau tanaman, salah satu yang
mempengaruhi pertumbuhan yaitu media tanam. Media tanam yang baik adalah media yang
mampu menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini
dapat ditemukan pada tanah dengan tata udaya yang baik, mempunyai agregat mantap,
kemampuan menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran yang cukup (Ihsan, 2013).
Kompos adalah limbah padat yang komponen-komponen limbah organic bahan mentah
yang diuraikan secara biologis dibawa kondisi yang terkendali dan diubah menjadi bentuk yang
mudah ditangani, disimpan dan diaplikasikan pada tanaman tanpa adanya pengaruh yang
merugikan lingkungan. Kompos berperan sebagai kondisioner tanah dalam meningkatkan struktur
tanah dan kapasitas pengikatan air serta berperan sebagai buffer. Peranan lain dari kompos adalah
sebagai pengikat butiran-butiran tanah sehingga merangsang pembentukan agregat-agregat tanah,
penyediaan unsur hara bagi tanaman serta penyedia energy bagi mikroorganisme yang
menguntungkan (Said, 2014).
METODE
Abdullah L & Suharlina. 2010. Herbage yield and quality of two vegetative parts of Indigofera at
different time of first regrowth defoliation. Media Peternakan. 1(33): 44-49.
Abdullah L. 2014. Mewujudkan konsentrat hijau (green concentrate) dalam industri baru pakan
untuk mendorong kemandirian pakan dan daya saing peternakan nasional [orasi Ilmiah].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Astuti A, Erwanto & ES Purnama. 2015. Pengaruh cara pemberian konsentrat-hijauan terhadap
respon fisiologis dan performa sapi peranakan simental. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu 4(3): 201-207.
Gandhi, D., S. Albert and N. Pandya. 2011. Morphological and micro morphological
characterization of some legume seeds from Gujarat, India. J. Environmental and
Experimental Biology 9 :1105 – 113.
Hardianto, Afsitin J., T. Ade R. 2018. Uji Kualitas Berbagai Legum Pohon di Lahan Fakultas
Peternakan Universitas Halu Oleo Sebagai Inisiasi Pendukung Pemenuhan Kebutuhan
Pakan Ternak Ruminansia. Fakultas Peternakan. Universitas Halu Oleo. Kendari.
Ihsan, M. 2013. Manfaat Serbuk Cocopeat / Serbuk Sabut
Kelapa.http://ceritanurmanadi.wordpress.com. Diakses pada tanggal 13 September 2016.
Lakitan, B. 2007. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Said, M. I. 2014. By Product Ternak. IPB Press. Bogor.
Sitindaon SH. 2013. Inventarisasi potensi bahan pakan ternak ruminansia di Provinsi Riau. Jurnal
Peternakan 10(1): 18-23.
Taringan A, J Sirait & GP Ginting. 2013. Produksi dan komposisi nutrisi Indigofera sp. pada
intensitas pemotongan dan jarak tanam yang berbeda di dataran tinggi dengan curah hujan
sedang. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013.
Taringan A, L Abdullah, SP Ginting, & IG Permana. 2010. Produksi dan komposisi nutrien serta
kecernaan in vitro Indigofera sp. pada interval dan tinggi pemotongan berbeda. Jitv.
15:188-195.