Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANFAAT IPTEK DALAM BIDANG PERTAHANAN DAN


KEAMANAN NASIONAL

DISUSUN OLEH:

YULIA NASUTION (190502101)


FRIEDRICHA MANIHURUK (190502138)
CATHERINE SIMBOLON (190502144)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 10 Maret 2020


DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................

Daftar Isi...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................

1.1 Latar Belakang..............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3 Tujuan Penulian...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................

2.1 Pengertian TIK..................................................................................................

2.2 Pengertian Pertahanan dan Keamanan Nasional.............................................

2.3 Dampak TIK terhadap Pertahanan dan Keamanan Nasional............................

2.4 Solusi dalam Menanggulangi dampak TIK dalam Pertahanan dan Keamanan
Nasional...................................................................................................................

BAB III KESIMPULAN............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi merupakan perpaduan dari teknologi telekomunikasi dan


komputer. Dengan perkembangan kedua teknologi tersebut memungkinkan orang
dapat berinteraksi dari satu tempat ke tempat lain tidak perlu melihat batasan
wilayah ataupun negara. Teknologi informasi tidak hanya digunakan di bidang
industri ataupun ekonomi, tetapi juga di bidang pertahanan dan keamanan suatu
negara.Kita mengetahui bahwa kemerdekaan yang diproklamirkan oleh Bangsa
Indonesia tidak diraih dengan mudah. Pengorbanan nyawa, harta, tenaga, dan
sebagainya mewarnai setiap perjuangan merebut kemerdekaan. Upaya
mempertahankan kemerdekaan ini, telah dipikirkan oleh para pendiri negara kita.
Mereka sudah memikirkan masa depan kemerdekaan bangsa Indonesia. Para
pendiri negara melalui sidang BPUPKI telah mencantumkan upaya
mempertahankan kemerdekaan kedalam Undang Undang Dasar 1945 Bab XII
tentang Pertahanan Negara (Pasal 30). Para tokoh pendiri negara berkeyakinan
bahwa kemerdekaan Indonesia dapat dipertahankan apabila dibangun pondasi atau
sistem pertahanan dan keamanan negara yang kokoh, sehingga hal itu harus diatur
dalam Undang-Undang Dasar 1945. 

Perubahan UUD 1945 semakin memperjelas sistem pertahanan dan keamanan


negara kita. Hal tersebut di atur dalam Pasal 30 ayat (1) sampai (5) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menegaskan bahwa usaha pertahanan dan
keamanan negara Indonesia merupakan tanggung jawab seluruh Warga Negara
Indonesia. Dengan kata lain, pertahanan dan keamanan negara tidak hanya
menjadi tanggung jawab TNI dan POLRI saja, tetapi masyarakat sipil juga sangat
bertanggung jawab terhadap pertahanan dan kemanan negara, sehingga TNI dan
POLRI manunggal bersama masyarakat sipil dalam menjaga keutuhan NKRI.

Penggunaan teknologi informasi telah menyebar ke segala bentuk organisasi.


Organisasi militer misalnya, menempatkan teknologi informasi sebagai salah satu
senjata yang mendukung kekuatan dan persatuan organisasi. Hal ini sejalan
dengan kekhasan organisasi militer yang selalu menuntut kecepatan dan ketepatan
informasi sebelum mengambil sebuah keputusan (perumusan strategi). Ini berarti
teknologi informasi akan sangat berpengaruh terhadap perubahan strategi militer.

Dewasa ini hampir seluruh sistem yang digunakan untuk kepentingan militer
seperti komando dan kendali, intelijen, pengintaian dan pengamatan, bentuk
platform persenjataan telah telah memanfaatkan kedua teknologi tersebut.
Tentunya untuk menjaga faktor keamanan pada sistem tersebut perlu ada upaya
untuk melindunginya terhadap pihak-pihak yang berupaya untuk mengacaukan
sistem tersebut. Konsep perlindungan sistem perlu ditempuh mengingat sistem
tersebut selain membentuk suatu jaringan juga memanfaatkan gelombang
elektromagnetik yang rawan terhadap gangguan penyadapan dan pengrusakan
data pada saat terjadi proses interaksi.

Perlu diketahui bahwa teknologi informasi pertama kali digunakan di Departemen


Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969. Teknologi canggih di bidang
militer sangat dibutuhkan pada saat berperang. Saat ini, Amerika  memiiki
pesawat F-22  Raptor yang merupakan satu – satunya  pesawat jet tempur generasi
kelima yang telah dioperasikan oleh sebuah negara di dunia. Begitu banyaknya
teknologi canggih dan sensitif yang dimasukkan ke pesawat ini , mesin dan sistem
kontrol penerbangan yang terhebat, sistem komputer jaringan khusus, termasuk
teknologi mengelak radar.

Banyak negara telah mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi,


teknologi kedirgantaraan, bioteknologi, teknologi propulsi, teknologi pembangkit
energi dan nanoteknologi untuk menggerakan industri pertahanannya dalam
rangka memproduksi alutsista yang digunakan untuk memperkuat militernya dan
juga untuk menyiapkan sebagai produsen alutsista yang siap bersaing dengan
negara produsen lain. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris,
Jerman, Perancis, Rusia dan Jepang secara berkelanjutan mengembangkan
industri pertahanannya untuk memperkuat kekuatan militernya dan menjadikan
sebagai negara pengekspor alutsista.

Di beberapa kawasan muncul negara sebagai kekuatan baru dengan disertai


peralatan militer yang canggih. India dan China merupakan contoh negara yang
memiliki kekuatan militer sekaligus kekuatan ekonomi yang tangguh. Mereka
memanfaatkan kemajuan Iptek untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus
menggiatkan industri pertahanannya. China mengembangkan kemampuan militer
yang berteknologi tinggi dengan membangun angkatan bersenjata yang
terkomputerisasi, kemampuan tempur berbasis teknologi informas. Sedangkan
India dengan kemajuan elektroniknya berhasil mengembangkan pembuatan
pesawat, helikopter, dan rudal yang cukup disegani.

Perkembangan teknologi informasi akan berpengaruh pada sistem pelatihan dan


pendidikan terutama yang berkaitan dengan senjata baru. Karena penggunaan
teknologi informasi yang cukup intensif, tentara mengenyam pendidikan yang
lebih tinggi dibandingkan orang yang bergerak pada bisnis. Jadi, dalam
peperangan saat ini militer tidak hanya sekedar menarik pelatuk saja tetapi
memerlukan personel dengan kemampuan yang cukup tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan TIK?


2. Apa yang dimaksud dengan pertahanan dan keamanan nasional?
3. Apa dampak TIK terhadap pertahanan dan keamanan nasional?
4. Bagaimana solusi untuk menanggulangi dampak TIK terhadap pertahanan
dan keamanan nasional?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian TIK


2. Untuk mengetahui pengertian ketahanan dan keamanan nasional
3. Untuk mengetahui dampak TIK terhadap pertahanan dan keamanan
nasional
4. Unuk mengetahui solusi untuk menanggulangi dampak TIK terhadap
pertahanan dan keamanan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian TIK

Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa.


Pengaruh globalisasi dirasakan di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan
politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain yang
akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme bangsa. Secara umum globalisasi
dapat dikatakan suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah.

Menurut Edison A. Jamli (Edison A. Jamli dkk,Kewarganegaraan, 2005),


globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan,
kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada
suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-
bangsa di seluruh dunia.

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah pendukung utama bagi


terselenggaranya globalisasi. Dengan dukungan teknologi informasi dan
komunikasi, informasi dalam bentuk apapun dan untuk berbagai kepentingan,
dapat disebarluaskan dengan mudah sehingga dapat dengan cepat mempengaruhi
cara pandang dan gaya hidup hingga budaya suatu bangsa. Kecepatan arus
informasi yang dengan cepat membanjiri kita seolah-olah tidak memberikan
kesempatan kepada kita untuk menyerapnya dengan filter mental dan sikap kritis.
Makin canggih dukungan teknologi tersebut, makin besar pula arus informasi
dapat dialirkan dengan jangkauan dan dampak global. Oleh karena itu selama ini
dikenal asas “kebebasan arus informasi” berupa proses dua arah yang cukup
berimbang yang dapat saling memberikan pengaruh satu sama lain. Namun perlu
diingat, pengaruh globalisasi dengan dukungan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh positif yang dapat dirasakan dengan adanya TIK adalah peningkatan
kecepatan, ketepatan, akurasi dan kemudahan yang memberikan efisiensi dalam
berbagai bidang khususnya dalam masalah waktu, tenaga dan biaya.

Sebagai contoh manifestasi TIK yang mudah dilihat di sekitar kita adalah
pengiriman surat hanya memerlukan waktu singkat, karena kehadiran surat
elektronis (email), ketelitian hasil perhitungan dapat ditingkatkan dengan adanya
komputasi numeris, pengelolaan data dalam jumlah besar juga bisa dilakukan
dengan mudah yaitu dengan basis data (database),dan masih banyak lagi.
Sedangkan pengaruh negatif yang bisa muncul karena adanya TIK, misalnya dari
globalisasi aspek ekonomi, terbukanya pasar bebas memungkinkan produk luar
negeri masuk dengan mudahnya. Dengan banyaknya produk luar negeri dan
ditambahnya harga yang relatif lebih murah dapat mengurangi rasa kecintaan
masyarakat terhadap produk dalam negeri. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap
produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme
masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. Pada hakikatnya teknologi diciptakan,
sejak dulu hingga sekarang ditujukan untuk membantu dan memberikan
kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, baik pada saat manusia bekerja,
berkomunikasi, bahkan untuk mengatasi berbagai persoalan pelik yang timbul di
masyarakat.

TIK tidak hanya membantu dan mempermudah manusia tetapi juga


menawarkan cara-cara baru di dalam melakukan aktivitas-aktivitas tersebut
sehingga dapat mempengaruhi budaya masyarakat yang sudah tertanam
sebelumnya. Budaya atau kebudayaan adalah kerangka acuan perilaku bagi
masyarakat pendukungnya yang berupa nilai-nilai (kebenaran, keindahan,
keadilan, kemanusiaan, kebijaksanaan, dll ) yang berpengaruh sebagai kerangka
untuk membentuk pandangan hidup manusia yang relatif menetap dan dapat
dilihat dari pilihan warga budaya itu untuk menentukan sikapnya terhadap
berbagai gejala dan peristiwa kehidupan. Jadi bagaimana TIK dapat
mempengaruhi nilai-nilai yang telah tumbuh di masyarakat dalam suatu bangsa itu
sangat tergantung dari sikap masyarakat tersebut. Seyogyanya, masyarakat harus
selektif dan bersikap kritis terhadap TIK yang berkembang sangat pesat, sehingga
semua manfaat positif yang terkandung di dalam TIK mampu dimanifestasikan
agar mampu membantu dan mempermudah kehidupan masyarakat, dan efek
negatif dapat lebih diminimalkan

2.2 Pengertian Pertahanan dan Keamanan Nasional

Banyak para pakar yang menyatakan tentang pemahaman keamanan


nasional (national security).Misalnya, Meehan (1996) menyatakan bahwa
keamanan nasional adalah fungsi utama dari tiap-tiap Negara yang mewujudkan
perlindungan atas rakyatnya dari bahaya luar dan keamanan dalam negeri.
Nasution (1992), menyatakan soal keamanan nasional adalah soal nasional dan
bukan soal militer, bukan soal politik saja, tetapi soal kita semua. Pertahanan,
sudah sama dengan keamanan. Setiap bahaya bagi keamanan dari dalam, selalu
dibarengi dan diboncengi oleh bahaya pertahanan dari luar. Pertahanan keluar dan
keamanan ke dalam sudah menjadi satu serta saling merasuki diantaranya. Dari
berbagai pendapat itu, dan dengan adanya pertimbangan kondisi geografis
Indonesia sebagai Negara Kepulauan (Geopolitik), sifat dasar dan hirarki doktrin,
serta pemahaman akan perang, konflik bersenjata, dan damai, dicermati bahwa
keamanan nasional dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari
pertahanan Negara, yang pemahamannya berangkat dari konsepsi holistik tujuan
nasional. Selain itu, istilah keamanan dapat dipersepsikan lebih luas dibandingkan
dengan istilah pertahanan.

Mengingat, keamanan (nasional), mempunyai fungsi dari berbagai aspek.


Misalnya, aspek Negara, aspek keselamatan bangsa, aspek perlindungan
masyarakat, dan aspek keamanan/ketertiban masyarakat. Dengan kata lain, dalam
kaitan paradigma nasional soal keamanan nasional, jika tataran hirarkhi
mengacunya keatasnya maka akan mendukung dan mendasari soal tujuan
nasional, termasuk didalamnya kepentingan nasional. Sebaliknya, ke bawah
mengatur dan/atau asimetris dengan strategi nasional yang didukung
kekuatan/strategi politik, ekonomi, militer, dan lainnya. Berbeda dengan
keamanan nasional yang sifatnya holistik, nasional, dan komperhensif dalam
mendukung kepentingan dan atau tujuan nasional yang melibatkan secara
integrative antar tiap komponen bangsa. Pertahanan Negara (2002), dipahami
sebagai usaha untuk mempertahankan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah
NKRI, dan keutuhan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan Negara. Pertahanan Negara, pada hakekatnya sebagai upaya
pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran
atas hak dan kewajiban warga Negara serta keyakinannya pada kekuatan dirinya
sendiri. Dimana, tujuannya adalah menjaga dan melindungi kedaulatan Negara,
keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan bangsa dari segala ancaman. Sementara
itu, fungsinya mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah NKRI sebagai
satu kesatuan pertahanan. Diselenggarakan, melalui usaha-usaha membangun dan
membina kemampuan, daya tangkal Negara dan bangsa, serta menanggulangi
setiap ancaman, yang oleh pemerintah dipersiapkan secara dini dengan sistem
pertahanan Negara. Lalu, sistem pertahanan negaranya diarahkan untuk
menghadapi ancaman militer menempatkan TNI sebagai komponen/kekuatan
utama dengan dukungan komponen cadangan dan pendukung.

Sedangkan, ancaman non militer menempatkan lembaga pemerintah di


luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, dengan didukung unsur lain dari
kekuatan bangsa. Adapun sebagai warga Negara, diatur tentang hak dan
kewajiban untuk upaya Bela Negara melalui setidaknya pendidikan
kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan lainnya (UU No.
3/2002 pasal 9).

Pengertian pertahanan nasional merupakan kondisi dinamika suatu bangsa


berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekutan nasional didalam menghadapi dan mengatasi segala tantanagan, ancaman,
hambatan dan gangguan baik dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun
tidak langsung membahayakan integritas, intensitas kelangsungan hidup bangsa
dan negara serta perjuangan mengejar tujuan perjuanagan nasionalnya. (Riyanto,
2008)

2.3 Dampak TIK Terhadap Pertahanan dan Keamanan Nasional

Pemanfaatan teknologi informasi di berbagai kehidupan, khususnya di bidang


pertahanan dan keamanan atau militer perlu diantisipasi perkembangannya karena
disatu sisi dapat membawa dampak untuk kebaikan (positif) tapi disisi lain
berdampak kerusakan (negatif).

Dampak positif antara lain :

1. Dari sisi komandan, teknologi informasi dapat mempercepat penyampaian


informasi sehingga dapat mempercepat pengambilan keputusan.
2. Dari sisi pasukan, teknologi informasi membantu pasukan untuk
memperoleh informasi pada waktu dan tempat yang tepat sehingga pasukan
menjadi lebih fleksibel dalam bergerak.
3. Meningkatkan kualitas pemilihan strategi dengan Decision Support
System.
4. Peningkatan akurasi dan keandalan teknologi persenjataan dengan
rekayasa hardware dan software.
5. Pemerolehan personel militer yang mumpuni yaitu dengan rekrutmen
berbasis teknologi informasi.
6. Dengan penguasaan pengetahuan yang disebabkan oleh kemajuan dalam
bidang teknologi informasi, musuh dapat dibuat bertekuk lutut melalui sarana
yang berupa teknologi komputer. Sebagai contoh, penggunaan program
kecerdasan buatan untuk mensimulasikan formasi dan kekuatan musuh
memungkinkan serangan menjadi efektif dengan tingkat keberhasilan yang
cukup tinggi.
Adapun dampak negatifnya antara lain :

1. Penyalahgunaan satelit oleh para teroris seperti, melacak


kondisi tempat mereka akan melakukan kejahatan.
2. Melalui media internet, pelaku teroris dapat berkomunikasi
dengan sesama teroris maupun untuk mencari pengikut.
3. Berkaitan dengan teknologi senjata pemusnah massal (Weapon
of Mass Destruction / WMD) seperti senjata nuklir dan senjata biologi,
dikhawatirkan akan menjadi ancaman terbesar bagi suatu negara bila
digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
4. Perkembangan yang cepat dari teknologi informasi beserta
teknologi perang lainnya memungkinkan menciptakan jenis perang yang
secara kualitatif berbeda, seperti pada Perang Teluk, perang dimana
penguasaan pengetahuan mengungguli senjata dan taktik.
5. Munculnya perang informasi dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi, karena sifat penggunaan sistem secara
bersama (sharing), sehingga memungkinkan pihak-pihak yang tidak
berkompeten pada suatu sistem dapat melakukan akses ke pihak lain tanpa
mengalami kendala.

2.4 Solusi dalam Menanggulangi dampak TIK dalam Pertahanan dan Keamanan
Nasional

Terdapat tiga pendekatan untuk mempertahankan keamanan di cyberspace,


pertama adalah pendekatan teknologi, kedua pendekatan sosial budaya-etika, dan
ketiga pendekatan hukum. Untuk mengatasi gangguan keamanan pendekatan
teknologi sifatnya mutlak dilakukan, sebab tanpa suatu pengamanan jaringan akan
sangat mudah disusupi atau diakses secara ilegal dan tanpa hak. Dengan hadirnya
masyarakat yang diyakini sebagai masyarakat dunia, antara lain ditandai dengan
pemanfatan teknologi informasi termasuk pengelolaan sistem informasi dan
sistem elektronik yang semakin meluas dalam berbagai aktivitas kehidupan
manusia. Kondisi yang demikian pada satu pihak membawa manfaat bagi
masyarakat karena memberikan kemudahan dalam berbagai aktifitas terrutama
yang terkait dengan pemanfaatan informasi. Namun disisi lain, hal tersebut
memicu lahirnya berbagai bentuk konflik dimasyarakat sebagai akibat dari
penggunaan yang tidak bertanggung jawab. Keberadaan internet sebagai salah
satu institusi dalam arus utama dunia lebih dipertegaskan lagi dengan maraknya
perniagaan elektronik (E-Commerce). E-Commerce ini tidak hanya telah menjadi
mainstream budaya negara-negara maju tetapi juga telah menjadi bagian dari
model transaksi di Indonesia. Dalam kegiatan perniagaan, transaksi memiliki
peran yang sangat penting. Pada umumnya, makna transaksi sering direduksi
sebagai perjanjian jual beli antar para pihak yang bersepakat untuk itu. Padahal
dalam perspektif Yuridis, terminologi transaksi tersebut pada dasarnya merupakan
keberadaan suatu perikatan ataupun hubungan hukum yang terjadi antara para
pihak. Makna yuridis dari transaksi pada dasarnya lebih ditekankan pada aspek
materil dari hubungan hukum yang disepakati oleh para pihak, bukan perbuatan
hukumnya secara formil. Oleh karena itu, keberadaan ketentuan-ketentuan hukum
mengenai perikatan tetap mengikat meskipun terjadi perubahan media ataupun
perubahan tata cara bertransaksi. Dengan demikian, transaksi secara elektronik
pada dasarnya merupakan perikatan atau hubungan hukum yang dilakukan secara
elektronik dengan memadukan jaringan dari sistem elektronik berbasiskan
komputer dengan sistem komunikasi, yang selanjutnya difasilitasi oleh
keberadaan jaringan komputer global atau internet. Dalam lingkup publik, maka
hubungan hukum tersebut akan mencakup hubungan antara warga negara dengan
pemerintah maupun hubungan antara sesama anggota masyarakat yang tidak
dimaksud untuk tujuan-tujuan perniagaan.Untuk meningkatkan penanganan
kejahatan cyber yang semakin hari semakin berkembang seiring dengan kemajuan
teknologi maka Polri melakukan beberapa tindakan, yaitu:

a. Personil
Terbatasnya sumber daya manusia merupakan suatu masalah yang tidak
dapat diabaikan, untuk itu Polri mengirimkan anggotanya untuk mengikuti
berbagai macam kursus di negara–negara maju agar dapat diterapkan dan
diaplikasikan di Indonesia, antara lain: CETS di Canada, Internet Investigator di
Hongkong, Virtual Undercover di Washington, Computer Forensic di Jepang.

b. Sarana Prasarana

Perkembangan tehnologi yang cepat juga tidak dapat dihindari sehingga


Polri berusaha semaksimal mungkin untuk meng-up date dan up grade sarana dan
prasarana yang dimiliki, antara lain Encase Versi 4, CETS, COFE, GSM
Interceptor, GI 2.

c. Kerjasama dan koordinasi

Melakukan kerjasama dalam melakukan penyidikan kasus kejahatan cyber


karena sifatnya yang borderless dan tidak mengenal batas wilayah, sehingga
kerjasama dan koordinasi dengan aparat penegak hukum negara lain merupakan
hal yang sangat penting untuk dilakukan.

d. Sosialisasi dan Pelatihan

Memberikan sosialisasi mengenai kejahatan cyber dan cara


penanganannya kepada satuan di kewilayahan (Polda) serta pelatihan dan ceramah
kepada aparat penegak hukum lain (jaksa dan hakim) mengenai cybercrime agar
memiliki kesamaan persepsi dan pengertian yang sama dalam melakukan
penanganan terhadap kejahatan cyber terutama dalam pembuktian dan alat bukti
yan digunakan.
BAB III
KESIMPULAN

Pertahanan adalah sebuah system yang harus diterapkan sebagai sebuah kesadaran
bersama antara Negara, pemerintah, masyarakat, dan seluruh tatanan.

Untuk mengembangkan teknologi pertahanan beberapa hal perlu diadakan. Perlu


kita sadari bahwa hal itu harus merupakan kegiatan bersama antara para pakar
teknologi, pakar militer dan pakar industri pertahanan. Sebab itu perlu dibentuk
satu forum yang memungkinkan bertemunya tiga unsur itu untuk secara teratur
membicarakan berbagai hal yang menyangkut teknologi pada umumnya dan
teknologi pertahanan khususnya serta industri yang memproduksinya.
Juga perlu ada usaha untuk menambah pengetahuan para pakar militer tentang
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya, termasuk aspek
produksi yang menghasilkan teknologi secara efisien. Dalam hal ini juga perlu
dikembangkan pengetahuan yang bersangkutan dengan teknologi nuklir, senjata
biologi dan kimia, juga tentunya C4ISR (command, control, communications,
computer, intelligence, surveillance, reconnaissance)

Di dalam mengaplikasikan berbagai teknologi itu dengan sendirinya harus ada


prioritas. Sebab semua itu memerlukan pembiayaan yang tinggi. Lagi pula
pengadaan teknologi yang tidak langsung diperlukan dapat berarti pemborosan
besar. Sebab teknologi berkembang cepat dan kalau sekarang diadakan padahal
tidak diperlukan, mungkin sekali sudah usang ketika benar-benar diperlukan.
Itulah pengalaman pahit Iran yang dalam zaman pemerintahan Syah membeli
banyak dan aneka ragam sistem senjata darat, laut dan udara dari AS dengan
alasan mumpung ada uang dari keuntungan penjualan minyak. Karena waktu itu
tidak diperlukan maka begitu banyak sistem senjata disimpan. Akan tetapi ketika
Iran memerlukan senjata banyak waktu perang dengan Irak, sistem senjata yang
disimpan itu sudah kurang bermanfaat karena usang atau tidak ada lagi suku
cadangnya.

Sebab itu perlu ada penentuan prioritas teknologi mana yang segera diperlukan
dan mana yang terus menjadi bahan studi dan perencanaan. Kita perlu meniru
India yang sejak tahun 1980-an sudah mampu untuk memproduksi semua sistem
senjata yang diperlukan angkatan perangnya, termasuk tank, artilleri, pesawat
tempur serta kapal jelajah. Akan tetapi yang diproduksi hanya yang diperlukan
dan secara ekonomis lebih baik dibuat sendiri, sedangkan yang diperlukan lainnya
tetapi kurang ekonomis dibuat sendiri, diimpor.

Itu berarti bahwa sekalipun tidak diproduksi harus terus menerus ada studi
pendalaman tentang semua jenis teknologi pertahanan yang telah dikemukakan.
Dan memikirkan pengembangan teknologi baru serta terus mempelajari
bagaimana mengadakan produksi yang paling efisien.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/28958826/PERANAN_ICT_TERHADAP_BIDANG_PERTAHANA
N_DAN_KEAMANAN

https://ayups87.wordpress.com/2014/01/22/teknologi-informasi-di-bidang-
pertahanan-dan-keamanan-negara-militer/

https://www.kompasiana.com/silvesterbrian/5c041cdf43322f60e63e85a5/pertahan
an-dan-keamanan-negara-ri

http://junodunifa.blogspot.com/2011/01/aplikasi-teknologi-informasi-dalam_947.html

Anda mungkin juga menyukai