Anda di halaman 1dari 15

Kritik Karya Seni Rupa Modern Kontemporer

Nama : Tria Oktaviana


Kelas : XII MIPA 3

SMA NEGERI 3 Cilegon


Tahun ajaran 2020-2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana telah melimpahkan rahmat, dan
kasih sayang-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul
“KRITIK KARYA SENI RUPA MODERN KONTEMPORER” dengan tepat pada
waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, saya sudah melakukan semaksimal mungkin dengan
upaya dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Seni Budaya. Saya
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
Kritik Karya Seni Rupa Modern Kontemporer ini. Dan saya juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi
yang akan menjadi bahan makalah.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Kritik
Karya Seni Rupa Modern Kontemporer ini sehingga saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Kritik Karya Seni Rupa
Modern Kontemporer ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Cilegon, November 2020


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Seni Rupa Kontemporer


Seni Kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh dampak modernisasi
dan berkembang di Barat sebagai produk seni yang dibuat sejak Perang Dunia II. Secara
umum seni kontemporer berarti seni yang saat ini sedang terjadi atau berlangsung, tidak
memiliki aturan konvensional.

B. Ciri – ciri Seni Rupa Kontemporer


Kontemporer merupakan aliran seni rupa yang tidak terikat oleh pakem dan
berkembang sesuai zaman.
Ciri dari aliran kontemporer yang paling mencolok adalah:
1. Penggambaran sebuah objek berupa refleksi situasi juga waktu yang tematik.
2. Objek yang dilukiskan adalah objek yang dinamis, bebas, ekspresif dan
mencolok.
3. Tidak terikat aturan atau pakem seni rupa zaman dulu
4. Berkembang sesuai zaman
5. Tidak ada sekat antar berbagai disiplin seni
6. Meleburnya batas-batas antara seni lukis, seni patung, grafis, omong kosong,
anarki, hingga aksi politik
7. Memiliki gairah dan nafsu “moralistik”
8. Cenderung diminati media massa
9. Sering dijadikan komoditas pewacanaan

C. Fungsi dan Tujuan Seni Rupa Kontemporer


Dibawah ini terdapat beberapa fungsi dan tujuan seni rupa kontemporer, antara lain:
1. Fungsi Individual
Manusia Terdiri dari unsur psikis dan fisik . Salah satu unsur psikis adalah emosi .
Maka fungsi individual dibagi lagi menjadi fungsi pemenuhan kebutuhan seni secara fisik
dan emosional.
1) Fisik
Fungsi ini banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik. Seperti
Busana, perabot,rumah,musik senam, dan sebagainya.

2) Emosional
Dipenuhi melalui seni murni , baik dari segi si pembuat atau pengubah , maupun
konsumen penikmatnya . Contohnya , lukisan , novel, musik, tari , film dan sebagainya.
2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak
dalam waktu relatif bersamaan . Fungsi ini dikelompokkan menjadi beberapa bidang.
1) Rekreasi atau hiburan
Seni dapat jadikan sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan. Hal
itu dapat terjadi misalkan pada saat kita menyaksikan musik, tarian, film, dan lawak.

2) Komunikasi
Seni dapat digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu, seperti pesan, kritik,
kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang banyak. Contoh: lagu, balada, poster, drama,
komedi, dan reklame.

3) Pendidikan
Pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana penunjangnya. Contoh: gambar
ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah atau dokumenter, poster ilmiah, lagu anak-anak dan foto.

4) Religi atau keagamaan


Karya seni dapat dijadikan ciri atau pesan keagamaan. Contoh: kaligrafi, busana
muslim atau muslimah, arsitektur atau dekorasi rumah ibadah, lagu-lagu rohani.

D. Sejarah Seni Rupa Kontemporer


Pada perkembangan seni lukis modern dengan pengekspresian karya seni lukis secara
estetis inilah karya seni menjadi sangat produktif dan kreatif, sedangkan tokoh-tokohnya
sangat banyak baik di Indonesia maupun dimanapun tempat di dunia ini. Abad ke 19
merupakan periode pertama yang penuh arti dalam sejarah seni lukis modern. Pada masa itu
bermunculan berbagai macam corak dan gaya seni lukis yang secara tidak langsung
membedakan dengan sebelumnya. Yang menjadi pusatnya mula-mula adalah Perancis
dengan kota sebagainy
Kemudian Amerika Serikat dengan New York-nya juga memegang peranan penting.
Bila dipakai periodisasi sejarah seni rupa modern barat menurut Canaday, mulai dari David
dengan aliran neoklasikisme, romantisisme kelompok Barbinson, realisme, impresionisme.
KemudianKemudian disusul dengan munculnya aneka ragam gaya lukisan abad ke 20 seperti
fauvisme, Die Bruke, Der Balu Reiter, kubisme, suprematisme, obyektivitas baru, optical art,
neo-dadaisme, dan sebagainya.
Kemudian di Inggris dan Amerika Serikat lahir pop-Art, yakni untuk menyebut
kecendrungan internasional diantara pelukis dan pematung yang mengembalikan ide-ide
mereka ke dunia obyek yang bisa diraba, sebagai reaksi terhadap semua jenis yang abstrak.
Kadang juga pop-art disebut realisme baru. Aliran ini menggambarkan kecenderungan
menggunakan benda-benda seperti boneka, mesin-mesin, botol dan kaleng minuman serta
barang rongsokan.
Ditinjau dari penggunaan material atau media pengungkapan nilai-nilai ide ekspresi
estetis, sesuai dengan tuntutan zamannya. Seniman-seniman kreatif telah memanfaatkan dan
mengeksploitasi bahan dan teknik-teknik baru hasil kemajuan ilmu dan teknologi abad ke 20.
Seni lukis modern merupakan ekspresi estetis dari segala macam ide yang bisa diwujudkan
oleh pelukis dalam bentuk-bentuk yang kongkret dimana kebebasan serta sikap batin pelukis
sangat menentukan proses pembuatan lukisan.
Sesudah pop-art, berkembang pula aliran baru yang dikenal dengan nama
environtment-art dan happening-art, sebagai penemuan dan pembaharuan akibat
perkembangan teknologi yang mau tidak mau membawa pengaruh besar di bidang seni rupa.

E. Apresiasi Karya Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia


Apresiasi seni rupa adalah kegiatan dalam menilai atau memberi penghargaan
terhadap karya-karya seni rupa. Apresiasi terhadap karya-karya seni rupa dapat ditunjukkan
dengan sikap empati berupa ungkapan kata-kata atau tanggapan secara lisan/tertulis.
Beberapa seniman mengkomunikasikan pesan-pesan melalui hasil karyanya dengan cara
vulgar dan mudah dipahami, akan tetapi ada pula yang mengkomunikasikan karyanya melalui
simbol-simbol yang mengandung makna tertentu.
Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya berdasarkan
pengamatan (kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
2. Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai estetik yang
tersirat dalam suatu karya, seperti ada perasaan kagum atau terharu.
3. Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan
mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah komposisi
seni rupa.

F. Seniman – seniman Kontemporer di Indonesia dan Karya – karyanya


1. Indieguerillas
Indieguerillas merupakan pasangan duo seniman Yogyakarta yang didirikan tahun
1999. Mereka adalah Santi Ariestyowanti dan Dyatmiko ‘Miko’ Bawono’. Memiliki latar
belakang Desain Komunikasi Visual dan Desain Interior dari Institut Seni Indonesia (ISI)
Yogyakarta. Karya-karyanya yang mereka buat tidak jauh dari sekitar cerita rakyat yang
berekembang di Tanah Air.
Keunikan karyanya ini berhasil membawa mereka merajai galeri internasional.
Kemampuan efek visualnya di berbagai medium juga diakui dunia. Tiap tahunnya, mereka
selalu berkeliling pameran di dalam maupun luar negeri.
Karya-karya Indieguerillas berhasil menjadi koleksi dari Singapore Art Museum,
Singapore and Guangdong Museum of Art, Tiongkok. Duo ini juga pernah menggelar
pameran tunggalnya yang berjudul ‘Gastronaut: Looking Food’ di Den Haag, Belanda.
Di tahun 2008, Indieguerillas ikut meramaikan dan melakukan pameran bersama di
Colllateral Event of the 54th International Art Exhibition-la Biennale: Future Pass-From Asia
to the World, Italia dan ‘Stikcker Expo 2008’ di Brazil.

2. Eko Nugroho
Tidak hanya di dalam negeri, nama seorang Eko Nugroho juga kerap terdengar dalam
dunia seni internasioal. Ia kerap kali turut serta dalam pameran seni internasional di seluruh
sekelas Tropen Museum Amsterdam, Asia Society Museum New York, Contemporary Arts
Center New Orleans, Haus Der Kulturen Der Welt Berlin, dan sebagainya.
Karya desain kontemporer pria kelahiran 1977 ini dipakai oleh merk ternama di dunia
yaitu Louis Vuitton untuk model scraft koleksi terbarunya. Dan di bulan September 2014 ini,
ia pun ikut memamerkan karyanya di Gwangju Biennale Foundation, Korea Selatan.

3. Angki Purbandono
Angki Purbandono memiliki cara yang lebih unik dalam proses berkarya. Scanner
yang lebih dikenal sebagai peralatan kantor berubah menjadi medium penciptaan karya seni
di tangan Angki.
Sudah sejak tahun 2005 ia menggeluti seni yang dinamai scannography ini. Awalnya,
penggunaan scanner sebagai medium berkarya ini berangkat dari keinginannya untuk
menghadirkan satu cara baru dalam mencipta karya fotografi dimana karya fotografi sangat
mungkin diciptakan tanpa menggunakanSingapur
Aliran jenis seni ini terbilang langka di tanah air. Keberaniaannya dalam memainkan
sudut pandang yang baru dalam praktik fotografi ini lah yang kemudian sukses membuat
fotografi berhasil masuk ke dalam dunia seni rupa kontemporer.
Dari kegigihannya itu Angki menampilkan pameran tunggalnya “The Swimmers” di
Mizuma Gallery Singapura.

4. Heri Dono
Pria kelahiran Jakarta 12 Juli 1960 ini, karyanya sukses menarik perhatian masyarakat
Inggris yang dipamerkan pada tanggal 14 Oktober – 24 November tahun 2011 lalu.
Karirnya terus melambung ke berbagai pameran, mulai dari pameran bersama
maupun tunggal di seluruh penjuru dunia. Banyak media yang ia gunakan untuk berkarya,
namun pilihannya sering jatuh pada karya instalasi yang menggunakan materi-materi ‘sehari-
hari’ dan berteknologi sederhana.
Di tahun ini, tepatnya Juni 2014 kemarin, Heri Dono menggelar pameran tunggal
sekaligus peluncuran buku dalam ajang seni rupa berjudul The World And I: Heri Dono Art
Odyssey.

5. Agus Suwage
Namanya terus menggaung di kancah seni kontemporer dalam negeri maupun
internasional. Seniman ini kerap menggunakan foto dirinya, dalam berbagai pose dan latar
belakang, untuk menyampaikan kritik atas isu sosial-politis di sekitarnya.
Agus Suwage namanya, lahir lahir di Purworejo, Indonesia, pada 1959. Ia berhasil
lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Desain Grafis Tahun 1986. Pada tahun
2009, ia menyelenggarakan sebuah pameran retrospektif, “Still Crazy After All These Years”
di Yogyakarta, Indonesia.
Tidak hanya dalam kancah domestik, maha karyanya juga kerap wara wiri dalam
berbagai pameran seni kontemporer penting seperti “Awas! Recent Art from Indonesia”
(Australia, 1999); “Negotiating Home, History and Nation: Two Decades of Contemporary
Art from Southeast Asia, 1991 – 2010” (Singapore Art Museum, 2011); dan “SIP! Indonesian
Art Today” (Singapore and Germany, 2012-2013).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisa Karya Lukisan Seni Rupa Moderen Kontemporer


Judul Karya : Puncak Pencapaian

Pembuat Karya : Tria Oktaviana


Tahun dibuat : 2020
Dimensi : 42 cm x 29,7 cm
Media : Kertas gambar a3, cat air
a. Latar Belakang
Ketika sedang lelah saat belajar, aku tersadar bahwa banyak
sekali orang yang sedang berjuang mati – matian tertinggal cita –
citanya, aku tidak boleh lengah dan harus kuat. Hal yang aku tanamkan
sampai saat ini adalah lebih baik merasakan lelahnya belajar daripada
merasakan pahitnya kebodohan saat dewasa nanti.
b. Ide Gagasan
Lukisan ini berdasarkan apa yang ada di benak saya yang mana
pada waktu itu saya berkunjung ke gunung bromo. Pemberian warna
gelap sesuai keadaan hati saya yang sedang sedih dan gundah pada saat
memberikan pewamaan.
Satu gunung itu menggambarkan cita – cita saya yang tinggi
yang dimana dibawahnya terdapat banyak pohon rimbun, pohon
rimbun tersebut menggambarkan orang lain yang menjadi saingan
dalam menggapal cita – cita.
c. Kesimpulan
Berdasarkan pewarnaan yang tidak rata, lukisan tersebut
beraliran ekpresionisme. Ciri-ciri aliran seni rupa ekspresionisme
adalah lebih menekankan pada ekspresi ketakutan, kekerasan,
kesedihan, kemiskinan, dan ekpresi manusia.
B. Analisa Karya Sketsa Seni Rupa Moderen Kontemporer
a. Sketsa “Jendela Dunia”

Judul Karya : Jendela Dunia


Pembuat Karya : Tria Oktaviana
Tahun Dibuat : 2020
Dimensi : 29,7 cm x 21 cm
Media : Kertas HVS A4, Pensil
a) Latar Belakang
Ketika sedang melihat isi galeri di handphone, saya
menemukan sebuah foto lama, foto tersebut adalah rak
perpustakaan dengan buku di dalamnya.
b) Ide Gagasan
Terpikir oleh saya bahwa membaca buku bisa memperluas
pengetahuan, maka saya gambarkan dunia yang seolah muncul
dari dalam buku tersebut.
c) Kesimpulan
Berdasarkan gambar dalam sketsa tersebut, sketsa mengandung
aliran surealisme. Surealisme sendiri mempunyai arti, yaitu
aliran yang menghadirkan gambar objek nyata dalam keadaan
yang tidak mungkin terjadi dalam dunia nyata, sehingga
citranya seperti dalam mimpi.
b. Sketsa “Menggapai Matahari”
Judul Karya : Menggapai Matahari
Pembuat Karya : Tria Oktaviana
Tahun Dibuat : 2020
Dimensi : 29,7 cm x 21 cm
Media : Kertas HVS A4, Pensil
a) Latar Belakang
Ketika sedang melihat isi galeri di handphone, saya
menemukan sebuah foto lama, foto tersebut adalah tangan saya
yang sedang memegang bunga.
b) Ide Gagasan
Menggapai matahari yang sesungguhnya merupakan hal yang
sangat tidak mungkin terjadi, maka dari itu bunga matahari
sebagai pengganti objek matahari yang sesungguhnya. Dalam
menggapai sesuatu meskipun terlihat tidak mungkin, nyatanya
tetap bisa dilakukan, yaitu dengan menggunakan cara yang lain
ataupun mengganti tujuan.
c) Kesimpulan
Berdasarkan gambar dalam sketsa tersebut, sketsa mengandung
aliran realisme, yaitu aliran yang menggambarkan objek
dengan keadaan yang benar-benar nyata dan tidak berfokus
pada objek, khususnya untuk menciptakan kesan dan suasana
dari objek tersebut.
c. Sketsa “Usang”
Judul Karya : Usang
Pembuat Karya : Tria Oktaviana
Tahun Dibuat : 2020
Dimensi : 29,7 cm x 21 cm
Media : Kertas HVS A4, Pensil
a) Latar Belakang
Ketika sedang menonton animasi jepang, saya melihat suatu
scene yang membuat saya sedih.
b) Ide Gagasan
Scene dalam animasi jepang yang dimana suatu tokohnya mati,
lalu saya terpikir daun yang gugur dari pohonnya seperti
menggambarkan telah usai suatu kehidupan seseorang.
c) Kesimpulan
Berdasarkan gambar dalam sketsa tersebut, sketsa mengandung
aliran realisme. Aliran realisme sendiri adalah aliran yang
berusaha untuk menampilkan subjek dalam suatu karya
sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya
embel-embel atau interpretasi tertentu.
d. Sketsa “Sebuah Tanda Cinta”
Judul Karya : Sebuah Tanda Cinta
Pembuat Karya : Tria Oktaviana
Tahun Dibuat : 2020
Dimensi : 29,7 cm x 21 cm
Media : Kertas HVS A4, Pensil
a) Latar Belakang
Ketika sedang melihat isi galeri di handphone, saya
menemukan sebuah foto lama, foto tersebut adalah tangan saya
dan sahabat saya yang sedang memegang sebatang bunga
mawar
b) Ide Gagasan
Bunga mawar biasanya menandakan sehuah cinta. Cinta itu
tidak melulu tentang perasaan terhadap lawan jenis, bisa jadi
cinta terhadap barang, jabatan, ataupun orang terdekat.
c) Kesimpulan
Dari sketsa yang saya buat, sketsa mengandung aliran realisme.
Bisa dilihat dari segi bentuk tidak ada yang dilebih – lebihkan,
bentuk pada sketsa menyerupai bentuk aslinya
e. Sketsa “Omong Kosong”

Judul Karya : Omong Kosong


Pembuat Karya : Tria Oktaviana
Tahun Dibuat : 2020
Dimensi : 29,7 cm x 21 cm
Media : Kertas HVS A4, Pensil
a) Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman, kebohongan, omong kosong,
dan bualan menjadi salah satu budaya dalam sebuah
komunikasi.
b) Ide Gagasan
Terinspirasi dari pepatah “tong kosong nyaring bunyinya” yang
menggambarkan omong kosong. Tidak bisa dipungkiri, sudah
sejak dahulu manusia suka membual.
c) Kesimpulan
Berdasarkan gambar sketsa yang saya buat, sketsa tersebut
memiliki aliran kubisme. Aliran Kubisme adalah aliran seni
lukis yang memiliki bentuk-bentuk geometris seperti segitiga,
kubus, segi empat, silinder, lingkaran, bola, kerucut dan kotak-
kotak.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai