1. PENDAHULUAN
Pemahaman tentang morfologi kota tidak dapat dilepaskan dari wujud fisik kota yang
terbentuk utamanya oleh kondisi fisik lingkungan, maupun interaksi social main ekonomi,
masyarakat yang dinamis. Sebagai sebuah cabang ilmu geografi dan arsitektur, morfologi
mempelajari mempelajari perkembangan bentuk fisik dikawasan perkotaan, yang tidak hanya
terkait dengan arsitektur bangunan, namun juga system sirkulasi, ruang terbuka, serta prasarana
perkotaan (Khususnya jalan sebagai pembentuk struktur ruang yang utama). Secara garis besar,
wujud fisik kota tersebut merupakan manisfetasi visual dan parsial yang dihasilkan dari interaksi
komponen-komponen penting pembentuknya yang saling mempengaruhi satu sama lain (Ernawi,
2010).
Manila, sebagai ibukota negara Filipina, dirancang dengan bentuk radial untuk
memudahkan masyakarat mencapai berbagai tempat di kawasan khusus ibukota negara yang tidak
hanya mencakup kota Manila saja, melainkan juga kota-kota penyangga di sekitarnya. Bentuk radial
dan sistem penomoran yang digunakan diadopsi dari sistem yang digunakan di Amerika Serikat.
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan di dunia ini akibat kemajuan teknologi, sistem jaringan jalan
di Manila mengalami masalah akibat volume kendaraan yang terus meningkat.
2. PEMBAHASAN
Metro Manila (Kalakhang Maynila), adalah ibukota dari Republik Filipina dan
secara resmi disebut sebagai Kawasan Ibukota Nasional (Pambansang Kabiserang Rehiyon).
Walaupun merupakan wilayah terkecil, namun Manila merupakan kota dengan tingkat
populasi paling tinggi dan sangat padat dibandingkan kota-kota lain di Filipina. Negara ini
juga merupakan Negara kepulauan di Asia Tenggara diantara Laut Filipina dan Laut Cina
Selatan, sebelaht timur dari Vietnam yang meluas lebih dari 298.170 km2 dari luas area.
Berpopulasi sekitar 86.241.697 jiwa (sensus penduduk Juli 2004) dengan laju pertumbuhan
populasi sebesar 1,88% (2004). Sekarang, masyarakat Filipina mencapai pertumbuhan
ekonomi yang layak, didukung oleh pengirimian uang yang besar oleh tenaga kerja Filipina,
industri teknologi yang laju dan tenaga buruh yang yang murah di sektor lainnya.
Walaupun Produk Domestik Bruto (PDB)nya diperluas dari penurunan sebesar 0,6% di 1998
sampai kenaikan kembali di tahun 2003 sebesar 4,3%, 40% masyarakatnya berada dibawah
garis kemiskinan pada tahun 2001.
Metro Manila merupakan bentuk dari bagian struktur regional dari Republik
Filipina dan merupakan satu-satunya wilayah tanpa struktur pemerintahan lokal provinisi.
Kewenangan Pembangunan Metro Manila berada pada institusi pemerintahan di
wilayahnya, mempunyai fungsi yang luas yang meliputi perencanaan, mengamati,
pengendalian, peraturan dan pengawasan dari layanan metropolitan di Metro Manila.
Layanan metropolitan ini termasuk diantaranya perencanaan kota, lalu lintas dan
pengelolaan transportasi, pengelolaan air dan pembuangan, pengelolaan banjir dan sistem
pembuangan air, revitalisasi kota, perencanaan tata guna lahan, kesehatan public dan
layanan kesehatan, pengendalian populasi dan keamanan publik.
Bentuk kota dari area Metro Manila diidentifikasi sebagai kota dengan bentuk
radial. Jaringan jalan yang terdapat di area ini terdiri atas jalan nasional, jalan lingkar, jalan
arteri, dan jalan utama lainnya yang menghubungkan antar kota dalam area Metro Manila.
Pola jaringan jalan seperti ini yang membentuk Metro Manila dipengaruhi oleh era
penjajahan Amerika Serikat di Filipina yang terjadi pada kurun waktu 1899-1902.
7 Manila - Quezon City Lerma Street 53,6 km Radial Road 7 dimulai dari
Bulacan Caloocan Espana Boulevard Quiapo, Manila. Jalan ini
San Jose del Monte, Quezon Avenue mengarah ke Quezon City.
Bulacan Commonwealth Setelah melintasi Quezon
Norzagaray, Bulacan Avenue City Memorial Circle
Regalado terdapat Commonwealth
Highway Avenue. Rute ini berlanjut
Quirino Highway menuju Regalado Highway
SJDM-Norzagaray di Quezon. Radial Road 7
Road berakhir di Fortunato Halili
Avenue. Kelanjutan dari R7,
yaitu North Luzon East
Highway, masih dalam
tahap konstruksi.
8 Manila – Quezon City Quezon 122,0 Radial Road 8 dimulai dari
Tarlac Caloocan Boulevard km Jembatan Quezon di
Meycauayan Alfonso Mendoza Quiapo, Manila. Jalan ini
Bulacan Street mengarah ke utara dan
Bocaue, Bulacan Dimasalang Street bersambung dengan North
Balagtas, Bulacan Andres Bonifacio Luzon Expressway setelah
Santa Rita, Pampanga Street melintasi EDSA. Kemudian
San Fernando, North Luzon jalan ini akan bersambung
Pampanga Expressway pula dengan SCTEX setelah
Angeles, Subic-Clark-Tarlac melintasi McArthur
Pampanga Expressway Highway di Pampanga.
Tarlac City, Tarlac
9 Manila - 24 kota kecil dan kota Rizal Avenue 213 km Radial Road 9 dimulai dari
Benguet besar diantara Manila MacArthur Jembatan Rizal diPadre
dan Baguio Highway Burgos Street. R9
merupakan bagian dari
MacArthur Highway setelah
melintasi Monumento
Roundabout di Gracepark.
Jalan ini berakhir dengan
percabangan di Baguio,
yang salah satunya adalah
percabangan menuju
Kennon Road.
10 Manila – Quezon City Radial Road 10 105 km Radial Road 10 merupakan
Bataan Malabon Marcos Road jalan dengan panjang 9,7
Navotas Manila-Bataan km. Jalan ini sebenarnya
Obando, Bulacan Coastal Road dirancang dengan panjang
Malolos, Bulacan 105 km, namun proyek
Macabebe, Pampanga lanjutan ini telah lama tidak
Lubao, Pampanga dilanjutkan
Bagaac, Bataan
Balanga, Bataan
Selain Radial Road, sistem jaringan jalan di Metro Manila juga mengenal Circumferential
Roads, yaitu jalan lingkar yang berfungsi sebagai sabuk yang mengubungkan berbagai kawasan
yang terdapat di dalam Kota Manila (City of Manila). Dua ruas jalan terdapat di dalam City of
Manila Proper, tiga ruas terdapat di luar Manila, sedangkan satu lagi masih berada dalam tahap
konstruksi.
Dalam masterplan Metro Manila, jaringan jalan dengan desain radial diharapkan
membentuk ruang kota Metro Manila sebagai kota dengan sistem jaringan jalan yang efisien.
Desain seperti ini di kemudian hari tidak cocok dengan karakteristik masyarat setempat, karena
sejatinya desain kota seperti ini berkiblat pada Amerika Serikat yang mana masyarakatnya sadar
dan tidak memiliki masalah dan seimbang dalam penggunaan kendaraan bermotor dan
menjangkau tempat-tempat yang berdekatan dengan berjalan kaki.
Berikut merupakan masalah dari tumpang tindihnya fungsi dan duplikasi pelayanan:
Kurangnya sistem jalan. Jalan-jalan utama di Metro Mnaila sudah tidak memadai lagi untuk
mengakomodasikan volume lalu lintas yang meningkat pesat selama 15 tahun terakhir.
Mobil pribadi dan truk mendominasi volume lalu lintas.
Kenaikan Kepemilikan Mobil yang Cepat. Jumlah kendaraan yang terdaftar di Metro Manila
lebih dari dua kali lipat selama periode 1980-1995, bertumbuh rata-rata 6% per tahun.
Selama periode ini, pendapatan pribadi telah meningkat secara signifikan seiring dengan
pemulihan ekonomi. Pada saat yang sama, likuiditas di sistem perbankan relative santai
dan akses kredit (pembiayaan mobil) mudah.
Peningkatan Permintaan Kualitas Pelayanan Angkutan Umum. Transportasi umum jasa
terutaa disediakan seperti bus, jeepney, taksi dan becak. Sementara pasokan layanan ini
telah meningkat secara drastic selama bertahun-tahun. Kemacetan lalu lintas mengalami
penurunan kualitas pelayanan moda angkutan tersebut dalah hal kecepatan perjalanan,
kenyamanan berkendara dan kualitas udara di dalam kendaraan.
Perlunya Integrasi Kelembagaan dan Koordinasi dengan Perspektif Metropolitan. Sebuah
pengelolaan lalu lintas yang terintegrasi dan terkoordinasi selalu menjadi tantangan bagi
Metro Manila mengingat banyak pelaku di sector ini. Hal ini menyajikan berbagai lembaga
transportasi dan pengelolaan lalu lintas di tingkat nasional, tingkat metropolitan dan lokal,
termasuk sector swasta.
Pada tahap awal pembuatan MRT, telah terjadi keributan serius dari warga Negara
dan sector bisnis untuk mengatasi masalah lalu lintas di kota metropolitan yang telah
mencapai tahap krisis. Presiden Ramos mengeluarkan Peraturan Administratif No. 351
pada Agustus 1997 mengenai pembuatan Satuan Tugas Presiden tentang Lalu Lintas
Peningkatan dan Manajemen (TRAFIMMM) menjadi pengintegrasian, pengkoordinasian,
dan pengarahan otoritas pada manajemen lalu lintas secara nasional, khususnya di Metro
Manila dan pusat-pusat perkotaa lainnya.
3. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang telah kami paparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk
suatu kota di negara yang pernah mengalami masa penjajahan dapat dipengaruhi oleh bentuk
kota negara penjajah. Metro Manila merupakan sebuah contoh dari kasus tersebut. Tidak
sedikit morfologi kota-kota di Asia yang mendapat pengaruh dari negara penjajah. Bentuk
radial konsentris yang diterapkan di Metro Manila dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk kota
yang ideal untuk menghubungkan kawasan penyangga ibukota negara sehingga dapat
mengurangi ketimpangan karena keterbatasan akses. Namun di sisi lain bentuk kota seperti itu
kurang sesuai dengan karakter masyarakat setempat, yaitu orang Asia, dan tidak mendukung
keberadaan pejalan kaki sehingga Metro Manila tidak dikatakan walkable. Hal tersebut disadari
sebagai kesalahan dalam tahap perencanaan, yaitu luputnya perhatian dari sudut pandang
pejalan kaki dan berjalan kaki sebagai sarana transportasi utama sebelum kendaraan
bermotor. Masalah lain yang dihadapi baik negara berkembang maupun negara maju dalam hal
transportasi adalah kemacetan. Jalan-jalan utama yang sudah dibangun sejak kemerdekaan
Filipina tidak mampu lagi menampung volume kendaraan, terutama kendaraan pribadi, yang
terus meningkat jumlahnya. Oleh karena itu diperlukan transportasi masal yang mampu
mengangkut banyak orang sekaligus dalam waktu yang singkat.
DAFTAR PUSTAKA
Caoili, Manuel A. (1985). “Reflections on Metropolitan Manila Reorganization and Social Change”.
In Journal of Public Administration, Vol. XXIX, No. 1 January 1985.
Congress of the Philippines (1995). Republic Act No. 7924. An Act Creating the Metropolitan Manila
Development Authority, Defining Its Powers and Functions, Providing Funds Therefor and for Other
Purposes.
Corpuz, Arturo G. (1995). Metro Manila Growth Directions: Location, Distribution and Shape. Input
Study for the National Urban Policy prepared for NEDA.
Housing and Urban Development Coordinating Council (HUDCC) / Housing and Land Use
Regulatory Board (1994). National Urban Development and Housing Framework 1993-1998,
Second Edition, May 1994.
HUDCC and Local Government Development Foundation, Inc. (LOGODEF) (1995). Metropolitan
Manila Management Study, January 1995. [In the text, this paper is referred to as MMMS.]