Anda di halaman 1dari 8

JURNAL GEOGRAFI

Geografi dan Pengajarannya


ISSN 1412 - 6982
e-ISSN : 2443-3977
Volume XVIII Nomor 1 Juni 2020

ANALISIS DAMPAK RELOKASI PEMBANGUNAN WILAYAH PASAR


TRADISIONAL SONGGOLANGIT KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2020
Ardhyan Dwi Nurcahyo
SMA N 2 Ponorogo
Jl. Pacar No.24, Tonatan,, Ponorogo, Jawa Timur, 63418
Program Magister Pendidikan Geografi, Sekolah Pascasarjana, UNESA,
Jl. Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya, Jawa Timur 60213

Abstrak: Pasar tradisional Songgolangit memiliki peranan penting dalam


perdagangan di kabupaten Ponorogo. Dalam setiap pembangunan memiliki
rencana revitalisasi atau pembaharuan untuk menunjang kenyamanan dalam
jual-beli. Dampak dari Revitalisasi adalah relokasi sementara pedangang Pasar
Tradisional Songgolagit. Pemilihan tempat relokasi Pasar Songgolangit perlu
ditentukan dengan cermat. lokasi pasar menjadi peranan penting dalam
percepatan pertumbuhan sector ekonomi suatu daerah. Berdasarkan deskripsi
tersebut teori lokasi merupakan teori dasar dalam membuat analisis spasial
yang didalamnya terdapat tata ruang dan penentuan lokasi kegiatan ekonomi
menajdi hal utama. Oleh sebab itu diperlukan analisis menganai kesesuaian
pemilihan teori berdasarkan teori August Losch dan analisis Dampak sosial
ekonomi masyarakat sekitar pasar relokasi dan pedagang pasar Songgolangit.
Jenis penelitian yang digunakan kualitatif dengan menggunakan teknik
analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan kesesuaian pemilihan lokasi
relokasi berdasarkan teori August Losch karena mengutamakan faktor
permintaan konsumen dan masih termasuk pada kawasan perkotaan. Dampak
analisis sosial-ekonomi dari relokasi menunjukan kecondongan dampak
positif terhdap relokasi meskipun terdapat dampak negatif.
Kata kunci : Pasar Songgolangit, Relokasi, Revitalisasi

A. PENDAHULUAN dipahami sebagai ruang ekonomi, tetapi


sebagai ruang sosial, ruang budaya dan
Pasar tradisional dapat dijadikan
juga ruang politik. Fenomena tersebut
sebagai satu variabel pembentukan
menunjukkan bahwa fenomena pasar
(formasi) kelas dalam masyarakat. Hal
bukanlah fenomena yang sederhana
ini terjadi karena pasar dapat
tetapi merupakan fenomena yang
memberikan identitas sosial. Dalam
kompleks.
konteks ini, pasar tradisional tidak hanya
dapat dilihat sebagai suatu tempat Pasar tradisional merupakan
(space) bagi transaksi ekonomi tetapi tempat terjadinya transaksi jual beli
juga sebagai tempat berlangsungnya antara produsen dengan konsumen, dan
proses sosial lainnya. Hal ini terjadi merupakan salah satu sumber penggerak
karena kegiatan ekonomi (pasar) perekonomian. Pengelolaan pasar di
merupakan kegiatan yang tak terpisahkan Indonesia umumnya dilakukan oleh
dari masyarakat. Pasar bukan hanya Perusahaan Daerah Pasar dan

Alamat korespondensi :
E-mail : ardhyandn@gmail.com 69
kepemilikan kios/toko secara baru, yang bisa dilihat dari segi pasokan,
perorangan. Berdasarkan sifat kegiatan permintaan, trend harga, periode kontrak
dan jenis dagangannya (termasuk pasar sewa dan cara pembayaran, serta
lelang), pasar tradisional dibedakan prospek.
menjadi pasar eceran, pasar grosir, pasar
Pemilihan lokasi memiliki peranan
induk dan pasar khusus. Sedangkan
penting dalam percepatan pertumbuhan
dilihat dari ruang lingkup pelayanan dan
ekonomi suatu daerah, demikian juga
tingkat potensi pasar, dikenal keberadaan
dengan lokasi pasar sebagai pusat
pasar lingkungan, pasar wilayah, pasar
pembelanjaan bagi masyarakat. Dengan
kota, dan pasar regional, dengan waktu
demikian teori lokasi merupakan teori
kegiatan pasar siang hari, pasar malam
dasar dalam analisis spasial dimana tata
hari, pasar siang malam dan pasar
ruang dan lokasi kegiatan ekonomi
kaget/pekan (Mahendra, 2004).
merupakan unsur utama. Teori lokasi ini
Dalam proses pembangunan pasar memberikan kerangka analisis yang baik
sebagai pusat pembelanjaan, dapat dan sistematis mengenai pemilihan
dilakukan dengan melakukan beberapa lokasi kegiatan ekonomi (dalam hal ini
penilaian terhadap pasar (market) agar adalah lokasi pasar tradisional sebagai
target pasarnya tepat dan dapat pusat pembelanjaan). Salah satu teori
menentukan konsep pusat pembelanjaan lokasi yang ada adalah teori lokasi yang
yang akan dibangun nantinya. Analisis dikembangkan oleh August Losch
itu seperti, analisis tapak yang berguna (1954), yang mempelopori Teori Lokasi
untuk menilai kelayakan dari tapak, Market Area dan mendasarkan analisis
seperti lokasi, aksesibilitas, lingkungan pemilihan lokasi optimal pada luas pasar
sekitar, dan rencana kota. Disamping yang dapat dikuasai dan kompetisi antar
analisis tapak, perlu diperhatikan kondisi tempat. Artikel ini menekankan pada
demografi dan ekonomi, seperti jumlah Teori Lokasi Market Area, yang
penduduk dan trend pertumbuhannya, mendasarkan pandangan bahwa
pendapatan atau pengeluaran perkapita. produsen akan memilih tempat sebagai
Analisis makro untuk overview pasar lokasi yang optimal berdasarkan
sebagai pusat pembelanjaan, yang kekuatan persaingan antar tempat dan
melihat skala makro pasar pusat luas pasar yang dapat dikuasainya.
pembelanjaan yang tersebar di area dekat
Teori Lokasi Market Area dapat
lokasi pembangunan pusat pembelanjaan
digunakan sebagai salah satu pedoman

70 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XVIII, NOMOR 1, JUNI 2020: 69-76


dalam penetapan lokasi pembangunan pemilihan lokasi Relokasi Pasar
pasar tradisional (pasar pembantu) dalam Songgolangit dengan Teori Lokasi
suatu perkotaan. Penerapan konsep dan August Losch, (2) bagaimana dampak
model yang berbeda oleh beberapa ahli sosial-ekonomi Relokasi Pasar
tentang lokasi pembangunan pasar Songgolangit terhadap masyarakat dan
tradisional digambarkan dan dianalisis pedagang.
melalui studi literatur, sehingga dapat
Berdasarkan latar belakang di atas
ditemukan hasil yang sesuai dengan
maka penulis melakukan penelitian
harapan dan tercapainya tujuan penulisan
dengan judul “analisis dampak relokasi
artikel ini.
pembangunan wilayah pasar
Proses Relokasi Pasar tradisional songgolangit kabupaten
Songgolangit akibat dari Program ponorogo tahun 2020” dengan tujuan
Revitasisasi. Pasar Tradisional harus untuk mengetahui kesesuaian pemilihan
mempertimbangan pemilihan tempat lokasi relokasi Pasar Songgolangit
yang strategis agar pemintaan terhadap dengan Teori August Losch dan untuk
Pasar Songgolangit tidak menurun mengetahui dampak sosial-ekonomi
sehingga tidak merugikan para relokasi Pasar Songgolangit terhadap
pedangang dan masyarakat sekitar serta pedagang dan masyarakat.
menjadikan ekonomi tumbuh. Tidak
B. METODE PENELTIAN
hanya itu dalam proses relokasi pasar
Jenis penelitian yang digunakan
juga perlu dilakukan analisis dampak
dalam penelitian ini adalah penelitian
sosial-ekonomi terhadap para pedagang
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
dan masyarakat sekitar pasar sementara
Lokasi penelitiaan di relokasi Pasar
di Jl. Cipto Mangunkusumo sehingga
Tradisional Songgolangit dan di pasar
dapat diketahui dampak yang
sementara Jl. Cipto Mangunkusumo,
ditimbulkan dari proses relokasi pasar
sementara ini. Alasan lain pemilihan Ponorogo. Teknik pengumpulan data
relokasi pasar Songgolangit karena yang digunakan adalah observasi dan

merupakan pasar terbesar di Ponorogo wawancara. Teknik analsis data adalah

dan memiliki perputaran uang yang analisis deskiptif.

besar.

Peneliti mengambil rumusan


masalah (1) bagaimana kesesuaian

Nurcahyo, Analisis dampak relokasi .... 71


C. Hasil dan Pembahasan yang memusatkan perhatian pada
1. Peta Multi Temporal permintaan pasar Losch menekankan
bahwa lokasi penjual sangatlah
berpengaruh terhadap konsumen yang
digarapnya. Seorang konsumen tidak
mungkin akan membeli barang dengan
jarak ke penjual 8 km karena ada
penjual barang yang sama dengan jarak

Gambar 1 Gambar 2 1 km, mereka akan memilih yang lebih


Pasar Lama
dekat karena lebih efisien dalam
kegiatan ekonomi. Makin jauh dari
pasar, konsumen makin enggan
membeli karena biaya transportasi
untuk mendatangi tenpat penjualan
(pasar) semakin mahal.
Berdasarkan definisi teori lokasi
Losch yang menetapkan lokasi
berdasarkan pemintaan pasar. Hal ini
Gambar 3 Gambar 4
Lokasi baru Pasar Baru
sesuai dengan karakteristik pemilihan
pasaar yang baru karena: (a) Konsumen
tersebar merata antar tempat, artinya teori
ini cocok diberlakukan di daerah
perkotaan dimana konsentrasi penduduk
dan industri relative merata
dibandingkan dengan daerah perdesaan
atau pedalaman. (b) Produk homogen,
sehingga persaingan sangat ditentukan
Gambar 5. Lokasi Ke 2 Pasar oleh harga dan ongkos angkut. (c)
2. Analisis pembangunan wilayah Ongkos angkut per satuan jarak (ton/km)
berdasarkan Teori lokasi August
Losch adalah sama (No Economies of Long
Peta temporal pada Gambar Haul). (d) Konsumen bersifat rasional,
menunjukkan bahwa lokasi pasar yaitu melakukan pembelian pada lokasi
berada di dekat pemukiman. Hal ini pasar yang dekat dengan tempat tinggal.
sesuai dengan teori Market Area Losch (Sjarfizal : 2008). Hal ini sesuai dengan

72 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XVIII, NOMOR 1, JUNI 2020: 69-76


teori Losch bahwa penentuan lokasi 3. Analisis sosial dan ekonomi
masyarakat dan pedagang di
pasar berada pada daerah perkotaan yang
lokasi relokasi
memiliki pemintaan yang besar
a. Dampak Sosial
dibandingkan daerah pinggiran kita/
Dampak sosial yang terjadi di
pedesaan..
Pasar sementara Jl. Cipto
Fungsi pasar akan berperan
Mangunkusumo dialami oleh pedagang
optimal untuk memenuhi kebutuhan
dan pekerja serta masyarakat sekitar.
masyarakat sekitar pasar pembantu.
Terkait dengan dampak sosial yang
Bahan baku dan pasokan barang setengah
menunjukkan perubahan langganan yaitu
jadi dibawa dari berbagai lokasi yang
bergantinya pembeli tetap (langganan)
jaraknya tidak bisa ditentukan. Biaya
yang biasa membeli di satu pedagang
transportasi yang dikeluarkan oleh
tetapi setelah relokasi, menjadi pembeli
produsen untuk mengangkut barang ke
langganan pedagang lain. Dari hasil
lokasi pasar bisa ditekan dengan
study literatur Nisa’Un (2019) peneliti
membawa barang dalam jumlah besar.
mendapatkan data yang menyatakan
Disamping itu ongkos angkut per
tidak ada perubahan pembeli yang
kesatuan jarak (ton/km) adalah tidaklah
signifikan atau memiliki pengaruh besar
sama. Misalnya, ada dua buah usaha
bagi pedagang setelah pasar direlokasi.
dalam sebuah pasar, yaitu A dan B.
Walaupun ada beberapa pedagang yang
Usaha A memperoleh barang jadi dari
merasakan dampak perubahan pelanggan
daerah C tidak akan sama dengan usaha
yaitu penurunan pelanggan, dampak ini
B yang memperoleh barang dari daerah
hanya terjadi pada sebagian kecil
D. Disini faktor jarak sangat
pedagang yang menurut pandangan
menentukan, akibatnya harga barang
peneliti adalah karena faktor tempat atau
yang ditawarkan ke konsumen akan
kios berjualan pedagang tersebut terletak
berbeda. Apabila pasar yang dimasuki
di bagian paling belakang pasar Jl. Cipto
adalah pasar persaingan sempurna, maka
Mangunkusumo sehingga kurang
untuk menekan biaya transportasi
strategis.
tersebut dilakukan dengan memesan
Hasil study literatur Nisa’Un
barang dalam skala besar, sehingga bisa
(2019) oleh peneliti tidak menunjukkan
menghemat biaya angkut ke lokasi pasar.
adanya dampak kemacetan yang
Dengan demikian, harga yang
meresahkan karena ada 2 titik keluar dan
ditawarkan pada konsumen pun akan
masuknya kendaraan di Pasar Jl. Cipto
bersaing.

Nurcahyo, Analisis dampak relokasi .... 73


Mangunkusumo. Selain itu juga menjadi pertimbangan untuk
disediakan 2 orang petugas parkir untuk meningkatkan skala prioritas dalam
mengatur lalu lintas kendaraan yang pengelolaan sampah karena dengan
keluar dan masuk pasar. Kepadatan pengelolaan sampah yang sebatas
kendaraan meningkat dan menjadikan mengangkut sampah 2x sehari tidak
kondisi jalan lebih padat tetapi tidak cukup karena sampah menumpuk dan
macet dan dalam batas kelancaran yang menimbulkan bau tidak sedap. Selain itu,
normal. Kepadatan lalu lintas hanya saat adanya pemandangan yang tidak
pagi hari yang meliputi jam 6.00-6.45 menyenangkan karena sampah tidak ada
pagi dimana banyak pengguna kendaraan pemisahan antara sampah kering dan
(pelajar, pekerja, dan orang umum sampah basah.
termasuk pembeli yang menuju Pasar Jl.
b. Dampak Ekonomi
Cipto Mangunkusumo) yang melewati
Dampak ekonomi dalam
jalan dan pada saat sore hari volume
pembahasan ini meliputi dampak
kendaraan juga meningkat karena jadwal
relokasi pasar terhadap pendapatan
pulang pekerja dan pelajar pada jam
pedagang dan akses ekonomi masyarakat
16.00-17.00 sore.
yang tinggal di sekitar pasar sementara Jl.
Dampak sosial yang terjadi adalah
Cipto Mangunkusumo. Dampak adalah
pengelolaan sampah. Sampah pasar pada
perubahan lingkungan oleh suatu
umumnya memiliki pengaruh yang besar
kegiatan (Sudarmo, 1996, h.87).
terhadap lingkungan sekitar pasar.
Lingkungan yang dimaksud dalam hal ini
Volume dan jumlah sampah yang ada di
bisa berupa lingkungan fisik dan non
tempat pembuangan sampah pada pasar
fisik, lingkungan fisik adalah lingkungan
tradisional sangat besar. Dari study
yang meliputi aspek fisik yaitu lahan atau
literatur yang dilakukan peneliti, ada
alam sedangkan lingkungan non fisik
beberapa poin penting yang patut
adalah lingkungan yang tidak bersifat
diperhatikan dalam pengelolaan masalah
fisik yaitu lingkungan sosial-budaya,
sampah pasar tradisional. Yang pertama
ekonomi, dll. sehingga dampak ekonomi
adalah pengangkutan sampah dilakukan
dalam pembahasan ini adalah perubahan
2x dalam sehari untuk selanjutnya
lingkungan ekonomi yang terjadi oleh
dibuang ke pembuangan sampah akhir
suatu kegiatan yaitu relokasi Pasar
dan tidak ada tindak lanjut dari
Songgolangit ke Pasar Penampungan
pengangkutan sampah tersebut.
Sementara Jl. Cipto Mangunkusumo.
Kepentingan masyarakat tersebut bisa

74 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XVIII, NOMOR 1, JUNI 2020: 69-76


Dari hasil study literatur Nisa’Un pembeli yang malas untuk berjalan jauh
(2019) peneliti, umumnya para pedagang ke dalam untuk membeli barang di pasar.
tidak mengalami penurunan pendapatan Selanjutnya mengenai akses
karena minimnya pembeli walaupun ada ekonomi masyarakat, hasil study literatur
sebagian pedagang yang merasakan Nisa’Un (2019) peneliti menunjukkan
pendapatannya turun. Para pedagang bahwa proses relokasi ke pasar Jl. Cipto
yang merasa pendapatannya berkurang Mangunkusumo telah membuka
hanya mencakup sebagian kecil saja lapangan kerja baru bagi masyarakat
sedangkan sebagian besar pedagang di sekitar Jl. Cipto Mangunkusumo.
Pasar Jl. Cipto Mangunkusumo tidak Terbukanya lapangan kerja baru ini yang
mengalami penurunan dan cenderung di sebut sebagai akses ekonomi
stabil dan bahkan banyak pedagang yang masyarakat Jl. Cipto Mangunkusumo.
mengaku pendapatan mereka meningkat Banyak warga Keniten yang memilih
setelah pasar direlokasi. Relokasi ke Jl. berusaha atau berdagang di Pasar Jl.
Cipto Mangunkusumo bagi mayoritas Cipto Mangunkusumo ada yang bekerja
pedagang dapat dianggap sebagai sebagai juru parkir, pedagang kaki lima,
dampak ekonomi yang positif. maupun pedagang yang menyewa kios
Peningkatan dan penurunan pendapatan atau bedak. Sumodiningrat (2011, h.7)
yang dialami pedagang di Jl. Cipto menjelaskan bahwa dalam rangka
Mangunkusumo disebabkan oleh jumlah membangun kekuatan ekonomi
pembeli. Tata letak pedagang di Jl. Cipto masyarakat dibutuhkan dukungan
Mangunkusumo memang sedikit berbeda pemerintah dalam bentuk memperkuat
dengan di Pasar Songgolangit dulu posisi kemitraan usaha ekonomi
sehingga sehingga berpengaruh terhadap masyarakat yang dalam kasus relokasi ke
akses pembeli kepada pedagang. Pasar Jl. Cipto Mangunkusumo ini,
Pedagang yang mendapat kios dan terbukanya akses ekonomi bagi
pedagang kaki lima yang dekat area masyarakat Jl. Cipto Mangunkusumo
parkir merasakan peningkatan dapat menjadi salah satu upaya dalam
pendapatan karena mudahnya akses mencapai kemandirian ekonomi
pembeli ke pedagang tersebut. Berbeda masyarakat walaupun masih dalam skala
dengan pedagang yang tempat usaha kecil.
berjualannya masuk lebih jauh ke dalam
pasar, para pedagang ini mengalami
penurunan pendapatan karena banyak

Nurcahyo, Analisis dampak relokasi .... 75


D. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Djojodipuro, Marsudi, (1992), Teori
1. Relokasi pasar akibat revitalisasi
Lokasi. Fakultas Ilmu Ekonom
pembangunan Pasar Songgolangit, Universitas Indonesia, Jakarta
menurut teori Losch, sudah tepat NISA’ UN LU’LU’ (2019). Analisis
Persepsi Pedagang dan Kebijakan
karena terletak pada ruang lingkup
Pemerintah Terhadap Relokasi
perkotaan. Selain itu, penentuan Pasar Songgolangit Kabupaten
Ponorogo.
lokasi pasar baru ini juga
Miles, M. E. (1999). Real Estate
mempertimbangakan permintaan
Development, Principles and
konsumen yang menunjukkan Process. Washington D.C: Urban
Land Institue
keterjangkauan konsumen dalam
Sjafrizal, 2008. “Teori Lokasi Pasar”.
membeli kebutuhan pokok.
Balikpapan : Dinas Pasar Balik Papan
2. Dampak Relokasi Pasar Sumodiningrat, Gunawan.
Songgolangit Pada Bidang Sosial Membangun Perekonomian
Rakyat, (Yogyakarta:
tidak berdampak signifikan terdapat Pustaka Pelajar 1998)
perubahan pelanggan tetap tetapi Wijaya, mahendra.2007. Perspektif
diiringi dengan terdapat pelanggan Sosiologi Ekonomi dari
Masyarakat
baru, pada dampak kemacetan dan Prakapitalis Hingga Kapitalisme
pembuangan sampah sudah cukup Neo-liberal. Surakarta: Lindu
Pustaka
baik dalam pengelolaa.

3. Dampak Relokasi Pasar Songgolangit


Pada Bidang Ekonomi berdampak
pada peningkatan dan penurunan
pendapatan hal ini disebabkan oleh
perubahnyapembeli dan tata letak
lokasi pedang yang berbda dari
sebelumnya. Pada relokasi Pasar
songgolangit juga berdampak pada
dibukanya lapangan kerja baru
ditinjau dari ramainya toko-toko
disekitar Pasar Jl. Cipto
Mangunkusumo yang dibuka kembali
yang dulu sempat tutup akibat
relokasi RS Harjono.

76 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XVIII, NOMOR 1, JUNI 2020: 69-76

Anda mungkin juga menyukai