Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN INFRASTRUKTUR

AIR BERSIH/AIR MINUM


KOTA PEKALONGAN

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Perencanaan Sistem Infrastruktur Air Bersih

Dosen Pengampu:

Dr. Ir. Budi Kamulyan, M.Eng

Penyusun:

Annisa Nisita Nindyarini

17/410106/TK/45463

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum Kota Pekalongan

Gambar 1.1 - Peta Administrasi Kota Pekalongan.


Sumber: BPS Kota Pekalongan

Pekalongan adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang berbatasan dengan Laut Jawa
di utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat.
Letak astronomis Kota Pekalongan membentang antara 6º50’42”–6º55’44” LS dan
109º37’55”–109º42’19” BT. Seluruh Kota Pekalongan merupakan daerah datar, tidak ada
daerah dengan kemiringan yang curam. Karena beriklim tropis, Kota Pekalongan memiliki
rata-rata curah hujan berkisar antara 40 mm - 300 mm per bulan, dengan jumlah hari hujan 120
hari. Keadaan suhu rata-rata di Kota Pekalongan dari tahun ke tahun tidak banyak berubah,
berkisar antara 17º-35 °C.

Dengan luas wilayah sebesar 4.525 Ha atau 45,25 km², Kota Pekalongan terbagi
menjadi 4 kecamatan dan 27 kelurahan. Kecamatan paling luas adalah Pekalongan Utara
sekitar 33% dari luas Kota Pekalongan (1.488 Ha) dan kecamatan paling kecil adalah
Pekalongan Timur sekitar 21% dari Kota Pekalongan (952 Ha).
Tabel 1.1 - Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk
menurut Kecamatan di Kota Pekalongan Tahun 2016

No. Kecamatan Wilayah Kependudukan


Luas (km2) % Jumlah (jiwa) %
1 Pekalongan Utara 14,88 32,89 80.272 26,83
2 Pekalongan Timur 9,52 21,04 64.958 21,71
3 Pekalongan 10,80 23,87 60.473 20,21
Selatan
4 Pekalongan Barat 10,05 22,80 93.519 31,25
Kota Pekalongan 45,25 100 299.222 100

Sumber: BPS Kota Pekalongan, 2018

Kota Pekalongan berlokasi di kawasan pesisir utara Pulau Jawa dan merupakan salah
satu simpul strategis jalur pantai utara (pantura) Pulau Jawa, tepatnya di pertengahan jalur
antara Kota Jakarta dan Surabaya. Jarak Kota Pekalongan ke Jakarta adalah 384 km, sedangkan
jarak ke Surabaya adalah 409 km. Letak yang strategis tersebut menjadi alasan di balik majunya
perekonomian Kota Pekalongan di antara kota-kota lain di Jawa Tengah, terutama dalam
bidang industri, perikanan dan properti. Di bidang perikanan, Kota Pekalongan memiliki
sebuah pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa bernama Pelabuhan Perikanan Nusantara.
Pelabuhan ini kerap memfasilitasi pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari
berbagai daerah. Selain itu, di Kota Pekalongan banyak terdapat industri berskala mikro hingga
makro yang bergerak di bidang pengolahan hasil laut. Kemudian, maraknya pembangunan
gedung mid-rise di Kota Pekalongan mengindikasikan bahwa terdapat potensi pengembangan
properti yang menjanjikan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kondisi Existing Sistem Pengelolaan Air Bersih Kota Pekalongan


2.1.1. Cakupan Pelayanan
Sebagian besar masyarakat Kota Pekalongan telah memenuhi kebutuhan
air bersihnya dengan memanfaatkan layanan dari Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kota Pekalongan, yaitu merupakan unit usaha milik daerah
yang dikelola oleh pemerintah Kota Pekalongan. Menurut Buku Kinerja PDAM
2017, nilai kinerja PDAM Kota Pekalongan yaitu 3,23 dan berpredikat ‘sehat’.

Gambar 2.1 – Tower PDAM Kota Pekalongan

Meskipun demikian, cakupan pelayanan PDAM Kota Pekalongan


hanyalah sebesar 59,16%, yang mana standarnya adalah 80% menurut PP No.
65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal. Presentase cakupan yang masih belum memenuhi standar tersebut
merupakan indikasi dari belum terpenuhinya Millenium Development Goals
(MDGs).
Gambar 3.2 – Peta Cakupan Pelayanan PDAM Kota Pekalongan

2.1.2. Sumber Air


Sampai tahun 1941, penyediaan air minum di Pekalongan dibangun dan
dikelola oleh Pemerintah Belanda. Kemudian setelah Indonesia merdeka,
pengelolaan diambil alih oleh Dinas Pekerjaan Umum. Selama periode
Pemerintah Belanda sumber air baku diambil dari desa Rogoselo di wilayah
Kabupaten Pekalongan. Saat in, terdapat tiga jenis sumber air baku yang
dimanfaatkan.

Tabel 2.1 – Sumber Air Baku PDAM Kota Pekalongan

Kapasitas
Jenis Sumber Jumlah Lokasi
(liter/det)
Air Permukaan 1 37 Rogoselo Kab.
Pekalongan
Pengolahan Air 1 45 Cepagan Kab. Batang
Air Tanah Dalam 29 281 Wilayah Kab. Batang,
Kabupatan Pekalongan,
Kota Pekalongan

Sumber: Buku Pedoman Fasilitasi Kemitraan Operator Air, 2018


Total 31 363

Gambar 4.3 – Sumber air permukaan Rogoselo

2.1.3. Unit Produksi


Unit produksi di PDAM Kota Pekalongan dibagi menjadi dua yaitu
Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan sumur dalam yang dilengkapi dengan
instalasi pompa beserta pompa.

1. IPA Cepagan

Dibangun tahun 1997, IPA dengan kapasitas produksi 70


L/Detik ini memiliki unit pengolahan intake-koagulasi-flokulasi-
sedimentasi-filtrasi. Menurut Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 3
yang diterbitkan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, kualitas hasil
pengolahan telah memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492
tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

2. Sumur Dalam

Dari 32 sumur dalam yang dimanfaatkan PDAM Kota


Pekalongan, terdapat dua sumur yang tidak memenuhi baku mutu air
bersih/minum. Nama sumur-sumur tersebut yaitu SB Tirto dan SB Asri.
Pengujian sampel kedua sumur tersebut menunjukkan angka
pencemaran cadmium melebihi batas yang ditetapkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492 tahun 2010 yaitu sebesar 0.003 mg/l.
2.1.4. Unit Distribusi
Proses distribusi berlangsung selama 18 jam karena proses produksi
sumur rata-rata adalah 18 jam.

Sumber: Buku Pedoman Fasilitasi Kemitraan Operator Air, 2018

Tabel 2.2 – Jam Pelayanan Berdasarkan Sumber Air Baku

Sumber Air Baku Jumlah Jam Pelayanan


Air Permukaan (Rogoselo) 24 jam/hari
Pengolahan Air (Cepagan) 16 jam/hari
Air Tanah Dalam 18 jam/hari

Dalam proses distribusi, Kota Pekalongan memiliki tingkat kehilangan air yang
cukup tinggi, yaitu sebesar 36,86% di tahun 2014. Kehilangan air atau NRW (Non-Revenue
Water) merupakan perbedaan yang tercatat atau selisih antara air yang di produksi dan
masuk ke dalam sistem dengan jumlah air yang tercatat pada meter pelanggan. Dengan
pengertian tersebut, hilangnya sejumlah air yang dapat terjadi karena keluar dari sistem
tanpa dipergunakan atau tidak tercatatnya penggunaan air karena berbagai sebab.

Tabel 2.3 – Tingkat NRW di Jaringan Distribusi Kota Pekalongan

Tahun Produksi (m³) Konsumsi (m³) NRW (%)


2007 6.965.000 3.698.000 46.90
2008 6.701.000 3.761.000 43.87
2009 6.818.000 3.756.000 44.92
2010 6.480.000 3.949.000 37.75
2016 8.195.791 5.175.170 36,68
Sumber: Buku Pedoman Fasilitasi Kemitraan Operator Air, 2018
2.1.5. Unit Pelayanan

Menurut situs resmi PDAM Kota Pekalongan, di PDAM Kota


Pekalongan hanya kurang lebih lima belas orang yang bekerja sebagai pencatat
meteran air. Jumlah ini tentunya sangat tidak memadai mengingat terdapat
22.341 sambungan (belum termasuk HU). Kurangnya sumber daya manusia
tersebut menyebabkan ketelitian pembacaan meteran akan menurun, sehingga
menyebabkan ketidakakuratan data.

2.1.6. Unit Pengelolaan

Menurut hasil audit BPPSPAM 2013, PDAM Kota Pekalongan


digolongkan PDAM yang sehat. Penghasilan PDAM dari non air setiap tahun
meningkat 8% menunjukkan bertambahnya pelanggan setiap tahun.
2.2. Proyeksi Kebutuhan Air Kota Pekalongan

Tabel 2.4 – Analisis Kebutuhan Air

No. Uraian 2017 2022 2027 2032 2037

Jumlah
1 Penduduk 299,222 313,708 328,895 344,817 361,510
(Jiwa)
Cakupan
2 60 70 80 90 100
Layanan (%)
Penduduk
3 179,533 219,595 263,116 310,335 361,510
Terlayani (Jiwa)
Penduduk
Terlayani Dg
4 80 80 80 80 80
Sambungan
Rumah - Sr (%)
Penduduk
Terlayani Dg
5 Sambungan 143,627 175,676 210,493 248,268 289,208
Rumah - Sr
(Jiwa)
Jumlah Sr Yang
Harus
6 28,725 35,135 42,099 49,654 57,842
Dibutuhkan
(Unit)
Jumlah Sr Yang
7 Harus Dibangun - 6,410 6,963 7,555 8,188
(Unit)
Kebutuhan Air
8 Lewat Sr 21,543,984 26,351,444 31,573,882 37,240,210 43,381,167
(L/Hari)
Penduduk
Terlayani Dg
9 Sambungan 20 20 20 20 20
Rumah - Hu
(%)
Penduduk
Terlayani Dg
10 Sambungan 35,907 43,919 52,623 62,067 72,302
Rumah - Hu
(Jiwa)
Jumlah Hu
Yang
11 Dibutuhkan 359 439 526 621 723
(Unit) (1 Hu Utk
20 Kk)
Jumlah Hu
12 Yang Dibangun - 80 87 94 102
(Unit)
Kebutuhan Air
13 Lewat Hu 1,436,266 1,756,763 2,104,925 2,482,681 2,892,078
(L/Hari)
Total
Kebutuhan
14 22,980,250 28,108,207 33,678,808 39,722,891 46,273,245
Domestik
(L/Hari)
Total
Kebutuhan Non
15 Domestik 4,596,050 5,621,641 6,735,762 7,944,578 9,254,649
(L/Hari)  20%
dari Domestik
Total
16 Kebutuhan Air 27,576,300 33,729,849 40,414,569 47,667,469 55,527,894
(L/Hari)
Total
17 Kebutuhan Air 319.17 390.39 467.76 551.71 642.68
(L/Detik)
Tingkat
18 Kehilangan Air 35 33 31 29 27
(%)
Kebutuhan Air
19 431 519 613 712 816
Baku (L/Detik)

Kota Pekalongan memiliki laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,95 % per


tahun. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi peningkatan kebutuhan air di Kota
Pekalongan. Dapat dilihat dari tahun 2017 hingga 2022 terjadi peningkatan jumlah
penduduk sebesar 14.486 jiwa. Total kebutuhan air baku pun meningkat dari 431
L/Detikik menjadi 519 L/Detik pada lima tahun pertama. Jumlah ini nantinya akan terus
bertambah seiring meningkatnya jumlah penduduk. Cakupan layanan pun diasumsikan
terus meningkat hingga pada 20 tahun kedepan yaitu tahun 2037 cakupan layanan telah
mencapai 100%.

2.3. Rencana
2.3.1 Analisis Supply dan Demand
Sumber air baku existing yang digunakan untuk menyuplai
kebutuhan air wilayah PDAM mencapai 363 L/Detik, sedangkan kebutuhan
air baku Kota Pekalongan wilayah PDAM sampai dengan tahun 2037
membutuhkan 816 L/Detik. Sehingga, sumber air baku yang digunakan
PDAM saat ini masih belum mencukupi.

2.3.2 Potensi Sumber Air Baku

Berdasarkan data dari PDAM Kota Pekalongan, sumber air baku


yang berpotensi untuk dikelola lebih lanjut demi mengembangkan
pelayanan PDAM adalah sungai. Dengan total debit 480 L/Detik, potensi
sumber air baku ini dapat memenuhi kebutuhan air baku Kota Pekalongan
wilayah PDAM sampai dengan tahun 2037. Selepas tahun 2037, PDAM
Kota Pekalongan harus mengusahakan sumber air yang lebih memadai lagi
untuk dapat emncukupi kebutuhan penduduk.

Tabel 2.5 – Potensi Sumber Air Baku Kota Pekalongan


No. Sumber Air Permukaan Lokasi Satuan Debit
1 Sungai Kupang Kab. Pekalongan L/Detik 185
2 Sungai Boyo Kab. Batang L/Detik 295
Total 480

2.3.3 Strategi Perencanaan


Selain rencana menambah kapasitas produksi dengan
memanfaatkan sumber air permukaan Sungai Kupang dan Sungai Boyo,
terdapat beberapa usulan rencana:

1. Pengendalian tingkat kehilangan air sebesar 2% setiap lima


tahun sehingga angka NRW yang semula 35% dapat ditekan
menjadi 27% di tahun 2037.

2. Reboisasi daerah resapan air untuk mengendalikan


penurunan debit mata air.
BAB III

PENUTUP

2.4. Kesimpulan

Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi setiap penduduk yang menempati
suatu wilayah. Berdasarkan hasil analisis, sumber air di Kota Pekalongan belum bisa
mencukupi kebutuhan air bakunya. Oleh karena itu, diperlukan strategi perencanaan
agar kebutuhan air di masa depan dapat terjamin, salah satunya adalah dengan
menambah sumber air. Di Kota Pekalongan, potensi sumber air yang ada yaitu berupa
air permukaan (sungai). Saat ini Kota Pekalongan belum dapat memenuhi standar
MDGs yaitu 80% ketercakupan pelayanan air bersih/minum. Namun, dengan
dibangunnya tambahan sambungan atau Instalasi Pengolahan Air yang bersumber dari
Sungai Kupang dan Sungai Boyo, diharapkan sistem pengelolaan air bersih/minum di
Kota Pekalongan dapat berkembang sehingga memenuhi seluruh kebutuhan penduduk.
Keterbatasan sumber air baku membuat Pemerinta Kota Pekalongan tidak melakukan
program pengembangan air bersih non-PDAM Berikut pada gambar ini merupakan skenario
pelayanan air bersih Kota Pekalongan

2.5. Saran

1. Sebaiknya Pemerintah Kota Pekalongan juga melakukan program pengembangan air


bersih non-PDAM.

2. Perlu dilakukan studi geohidrologi dan uji kelayakan serta pengusahaan pemanfaatan
sumber-sumber air di Kota Pekalongan.
DAFTAR PUSTAKA

 Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan


Air Minum

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan


Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

 Kota Pekalongan Dalam Angka

 BPS Kota Pekalongan

 Buku Pedoman Fasilitasi Kemitraan Operator Air

 Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 3 yang diterbitkan Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai