Dosen Pengampu:
Penyusun:
17/410106/TK/45463
PENDAHULUAN
Pekalongan adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang berbatasan dengan Laut Jawa
di utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat.
Letak astronomis Kota Pekalongan membentang antara 6º50’42”–6º55’44” LS dan
109º37’55”–109º42’19” BT. Seluruh Kota Pekalongan merupakan daerah datar, tidak ada
daerah dengan kemiringan yang curam. Karena beriklim tropis, Kota Pekalongan memiliki
rata-rata curah hujan berkisar antara 40 mm - 300 mm per bulan, dengan jumlah hari hujan 120
hari. Keadaan suhu rata-rata di Kota Pekalongan dari tahun ke tahun tidak banyak berubah,
berkisar antara 17º-35 °C.
Dengan luas wilayah sebesar 4.525 Ha atau 45,25 km², Kota Pekalongan terbagi
menjadi 4 kecamatan dan 27 kelurahan. Kecamatan paling luas adalah Pekalongan Utara
sekitar 33% dari luas Kota Pekalongan (1.488 Ha) dan kecamatan paling kecil adalah
Pekalongan Timur sekitar 21% dari Kota Pekalongan (952 Ha).
Tabel 1.1 - Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk
menurut Kecamatan di Kota Pekalongan Tahun 2016
Kota Pekalongan berlokasi di kawasan pesisir utara Pulau Jawa dan merupakan salah
satu simpul strategis jalur pantai utara (pantura) Pulau Jawa, tepatnya di pertengahan jalur
antara Kota Jakarta dan Surabaya. Jarak Kota Pekalongan ke Jakarta adalah 384 km, sedangkan
jarak ke Surabaya adalah 409 km. Letak yang strategis tersebut menjadi alasan di balik majunya
perekonomian Kota Pekalongan di antara kota-kota lain di Jawa Tengah, terutama dalam
bidang industri, perikanan dan properti. Di bidang perikanan, Kota Pekalongan memiliki
sebuah pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa bernama Pelabuhan Perikanan Nusantara.
Pelabuhan ini kerap memfasilitasi pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari
berbagai daerah. Selain itu, di Kota Pekalongan banyak terdapat industri berskala mikro hingga
makro yang bergerak di bidang pengolahan hasil laut. Kemudian, maraknya pembangunan
gedung mid-rise di Kota Pekalongan mengindikasikan bahwa terdapat potensi pengembangan
properti yang menjanjikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kapasitas
Jenis Sumber Jumlah Lokasi
(liter/det)
Air Permukaan 1 37 Rogoselo Kab.
Pekalongan
Pengolahan Air 1 45 Cepagan Kab. Batang
Air Tanah Dalam 29 281 Wilayah Kab. Batang,
Kabupatan Pekalongan,
Kota Pekalongan
1. IPA Cepagan
2. Sumur Dalam
Dalam proses distribusi, Kota Pekalongan memiliki tingkat kehilangan air yang
cukup tinggi, yaitu sebesar 36,86% di tahun 2014. Kehilangan air atau NRW (Non-Revenue
Water) merupakan perbedaan yang tercatat atau selisih antara air yang di produksi dan
masuk ke dalam sistem dengan jumlah air yang tercatat pada meter pelanggan. Dengan
pengertian tersebut, hilangnya sejumlah air yang dapat terjadi karena keluar dari sistem
tanpa dipergunakan atau tidak tercatatnya penggunaan air karena berbagai sebab.
Jumlah
1 Penduduk 299,222 313,708 328,895 344,817 361,510
(Jiwa)
Cakupan
2 60 70 80 90 100
Layanan (%)
Penduduk
3 179,533 219,595 263,116 310,335 361,510
Terlayani (Jiwa)
Penduduk
Terlayani Dg
4 80 80 80 80 80
Sambungan
Rumah - Sr (%)
Penduduk
Terlayani Dg
5 Sambungan 143,627 175,676 210,493 248,268 289,208
Rumah - Sr
(Jiwa)
Jumlah Sr Yang
Harus
6 28,725 35,135 42,099 49,654 57,842
Dibutuhkan
(Unit)
Jumlah Sr Yang
7 Harus Dibangun - 6,410 6,963 7,555 8,188
(Unit)
Kebutuhan Air
8 Lewat Sr 21,543,984 26,351,444 31,573,882 37,240,210 43,381,167
(L/Hari)
Penduduk
Terlayani Dg
9 Sambungan 20 20 20 20 20
Rumah - Hu
(%)
Penduduk
Terlayani Dg
10 Sambungan 35,907 43,919 52,623 62,067 72,302
Rumah - Hu
(Jiwa)
Jumlah Hu
Yang
11 Dibutuhkan 359 439 526 621 723
(Unit) (1 Hu Utk
20 Kk)
Jumlah Hu
12 Yang Dibangun - 80 87 94 102
(Unit)
Kebutuhan Air
13 Lewat Hu 1,436,266 1,756,763 2,104,925 2,482,681 2,892,078
(L/Hari)
Total
Kebutuhan
14 22,980,250 28,108,207 33,678,808 39,722,891 46,273,245
Domestik
(L/Hari)
Total
Kebutuhan Non
15 Domestik 4,596,050 5,621,641 6,735,762 7,944,578 9,254,649
(L/Hari) 20%
dari Domestik
Total
16 Kebutuhan Air 27,576,300 33,729,849 40,414,569 47,667,469 55,527,894
(L/Hari)
Total
17 Kebutuhan Air 319.17 390.39 467.76 551.71 642.68
(L/Detik)
Tingkat
18 Kehilangan Air 35 33 31 29 27
(%)
Kebutuhan Air
19 431 519 613 712 816
Baku (L/Detik)
2.3. Rencana
2.3.1 Analisis Supply dan Demand
Sumber air baku existing yang digunakan untuk menyuplai
kebutuhan air wilayah PDAM mencapai 363 L/Detik, sedangkan kebutuhan
air baku Kota Pekalongan wilayah PDAM sampai dengan tahun 2037
membutuhkan 816 L/Detik. Sehingga, sumber air baku yang digunakan
PDAM saat ini masih belum mencukupi.
PENUTUP
2.4. Kesimpulan
Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi setiap penduduk yang menempati
suatu wilayah. Berdasarkan hasil analisis, sumber air di Kota Pekalongan belum bisa
mencukupi kebutuhan air bakunya. Oleh karena itu, diperlukan strategi perencanaan
agar kebutuhan air di masa depan dapat terjamin, salah satunya adalah dengan
menambah sumber air. Di Kota Pekalongan, potensi sumber air yang ada yaitu berupa
air permukaan (sungai). Saat ini Kota Pekalongan belum dapat memenuhi standar
MDGs yaitu 80% ketercakupan pelayanan air bersih/minum. Namun, dengan
dibangunnya tambahan sambungan atau Instalasi Pengolahan Air yang bersumber dari
Sungai Kupang dan Sungai Boyo, diharapkan sistem pengelolaan air bersih/minum di
Kota Pekalongan dapat berkembang sehingga memenuhi seluruh kebutuhan penduduk.
Keterbatasan sumber air baku membuat Pemerinta Kota Pekalongan tidak melakukan
program pengembangan air bersih non-PDAM Berikut pada gambar ini merupakan skenario
pelayanan air bersih Kota Pekalongan
2.5. Saran
2. Perlu dilakukan studi geohidrologi dan uji kelayakan serta pengusahaan pemanfaatan
sumber-sumber air di Kota Pekalongan.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 3 yang diterbitkan Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro