Anda di halaman 1dari 87

FOTOGRAMETRI

Sejarah Fotogrametri
Pengertian Fotogrametri menurut beberapa
Ahli...
menurut Thomas M. Lillesand & Kiefer Ralph,
Fotogrametri adalah ilmu, seni, dan teknologi untuk
memperoleh ukuran terpercaya dari foto dan peta dari foto
menurut Paul R. Wolf, Fotogrametri adalah seni, ilmu, dan
teknologi untuk memperoleh informasi terpercaya tentang
obyek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman,
pengukuran, dan interpretasi gambaran fotografik dan pola
radiasi energi elektromagnetik yang terekam
menurut Ligterink G. H., Fotogrametri adalah suatu
kegiatan dimana aspek-aspek geometrik dan foto udara,
seperti sudut, jarak, koordinat, dan sebagainya merupakan
faktor utama
Pengertian Fotogrametri
Seni, ilmu dan teknologi untuk memperoleh
informasi terpercaya tentang objek fisik dan
lingkungan melalui proses perekaman,
pengukuran, dan interpretasi gambaran
fotografik, dan pola radiasi tenaga
elektromagnetik yang terekam.
Definisi Fotogrametri
Foto Udara Adalah hasil
pemotretan suatu
daerah dari ketinggian
tertentu, dalam ruang
lingkup atmosfer
menggunakan kamera
Foto Udara
Fotografi

Ruang Gambar  Membalikkan proses fotografi

Pusat Perspektif  Merekonstruksi ruang objek dari foto

 Informasi 3D berasal dari foto 2D

Ruang Objek
Stereo Fotografi (Pertampalan)

Tampak samping ketika Tampak depan/belakang


terbang ketika terbang
Stereo Fotografi
Pertampalan pada foto udara berupa
pertampalan depan belakng
(overlap) dan pertampalan samping
(sidelap). Foto Udara dapat
digunakan untuk mengukur beda
tinggi dan tinggi obyek bila
diketahui tinggi salah satu titik yang
tergambar pada foto. Disamping itu
juga dapat diukur sebuah lereng.
Perwujudan tiga dimensi
memungkinkan penggunaan foto
udara untuk membuat peta kontur.
Stereo Fotografi
Stereo Fotografi
Pertampalan foto merupakan gabungan dari dua foto atau lebih yang saling
bertampalan dan membentuk paduan gambar yang berkesinambungan. Pertampalan foto
kedepan (overlap) antara dua foto yang berurutan sebesar 60% dengan toleransi 5%,
sedangkan pertampalan foto ke samping (sidelap) pada jalur terbang yang berdampingan
sebesar 30% dengan toleransi 5% untuk tinggi terbang lebih dari 1500 m dan toleransi 10%
untuk tinggi terbang kurang dari 1500m (Bakosurtanal, 2001)
Satu blok jalur terbang memiliki beberapa jalur. Jarak antara jalur terbang dapat dicari
dengan Rumus :

Sedangkan jarak antar foto dalam satu jalur (basis udara) dihitung dengan Rumus :
Aplikasi fotogrametri
Pengintaian

Produk peta topografi

DEM

Fotogrametri jarak dekat


Pengintaian
Pengintaian
Peta Garis
Peta Manajemen Sumber Daya
Peta Topografi
DEM
Tampilan Peta 3D
Manfaat Fotogrametri Jarak Dekat
Kepresisian survei dari gedung dan objek teknik

Dokumen sejarah bangunan atau gedung

Aplikasi medis

Peta penunjuk jalan dan objek sekitar


Foto vs Peta

Foto Peta
Gambar vs peta
Gambar memiliki properti sebagai berikut
proyeksi perspektif
skala tidak seragam
Belum tergeneralisasi
Tidak selektif
Informasi ketinggian belum terkoreksi
Di sisi lain, peta memiliki karateristik
Proyeksi ortogonal
Memiliki skala yang seragam
Disajikan secara selektif
Hasil proses generalisasi
Memiliki ketinggian yang teliti karena telah dilakukan koreksi
Citra foto di dapat melalui
perekaman objek mengunakan
kamera maupun satelit, sedangkan
peta merupakan gambaran ulang
dari citra yang di olah kembali
menggunakan software atau
gambaran permukaan bumi yang di
buat tanpa menggunakan citra
Tampilan Objek dari Hasil Jenis Foto Udara

Proyeksi Perspektif Proyeksi Orthogonal


Sudut Pengambilan Gambar/Objek
Hasil Penangkapan Foto antara Perspektif
dengan Ortogonal
Contoh perspektif dan ortogonal pada
penggabungan data dengan peta garis
Proses Terbentuknya Peta dari Pemotretan
Bagaimana bisa terlihat 3D dari 2D?
Persyaratan
Memiliki objek yang sama pada 2 foto
Posisi harus sejajar atau bertampalan
Untuk melihat tampilan 3D penglihatan fokus pada
objek yang sama
Pergerakan Pesawat ketika Memotret agar
saling bertampalan
Foto Udara Hasil Pemotretan yang saling
Bertampalan
Konsep Dasar Fotogrametri
Triangulasi
adalah bagian kegiatan dalam pemetaan fotogrametri
dengan cara mengukur titik-titik minor foto, kemudian
ditranformasi ke titik referensi (titik kontrol tanah). Triangulasi
merupakan metode penentuan titik kontrol dengan cara
melakukan pengukuran koordinat foto atau koordinat model
yang selanjutnya diproses dengan perhitungan perataan,
sehingga dapat diperoleh koordinat maupun elevasi tanah
dengan ketelitian yang memenuhi persyaratan teknik untuk
keperluan pemetaan fotogrametri.Triangulasi dapat
dilaksanakan dalam waktu yang singkat dan biaya yang lebih
murah dibandingkan dengan metode konvensional yang
dilakukan secara terestris dilapangan.
Tujuan Triangulasi
Tujuan triangulasi udara adalah untuk
memperbanyak pengadaan titik kontrol. Titik-titik
kontrol yang diperoleh dari triangulasi udara untuk
keperluan pemetaan disebut titik kontrol minor.
Pekerjaan triangulasi udara perlu dilakukan
pengambilan data koordinat sesuai dengan metode yang
digunakan.
Metode Triangulasi
Berdasarkan cara pengukuran dan alat yang digunakan, triangulasi fotogrametri dapat dibagi
dalam dua kelompok utama, yaitu :
Triangulasi radial. Triangulasi radial hanya meliputi penentuan koordinat planimetris ( X,
Y ). Triangulasi radial dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
Slotted templet
Triangulasi radial cara grafis
Triangulasi radial cara analitis
Triangulasi udara. Triangulasi udara selain untuk menentukan koordinat titik kontrol
planimetris juga dapat untuk menentukan titik kontrol vertikal ( Z ). Triangulasi udara
dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
Aeropoligon dengan data input berupa koordinat strip
Triangulasi Model Bebas ( Independent Model Triangulation ), data input berupa
koordinat model.
Triangulasi metode berkas sinar ( Bundle Adjustment ), data input berupa koordinat foto.

Pengambilan data koordinat untuk keperluan triangulasi dapat dilakukan dengan tiga cara
Pengambilan data koordinat untuk keperluan
triangulasidapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
Pengadaan data koordinat strip
Pengadaan data koordinat strip antara lain dapat dilakukan dengan
menggunakan alat multiplex. Data hasil pengamatan berupa data koordinat strip.
Strip adalah gabungan dari beberapa foto udara yang saling overlap  antara satu
foto dengan foto berikutnya. Untuk menggabungkan foto udara tersebut
dilakukan dengan mengidentifikasi obyek yang sama antara dua foto udara yang
berurutan, selanjutnya kedua foto udara tersebut disambungkan pada obyek yang
sama, sehingga antara satu foto dengan foto berikutnya menjadi mosaik foto
udara. Dengan cara yang sama dilakukan penyambungan foto berikutnya,
sehingga akan membentuk satu strip memanjang dari foto udara dalam satu jalur
penerbangan.
Pengambilan data koordinat untuk keperluan
triangulasidapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
Pengadaan data koordinat model
Pengadaan data koordinat model dapat dilakukan dengan dua cara
sebagai berikut  :
a.       Dengan menggunakan alat stereo plotter. Hasil pengukuran
dengan stereo plotter adalah koordinat model dengan sistem koordinat
yang independent (bebas).
b.      Dengan menggunakan Komparator Hasil ukuran dengan alat
komparator adalah data koordinat komparator. Data koordinat
komparator ini terlebih dahulu diubah ke sistem koordinat foto
dengan software tertentu. Selanjutnya data koordinat foto ini
ditransformasikan ke sistem koordinat model dengan suatu program yang
disebut Digital Relative Orientation ( DRO ).
Pengambilan data koordinat untuk keperluan
triangulasidapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
Pengadaan data koordinat foto
Pengadaan data koordinat foto dilakukan dengan menggunakan alat
komparator. Hasil pengukuran dengan komparator ini berupa koordinat
komparator yang selanjutnya diubah ke sistem koordinat foto.
Jenis Foto Udara berdasarkan Sudut
Pemotretran
...
Foto udara vertikal/tegak

sumbu kamera tegak lurus dengan pusat obyek yang


direkam. Titik tembus sumbu kamera pada foto udara
vertikal di peroleh perpotongan garis yang ditarik dari
tanda fiducial yang terletak di pinggir maupun sudut
foto udara dan disebut dengan titik prinsipal
...
Foto udara Oblique (miring)
Foto udara condong di buat dengan kamera menyudut
terhadap garis tegak lurus di permukaan bumi
...
Foto Udara High Oblique (miring ekstrem)
Foto yang di buat dengan kamera menyudut sangat
besar sehingga daerah yang terpotret memperlihatkan
cakrawala
Keuntungan Foto Vertikal atau Tegak
Skala foto vertikal kira-kira selalu tetap dibandingkan
dengan skala foto condong
Foto udara vertikal dapat digunakan sebagai pengganti
peta
Foto udara vertikal atau tegak mudah untuk dilakukan
interpretasi atau mudah dipahami, di karenakan skala dan
obyek-obyeknya tetap
Keuntungan Foto Udara Condong atau
Miring
Foto udara condong meliputi kawasan yang lebih luas
Jika hasil foto udara tegak terhalang oleh awan maka dapat
di lakukan dengan pemotertan condong atau dapat
dilakukan analisis dari hasil foto condong
Obyek yang terhalang atau tersembunyi dari atas dapat
terlihat dari foto udara condong
Dari hasil foto udara condong dapat digunakan untuk peta
3D dan menghitung ketinggian dari sebuah bangunan
maupun vegetasi
Rotasi Sudut
Data Dalam Fotogrametri
Data Metrik
Bersifat kuantitatif, di tunjukkan dengan nilai angka hasil pengukuran dari
foto udara.
Contoh : jarak, sudut, dan dapat diwujudkan dalam bentuk peta
Data Non Metrik
Bersifat kualitatif, merupakan mutu atau perbandingan unsur obyek pada foto
udara sebagai penunjang pembuatan peta.
Contoh : obyek alami dan obyek buatan
GSD (Ground Sampling Distance)
Resolusi spasial merupakan ukuran terkecil dari suatu obyek yang dapat
direkam oleh kamera. Resolusi spasial dalam kamera ditunjukkan dengan nilai
GSD atau Ground Sampling Distance yaitu jarak di atas tanah yang diwakili setiap
piksel pada foto udara. Semakin kecil ukuran sebuah piksel maka semakin halus
gambar yang dihasilkan. GSD dapat dihitung dengan Rumus :
Rektifikasi
Rektifikasi adalah suatu proses pekerjaan untuk memproyeksikan
citra yang ada ke bidang datar dan menjadikan bentuk konform
(sebangun) dengan sistem proyeksi peta yang digunakan, juga
terkadang mengorientasikan citra sehingga mempunyai arah yang
benar. Untuk keperluan rektifikasi, dibutuhkan beberapa koordinat
titik kontrol lapangan sebagai bagian dari titik sekutu. Koordinat
titik kontrol lapangan ini dapat diperoleh dari pengukuran langsung
di lapangan dengan GPS atau interpolasi dari peta dasar yang sudah
ada. Untuk keperluan rektifikasi citra satelit, dibutuhkan beberapa
koordinat titik kontrol lapangan sebagai bagian dari titik sekutu.
Koordinat titik kontrol lapangan ini dapat diperoleh dari
pengukuran langsung di lapangan dengan GPS atau interpolasi dari
peta dasar yang sudah ada.
Alasan untuk melakukan Rektifikasi
1. Untuk perbandingan sebuah pixel dalam beberapa aplikasi seperti
perubahan yang terjadi atau pemetaan kelembaman panas
2. Untuk membangun basis data sebuah pemodelan SIG
3. Untuk identifikasi sampel yang mengacu pada koordinat peta
4. Untuk membuat peta foto yang berskala tepat
5. Untuk keperluan tumpang susun (overlay) sebuah citra dengan data
vektor
6. Untuk membandingan sebuah citra dalam berbagai skala
7. Untuk meningkatkan ketepatan hitungan jarak dan luas pada citra
8. Untuk membuat mosaik citra
9. Berbagai aplikasi lain yang membutuhkan identifikasi sebuah lokasi
geografis secara teliti.
Tahap-tahap Rektifikasi
Memilih titik kontrol lapangan (Ground control point). GCP tersebut sedapat
mungkin adalah titik-titik atau obyek yang tidak mudah berubah dalam jangka
waktu lama misalnya belokan jalan, tugu di persimpangan jalan dan atau
sudut-sudut gedung (bangunan). Hindari menggunakan belokan sungai atau
delta sungai karena mudah berubah dalam jangka waktu tertentu. GCP juga
harus tersebar merata pada citra yang akan dikoreksi.
Membuat persamaan transformasi yang digunakan untuk melakukan
interpolasi spasial. Persamaan ini umumnya berupa persamaan polinomial
baik orde 1,2 maupun 3. Ordo I disebut juga Affine Transformation (diperlukan
minimal 3 GCP). Sedangkan Ordo II memerlukan minimal 6 GCP dan Ordo III
memerlukan minimal 10 GCP
Menghitung kesalahan (RMSE, root mean squared error) dari GCP yang
terpilih. Umumnya tidak boleh lebih besar dari 0,5 piksel.
Melakukan interpolasi intensitas (nilai kecerahan)
Klasifikasi point
Point dapat diklasifikasikan menurut :
Bagaimana muncul dalam citra
Target alami
Target yang ditandai
Point buatan
• Peran dalam penyesuaian
 Control point
 Check point
 Tie point
Titik Alami
Titik Buatan
Titik Teridentifikasi
Titik Teridentifikasi
Apa itu control point
titik yang koordinat dasarnya tersedia dari
pengukuran geodetik (mis. GPS).
Mereka digunakan untuk mendefinisikan datum
selama bundel pengaturan.
• Asal (tiga parameter),
• Orientasi dalam ruang (tiga parameter), dan
• Skala (satu parameter).
Diperlukan minimal tiga titik kontrol tanah untuk
mendefinisikan datum.
Tie point
Fungsi mereka adalah untuk menyatukan gambar
yang tumpang tindih.
Mereka harus didefinisikan dengan baik dalam
gambar.
Koordinat ground mereka ditentukan melalui
penyesuaian fotogrametri.
Check point
Poin yang koordinat dasarnya tersedia dari
pengukuran geodetik.
Dalam penyesuaian fotogrametri, mereka digunakan
sebagai dasi poin.
Dengan membandingkan fotogrametri dan geodetik
Koordinat, seseorang dapat memeriksa kualitas
penyesuaian fotogrametri.
Triangulasi
Merupakan bagian kegiatan dalam pemetaan fotogrametri dengan
cara mengukur titik-titik minor foto, kemudian ditranformasi ke titik
referensi (titik kontrol tanah).

Tujuan triangulasi udara adalah untuk memperbanyak pengadaan


titik kontrol. Titik-titik kontrol yang diperoleh dari triangulasi udara
untuk keperluan pemetaan disebut titik kontrol minor.

Berdasarkan cara pengukuran dan alat yang digunakan, triangulasi


fotogrametri dapat dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu :
Triangulasi radial (untuk menentukan koordinat X dan Y)
Triangulasi udara (bisa untuk menentukan koordinat Z)
Penentuan Skala Foto Udara
Skala merupakan perbandingan antara 2 titik pada foto
udara dan jarak 2 titik secara mendatar di lapangan. Untuk
mengetahui skala foto udara maka perlu diamati mengenai
beberapa keterangan.
Keterangan yang perlu diketahui diantaranya adalah
panjang fokus berbanding dengan jarak kamera dengan
obyek, panjang film berbanding dengan jarak datar di foto.
Oleh karena itu skala di peroleh dari perbandingan jarak di
foto dan jarak datar di lapangan.
Rumus Perhitungan Skala Foto Udara
S
S = skala
d = jarak pada peta/foto
D = jarak di lapangan
𝑑1
𝑆1 = × 𝑆 2
𝑑2
Produk Fotogrametri
...
...
...
Macam-macam kamera dalam fotogrametri
Small format : DSLR (non metrik)
Medium format : RCD (metrik)
Large format : DMC (metrik)
Belajar Memotret
http://www.canonoutsideofauto.ca/play/
PROSES PHOTOGRAMETRY
• CAM CAL INTERIOR
RAW • IMAGE ORIENTATION
DOWNLOAD
DATA • GPS
• IMU
EXTERIOR
ORIENTATION
STEREO IMAGE BLOCK
MODEL ADJUSTMENT

AERIAL
TRIANGULATION
FOTOMOSAIC ORTHOMOSAIC DEM (AT)

DIGITASI 2D

PETA SITUASI

DIGITASI 3D
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai