Disusun oleh:
KELOMPOK 5
FOTOGRAMETRI DASAR B
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkah serta karuniaNya sehingga kami dapat melaksanakan praktikum dan
menyelesaikan Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar dengan baik. Laporan ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Fotogrametri Dasar. Laporan ini kami susun denan sebaik
mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang sebenarnya.
Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa selama proses penyusunan laporan ini banyak mendapat bantuan
berupa masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr-Ing. Ir. Teguh Hariyanto, M.Sc. selaku dosen pengampu mata kuliah
Fotogrametri Dasar.
2. Ibu Cherie Bhekti Pribadi, ST., MT. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Fotogrametri Dasar (asistensi).
3. Teman-teman mahasiswa di Departemen Teknik Geomatika ITS Surabaya, serta
seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami sadari bahwa laporan ini jauh dari kata semourna karena masih banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun teknik penulisannya. Oleh karena itu, kami selaku
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, termasuk penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Maksud dan Tujuan...............................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
LANDASAN TEORI............................................................................................................................5
2.1 Foto Udara.............................................................................................................................5
2.2 Foto Udara Vertikal...............................................................................................................5
2.3 Panjang Fokus Kamera..........................................................................................................6
2.4 Skala Foto Udara...................................................................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................9
PELAKSANAAN..................................................................................................................................9
3.1 Alat dan Bahan......................................................................................................................9
3.2 Tempat dan Waktu Praktikum...............................................................................................9
3.3 Petunjuk Praktikum................................................................................................................9
BAB IV...............................................................................................................................................11
HASIL DAN ANALISA.....................................................................................................................11
4.1 Hasil Pengukuran Obyek Pada Foto Udara..........................................................................11
4.2 Hasil Pengukuran Obyek Di Lapangan................................................................................11
4.3 Hasil Perhitungan Skala Aktual Foto Udara........................................................................11
4.4 Hasil Perhitungan Skala Teoritik Foto Udara......................................................................12
BAB V.................................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................13
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13
5.2 Saran....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14
DOKUMENTASI KEGIATAN...........................................................................................................15
Di Kelas...........................................................................................................................................15
Di Lapangan....................................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk memetakan daerah seluas (± 185 ha) penggunaan teknologi foto udara
merupakan pilihan yang tepat. Karena jika dibandingkan dengan pengukuran terestris
secara langsung pengggunaan teknologi ini membutuhkan waktu yang relative lebih
singkat, biaya yang relative lebih murah dan memiliki ketilitian yang cukup. Wahana
yang digunakan dapat berupa Unmanned Aerial Vehicle (UAV), pesawat terbang, drone
dll. Metode ini menggunakan titik control yang ada di tanah. (GCP) yang diperoleh
dengan menggunakan GPS Geodetic. Dibutuhkan kamera resolusi tinggi dan distorsi
lensa yang kecil untuk dapat memenuhi toleransi pemetaan metode foto udara. Pada
umumnya menggunakan kamera dengan format besar yaitu memiliki skala vertical
sebesar 1 : 1000 dari tinggi terbangnya. Hasil dari pemetaan ini yaitu menghasilkan foto
udara yang telah memiliki koordinat yang sesuai dengan koordinat UTM. Dalam foto
tersebut memiliki sebuah skala foto.
Skala foto adalah perbandingan Panjang focus dengan ketingian terbang wahana.
Pada praktikum ini membuktikan skala foto udara secara teori dengan cara mengukur
jarak yang ada di foto dengan jarak yang ada di lapangan pada objek yang yang sama
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Foto Udara
Foto Udara adalah hasil pemotretan suatu daerah dari ketinggian tertentu, dalam
ruang lingkup atmosfer menggunakan kamera. Misalnya pemotretan menggunakan
pesawat terbang, heikopter, balon udara, drone/UAV, dan wahana lainnnya.
Keuntungannya, penggunaan foto udara menghasilkan gambar/citra yang lebih detail
(resolusi sekitar 15cm), tidak terkendala awan, karena pengoperasiaannya pada
ketinggian di bawah awan. Kelemahannya, foto udara terdiri dari kumpulan scene kecil
yang banyak, terlebih lagi untuk pemotretan dengan area yang sangat luas.
Pengoperasian foto udara juga sangat tergantung dari cuaca, seperti faktor angin.
Misalnya untuk penggunaan UAV, hasil foto udara kurang bagus jika tiupan angin
terlalu kencang, karena hasil pemotretan kurang stabil. Kelemahan yang lain, foto udara
harus dibarengi dengan pengambilan GCP (Ground Control Point di Lapangan) untuk
melakukan korekasi geometrik (orthorectification), karena kalau tidak, bisa dipastikan
keakuratan geometrik akan sangat rendah. Dari segi biaya, foto udara jauh lebih mahal
jika dibandingkan dengan citra satelit, karena banyak hal yang diperlukan, seperti biaya
operasional pesawat, izin penerbangan (misal untuk pesawat terbang, helikopter), biaya
personil ke lapangan (pengambilan titik koordiant GCP ataupun pengoperasion
pesawat), dan lain-lain.
5
2.3 Panjang Fokus Kamera
Panjang fokus sebuah lensa diartikan sebagai jarak dari titik utama sekunder ke titik
fokus belakang ketika fokus ditetapkan ke tak terhingga. Titik utama sekunder adalah satu
dari “titik kardinal” yang digunakan sebagai titik acuan pada lensa optik (titik fokus
depan dan belakang, titik nodal primer dan sekunder, dan titik utama primer dan
sekunder). Tidak ada lokasi yang telah ditetapkan untuk titik utama sekunder pada lensa
compound bisa di salah satu tempat pada laras lensa atau titik tertentu di luar laras,
tergantung desain lensa—jadi tidak ada cara mudah untuk mengukur sendiri panjang
fokus sebuah lensa secara akurat.
Dengan fokus yang panjang, objek latar depan dan latar belakang sering terlihat
lebih dekat di dalam gambar akhir. Efek ini kadang-kadang disebut “kompresi telefoto”,
meski hal ini tidak benar-benar disebabkan oleh lensa itu sendiri. Yang sebenarnya terjadi
adalah bahwa ketika menggunakan lensa tele, Anda harus menjauh dari subjek. Jadi,
terkait dengan jarak dari kamera ke subjek latar depan dan latar belakang, keduanya
sebenarnya lebih berdekatan. Cara lain untuk menyatakannya adalah bahwa karena objek
latar depan dan latar belakang sama-sama berada pada jarak yang cukup jauh dari kamera,
ukuran relatif keduanya dalam gambar akhir akan lebih dekat daripada yang sebenarnya.
Ketika mengambil gambar dengan lensa sudut lebar, biasanya Anda perlu mendekat ke
subjek latar depan agar subjek terlihat cukup besar di dalam bingkai, ini lah yang
membuat objek yang jauh terlihat lebih kecil. Perbedaan dalam perspektif nyata biasanya
merupakan akibat dari jarak Anda dengan subjek.
Dalam foto udara panjang fokus kamera memiliki fungsi sebagai perbandingan
untuk menentuka skala pada peta foto udara dengan jarak sebenarny. Skala pada sebuah
foto udara merupakan perbandingan antara jarak dua titik pada foto udara dan jarak dua
titik secara mendatar di lapangan. Dalam sebuah foto udara, untuk mengetahui skala foto
maka perlu diamati keterangan yang terdapat pada tepi foto udara.
6
Sama halnya dengan skala pada peta, penyebutan skala pada foto juga dikenal
adanya skala besar dan skala kecil. Foto yang berskala besar adalah foto yang memiliki
skala 1:10.000 Karena foto ini menunjukkan ketampakan medan yang ukurannya lebih
besar dan relatif dapat diperinci. Bandingkan dengan foto udara berskala 1:50.000
menampilkan isi seluruh kota akan menunjukkan ketampakan yang ukurannya lebih kecil
dan kurang rinci. Cara yang paling mudah untuk menentukan apakah sebuah foto udara
termasuk ke dalam skala besar atau skala kecil adalah Anda harus mengingat bahwa
objek yang sama tampak lebih kecil pada foto udara yang skalanya lebih kecil
dibandingkan foto yang skalanya lebih besar. Untuk menghitung skala sebuah foto udara
dapat menggunakan rumus berikut:
f
S=
H−h
Keterangan:
S = Skala Foto Udara
F = Panjang Fokus
H = Tinggi Wahana
h = Tinggi Objek
Jika dalam sebuah foto udara tidak tercantum ketinggian terbang, maka perhitungan
skala dapat dilakukan dengan cara membandingkan jarak di foto udara dengan jarak di
lapangan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
jf
S=
jl
Keterangan:
S = Skala foto udara
Jf = Jarak di foto
Jl = Jarak di lapangan
a. Skala Aktual
Skala aktual merupakan skala yang sebenarnya dari perhitungan jarak pada peta
foto dengan jarak sebenarnya. Skala ini biasa digunakan pada perbandingan untuk
menentukan ukuran sebenarnya dengan ukuran pada peta. Skala aktual didapat
7
dengan pengukuran dan pengambilan bentuk peta secara langsung dilapangan. Pada
dasarnya skala aktual memiliki perhitungan skala seperti biasa, dengan hitungan yang
didapat adalah panjang fokus, tinggi wahana, dan tinggi objek.
f
S=
H−h
b. Skala Teoritik
8
BAB III
PELAKSANAAN
9
foto udara hingga dilakukannya praktikum untuk diukur di lapangan dan
dianalisa.
6. Mengukur 5 objek pada foto udara yang dipilih secara bergantian untuk setiap
anggota kelompok
10
BAB IV
11
f 152.12 1 1
S= = = ≈
h 850000 5587.694 5000
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Proses pengkajian foto udara dan citra dengan mengidentifikasi objek dan
menilai arti pentingnya objek tersebut di sebut Interpretasi Foto Udara. Ada tiga
hal penting yang diperlukan dalam proses interpretasi yaitu deteksi, interpretasi
dan analisis.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, skala aktual memiliki nilai
yang hampir sama atau mendekati dengan skala foto. Namun masih ada selisih
nilai antara skala aktial dan skala foto karena berbagai gangguan dan kesalahan
dalam melakukan penaksiran pada pengukuran dipeta maupun pengukuran
langsung dilapangan.
5.2 Saran
Dalam praktikum Pembuktian Skala Foto Udara perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Dalam penaksiran ukuran objek pada peta harus dilakukan dengan sangat teliti
mengingat dimensi ukuran foto udara yang kecil dan usahakan mengunakan
alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Pada praktikum ini
digunakan alat ukur yang memiliki ketelitian 1 mm sehingga cukup teliti jika
penaksiranna benar.
2. Dalam proses pengukuran skala aktual dilapangan, pita ukur haruslah dalam
keadaan yang benar-benar lurus dan dalam posisi yang datar horizontal agar
tidak terjadi kesalahan pengukuran yang besar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Wolf, Paul R. 1983 Elemen Fotogrametri Dengan Interprentasi Foto Udara dan
Pengindraan Jauh, Edisi Kedua. Yogyakarta : GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS
https://www.academia.edu/36541514/Makalah_fotogrametri
https://www.scribd.com/doc/308332914/LAPORAN-FOTOGRAMETRI-DASAR
http://prodi1.stpn.ac.id/wp-content/uploads/2016/12/Modul-Fotogrametri-dan-
Penginderaan-Jauh.pdf
14
DOKUMENTASI KEGIATAN
Di Kelas
Di Lapangan
15
LAMPIRAN
16