Anda di halaman 1dari 53

TUGAS UAS FOTOGRAMETRI 2

PROPOSAL PERENCANAAN PROYEK FOTOGRAMETRI

Oleh :
Widi Wardiana Syahrizal
4122.3.13.13.0038
DOSEN :
RIA OKTARIANI, ST

PROGRAM STUDI S1
JURUSAN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
BANDUNG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan
Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah untuk memenuhi nilai
ujian akhir semester tentang perencanaan proyek fotogrametri yg telah dibimbing oleh dosen Ibu.
Ria Oktariani,ST. Sehingga makalah ini dapat saya selesaikan dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.
Harapan saya semoga hasil makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca serta saya khususnya, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini untuk kedepannya supaya lebih baik lagi.
Hasil dari makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan dari makalah ini.

Bandung, 19 Januari 2015


Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Bagi perusahaan yang besar dan instansi pemerintah yang berkaitan erat dengan aspek spasial
dan keruangan seperti Bappeda, Dinas pekerjaan umum, Dinas tata ruang, Dinas pertambangan,
Pertanian, Perkebunan, dan lain-lain, gambaran obyektif mengenai wilayah properti perusahaan,
gambaran objektif detail nyata permukaan bumi sangat penting terutama untuk perencanaan,
pembangunan dan pengembangan kawasan. Karena itu informasi sektoral yang lengkap, akurat,
dan komperehensif sangat bermanfaat bagi manajemen Instansi untuk dapat mengambil
keputusan berdasarkan kondisi aktual di lapangan.
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, saat ini pemanfaatan pesawat surface
model, dan kontur. Kelebihan metode ini antara lain adalah efisiensi waktu pelaksanaan
pekerjaan, karena dapat menjangkau wilayah yang luas dalam waktu yang singkat dibandingkan
dengan survei topografi terestris. Pemotretan dengan metode UAV ini dengan dengan cuaca yang
baik (Tidak ada hambatan yang ekstrim mengenai angin dan hujan) dapat menjangkau 1000 Ha
per hari.
Faktor-faktor penentu dalam pemilihan metode survei, apakah akan menggunakan survei
terestris maupun survei foto udara merupakan faktor-faktor yang menjadi urgensi akan
kebutuhan data yang harus terpenuhi baik pada aspek kelayakan secara teknis, ekonomis maupun
lingkungan.
Faktor-faktor yang hendaknya dipertimbangkan dalam memutuskan untuk memanfaatkan
survei foto udara format kecil ini antara lain : produk / data utama yang dibutuhkan, ketelitian
data yang disyaratkan, kondisi lapangan terutama jenis vegetasi dan tutupan lahan yang ada. Jadi,
pihak pengambil keputusan hendaknya mengetahui dan mempertimbangkan faktor urgensi,
kemanfaatan dan efisiensi.

1.2

Nama Kegiatan

Pekerjaan foto udara format kecil dan pemanfaatannya di bidang pemetaan untuk
perencanaan, pembangunan, dan pengembangan dengan memanfaatkan wahana tanpa awak UAV
airplane dalam small format.
1.3

Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pekerjaan ini adalah melakukan pemetaan foto udara dengan UAV untuk
kawasan yang akan dipetakan untuk keperluan perencanaan,pengembangan,dan pembangunan.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan Peta orthophoto, Digital Surface Model,
Peta kontur, dan elevasi permukaan tanah pada kawasan tersebut.

BAB II METODOLOGI

2.1

Wahana dan System

Peralatan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Unit UAV airplane


Camera digital
Dudukan kamera
Ground station
Gyro stabilation system IMU
Beberapa software dan hardware pendukung

Berikut contoh salah satu foto wahana dan system

Gambar2.1 UAV flying wing

2.2

Persiapan Pengambilan foto

Persiapan yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini meliputi :


a) Persiapan awal
1. Skenario pengambilan gambar meliputi AOI (area of interest), obyek pantau,
personel yang terlibat dengan otoritas yang jelas.
2. Mobilisasi peralatan,bahan,dan personil.
b) Persiapan Teknis
1. Persiapan peta dasar untuk orientasi lapangan dan perencanaan jalur terbang.
2. Pengumpulan data sekunder baik berupa laporan maupun peta dan data yang
berhubungan dengan survei lapangan maupun pengolahan data seperti peta lokasi
yang telah ada untuk orientasi lapangan dan data GPS.
3. Mempelajari kerangka acuan kerja (TOR) yang telah diberikan.
4. Membuat suatu peta rencana kerja pelaksanaan pekerjaan berdasarkan data-data
serta kerangka acuan kerja tersebut.
5. Perencanaan terbang, menentukan titik rencana terbang dan perencanaan tinggi
terbang.

2.3

Orientasi lapangan

Orientasi lapangan dimaksudkan untuk mengenali kondisi lapangan dan pertimbangan


rencana dan strategi pelaksanaan pekerjaan sehingga tercapai ektifitas dan efisiensi kerja.

2.4

Pembuatan dan Pemasangan Ground control point serta


pemasangan Premark

Ground control diperlukan untuk pengikatan posisi koordinat dan elevasi pada
pengolahan foto udara sedemikian sehingga diperoleh posisi dan elevasi data digital surface
model yang terkontrol. Sedangkan pemasangan premark pada posisi titik bor pada pekerjaan ini
digunakan untuk mendapatkan elevasi tanah pada posisi titik bor.

2.5

Pengambilan Foto

Perkembangan teknologi pesawat model saat ini telah sedemikian maju. Pesawat model
dengan dukungan SISTEM AUTOPILOT yaitu system terbang automatis dengan di program
untuk mengambil foto dari udara, sehingga dapat menghasilkan foto yang baik untuk selanjutnya
diproses dalam pengolahan data.

2.6

Lingkup Pekerjaan

Mengacu pada sasaran yang ingin dicapai dalam proyek ini, secara umum lingkup
pelaksanaan pekerjaan foto dan video udara digambarkan pada diagram di bawah ini.

PENENTUAN JALUR
TERBANG

INSTALL GCP DAN PREMARKSURVEY GCP, DAN FOTO


UDARA

IDENTIFIKASI HASIL
FOTO

Foto udara objek vertical

PEMILIHAN FOTO
TERBAIK

SOFTCOPY
PRINTOUT PETA FOTO DAN PETA
TOPOGRAFI

Contoh Hasil Foto Udara

1.

PENGOLAHAN ORTHOFOTO, MOZAIK DAN DIGITAL SURFACE MODEL (DSM) PEMBUTAN KONT

(Struktur Pelaksanaan Fotogrametri)

2.

Peta Foto atau Citra Orthofoto

3.

Digital Surface Model (DSM)

4.

Peta Kontur

5.

Foto 3D Objek

2.7

Prosedur pengamanan operasi

Survey dan foto dan video udara merupakan aktivitas strategis yang dapatdigunakan
untuk hal-hal yang bermuatan politik dan keamanan.Oleh karena itu,aktivitas ini mulai diatur dan
diawasi.Sampai saat ini memang belum ada otoritasi resmi yang ditunjuk pemerintah untuk
mengatur aktivitas ini.
2.8

Spesifikasi Foto Udara Format Kecil

Secara umum, foto mozaik yang dihasilkan merupakan foto udara vertical.Artinya,
setelah melalui pengolahan data/ rektifikasi dan titik kontrol, maka peta foto yang terbentuk telah
memiliki skala yang terkontrol pada seluruh areal petafoto tersebut. Sedangkan pengolahan foto
stereo akan tercipta model permukaandigital (Digital Surface Model).Model permukaan digital
(DSM) yang dihasilkan oleh pengolahan standarfoto udara format kecil merupakan permukaan
yang tampak pada foto. Maksudnyaadalah, apabila pada areal foto terdapat vegetasi/ tutupan
lahan lainnya, makaelevasi yang tersaji adalah elevasi dari permukaan atas vegetasi/ tutupan
lahanlainnya tersebut, sehingga elevasi dari permukaan tanah tidak tersaji.Hal inisekaligus
merupakan kelemahan dari pengolahan foto udara ini. Untukmeningkatkan kualitas kontur,
apabila dilakukan pengolahan lebih lanjut dandengan ditambahi survey identifikasi ketinggian
vegetasi/ tutupan lahan lainnya,maka elevasi permukaan tanah yang tertutup dibawahnya dapat
diinterpolasi/disajikan hingga mendekati elevasi permukaan tanah sebetulnya. Namun
padapekerjaan yang sedang ditawarkan ini, pengolahan lebih lanjut seperti tersebut.
diatas tidak termasuk dalam cakupan pekerjaan yang ditawarkan. Apabilakemudian
diperlukan dan dikehendaki pihak user, maka dengan sangat terbukadapat dilaksanakan pada
penawaran pekerjaan lanjutan.Wahana UAV mampu terbang di bawah awan pada saat
pemotretan udarauntuk menghindari ketertutupan awan di hasil foto udara. Terbang wahana
yangrelatif rendah sehingga mampu meningkatkan ground resolusi pada hasil mosaikorthofoto.
Ketepatan area pemotretan dengan wahana UAV dapat dipantauoperator dari ground control.
Kemudahan wahana UAV untuk take off ataulanding, tanpa perlu adanya landasan panjang.
Dengan memanfaatkan wahanaUAV mampu meminimalkan biaya operasional dalam kegiatan
foto udara.Resolusi citra peta foto secara horizontal yaitu antara 15 s.d 20 cm (jauhlebih detail

dari pada citra satelit quickbird : 60 cm); Sedangkan ketelitian vertikalyang dihasilkan dari
pengolahan foto stereo yaitu 0,5 s.d 3 meter.
2.9

Perkiraan Kebutuhan Waktu Foto Udara

Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan pemetaan foto udara small format ini relative
jauh lebih murah daripada penggunaan pesawat udara berawak.Unsur unsur biaya dalam
pelaksanaan foto udara ini antara lain: OperasionalUAV, Survey pengukuran Ground Control
Point.Dapat digambarkan, bahwa operasional UAV Plane satu kali penerbanganselama 1 jam
dapat menjangkau 300 hektar, dan ini dapat menjadi patokankemampuan/ kecepatan tim survey
per harinya. Ini dikarenakan bahwa waktupemotretan yang paling baik adalah antara pukul 10.00
s/d 14.00 WIB, denganasumsi bahwa bayang-bayang matahari tidak terlalu Nampak, di lain sisi,
bahwasetiap awal penerbangan, selalu dilakukan orientasi pesawat untuk penyesuaianarah dan
kecepatan angin serta penyesuaian kecepatan dan periode otomasipengambilan foto udara.
2.10 Pemanfaatan hasil pengolahan Foto Udara Format Kecil
Kebutuhan akan data spasial pada pekerjaan pertambangan sangat urgent.Mulai dari
survey pendahuluan, eksplorasi dan Operasi Produksi.Kebutuhan petatopografi dapat dikatakan
merupakan kebutuhan fital dalam operasional kegiatantambang.Kualitas peta yang digunakan
merupakan pangkal dari efektifitas danefisiensi pelaksanaan kegiatan pertambangan, yang
merupakan salah satu dasarperhitungan volume pekerjaan galian, timbunan, tata letak saranaprasarana sertaoperasional tambang.
Pemanfaatan foto udara secara rutin dapat diaplikasikan pada pekerjaanperhitungan
timbunan stock pile. Pada umumnya, bentuk timbunan stock piletidak beraturan, sehingga untuk
melakukan survey teristris dengan menggunakan teodolite atau total station masih akan
mengalami kesulitan dalam pengambilantitik titik pengukuran supaya perhitungan volume
mendekati ukuran yangsebenarnya. Dengan adanya teknologi foto udara dan metode yang tepat ~
fotoudara yang lebih teliti ~ (misalnya dengan menggunakan UAV multirotor mirip dengan
helicopter, plus total station untuk Control Point), maka pengambilan datasurvey dan
perhitungannya akan jauh lebih cepat, serta hasilnya akan lebih teliti.

Untuk kebutuhan identifikasi rona awal areal konsesi tambang sebelumterjadinya


perubahan bentang alam akibat kegiatan pertambangan, maka fotoudara dengan metode yang
telah dijelaskan diatas mempu memberikan gambaranyang real dan komprehensif terhadap
tutupan lahan dan bentuk bentang alamnya.Lebih lanjut lagi, pada masa reklamasi dan pasca
tambang, kegiatan pemantauanhasil masa tersebut dapat menggunakan metode foto udara,
sehingga dapat diperoleh data dengan cepat dan dapat mencakup wilayah yang luas.

2.11 Perencanaan

Perencanaan dilihat sebagai suatu alat atau cara untuk mencapai tujuan :
Adanya pengarahan kegiatan, pedoman pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian

tujuan.
Adanya perkiraan forecasting terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan.
Adanya potensi, prospek pengembangan, hambatan, resiko dan mengurangi

ketidakpastian seminim mungkin.


Adanya kesempatan untuk memilih alternatif dan kombinasi solusi.
Adanya skala prioritas terhadap tujuan, sasaran maupun kegiatan usaha.
Adanya suatu alat pengukur atau standar untuk pengawasan dan evaluasi.

2.11.1

Perencanaan dilihat dari aspek ekonomi

Penggunaan dan alokasi sumber-sumber daya yang terbatas secara lebih efisien

dan ekonomis.
Tuntutan perkembangan ekonomi yang pasti.
Menanggulangi stabilitas ekonomi

2.12 PERENCANAAN PROYEK SURVEY DAN PEMETAAN


Perencanaan adalah suatu kegiatan apapun jenisnya yang pada dasarnya adalah sama yakni
semua dilakukan dalam upaya mencapai suatu tujuan.
Suatuperencanaanharusdapatmenjawabpertanyaanmendasarseperti :

Bagaimana : cara/ metodologi yang digunakan,

Siapa : sumberdayapelaksana yang diperlukan,

Bilamana : berapa lama, jadwal dan

Berapabiaya yang diperlukan.

2.13 TahapanMenejemenProyek

M e n y u s u n T u ju a n P r o y e k

M e m b u a t P e re n c a n a a n u n tu k
M e n c a p a i T u ju a n P r o y e k

Diag r am P r o ses P em et aan


Fo t o g r am et r i Ko n ven sio n al
P e rs ia p a n

P e m o tre ta n
U d a ra

P e n g u k u ra n
K o n tro l

Interpretasi Foto
Tria n g u la s i
U d a ra
R e s titu s i
F o to Tu n g g a l

R e k tif ik a s i

Pe n y u su n a n
M o s a ik

R e s titu s i
F o to S te re o

O rth o f o to

P lo ttin g
P la n im e tri

P lo ttin g K o n tu r

P e n g e c e ka n
La p a n g a n

K a rto g ra f i

P e ta F o to

P e ta G a ris

2.14 KebutuhanPemakai (User Requirement)


Kebutuhan pemakai peta atau informasi spasial bervariasi tergantung pada jenis aplikasinya.
Kebutuhan dapat mencakup jenis tema (informasi), skala peta, jenis peta/ cara penyajian, saat
informasi akan diperlukan, alokasi dana, dlsb. Terkadang pemakai hanya memberikan data yang
sangat umum sehingga perencana proyek harus menjabarkannya menjadi kebutuhan yang lebih
rinci. Dari user requirement kemudian diturunkan kerangka acuan kerja atau Term of Reference
(TOR).
2.15 Term of Reference
Khusus untuk jenis pekerjaan survey & pemetaan, bentuk kegiatan dapat berupa : akuisisi &
pemrosesan data, pengembangan sistem informasi dan analisis data.
Perencanaan pekerjaan/ proyek survey & pemetaan diawali dari suatu daftar yang dibuat
oleh pengguna berkaitan dengan kebutuhannya. Fihak pemakai sendiri atau bersama-sama
pembuat peta/ penyedia informasi menindak-lanjutinya dengan menyusun Kerangka acuan kerja
(KAK) yang berisi spesifikasi teknis dan ketentuan-ketentuan administratif dari data/ informasi
yang dibutuhkan yang sering dikenal dengan istilah term of reference (TOR).

Merupakan acuan bagi pelaksana untuk menyusun usulan/ proposal pelaksanaan pekerjaan.
Dalam suatu pelelangan/ tender pekerjaan survey dan pemetaan, TOR diberikan oleh pemberi
pekerjaan untuk disampaikan kepada perusahaan peserta lelang. Secara umum TOR berisi antara
lain terdiri dari ketentuan admistratif, ketentuan teknis, metoda kerja (dapat dapat ditentukan
kemudian), dan spesifikasi yang berkaitan dengan produk/ hasil.

2.16 Faktor pengaruh lapangan


Yakni faktor-faktor yang terkait secara langsung maupun tidak yang datang dari
lapangan.
Faktor pengaruh lapangan, antara lain :

lokasi proyek

kondisi topografi : datar, berbukit, bergunung

kondisi liputan : terbuka, tertutup (hutan) atau diantaranya,

musim : penghujan, kering, daearh banjir,

aksesibilitas : sulit, mudah,

kemudahan transportasi : sulit, mudah,

kemudahan komunikasi : sulit, mudah,

ketersediaan fasilitas umum : lengkap, kurang lengkap

biaya hidup di lapangan : mahal, sedang, murah,

kemudahan mendapatkan tenaga lokal : mudah, sukar, mahal, murah,

budaya setempat, adanya kepercayaan, tabu, daerah terlarang yang harus dipatuhi,

faktor keamanan : aman, kurang aman

dsb.
Contoh : dalam penentuan struktur

proyek untuk pemetaan daerah rawa misalnya, dari alternatif pilihan cara terestris atau
cara fotogrametris, akan lebih cocok menggunakan cara fotogrametris. Bila dipilih cara
terestris,

dalam

pelaksanaan

lapangannya

akan

memberikanmasalaholehkarenaalasanaksesibilitas, sebaliknyadengancarafotogrametris.
Contoh : dalam penentua nkomponen proyek

Untuk penentuan beda tinggi daerah yang turun-naik atau berbukit, akan lebih cocok

dilakukan dengan cara trigonometris. Bila dilakukan dengan sipat datar, maka akan lebih
sulit dilakukan dan lebih lama, bahkan ketelitian hasilnya dapat lebih rendah.

Untuk perhitungan waktu : faktor transportasi, aksesibilitas, kondisi topografi, musim dan
liputan merupakan faktor-faktor yang dominan.

Estimasi biaya tergantung dari perhitungan waktu, biaya hidup, ketersediaan tenaga lokal,
lokasi.

Demikian pula halnya dengan pemilihan peralatan pengukuran serta peralatan penunjang
yang digunakan, perlu memperhitungkan faktor-faktor di atas.

Adalah faktor-faktor yang terkait secara langsung maupun tidak yang datang dari kondisi
instansi pelaksana (perusahaan).
Faktor pengaruh perusahaan meliputi :

spesialisasi jenis pekerjaan yang menjadi unggulan

sumber daya manusia (SDM) yang ada : kualifikasi, bidang dan jumlah

peralatan : jenis, jumlah

fasilitas penunjang : jenis, jumlah

kondisi keuangan : cashflow

beban proyek : jumlah, jenis, jadwal peralatan, SDM,

dlsb.

2.17 State of the art


Adalah metoda, peralatan dan material terkini yang umum dan dikenal/ mudah diperoleh

Pemilihan struktur proyek dan komponennya perlu melihat apakah teknologi yang
digunakan dapat diterima oleh pengguna jasa,
Apakah peralatan penunjang dan material dapat mudah diperoleh

Diagram proses fotogrametri

2.18 Hal-hal

yang

harus

diperhitungkan

dalam

suatu

misi

pemotretan
Secara teknis, perencanaan misi pemotretan akan memperhitungkan penggunaan :
1. jenis kamera,
2. jenis film/ jenis filter
3. tinggi terbang,
4. jenis pesawat,
5. persentase pertampalan ke muka dan ke samping, dlsb.
Berdasarkan ketentuan/ spesifikasi diatas, dibuatlah perencanaan misi pemotretan yang
meliputi pembuatan (1) peta rencana terbang dan (2) ketentuan-ketentuan / spesifikasi
penerbangan yang harus dipenuhi.

P e r s ia p a n

P e n g u k u r a n T itik
K o n tro l T a n a h

P e m o tre ta n
U d a ra

T r ia n g u la s i
U d a ra

In te rp re ta s i
F o to

R e s titu s i
D ig ita s i P la n im e tr ik
D ig it a s i K o n tu r
P e n y e m p u rn a a n
Lapangan

K a rto g r a fi

P eta G a ris

Hal-hal yang harus diperhitungkan dalam suatu misi pemotretan


Secara teknis, perencanaan misi pemotretan akan memperhitungkan penggunaan :
1. jenis kamera,
2. jenis film/ jenis filter
3. tinggi terbang,
4. jenis pesawat,
5. persentase pertampalan ke muka dan ke samping, dlsb.
Berdasarkan ketentuan/ spesifikasi diatas, dibuatlah perencanaan misi pemotretan yang meliputi
pembuatan (1) peta rencana terbang dan (2) ketentuan-ketentuan / spesifikasi penerbangan yang
harus dipenuhi.
2.19 FAKTOR LAPANGAN
Mengingat bahwa misi pemotretan adalah suatu pekerjaan yang cukup mahal, oleh karena itu
perencanannya harus dilakukan secara seksama. Disamping faktor teknis yang berkaitan dengan
pemrosesan datanya, faktor lapangan juga harus diperhitungkan.
Faktor lapangan meliputi :

lokasi pemotretan terhadap lapangan terbang terdekat,


kondisi topografi,
kondisi cuaca : angin, awan, turbulensi,
halangan-halangan (obstacle),
jalur penerbangan sipil
daerah larangan (restricted area)

2.20 HITUNGAN HITUNGAN DALAM MISI PEMOTRETAN


a) tinggi terbang :
Hr = Sf x f
dimana : Hr = tinggi terbang terhadap tinggi tanah rata-rata
Sf = bilangan skala foto
f

= panjang fokus kamera

b) Jarak antar dua jalur :


W = (100-sl)% X lf X bsf
dimana : W = adalah jarak antar dua jalur pemotretan
sl = pertampalan ke samping (sidelap)
lf = lebar sisi foto
bsf = bilangan skala foto
c) Interval waktu pemotretan
Interval waktu pemotretan (eksposur) diset pada intervalometer sesuai dengan panjang basis
udara (B) dan kecepatan pesawat terbang (Vkm/jam). Sedang panjang basis udara dihitung dari skala
foto dan pertampalan kedepan (overlap %) yang ditetapkan.
B (km)
dt =

= detik
V (km/jam)

Contoh :
skala foto = 1 : 10.000, WA, (23 cm x 23 cm)
overlap

= 60 %

kecepatan pesawat = 200 km/jam = 200 km / 3600 det = 0.055 km/det


solusi :
Basis udara (B) = (100-ol)% X lf X bsf) = 40% X 23 cm X 10.000 = 0.92 km

Interval waktu pemotretan (dt) = 0.92 km/ (0.055 km/det) = 16.56 det.
d) Menghitung jumlah foto/ model
Untuk hitungan biaya dan kebutuhan material pemotretan suatu daerah, diperlukan perkiraan
jumlah foto/ model. Perkiraan jumlah foto/ model dapat dilakukan dengan dua cara. Cara (1) dengan
menghitung jumlah foto per strip (nf) dan jumlah strip per blok (ns) dan cara (2) berdasarkan
hitungan luas neat model, atau berdasarkan metoda blok model
Cara (1) :
p
Jumlah foto per strip (nf) =___________________ + 2 + 2 (2 =safety factor)
(100-ol)% X pf X bsf
l
Jumlah strip

(ns) = ___________________ + 1 (1 =safety factor)


(100-sl)% X lf X bsf

dimana :

p = panjang daerah

l = lebar daerah
ol = overlap
sl = sidelap
pf = panjang sisi bingkai foto
lf = lebar sisi bingkai foto , untuk foto metrik pf = lf = G = 23 cm
bsf = bilangan skala foto
Total foto yang diperlukan = nf X ns
Cara ini hanya dapat digunakan untuk bentuk daerah yang mempunyai bentuk persegi empat atau
kombinasi bentuk persegi empat.

Cara (2) Perkiraan jumlah model yang diperlukan berdasarkan luas neat model.
Luas area
Jumlah model =

+ 10%
luas neat model

Luas satu neat model = {(100-ol)% X 23cm X bsf}{(100-sl)% X 23cm X bsf}


Cara ini tidak memberikan informasi tentang jumlah strip nya, namun dapat digunakan untuk
bentuk area yang tidak teratur.

s t e r e o s c o p ic
neat m odel

2.21 Premark
Premark adalah suatu tanda lapangan yang dipasang pada titik di tanah sehingga dapat terlihat pada
foto udara.
Termasuk dalam lingkup perencanaan pemotretan adalah pemasangan tanda lapangan atau premark
pada titik-titik kontrol untuk triangulasi udara. Tergantung dari jenis permukaan tanahnya premark
dapat dibuat dari bahan plastik, kain atau cat. Bentuk nya dapat berupa tanda silang dengan tiga atau
empat lengan. Sedang ukurannya disesuaikan dengan skala foto udara yang akan diambil. Gambar 32
memperlihatkan salah satu bentuk premark yang paling banyak digunakan, d = 30 s/d 50 m pada
skala foto.

5d

2.22 Penurunan Peta Garis dari Foto Tunggal


Suatu foto udara yang dipotret secara tegak dengan orientasi arah dan ketinggian pesawat yang
pasti di atas permukaan tanah yang relatif datar akan memberikan informasi planimetri (X,Y) yang
sama dengan peta.
Cara (1) : dengan mendigitasi detail foto tunggal terlebih dahulu, setelah itu baru dilakukan
koreksi/ rektifikasi menggunakan titik kontrol.

fo to u d a ra
( b e r b a s is film )
p e m a y a ra n
( s c a n n in g )
fo to u d a ra
fo rm a t ra s te r

d ig ita s i

p e ta h a s il
d ig ita s i
( b e lu m d ik o r e k s i)
titik k o n tr o l ( x ,y )
r e k tifik a s i
( p e r s p e k tif)
p e ta m a n u s k r ip

k a rto g ra fi

p e ta g a r is
p la n im e tr ik

Cara (2) : dilakukan dengan merektifikasi foto menggunakan titik kontrol yang ada terlebih dahulu,
dari foto yang sudah direktifikasi tadi baru digitasi detail dilakukan.

fo to u d a ra
( b e r b a s is film )
p e m a y a ra n
( s c a n n in g )
fo to u d a ra
fo rm a t ra s te r
titik k o n tr o l ( x ,y )
r e k tifik a s i
( p e r s p e k tif)
fo to
h a s il r e k tifik a s i

d ig ita s i

p e ta m a n u s k r ip

k a rto g r a fi

p e ta g a r is
p la n im e tr ik

3. Komponen Biaya Dalam Perencanaan Pekerjaan Pemetaan Fotogrametrik


Secara umum proposal pekerjaan pemetaan terdiri dari usulan rencana pelaksanaan seperti metode
survey, personil, peralatan, bahan, jadwal, dlsb. dan usulan biaya. Dari usulan pelaksanaan diatas
akan muncul komponen yang diperlukan dalam penyusunan anggaran/ biaya. Tergantung dari jenis
produk serta metode yang digunakan, jenis komponen biaya yang diperhitungkan dalam suatu
proposal dapat berbeda dengan proposal lainnya.
No

Komponen Utama Biaya

Satuan

Variabel

Pemotretan

luas (Ha)

skala, jenis film,


OL/SL, lokasi

Pengadaan Titik kontrol

Km, jumlah titik

jumlah dan jenis titik (XY, XYZ),


topografi, liputan, lokasi,dlsb.

Triangulasi Udara

foto/ model

jumlah model, XY/XYZ, additional


parameter

Restitusi

foto/ model

Kartografi

jumlah lembar peta,

skala, isi peta, ukuran muka peta,


jenis kertas, BW/warna

Pengecekan lapangan

luas

Liputan, topografi, faktor lapangan

jenis

kamera,

Jumlah tema, densitas detail,


jenis produk, skala

3.1

Perencanaan

pemotretan

&

estimasi

volume

(dengan

bantuan pola blok model)


Perencanaan misi pemotretan dapat dilakukan sekaligus dengan perencanaan penempatan titik
kontrol dan mengestimasi komponen-komponen biaya dan waktu dengan menggunakan bantuan blok
model .
Yang dapat diestimasi lainnya :

line km = untuk menghitung jam terbang yang diperlukan,


jumlah model untuk AT dan plotting,
jumlah titik kontrol yang diperlukan, dan
panjang jalur pengukuran polygon/ traverse & levelling (bila cara ini yang digunakan).
Tahapan :
1. Batasi area yang akan difoto/ dipetakan pada peta kerja (topografi), lihat Gambar E1
2. Buat pola blok model berdasarkan ukuran model (b x 2b) pada skala peta kerja pada kertas
transparan atau kalkir, lihat Gambar E2,
3. Overlaykan pola blok model diatas area pemotretan yang telah dibatasi pada peta kerja,
4. Batasi model-model yang masuk pada blok efektif,
5. Buat rencana jalur-jalur terbang (R1, R2,..Rn) sesuai dengan panduan blok model,
6. Tempatkan titik-titik kontrol planimetrik dan tinggi sesuai dengan aturan AT (pada contoh ini
untuk jarak antar titik kontrol planimetrik pada perimeter dan rangkaian titik kontrol tinggi
masing-masing 4 basis), dan
7. Hitung panjang total jalur, jumlah model efektif, jumlah titik kontrol (panjang jalur
pengukuran yang diperlukan)
Area pemotretan/ pemetaan pada peta topografi

Pola blok model pada skala peta kerja

(100%-OL) x 23 cm x bilangan skala foto


b=
bilangan skala peta kerja

3.2

Contoh hitungan model dan waktu proses untuk skala foto


bervariasi

MAMIYA 645 AFD


Focal length

45

m
m

Forward overlap

60

Side overlap

20

Ukuran

pixel

Tinggi Terbang (m)

CCD
Ukuran CCD

600

800

1000

1200

140
0

Pa

Lebar

36

36.9

nj
Actual

mm

.9
Ground resolution (meter)

0.12

Bil. Skala negative

0.16

13
,333
492

Panj/ lebar cakupan perframe (meter)


Luas neat model (Ha)
Luas daerah pemetaan =

12

0.2

17
,778
656

0.24

22
,222
820

0.28

26
,667
984

31
,111
114

14

22

31

42

1549

871

558

387

285

Ha

,000
Jumlah model
Waktu Restitusi/
Total

waktu

3
yang

model/hari/instru
men
1

instru

men
instru

diperlukan (hari)

95
516

290

186

129
47

men

3.3

258

instru
men
instru

172

men
instru

129

men
instru

103

men

86

145

93

65
32

97

62

43
24

73

46

32
19

58

37

26
16

48

31

22

Keterangan Urutan Proses :


Pemotretan dilakukan setelah pemasangan premark
Pengukuran GCP dapat dilakukan paralel dengan pemotretan
Triangulasi udara dapat dilakukan setelah pemotretan selesai dan untuk perataan blok

setelah ada koordinat GCP


Plotting/ restitusi hanya dapat dilakukan setelah ada foto dan titik kontrol model/ foto.
Penyempurnaan lapangan setelah ada sebagian hasil plotting
Kartografi dilakukan setelah ada hasilA plotting dan penyempurnaan lapangan
Reproduksi dapat dilakukan setelah ada sebagian hasil kartografi

9204300

9204200

D ES A JATI

9204100

B
d

3.4

Peremajaan informasi peta planimetrik dari foto udara


c

9204000

Informasi geometrik pada peta dapat berubah dari waktu ke waktu. Bila perubahan tersebut
terjadi tersebar sebagian-sebagian (scattered), maka peremajaan informasi yang baru dapat dilakukan
DESA
JAYA R A G A

9203900

dengan cara sisipan.


Informasi baru dapat diperoleh dari foto udara yang memuat adanya perubahan tersebut.

9203800

DESA
H A U R PA N G G U N G

foto udara

9203700

3.5

9203600
9203500

820100

820200

820300

K e te ra n g a n :

820400

820500

P E T A T E M A T IK
D ES A H AURPANG G U NG, KAB. G ARU T

T e g a n g a n T in g g i
R IW A Y A T P E T A
P e t a T e m a ti k d i- d i g i t a s i d a r i M o s a i k F o t o
u d a r a t e r k o n t r o l h a s il P e m o t r e ta n F o t o
U d a r a F o r m a t K e c il . T iti k k o n t ro l ta n a h
d a n D ig i ta l T e r r a i n M o d e l ( D T M ) d iu k u r
d e n g a n G P S . G a r is k o n t u r d it u r u n k a n s e c a r a d i g it a l d a r i d i g i ta l t e r r a i n m o d e l .

7 35 .0 0
7 3 6 .0 0

Bangunan
T a n a h P e k a ra n g a n
J a la n
Sungai
G a r is K o n tu r
S a w a h /L a d a n g
T a m a n /L a p a n g a n

S k a la
0

20

1 : 1000

40

60

80

100 M

820600

820700

820800

P E T A S IT U A S I
N a m a D a e ra h
P e m b e r i P e k e r ja a n
P e ru n tu k a n
D ib u a t o le h
T a n g g a l P e m o tre ta n
Ta n g g a l P e m ro s e s a n
M e to d a P e m ro s e s a n D a ta

D e s a H a u rp a n g g u n g , K e c a m a ta n T a r o g o n g ,
K a b u p a te n G a ru t.
P e m e r in ta h D a e r a h K a b u p a te n G a r u t
P e m b a n g u n a n K o m p le k s G e d u n g
O la h R a g a ( G O R ) , G a r u t .
L A P I - IT B
3 0 A p r il 2 0 0 3
M ei 2003
F o to g r a m e tr i

3.6

Dua gedung baru yang akan disisipkan dari foto udara


A, B, C, D titik-titik sekutu pada peta (koordinat diperoleh dari peta)
a, b, c, d titik-titik sekutu pada foto (koordinat diperoleh dari digitasi foto)

foto udara

Peta yang akan


diremajakan

Cara :
Identifikasi empat titik sekutu, masing-masing pada peta dan foto udara, upayakan dengan
distribusi yang merata (dipilih dari obyek-obyek yang mudah dikenal baik pada foto
maupun pada peta
Identifikasi dan tandai seluruh detail/ obyek yang baru pada foto udara dengan
membandingkan dengan peta lama. Beri nomor titik
Digit ke-empat titik sekutu dari foto udara.
Digit seluruh detail baru

Hitungan :

Hitung parameter transformasi dengan menggunakan koordinat titik sekutu dalam sistem
peta dan foto/ citra
Cek residu, bila belum memenuhi persyaratan cek ulang input dan ulangi hitungan
parameter.
Transformasikan seluruh titik detail foto ke sistem peta dengan menggunakan parameter
hasil hitungan.

LAMPIRAN
Bill Of Quantity Penawaran

KURVA S

Pengolahan Foto Udara

Pengolahan peta garis dan foto udara skala 1:5.000

Penyediaan citra satelit

Pengambilan koordinat GCP untuk citra satelit

Pengolahan citra satelit

Pembuatan peta garis dari citra satelit skala 1:5.000

KETERENGAN :
: LIBUR IDUL FITRI

17 Pelatihan

e. Laporan Akhir
1

16

16 Pelaporan
a. Laporan Harian

15 Presentasi

12

c. Laporan Bulanan

14 Pemeriksaan pekerjaan (QC)

22

d. Draft Laporan Akhir

13 Pengambilan foto udar dengan drone/UAV

16

12 Integrasi dengan basemap eksisting

823.931

787.99

787.99

36

738

40.94

40.94

40.94

48

VOLUME

11 Integrasi dengan fle eksisting

b. Laporan Mingguan

10 Survey data atributik basemap

Rencana
Akumulasi Rencana
Realisasi
Akumulasi Realisasi
deviasi

Aviasi/Pengambilan foto dengan pesawat udara

Pengambilan koordinat premark orde 2 untuk foto udara

b. Koordinasi, Perijinan, Persiapan Peralatan dan Rencana Survey

DURASI
(MINGGU)
1

KEGIATAN

Persiapan Adminitrasi dan Teknis


a. Kick Of Meeting

NO.

Kal

Kal

Kal

Kal

Kal

Kal

Kal

titik

lokasi

Kal

Kal

Km2

Km2

Km2

titik

Km2

Km2

Km2

Km2

titik

Kal

Kal

SATUAN

100.00%

3.83%

1.14%

0.73%

1.05%

0.57%

0.57%

0.95%

5.29%

14.71%

1.33%

1.24%

4.05%

2.00%

2.35%

7.00%

12.55%

1.60%

0.86%

33.61%

2.90%

0.92%

0.74%

6.23%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.04%

0.04%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.03%

0.00%

0.00%

0.00%

4.18%

0.00%

0.00%

0.00%

0.97%

0.23%

0.74%

BOBOT
BOBOT
(RENCANA) (REALISASI)
2

0.00%
1.05%
0.00%
0.97%
-0.08%

JULI

1.05%
1.05%
0.97%
0.97%
-0.08%

0.04%

0.04%

0.23%

0.23%

0.74%

0.74%

0.00%
1.05%
0.00%
0.97%
-0.08%

5.82%
6.87%
5.26%
6.23%
-0.64%

0.35%

0.04%

0.04%

0.04%

0.04%

0.03%

4.18%

4.18%

0.97%

0.97%

0.23%

0.04%

0.04%

0.29%

0.78%

1.75%

4.18%

0.97%

0.23%

0.04%

0.04%

0.29%

0.78%

1.75%

16.81%

0.35%

0.04%

0.04%

0.81%

0.29%

0.78%

1.75%

0.29%

16.81%

0.04%

0.04%

0.81%

0.29%

0.40%

0.29%

SEPTEMBER
6
7

0.04%

0.04%

2.94%

0.81%

0.29%

0.40%

0.29%

0.04%

0.04%

2.94%

0.81%

0.29%

0.40%

0.35%

0.04%

0.04%

2.65%

2.94%

0.66%

0.62%

0.81%

0.29%

0.40%

3.83%

0.04%

0.04%

2.65%

2.94%

0.66%

0.62%

OKTOBER
10
11

0.04%

0.04%

2.94%

12

0.73%

0.04%

0.04%

0.95%

1.14%

0.04%

0.04%

NOPEMBER
13
14

7.21% 8.28% 19.70% 21.15% 1.86% 4.81% 4.52% 8.80% 10.79% 3.02% 1.77% 1.22%
14.08% 22.36% 42.06% 63.22% 65.08% 69.88% 74.40% 83.20% 93.99% 97.01% 98.78% 100.00%
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
6.23% 6.23% 6.23% 6.23% 6.23% 6.23% 6.23% 6.23% 6.23% 6.23% 6.23% 6.23%

0.04%

0.04%

1.75%

4.18%

0.97%

0.23%

AGUSTUS
2
3

J ADWAL PELAKSANAAN PEKERJ AAN


PENGEMBANGAN GEOGRAPHI C I NFORMATI ON SYSTEM (PENAMBAHAN AREA BASEMAP)
PERUSAHAAN GAS NEGARA

25%

50%

75%

100%

KETERANGAN

Rencana
Akumulasi Rencana
Realisasi
Akumulasi Realisasi
deviasi
KETERENGAN :
: LIBUR IDUL FITRI

e. Laporan Akhir
17 Pelatihan

c. Laporan Bulanan
d. Draft Laporan Akhir

16
16

16 Pelaporan
a. Laporan Harian

12

22

823.931

787.99

787.99

36

738

40.94

40.94

40.94

48

VOLUME

15 Presentasi

b. Laporan Mingguan

14 Pemeriksaan pekerjaan (QC)

Pembuatan peta garis dari citra satelit skala 1:5.000

13 Pengambilan foto udar dengan drone/UAV

Pengolahan citra satelit

Pengambilan koordinat GCP untuk citra satelit

12 Integrasi dengan basemap eksisting

Penyediaan citra satelit

Pengolahan peta garis dan foto udara skala 1:5.000

11 Integrasi dengan fle eksisting

Pengolahan Foto Udara

Aviasi/Pengambilan foto dengan pesawat udara

10 Survey data atributik basemap

Pengambilan koordinat premark orde 2 untuk foto udara

b. Koordinasi, Perijinan, Persiapan Peralatan dan Rencana Survey

DURASI
(MINGGU)
1

KEGIATAN

Persiapan Adminitrasi dan Teknis


a. Kick Of Meeting

NO.

Kal

Kal

Kal

Kal

Kal

Kal

Kal

titik

lokasi

Kal

Kal

Km2

Km2

Km2

titik

Km2

Km2

Km2

Km2

titik

Kal

Kal

SATUAN

100.00%

3.83%

1.14%

0.73%

1.05%

0.57%

0.57%

0.95%

5.29%

14.71%

1.33%

1.24%

4.05%

2.00%

2.35%

7.00%

12.55%

1.60%

0.86%

33.61%

2.90%

0.92%

0.74%

BOBOT(RENCANA)

22.68%

0.00%

0.00%

0.00%

0.35%

0.12%

0.12%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

2.43%

0.00%

0.78%

1.75%

12.55%

0.00%

0.00%

0.00%

2.91%

0.92%

0.74%

BOBOT
(REALISASI)

JULI
2

0.00%

21.05%

1.05%

1 1.05%

0.00%
1.05%
3
0.97% 0.00% 0.00%
0.97% 0.97% 0.97%
-0.08% -0.08% -0.08%

0.04%

0.04%

0.23%

0.23%

0.74%

0.74%

5.82%
6.87%
4
6.63%
7.59%
0.73%

0.35%

0.35%

0.04%

0.04%

0.04%

0.04%

0.81%

4.18%

7.21%
14.08%
5
6.27%
13.87%
-0.21%

0.04%

0.04%

0.04%

0.04%

0.81%

1.75%

4.18%

4.18%

0.97%

0.97%

0.23%

0.23%

4.18%

0.97%

0.97%

0.23%

0.23%

AGUSTUS
2
3

8.28%
22.36%6
8.81%
22.68%
0.32%

0.04%

0.04%

0.04%

0.04%

0.81%

0.29%

0.78%

0.78%

1.75%

1.75%

4.18%

4.18%

0.97%

0.97%

0.23%

0.23%

Series1

0.35%

0.04%

0.04%

0.81%

0.29%

0.78%

1.75%

0.29%

16.81%

0.04%

0.04%

0.81%

0.29%

0.40%

0.29%

SEPTEMBER
6
7

19.70% 21.15% 1.86%


42.06% 63.22% 65.08%
0.00% 0.00% 0.00%
22.68% 22.68% 22.68%

0.04%

0.04%

0.29%

0.78%

1.75%

16.81%

J ADWAL PELAKSANAAN PEKERJ AAN


PENGEMBANGAN GEOGRAPHIC I NFORMATION SYSTEM (PENAMBAHAN AREA BASEMAP)
PERUSAHAAN GAS NEGARA

0.04%

0.04%

2.94%

0.81%

0.29%

0.40%

0.35%

0.04%

0.04%

2.65%

2.94%

0.66%

0.62%

0.81%

0.29%

0.40%

3.83%

0.04%

0.04%

2.65%

2.94%

0.66%

0.62%

OKTOBER
10
11

4.81% 4.52% 8.80% 10.79%


69.88% 74.40% 83.20% 93.99%
0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
22.68% 22.68% 22.68% 22.68%

0.04%

0.04%

2.94%

0.81%

0.29%

0.40%

0.29%

0.73%

0.04%

0.04%

0.95%

1.14%

0.04%

0.04%

NOPEMBER
13
14

3.02% 1.77% 1.22%


97.01% 98.78% 100.00%
0.00% 0.00% 0.00%
22.68% 22.68% 22.68%

0.04%

0.04%

2.94%

12

25%

50%

75%

100%

KETERANGAN

e. Laporan Akhir

Rencana
Akumulasi Rencana
Realisasi
Akumulasi Realisasi

d. Draft Laporan Akhir

17 Pelatihan

16 Pelaporan
a. Laporan Harian

c. Laporan Bulanan

15 Presentasi

b. Laporan Mingguan

14 Pemeriksaan pekerjaan (QC)

13 Pengambilan foto udar dengan drone/UAV

Pembuatan peta garis dari citra satelit skala 1:5.000

Pengolahan citra satelit

12 Integrasi dengan basemap eksisting

Pengambilan koordinat GCP untuk citra satelit

Penyediaan citra satelit

11 Integrasi dengan fle eksisting

Pengolahan peta garis dan foto udara skala 1:5.000

Pengolahan Foto Udara

10 Survey data atributik basemap

Aviasi/Pengambilan foto dengan pesawat udara

b. Koordinasi, Perijinan, Persiapan Peralatan dan Rencana Survey

Pengambilan koordinat premark orde 2 untuk foto udara

DURASI
(MINGGU)

Persiapan Adminitrasi dan Teknis


a. Kick Of Meeting

KEGIATAN

NO.

16

16

12

22

823.931

787.99

787.99

36

738

40.94

40.94

40.94

48

VOLUME

Kal

Kal

Kal

Kal

Kal

Kal

Kal

titik

lokasi

Kal

Kal

Km2

Km2

Km2

titik

Km2

Km2

Km2

Km2

titik

Kal

Kal

SATUAN

3.83%

1.14%

0.73%

1.05%

0.57%

0.57%

0.95%

5.29%

14.71%

1.33%

1.24%

4.05%

2.00%

2.35%

7.00%

12.55%

1.60%

0.86%

33.61%

2.90%

0.92%

0.74%

BOBOT
BOBOT
(RENCANA) (REALISASI)

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

4.41%
5.37%
0.00%
0.00%

JULI

0.96%
0.96%
0.00%
0.00%

0.0

0.0

0.0

0.0

4.41%
9.78%
0.00%
0.00%

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.2

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.2

SEPTEMBER
6
7
8

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

OKTOBER
10
11
12

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

NOPEMBER
13
14

0.0

0.0

0.0

5.73% 2.94% 4.01% 19.69% 21.14% 1.85% 4.80% 4.51% 8.79% 10.78% 3.01% 1.76% 1.21%
15.51% 18.45% 22.46% 42.16% 63.30% 65.15% 69.95% 74.46% 83.24% 94.02% 97.04% 98.79% 100.00%
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

AGUSTUS
2
3

J ADWAL PELAKSANAAN PEKERJ AAN


PENGEMBANGAN GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (PENAMBAHAN AREA BASEMAP)

25%

50%

75%

100%

KETERANGAN

Anda mungkin juga menyukai