Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI

DIGITALPEMBUATAN PETA ORTHOPHOTO FTSP


MENGGUNAKAN APLIKASI AGISOFT
Arifatul Mu’amalah 03311640000028
Ainayya Maffufah 03311640000032
Asyfi’na Shofiyal Izza 03311640000101

Dosen Pengampu
Dr.Ing. Ir. Teguh Hariyanto, M.Sc.
0
Dosen Assistensi
Husnul Hidayat ST., MT.
DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018

1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga
laporan mengenai pembuatan peta FTSP menggunakan aplikasi Agisoft ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan praktikun ini merupakan salah satu prasyarat dalam memenuhi
tugas mata kuliah Fotogrametri Digital. Dalam penyusunan laporan ini penulis mengucapkan
terima kasih sebanyak-banyaknya khususnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, rahmat, serta hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini
2. Bapak Dr.Ing. Ir. Teguh Hariyanto M.Sc. selaku dosen pengajar mata kuliah
Fotogrametri Digital
3. Bapak Husnul Hidayat, S.T., M.T. selaku dosen assistensi mata kuliah Fotogrametri
Digital
4. Serta teman-teman angkatan 2016 yang telah memberi dukungan dan bantuan
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca. Dalam penulisan laporan praktikum ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini

Surabaya, 07 Desember 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 2
2.1 Fotogrametri Digital ......................................................................................................... 2
2.2 Fotogrametri UAV............................................................................................................ 3
2.3 Konsep Orthophoto .......................................................................................................... 4
2.4 Digital Elevation Model (DEM) ....................................................................................... 5
2.5 Agisoft Photoscan Professional ........................................................................................ 6
2.6 Ground Control Position (GCP) ....................................................................................... 6
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM .................................................................................. 8
3.1 Pelaksanaan Praktikum ..................................................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................................. 8
3.3 Pembagian Tugas.............................................................................................................. 8
3.4 Metode pengerjaan ........................................................................................................... 9
3.4.1 Diagram Alir ................................................................................................................ 9
3.4.2 Langkah Pengerjaan..................................................................................................... 9
BAB 4 HASIL DAN ANALISA ............................................................................................. 11
4.1 Hasil ................................................................................................................................ 11
4.2 Analisa ............................................................................................................................ 12
Bab 5 Kesimpulan .................................................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 16

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Fotogrametri UAV ................................................................................................... 4
Gambar 2. Orthophoto ............................................................................................................... 4
Gambar 3. Digital Elevation Model (DEM) .............................................................................. 6
Gambar 4. Diagram Alir ............................................................................................................ 9

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pembagian Tugas ......................................................................................................... 8

iii
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zaman yang semakin berkembang membuat informasi geospasial dalam berbagai
wilayah menjadi sangat penting. Teknologi dalam bidang pemetaan pun juga makin
berkembang. Salah satunya yaitu teknologi foto udara. Teknologi foto udara kini semakin
marak digunakan dalam pembuatan peta yang disebut dengan peta orthophoto. Peta ortophoto
adalah sebuah foto udara atau gabungan beberapa foto udara yang telah dikoreksi geometris
sedemikian rupa sehingga skala foto tersebut seragam dan berarti bahwa foto dapat dianggap
setara dengan peta. Peta orthophoto dapat digunakan sebagai peta dasar untuk penyusunan
peta-peta lainnya.
Pemetaan menggunakan foto udara dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih
cepat dan memiliki akurasi yang cukup tinggi. Pemetaan dengan foto udara lebih efektif dari
pada menggunakan metode terestris.
Dalam praktikum kali ini, daerah yang akan dipetakan adalah wilayah Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan yang kini bernama Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan
Kebumian, kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Sukolilo Surabaya. Hasil dari foto
udara diolah dengan menggunakan software Agisoft Photoscan.
Agisoft Photoscan adalah software 3D modelling menggunakan citra/foto yang
direkam secara stereo/multi sudut, sehingga dari paralaks antar foto yang dihasilkan dapat
disusun sebuah model tiga dmensi dari foto. Agisoft dapat digunakan untuk mengolah foto
udara yang direkam menggunakan UAV/Drone, sehingga dari hasil perekamannya dapat
dihasilkan mosaic orthophoto, titik tinggi, dan DEM resolusi tinggi serta dapat ditampilkan
secara tiga dimensi.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa mampu membuat peta orthofoto
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan software Agisoft

1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fotogrametri Digital
Fotogrametri adalah seni, ilmu, dan teknologi untuk memperoleh informasi terpercaya
tentang objek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran, dan interpretasi
gambaran fotografik dan pola radiasi energi elektromagnetik yang terekam (Wolf, 1989). Dan
suatu kegiatan dimana aspek-aspek geometrik dari foto-foto udara, seperti sudut, jarak,
koordinat dan sebagainya merupakan faktor utama.
Dari beberapa pengertian tersebut, terdapat dua aspek penting, yakni ukuran objek
(kuantitatif) dan jenis objek (kualtitatif). Kedua aspek tersebut yang kemudian berkembang
menjadi cabang fotogramteri, yakni :
1. Fotogrametrik Metrik
2. Fotogrametrik Interpretatif
Tujuan mendasar dari fotogrametri adalah membangun secara sunguhsungguh
hubungan geometrik antara suatu objek dan sebuah citra dan menurunkan informasi tentang
objek secara teliti dari citra. Untuk dapat melakukan pekerjaan perlu pemahaman terhadap
azas fotogrametri. Azas fotogrametri merupakan hal penting bagi penafsir foto, karena ia
merupakan dasar untuk penghitungan kenampakan medan hasil interpretasi dalam kaitannya
dengan lokasi dan bentangannya. Proses kuantifikasi ini penting karena perhatian penafsir
pada apa yang terdapat pada citra hampir selalu disertai dengan memperhatikan dimana
kedudukan objek objek yang diamati tersebut di lapangan dan bagaimana bentangan arealnya
(Lillesand, Kiefer, dan Chiepman, 2006). Analisis fotogrametrik meliputi aspek yang paling
sederhana dengan pengukuran yang kurang teliti dengan memanfaatkan konsep-konsep
geometrik sederhana dan menghasilkan peta sampai dengan pengukuran rumit dan dengan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi dengan mengunakan peralatan yang canggih.
Fotogramteri yang semula memanfaatkan citra analog telah berkembang ke arah
pemanfaatan citra digital. Perkembangan dipicu oleh perkembangan teknologi komputer
beserta perangkat lunaknya, perkembangan teknologi pencitraan yang mendorong migrasi
dari foto udara ke citra resolusi tinggi yang direkam dari ruang angkasa, semakin
terjangkaunya harga peralatan digital untuk keperluan analisis citra, mahalnya peralatan optik
dan mekanik untuk analisis citra analog, dan lain-lain. Fotogrametri telah berkembang dari
fotogrametri analog menjadi fotogramteri analitik, dan saat ini berevolusi menjadi
fotogramteri digital.
Istilah Fotogrametri Digital muncul sejak fotogramteri mengadopsi citra digital
sebagai objek kajian dan berbagai aplikasinya dalam berbagai bidang. Disamping istilah
fotogramteri muncul pula istilah Softcopy Photogrammetry. Kedua istilah tersebut menunjuk
pada hal yang sama. Istilah “softcopy photogrammetry” secara luas digunakan di Amerika
Serikat, alasan penggunaan istilah tersebut adalah untuk tujuan historis, dimana citra yang
dianalisis berupa file-file komputer yang biasa disebut softcopy. Di dunia internasional istilah
yang digunakan adalah digital photogrammtery. Perbedaan utama antara fotogrametri digital
dengan pendahulunya (analog dan analitik) adalah berkaitan dengan citra digital yang
digunakan secara langsung daripada foto udara analog. Pada fotogramteri analog, instrument
optik dan mekanik digunakan secara luas untuk mencari hubungan geometrik, sementara
pada fotogramteri analitik, pemodelan geometrik lebih bersifat matematis. Tetapi matematika

2
untuk model pemrosesan data, seperti orientasi, trianggulasi, dan lainlain masih digunakan
dalam fotogramteri digital secara mapan.
Menurut Dowman (1991) terdapat sejumlah factor penting yang menyebabkan
fotogramteri digital berkembang sangat cepat, faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Ketersediaan jumlah citra digital yang semakin meningkat dari sensor satelit, kamera
CCD, dan penyiam
2. Ketersediaan komputer (DPW) dengan peripheral teknologi yang inovatif dan
terpercaya, seperti ruang penyimpanan yang makin luas, monitor yang mampu
menampilkan warna sebenarnya, transfer data yang cepat, dan teknik
kompresi/dekompresi.
3. Integrasi semua tipe datadalam suatu system informasi komprehensif dan menyatu,
misalnya SIG.
4. Aplikasi real-time, seperti robotic dan control kualitas
5. Desain berbantuan komputer
6. Kekurangan operator fotogramteri yang terlatih dan berpengalaman
Citra digital pada umumnya diperoleh dari hasil perekaman dengan menggunakan
sensor non-kamera (scanner, radiometer, spektometer) dan kamera yang detektornya tidak
menggunakan film tetapi menggunakan detector elektronik. Citra digital tidak selalu
merupakan data rekaman langsung, tetapi dapat pula hasil rekaman data non-digital, seperti
gambar dari monitor, televise, atau data fotografik yang telah dikonversi menjadi bentuk
digital (konversi dari kontinum ke diskrit). Pengolahan citra digital yang berbentuk data
diskrit ini dilakukan dengan bantuan komputer yang bekerja dengan angka-angka presisi
terhingga
Dalam fotogrametri analog, instrument mekanik dan optic (plotter) digunakan untuk
membangun relasi geometrik. Pada fotogrametri analatik, pemodelan geometrik bersifat
matematis. Analisisnya memerlukan plotters fotogrametri yang harganya mahal. Dalam
fotogrametri digital, semua jenis citra (aktif maupun pasif) yang diperoleh dari pesawat
terbang, satelit, dan lain-lain) dapat diproses. Seluruh proses fotogrametri bersifat digital, dan
banyak komponen-komponennya yang telah diotomatisasi.
2.2 Fotogrametri UAV
Pemanfaatan UAV merupakan sebuah teknologi pemetaan wilayah terbaru yang
mampu menjangkau daerah yang sulit dan berbahaya untuk dijangkau wahana pesawat.
Selain itu pemanfaatan UAV juga dinilai memiliki biaya yang lebih murah dibandingkan
dengan wahana pesawat karena hasil rekaman lengkap dan membentuk suatu model, model
tersebut berasal dari ribuan foto udara yang saling tumpang tindih (overlap) sedangkan untuk
menambah akurasi hasil, ditambahkan pengukuran titik kontrol tanah (GCP) yang dipasang
dan tampak di area terbuka untuk melakukan pemotretan dan pengukuran koordinat.
Koordinat GCP tersebut digunakan sebagai titik acuan dalam melakukan georeferensi. Sensor
UAV tidak seperti sensor satelit. Berbeda dengan satelit yang memiliki beragam jenis sensor
dan resolusi spektral dari menengah (multi spektral) hingga sangat tinggi (hiperspektral),
sensor pada UAV masih sangat terbatas dan masih terus berkembang (Ramadhani dkk.,
2015). UAV secara konfigurasi airframe dibagi menjadi dua, yakni fixed-wing dan rotary-

3
wing(rotor).Multicopter adalah salah satu hasil pengembangan dari UAV jenis rotary-wing.
UAV multicopter menggunakan dua atau lebih rotor. Jenis-jenis multicopter diantaranya :
1. Bicopter (2 rotor)
2. Tricopter (3 rotor)
3. Quadcopter (4 rotor).
UAV jenis multicopter mempunyai banyak keunggulan. Wahana jenis rotary-wings
atau multirotorcopter memiliki keunggulan pada kemampuan manuver yang tinggi, mengacu
padakemampuannya untuk mempertahankan posisi (hover) dan mengubah arah terbang di
sekeliling pusat rotasi. UAV bertipe Quadcopter memiliki keunggulan tersendiri yakni dapat
bergeraklebih stabil dan dapat terbang secara vertikal, sehingga untuk pemotretan dikawasan-
kawasan tertentu, seperti kawasan padat pemukiman dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Efek sidelap-overlap (area pertampalan) juga dapat terpenuhi dengan baik, karena kecepatan
UAV tidak terlalu tinggi sehingga foto udara yang dihasilkan juga lebih bagus.

Gambar 1. Fotogrametri UAV

2.3 Konsep Orthophoto


Orthophoto merupakan sebuah produk foto yang terproyeksi secara othogonal .
(Habib 2007). Pada dasarnya sebuah foto memiliki karakteristik tertentu di antaranya,
memiliki proyeksi perspektif, skala tidak seragam pada keseluruhan obyek yang tergambar,
terdapat perbedaan bentuk antara obyek tergambar dengan obyek di lapangan.

Gambar 2. Orthophoto
Sedangkan karakteristik peta: terproyeksi secara orthogonal, skala beragam, tidak
adanya perbedaan bentuk antara obyek tergambar dengan obyek dilapangan.

4
Menurut Habib (2007) dengan dibentuknya orthophoto maka akan diperoleh beberapa
keuntungan dalam pekerjaan yang dilakukan, di antaranya:
1. Hasil orthophoto akan memiliki karakteristik yang sama seperti peta tetapi dengan
lebih banyak fitur.
2. Pengguna dapat menggambar garis dan mengukur jarak tanpa memerlukan stereo-
plotters.
3. Salah satu alternatif pembuatan peta dengan biaya rendah karena othophoto dapat
dilakukan secara otomatis.
Pembuatan orthophoto membutuhkan waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih
murah apabila dibandingkan dengan pembuatan peta vector. Foto yang dijadikan orthophoto
dapat dimanipulasi sehingga kualitas foto dapat ditingkatkan dengan melakukan perubahan
konsistensi, kontras, sharpening, filtering dan lain sebagainya (Habib 2007). Proses
orthophoto lebih dipilih dalam pekerjaan perencanaan tata ruang dan perkotaan dalam
pembentukan sistem geoinformasi. Dengan menggunakan orthophoto maka proses
pengumpulan data dan informasi mengenai posisi dan bentuk geometrik obyek lapangan
dapat lebih mudah dilakukan. Hal ini dikarenakan orthophoto dapat memberikan gambaran
bentuk geometrik yang sesuai dengan ukuran obyek yang ada di lapangan.
2.4 Digital Elevation Model (DEM)
Digital Elevation Model (DEM) merupakan bentuk penyajian ketinggian permukaan
bumi secara digital. Dilihat dari distribusi titik yang mewakili bentuk permukaan bumi dapat
dibedakan dalam bentuk teratur, semi teratur, dan acak. Sedangkan dilihat dari teknik
pengumpulan datanya dapat dibedakan dalam pengukuran secara langsung pada objek
(terestris), pengukuran pada model objek (fotogrametris), dan dari sumber data peta analog
(digitasi). Teknik pembentukan DEM selain dari Terestris, Fotogrametris, dan Digitasi adalah
dengan pengukuran pada model objek, dapat dilakukan seandainya dari citra yang dimiliki
bisa direkonstruksikan dalam bentuk model stereo. Ini dapat diwujudkan jika tersedia
sepasang citra yang mencakup wilayah yang sama.
DEM terbentuk dari titik-titik yang memiliki nilai koordinat 3D (X, Y, Z). Permukaan
tanah dimodelkan dengan memecah area menjadi bidang-bidang yang terhubung satu sama
lain dimana bidang-bidang tersebut terbentuk oleh titik-titik pembentuk DEM. Titik-titik
tersebut dapat berupa titik sample permukaan tanah atau titik hasil interpolasi atau
ekstrapolasi titik-titik sample. Titik-titik sample merupakan titik-titik yang didapat dari hasil
sampling permukaan bumi, yaitu pekerjaan pengukuran atau pengambilan data ketinggian
titik-titik yang dianggap dapat mewakili relief permukaan tanah. Data sampling titik-titik
tersebut kemudian diolah hingga didapat koordinat titik-titik sample.

5
Gambar 3. Digital Elevation Model (DEM)
DEM digunakan dalam berbagai apllikasi baik secara langsung dalam bentuk
visualisasi model permukaan tanah maupun dengan diolah terlebih dahulu sehingga menjadi
produk lain. Informasi dasar yang diberikan DEM dan digunakan dalam pengolahan adalah
koordinat titik-titik pada permukaan tanah.
Informasi lain yang dapat diturunkan dari DEM adalah :
1. Jarak pada relief atau bentuk permukaan tanah
2. Luas permukaan suatu area
3. Volume galian dan timbunan
4. Slope dan Aspect
5. Kontur
6. Profil
Contoh aplikasi-aplikasi yang menggunakan DEM, yaitu :
1. Rekayasa teknik sipil
2. Pemetaan hidrografi
3. Pemetaan topografi
4. Pemetaan geologi dan geofisiska
5. Rekayasa pertambangan
6. Simulasi dan visualisasi permukaan tanah
7. Rekayasa militer
2.5 Agisoft Photoscan Professional
Agisoft PhotoScan adalah produk perangkat lunak yang berdiri sendiri yang
melakukan pemrosesan fotogrametri gambar digital dan menghasilkan data spasial 3D untuk
digunakan dalam aplikasi GIS, dokumentasi warisan budaya, dan produksi efek visual serta
untuk pengukuran tidak langsung objek berbagai skala. Teknik fotogrametri digital yang
diterapkan dengan baik dengan metode visi komputer menghasilkan sistem pemrosesan
otomatis cerdas yang, di satu sisi, dapat dikelola oleh pendatang baru di bidang fotogrametri,
namun, di sisi lain, memiliki banyak hal yang ditawarkan untuk seorang spesialis yang dapat
menyesuaikan alur kerja ke berbagai tugas spesifik dan berbagai jenis data. Sepanjang
berbagai studi kasus PhotoScan terbukti menghasilkan hasil yang berkualitas dan akurat.
2.6 Ground Control Position (GCP)
Ground Control Position (GCP) atau titik kontrol tanah merupakan objek di
permukaan bumi yang dapat diidentifikasi dan memiliki informasi spasial sesuai dengan

6
sistem referensi pemetaan.Informasi spasial dalam bentuk koordinat X, Y, Z atau Lintang
Bujur dan ketinggian dari setiapGCP diukur dengan menggunakan GPS geodetik
berketelitian sub-meter. Keperluan GCP yangpaling utama adalah proses georeferensi
hasil pengolahan foto sehingga memiliki sistemreferensi sesuai dengan yang dibutuhkan pada
hasil pemetaan. GCP ini juga digunakan pada saat data processing untuk membantu proses
koreksi geometri pada mosaic orthophoto,sehingga akurasi dari peta yang dihasilkan akan
tinggi.
Secara khusus GCP berfungsi pula sebagai:
1. Faktor penentu ketelitian geometris hasil olah foto (ortofoto, DSM, DTM), semakin
teliti GCPmaka semakin baik pula ketelitian geometris output (dengan kaidah-kaidah
peletakan GCPyang dipenuhi).
2. Faktor yang mempermudah proses orientasi relatif antar foto sehingga keberadaan
GCPbisa meningkatkan akurasi geometrik dari peta foto.

7
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal :Sabtu, 1 Desember 2018
Waktu :Pukul 10.00 WIB - Selesai
Tempat :Keputih
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1. Laptop
2. Software Agisoft PhotoScan Professional
3. Hasil Foto Udara
4. Data Koordinat Foto Udara
3.3 Pembagian Tugas
No Nama Pembagian Tugas
1. Arifatul Mu’amalah Pengolahan data foto udara di Software
03311640000028 Agisoft PhotoScan Professional
Pembuatan laporan bab I dan bab V
2. Ainayya Maffufah Pengolahan data foto udara di Software
03311640000032 Agisoft PhotoScan Professional
Pembuatan laporan bab II dan bab IV
3. Asyfi’na Shofiyal Izza Pengolahan data foto udara di Software
03311640000101 Agisoft PhotoScan Professional
Pembuatan laporan bab III dan IV
Tabel 1. Pembagian Tugas

8
3.4 Metode pengerjaan
3.4.1 Diagram Alir

Gambar 4. Diagram Alir

3.4.2 Langkah Pengerjaan


Langkah pengerjaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama yang dilakukan adalah aplikasi Agisoft Photoscan Professional
2. Setelah add foto udara yang akan diolah dengan cara klik menu Workflow kemudian
pilih Addphotos.
3. Setelah semua foto udara terinput kemudian dilanjutkan pilih workflow kembali dan
pilih Align Photos, pada pengaturan align photos pilih tingkat akurasi medium. Klik
OK dan tunggu hingga prosesnya selesai.
4. Setelah align photos selesai dilanjutkan dengan Build Dense Cloud pada menu
workflow lagi dimana kualitasnya diatur pada tingkat medium.
5. Setelah proses build dense cloud selesai dilanjutkan dengan Build Mesh, pilih surface
type Height Field (2,5). Dan tunggu hingga prosesnya selesai
6. Dilanjutkan dengan Build DEM dimana pengaturan dengan tipe proyeksi menjadi
Geografis WGS 84 UTM 49S, dengan source data Mesh selain itu untuk resolusinya
sebesar 0,005 kemudian klik OK dan tunggu hingga prosesnya selesai.
7. Kemudian Add GCP dengan cara klik foto kemudian klik kanan dan pilih add marker
pada GCP setelah itu pilih Filter Photos by Marker. Setelah itu cek semua foto yang
9
memiliki GCP tersebut dan geser posisi GCP jika belum ditengah, selanjutnya ubah
koordinat GCP sesuai dengan yang berada di tabel daftar koordinat, lakukan hingga
GCP 7.
8. Setelah itu cek eror dengan cara melakukan optimize data tersebut. Jika kesalahan
masih lebih dari 1 meter, langkah yang harus dilakukan adalah geser GCP di foto
yang memiliki nilai eror besar.
9. Setelah eror semua titik masuk toleransi langkah selanjunya adalah ulangi langkah 4
hingga 6. Setelah itu pilih Built orthomosaik.
10. Setelah built orthomosaik dilanjutkan dengan export menjadi format .TIFF
11. Kemudian dilanjutkan dengan layout di ArcGIS dengan ukuran kertas A0

10
BAB 4 HASIL DAN ANALISA

4.1 Hasil
Dari praktikum kali ini menggunakan data GCP yang telah dilakukan pengukuran
secara langsung dimana data GCP tersebut digunakan untuk mengoreksi foto udara
yang akan diolah, data GCP adalah sebagai berikut
Titik Easting (m) Northing (m) Elevasi (m)
A 698083.357 9194685.361 40.315
B 698176.060 9194884.031 39.808
C 698064.671 9194878.117 34.310
D 698160.919 9194783.553 39.798
E 698015.531 9194955.939 39.912
F 697815.471 9194872.451 39.518
G 697906.970 9194793.999 39.424
Sedangkan untuk sketsa letak GCPnya adalah sebagai berikut

Dalam proses pembuatan peta orthophoto ini software yang digunakan adalah Agisoft
Photoscan Professional, dimana dilakukan proses orthorektifikasi untuk mengurangi efek
kemiringan foto. Sehingga hasil orthophoto setelah melalui software agisoft menjadi seperti
gambar dibawah ini

11
Sedangkan untuk nilai error pada setiap GCP dari hasil orthorektifikasi foto udara
ditunjukkan oleh tabel berikut

Titik Akurasi (m) Error (m)


Point 2 (A) 0.005 0.078631
Point 1 (B) 0.005 0.043091
Point 4 (D) 0.005 0.066244
Point 5 (E) 0.005 0.068054
Point 6 (F) 0.005 0.057702
Point 7 (G) 0.005 0.075283

Dari semua nilai eror yang ada, diperoleh data error secara keseluruhan sebesar 0.065899
meter. Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa nilai error terbesar pada titik A yakni
sebesar 0.078631 meter.

4.2 Analisa
Titik Hasil Orthophoto Hasil Pertampalan di ArcGIS

12
Point 1 (B)

Point 2 (A)

Point 4 (D)

Point 5 (E)

Point 6 (F)

13
Point 7 (G)

Setelah melalui proses penampalan pada ArcGIS, dapat terlihat bahwa posisi GCP
hasil orthorektifikasi dan basemap citra pada ArcGIS memberikan hasil yang berbeda,
dimana posisi GCP berada tepat di atas tanda X sedangkan ketika di ArcGIS posisi titiknya
sedikit bergeser. Untuk C karena memiliki nilai eror yang cukup besar yakni sebesar 7 – 8
meter maka point tersebut dihapus, karena jika masih tetap dimasukkan akan berpengaruh
terhadap titik lainnya.

14
BAB 5 KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa

1. Proses pembuatan orthophoto ini menggunakan software Agisoft Photoscan


Professional dimana dalam proses pembuatannya memerlukan beberapa langkah
yang terdapat di software agisoft
2. Proses orthorektifikasi ini menghasilkan sebuah orthophoto dimana terdapat nilai
eror yang dihasilkan pada saat proses peletakan GCP, fungsi dari peletakan GCP ini
sebagai koreksi geometrik dari peta foto yang akan dihasilkan. Secara keseluruhan
nilai eror yang diperoleh dari praktikum ini sebesar 0.078631 meter.

15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Digital Elevation Model (DEM).
http://amarmarufzarkawi.blogspot.com/2013/03/planning-and-design-issues-eric-
keune.html. Diakses Pada 7 Desember 2018 Puku 20.20 WIB
Diktat Fotogrametri, pdf.
Helmink, B.2006. Agisoft PhotoScan Professional - Stand-Alone License (single).
https://www.motionmedia.com/agisoft-photoscan-professional-stand-alone-license-
single/. Diakses Pada 7 Desember 2018 Puku 20.20 WIB
Prasetya, Arry. 2010. Konsep Dasar Pemetaan Fotogrametri.
http://arryprasetya.blogspot.com/2010/03/konsep-dasar-pemetaan-fotogrametri.html
Diakses Pada 7 Desember 2018 Puku 20.15 WIB
Prasetya, Arry. 2010. Definisi DEM (Digital Elevation Model).
http://arryprasetya.blogspot.com/2010/05/definisi-dem-digital-elevation-model.html
Diakses Pada 7 Desember 2018 Puku 20.25 WIB
Putra, Anggara S. 2016. Uji Akurasi Foto Udara dengan Menggunakan Data UAV pada
Kawasan Padat Pemukiman Penduduk (Studi Kasus:Kawasan Padat Sayidan,DIY).
Fakultas Geografi UGM
http://www.agisoft.com/

16

Anda mungkin juga menyukai