LAPORAN
Laporan Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Genap Mata
Kuliah Electronic Filing System (EFS) yang Diampu Oleh:
Disusun Oleh:
Nuhi Husnun Janan
195254025
Kelas 2A
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN ADMINISTRASI BISNIS
JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BANDUNG
2021
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Mata Kuliah
Electronic Filing System (EFS) yang berjudul “Perancangan dan Implementasi Proyek
Sistem Pengarsipan Elektronik (Electronic Filing System/EFS) Menggunakan Image
Ware Scan Manager (IWSM) di PT Kereta Api Indonesia (Persero)” ini dengan tepat
waktu dan tanpa hambatan yang berarti.
Tujuan disusunnya laporan yang berjudul “Rancangan Proyek Sistem
Pengarsipan Elektronik PT Kereta Api Indonesia (Persero)” ini adalah dalam rangka
memenuhi tugas ujian tengah semester pada semester ke-empat mata kuliah Electronic
Filing System, serta dalam tujuan menambah wawasan penyusun dan pembaca. Penulis
berharap dengan adanya laporan ini, kita dapat memahami bagaimana rancangan dan
implementasi atau pelaksanaan dari sistem kearsipan elektronik yang mempermudah
proses pekerjaan di PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Laporan ini berisi penjelasan secara singkat untuk segala aspek yang berkaitan
dengan sistem kearsipan elektronik yang direncanakan untuk diterapkan di PT Kereta
Api Indonesia (Persero).
Penulis menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang turut
berkontribusi dalam penulisan laporan ini terutama untuk dosen mata kuliah Electronic
Filing System Bapak Mamun dan Bapak Yayan, PT Kereta Api Indonesia (Persero)
sebagai perusahaan yang menyediakan data untuk penulis dapat melakukan praktik,
kepada keluarga, dan teman-teman dari penulis yang senantiasa memfasilitasi penulis
baik dari segi sarana, prasarana, maupun dukungan moril.
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
BAB IV ............................................................................................................... 125
IMPLEMENTASI DAN HASIL PROYEK........................................................ 125
4.1 Jadwal Implementasi Proyek ............................................................... 125
4.2 Implementasi Proyek WG Finance ....................................................... 125
4.3 Menginput Dokumen ............................................................................ 134
4.4 Menyimpan Dokumen .......................................................................... 136
4.5 Mengatur Dokumen yang telah Diinput ............................................... 136
4.6 Mengindeks Dokumen.......................................................................... 136
4.7 Mencari dan Menemukan Dokumen .................................................... 138
4.8 Mencetak Dokumen.............................................................................. 138
BAB V ................................................................................................................. 139
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 139
5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 139
5.2. Saran......................................................................................................... 139
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 140
LAMPIRAN ........................................................................................................ 142
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR LAMPIRAN
8
BAB I
PENDAHULUAN
9
cepat, efektif, dan efisien sudah menjadi kewajiban bagi instansi maupun
perusahaan. Terlebih lagi bagi perusahaan besar seperti PT Kereta Api Indonesia
(Persero) yang perputaran arsipnya terhitung cepat.
Arsip harus disusun secara tertib dan teratur sehingga bisa memudahkan dalam
penemuan kembali. Namun jumlah arsip yang semakin hari semakin bertambah
menimbulkan masalah baru bagi perusahaan. Penumpukan arsip yang tidak berguna
serta pengelolaan arsip tanpa menggunakan sistem yang benar akan mengakibatkan
ruangan penuhi dengan arsip. Apabila suatu arsip sulit untuk ditemukan akan
menjadi hambatan dalam proses pengambilan keputusan dan akan mempersulit
proses hukum dan pertanggungjawaban. Arsip penting juga mudah hilang dan
memungkinkan dimanfaatkan oleh pihakpihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh
sebab itu perusahaan harus melakukan usaha untuk menghindari terjadinya hal
tersebut, misalnya dengan penerapan sistem kearsipan yang sesuai dalam
penyimpanan dan penemuan arsip tersebut. Sistem kearsipan selama ini
menggunakan cara manual yaitu dengan mencatatnya ke buku dan menyimpan ke
filling cabinet sehingga dari segi sistem manual adalah tidak efesien dan efektifnya
ruang, waktu, dan biaya. Ketidakefektifan ruang dalam hal penyediaan tempat yang
membutuhkan peralatan seperti filling cabinet, map, rak, dan lainnya.
Ketidakefektifan waktu dalam hal pencarian dokumen yang lama karena
ketidakrapian dalam administrasi. Ketidakefektifan biaya dalam hal kebutuhan
peralatan yang mahal sehingga membutuhkan perawatan dan pemeliharaan tempat
penyimpanan arsip.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah beralih dari sistem pengarsipan manual ke
sistem kearsipan elektronik berbasis Microsoft Access pada tahun 2013. Hal ini
dikarenakan sistem manual sudah dianggap tidak efektif dan efisien lagi untuk
mendukung aktivitas kantor yang semakin kompleks. Akan tetapi, setelah dianalisis
kembali, penggunaan Microsoft Access ini pun masih kurang efektif untuk
mendukung aktivitas kantor. Maka dari itu, penulis tertarik untuk menulis laporan
rancangan kearsipan berjudul berjudul“Perancangan dan Implementasi Proyek
Sistem Pengarsipan Elektronik (Electronic Filing System/EFS) Menggunakan Image
Ware Scan Manager (IWSM) di PT Kereta Api Indonesia (Persero)” ini.
1.2 Identifikasi permasalahan Proyek
1. Bagaimana sistem kearsipan di PT Kereta Api Indonesia (Persero)?
2. Bagaimana rancangan sistem kearsipan elektronik atau Electronic Filing
System (EFS) di PT Kereta Api Indonesia (Persero)?
10
3. Bagaimana implementasi proyek rancangan sistem kearsipan elektronik
atau Electronic Filing System (EFS) pada PT Kereta Api Indonesia
(Persero)?
4. Bagaimana evaluasi proyek PT Kereta Api Indonesia (Persero)?
11
BAB II
Sementara itu kata Arsip dalam bahasa Latin disebut sebagai felum
(bundle), yang artinya tali atau benang. Memang pada zaman dulu tali
atau benang ini yang digunakan untuk mengikat kumpulan warkat/surat.
Sehingga arsip-arsip tersebut mudah digunakan.
12
Sementara, menurut UU No. 7 Tahun 1971 tentang ketentuan pokok
kearsipan pasal 1, yang dimaksud dengan arsip dalam undang-undang ini
adalah:
1. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima lembaga-lembaga negara
dan badan-badan pemerintah dalam bentuk dan corak apapun baik
dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka
pelaksanaan kegiatan pemerintahan.
2. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta
dan atau perorangan, dalam bentuk dan corak apapun baik dalam
keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan
kehidupan kebangsaan. Mengevaluasi proyek yang telah dibuat dan
disesuaikan dengan kondisi serta latar belakang PT Kereta Api
Indonesia (Persero).
Maka, dapat disimpulkan bahwa arsip atau dapat disebut juga warkat,
kliping atau pustaka merupakan sebuah dokumen yang berisi informasi
dari sebuah kegiatan suatu lembaga/kantor/perusahaan/ organisasi
pemerintah atau swasta yang dapat digunakan sebagai bahan rujukan dan
bukti sejarah masa lampau, baik yang bentuk tunggal atau berjilid – jilid.
Sedangkan, pengetian kearsipan merupakan salah satu jenis pekerjaan
kantor atau pekerjaan tata usaha yang banyak dilakukan oleh badan
pemerintahan, maupun badan swasta. Kearsipan menyangkut pekerjaan
yang berhubungan dengan penyimpanan arsip atau surat-surat, dan
dokumen kantor lainnya. Sugiarto dan Wahyono, (2015:2) mengatakan
bahwa: “kearsipan merupakan dasar dari pemeliharaan surat: kearsipan
mengandung proses penyusunan dan penyimpanan surat-surat
sedemikian rupa, sehingga surat/berkas dapat diketemukan kembali bila
diperlukan. Sifat yang paling penting yang harus dimiliki oleh suatu
sistem kearsipan adalah keterpercayaan dan accessibility, disamping dari
sifat lainnya seperti kerapian, kebersihan dan lainnya”.
Penjelasan diatas dapat bermakna bahwa kearsipan merupakan suatu
proses mulai dari penciptaan, penerimaan, pengumpulan, pengaturan,
pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta penyimpanan dokumen
menurut sistem tertentu yang saat dibutuhkan dapat ditemukan dengan
cepat dan tepat ditemukan.
2.1.2 Pengertian Sistem Kearsipan
Sistem Kearsipan merupakan rangkaian subsistem dalam manajemen
kearsipan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan agar arsip tertata
dalam unit-unit informasi siap pakai untuk kepentingan operasional
dengan azas bahwa hanya informasi yang tepat digunakan oleh suatu
organisasi yang tepat untuk kepentingan tepat serta bermanfaat pada
waktu yang tepat dengan biaya seminimal mungkin.
13
Dalam sistem kerasipan terdapat sitem penyimpanan arsip, menurut
Sularso Mulyono, dkk (1985: 12) sitem penyimpanan arsip terdiri dari:
1. Sistem Abjad
Sistem abjad adalah penyimpanan yang didasarkan atas urutan abjad,
jadi pemberian kode arsip dengan menggunakan abjad dari A – Z.
kode abjad tersebut diindek dari nama orang, organisasi atau badan
lain yang sejenis.
2. Sistem Pokok Soal (Subyek)
Penyimpanan arsip dengan sistem pokok soal (subyek) adalah
penyimpanan arsip yang didasarkan atas perihal surat atau pokok soal
isi surat.
3. Sistem Tanggal (Kronologis)
Penyimpanan dengan sistem tanggal adalah penyimpanan yang
didasarkan atas tanggal surat atau tanggal penerimaan surat. Untuk
surat masuk, sering penyimpananya didasarkan atas tanggal
penerimaan surat. Tetapi untuk surat-surat keluar, arsipnya disimpan
berdasarkan tanggal yang tertera pada surat.
4. Sistem Nomor
Sistem nomor dalam penyimpanan arsip dimaksudkan, bahwa arsip
yang akan disimpan diberikan nomer kode dengan angka-angka.
Nomor disini adalah nomor kode penyimpanan bukan nomor surat.
a) Sistem klasifikasi desimal
Sistem penyimpanan ini sering disebut dengan sistem Dewey,
atau orang sering menyebut dengan sistem klasifikasi atau bahkan
sering disebut dengan sistem desimal. Penyimpanan dengan
system ini banyak digunakan di perpustakaan.
b) Sistem terminal digit
Sistem penyimpanan berdasarkan nomor terminal digit,
sebenarnya dapat digunakan untuk penyimpanan arsip dalam
jumlah yang besar. Oleh karena itu sistem ini biasanya digunakan
pada perusahaanperusahaan besar.
5. Sistem Wilayah
Penyimpanan arsip didasarkan pada sistem wilayah adalah
penyimpanan yang dikelompokkan atas wilayah tertentu. Dalam hal
ini pengelompokannya dapat didasarkan pada pembagian pulau,
propinsi, kota bahkan menurut pembagian tingkat kecamatan sampai
kelurahan.
14
dilakukan oleh petugas penyimpanan atau penyimpanan arsip aktif sejak
penerimaan surat yag sudah selesai, penyimpanan sampai dengan
meletakkan arsip dalam filling cabinet. Menurut Sularso Mulyono dkk,
(1985:8) di dalam penyimpanan arsip terkandung adanya tiga unsur
pokok yaitu penyimpanan, penempatan dan penemuan kembali. Menurut
Amsyah (2003) ada dua macam penyimpanan arsip yaitu:
1. Penyimpanan Sementara (file finding)
File finding adalah file yang digunakan untuk penyimpanan
sementara sebelum warkat selesai diproses. Sesudah selesai diproses
barulah warkat yang dipending itu disimpan pada file penyimpanan.
File ini terdiri dari map-map yang diberi label tanggal yang berlaku
untuk 3 (tiga) bulan. Dimana setiap bulannya terdiri dari 31 map
tanggal. File finding biasanya ditempatkan padda salah satu laci dari
almari arsip (filing cabinet) yang dipergunakan.
2. Penyimpanan Tetap (permanent file)
Untuk pekerjaan sekretaris yang dilakukan oleh satu orang, cara
penyimpanan arsip yang benar tidak terlaku terlihat. Namun, pada
kegiatan yang melibatkan dokumen yang membutuhkan proses yang
dikerjakan oleh banyak orang, maka diperlukan cara penyimpanan
warkat mencakup kegiatan seperti langkah pemeriksaan,
mengindeks, member tanda, menyortir dan menyimpan. Dimana
pada tahap penyimpanan disesuaikan dengan sistem yang digunakan
misalnya system abjad, subjek, nomor, tanggal dan wilayah.
Jadi arsip tidak hanya sekedar utuk disimpan begitu saja, tetapi perlu
diatur bagaimana penyimpananya, bagaimana prosedurnya, langkah-
langkah apa yang perlu diikuti. Sehingga apabila diperlukan arsip itu
dapat dikemukan dengan mudah dan cepat. Untuk melakukan
penyimpanan arsip yang berjalan lancar, mudah dan tepat, menurut Ig
Wursanto (1989:177) perlu melakukan beberapa langkah:
1. Memisah-misahkan arsip
2. Meneliti arsip yang akan disimpan
3. Mengklasifikasi
4. Mengindeks
5. Menyiapkan lembar tunjuk silang
6. Menyusun arsip-arsip yang akan disimpan
7. Memasukkan atau menyimpan arsip
15
untuk disimpan maka diberikan tanda “file” atau “siap untuk
disimpan”. Namun ketika sebuah dokumen yang harusnya diberikan
ke pengelola tidak diteruskan tap disimpan, maka dokumen tersebut
diberikan tanda “realese mark”
2. Mengindeks
Mengindeks merupakan aktifitas kearsipan dengan
memberikan kata tangkap sebelum arsip disimpan.
Pada system abjad, kata tangkapnya adalah nama
pengirim (nama perusahaan atau penanda tangan
warkat). Pada system numeric, kata tangkapnya
adalah angka. Pada sistem geografis, kata
tangkapnya adalah nama tempat asal warkat. Dan
pada system subjek, kata tangkapnya adalah Gambar 1 Langkah
perihal atau isi warkat. Penyimpanan Arsip
3. Memberi tanda atau kode
Pada aktivitas ini adalah memberikan member kode menggunakan
warna yang terang seperti garis atau lingkaran pada kata tangkap
yang telah diberikan. Hal ini akan memudahkan dalam peryortiran,
penyimpanan, dan penyimpanan arsip.
4. Menyortir
Menyortir adalah mengelompokkan dokumen atau sebelum
disimpan. Pengelompokkan dilakukan sesuai dengan system
penyimpanan yang digunakan. Untuk system abjad,
pengelompokkan menurut kelompok angka, untuk sistem geografis
dikelompokkan menurut nama tempat, dan untuk sistem subjek
dikelompokkan menurut kelompok subjek atau masalah.
5. Meyimpan
Langkah ini adalah adalah menempatkan dokumen sesuai dengan
sistem penyimpanan dan peralatan yang digunakan. Ada 5 (lima)
sistem standar yang dapat dipilih dalam penyimpanan atau menata
warkat, yaitu system abjad, geografis, subjek, nomor dan kronologis.
16
1. Kejelasan materi yang diminta
2. Ketepatan klasifikasi yang dipakai
3. Ketepatan dan kemantapan sistem indeks
4. Tersedianya tenaga yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang memadai
Prosedur penemuan kembali arsip secara keseluruhan atau umum adalah sebagai
berikut:
1. Permintaan
Permintaan penggunaan arsip atau pelayanan informasi arsip bagi pengguna
dapat dilaksanakan melalui lisan, tertulis, telepon atau menggunakan
perangakat elektronik lainnya. Pada kegiatan ini sebaiknya disiapkan
formulir peminjaman arsip yang juga merupkan alat pemesanan arsip.
2. Penentuan Kata Tangkap
17
Menentukan kata tangkap dari arsip yang dibutuhkan dapat dilihat
berdasarkan nama orang, nama badan atau organisasi, perihal, wilayah dan
waktu. Penentuan kata tangkap sesuai dengan system penyimpanan arsip
yang digunakan.
3. Penentuan Kode
Kode penyimpanan tergantung pada system penyimpanan yang digunakan.
4. Pencarian
Pencarian arsip dilaksanakan melalui daftar pertelaan arsip yang dibuat oleh
arsiparis atau pengelola arsip maupun alat bantu penemuan arsip lainnya.
Arsiparis harus mengetahui subjek yang akan di cari oleh pengguna arsip.
Subjek arsip yang ada dalam daftar pertelaan arsip akan merujuk pada
nomor boks, rak, dan lokasi ruang simpan arsip yang diinginkan.
5. Pengambilan arsip
Arsiparis yang telah menemukan boks kemudian mengambil arsip dari boks
tersebut. Sebelum kegiatan ini dilakukan, terlebih dahulu harus
dipersiapkan tanda keluarnya arsip.
6. Pencatatan arsip
Arsip yang dipinjam dicatat dalam sarana peminjaman berupa buku.Apabila
di pusat arsip sudah menggunakan formulir peminjaman, maka tidak harus
menggunakan buku pencatatan, cukup formulir yang telah diisi dan
disetujui, kemudian disimpan pada wadah atau tempat yang mudah
diketahui oleh petugas di pusat arsip.
18
Menurut Sedarmayanti (2003:103), yang dimaksud dengan pemusnahan
arsip adalah tindakan atau kegiatan menghancurkan secara fisik arsip yang
sudah berakhir fungsinya, serta yang tidak memiliki nilai guna.
Penghancuran tersebut harus dilakukan secara total, yaitu dengan cara
dibakar habis, dicacah atau dengan cara lain, sehingga tidak dapat lagi
dikenal baik isi maupun bentuknya.
Wursanto (2006:281) mengatakan, pemusnahan arsip dilakukan melalui
proses berikut:
1) Pembentukan panitia Proses pemusnahan arsip didahului dengan
pembentukan panitia permusnahan arsip dengan melibatkan berbagai
untur yang berkepentingan dan berwenang dalam organisasi atau
perusahaan. Anggota panitia pemusnahan arsip tersendiri dari para
pejabat banyak berhubungan dengan penggunaan arsip.
Unsur-unsur yang terdapat dalam panitia pemusnahan arsip adalah
sebagai
berikut:
a) Unsur pimpinan operasional organisasi atau perusahaan, misalnya
Direktur/Kepala Bagian Produksi, Direktur/Kepala Bagian
Pemasaran, Direktur/Kepala Bagian Pemeriharaan.
b) Unsur pimpinan satuan penunjang, misalnya Direktur/Kepala
Bagian Keuangan, Direktur/Kepala Bagian Perencanaan dan
Pengawasan.
c) Unsur pelaksana, misalnya panitia arsip dari masing-masing satuan
kerja dan petugas unit kearsipan pusat organisasi atau perusahaan.
2) Inventarisasi data
Inventarisasi data arsip bertujuan membutat daftar lengkap arsip dengan
dikelompokkan menurut persamaan masalah utama.
3) pejabat lain yan gberhak untuk mengusulkan pengesahan daftar usulan
pemusnahan.
a) Informasi yang terkandung di dalam arsip tersebut
b) Penilaian hendaknya dilakukan atas dasar pengetahuan seluruh
satuan kerja yang ada di organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan
c) Penilaian suatu arsip hendaknya dikaitkan dengan berkasberkas
arsip lainnya
d) Nilai kegunaan arsip dibedakan menjadi:
- Nilai guna administrasi
- Nilai guna hukum
- Nilai guna keuangan
- Nilai guna ilmiah/teknologi
- Nilai guna perorangan
19
4) Daftar usulan pemusnahan
Daftar usulan pemusnahan arsip diusulkan oleh pimpinan yang
berwenang atau para
5) Pembuatan berita acara
Arsip-arsip yang akan dimusnahkan dicatat dalam suatu Daftar
Pemusnahan Arsip dan harus dibuatkan Berita Acara Pemusnahan.
20
6) Tipe dan letak tempat penyimpanan untuk arsip inaktif.
7) Bentuk organisasi.
8) Tingkat perlindungan terhadap arsip yang disimpan.
Menurut Nuraida (2008: 96), peralatan dan perlengkapan arsip antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Filing Cabinet
Filing cabinet adalah lemari arsip yang terdiri dari laci-laci besar untuk
menyimpan arsip secara vertikal. Filing cabinet yang standar terdiri dari
dua- enam laci. Ada dua macam filing cabinet yaitu untuk folder biasa dan
untuk folder gantung
2. Hang map (map gantung)
Hang map adalah sejenis map yang dilengkapi dengan tembaga pada bagian
atasnya guna menggantungkan arsip di dalam laci filing cabinet, dan
berfungsi untuk meletakkan tab.
3. Schnelchecter map
Schnelchecter map adalah map untuk menyimpan berkas yang telah
dilubangi dengan menggunakan perforator terlebih dahulu sehingga berkas
tersebut tidak dapat lepas dari kaitan.
4. Folder (sampul arsip)
Folder adalah map tanpa daun penutup pada sisinya dan dilengkapi dengan
tab/tonjolan untuk menempatkan kode arsip.
5. Guide (sekat atau petunjuk)
Guide merupakan lembar pemisah yang terbuat dari karton tebal dan
merupakan petunjuk serta pemisah antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain, sesuai dengan pengelompokkan yang dipilih pada
klasifikasi arsip.
6. Tab
Tab adalah bagian menonjol berukuran kurang lebih 1x3 cm untuk
menempatkan kode dan indeks arsip
7. Tickler file (berkas penyekat)
Tickler file adalah alat atau kotak kecil berukuran kurang lebih 10x15 cm
yang dipergunakan untuk menyimpan kartu-kartu kendali dan/atau kartu-
kartu peminjaman arsip, di mana cara penyusunan penyimpanan arsip
tersebut sama dengan sistem penyimpanan arsip berdasarkan sistem tanggal
dan sistem lainnya.
8. Ordner
Ordner adalah semacam map dari karton tebal dan dapat menampung
banyak arsip serta di dalamnya terdapat besi untuk mengkait arsip yang
telah diperforator/dilubangi pada bagian pinggir arsip tersebut.
9. Letter tray (baki surat)
21
Letter tray adalah semacam baki yang terbuat dari plastik atau metal yang
berguna untuk meletakkan/menyimpan surat yang biasanya disimpan di atas
meja.
10. Safe keeping document (brankas)
Safe keeping document adalah lemari besi dengan bermacam-macam
ukuran dan dilengkapi dengan kunci pengaman. Brankas biasanya
digunakan untuk menyimpan arsip penting/rahasia.
11. Rak buku
Rak buku adalah rak untuk menyimpan buku-buku, seperti di perpustakaan
atau untuk menyimpan ordner.
12. Lemari arsip
Lemari arsip dalah lemari yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk
menyimpan berbagai macam bentuk arsip, seperti rol film dan ordner.
13. Visible record cabinet
Visible record cabinet adalah tempat penyimpanan arsip dengan
menggunakan kantong-kantong kartu tersusun yang disimpan dan dijepit di
dalam laci atau bak, kemudian disusun dalam satu kabinet.
14. Compact Rolling Shelving (Roll-o-pact/lemari geser)
Compact Rolling Shelving adalah lemari penyimpanan arsip yang disusun
sejajar di atas rel dan dapat digerakkan dengan bantuan roda sehingga dapat
dirapatkan satu sama lain dengan ringan dan mudah.
15. Rotary filing system
Rotary filing system adalah sistem file bertingkat (vertikal) yang dilengkapi
dengan sistem kode, angka, abjad, dan warna, berpola tingkat, berbentuk
bundar serta dapat berputar untuk mendeteksi lebih awal bila terjadi
kekeliruan, memakai sistem pintu bergeser ke dalam sehingga tidak menyita
tempat.
16. Mobiplan filing system
Mobiplan filing system adalah alat untuk menyimpan gambar, kartu, map
cetakan, dan lain-lain secara vertikal/digantungkan. Alat ini mudah
dipindahkan karena ringan dan dilengkapi dengan roda sehingga
mempercepat dan mempermudah pelaksanaan tugas.
17. Vertical plan filing system
Vertical plan filing system adalah lemari yang terbuat dari besi plat untuk
menyimpan gambar dengan sistem penyimpanan yang
vertikal/digantungkan.
22
2.2 Sistem Pengarsipan Elektronik dengan Image Ware Scan Manager (IWSM)
2.1.2 Konsep Sistem Kearsipan Elektronik
Sistem Kearsipan Elektronik atau dalam bahasa inggris Electronic Filling System
merupakan sebuah sistem yang mengatur proses – proses pengolahan arsip secara
elektronik. Arsip elektronik merupakan informasi yang terkandung dalam file dan media
elektronik, yang dibuat, diterima, atau dikelola oleh organisasi maupun perorangan dan
menyimpannya sebagai bukti kegiatan. Sistem Kearsipan Elektronik termasuk kedalam
Electronic Records Management Systems (Sistem Pengelolaan Arsip Elektronik).
Electronic records management systems (ERMS) bertujuan untuk mengatur dan
mengelola arsip-arsip elektronik). ERMS merupakan sistem yang dirancang secara
khusus untuk mengelola penciptaan, penggunaan, pemeliharaan dan penyusutan arsip-
arsip elektronik sebagai bukti dari aktivitas bisnis. ERMS kemampuannya untuk:
a) Memelihara informasi kontekstual dan metadata, serta link di antara arsip untuk
memungkinkan identifikasinya, mendukung nilai kebuktiannya serta
memungkinkan akses terhadapnya sepanjang waktu
b) Memungkinkan penerapan proses-proses pengelolaan arsip, seperti klasifikasi,
registrasi, pencarian dan temubalik, preservasi dan penyusutan
c) Melakukan kontrol terhadap arsip, seperti kontrol akses dan keamanan, dalam
rangka menjaga isinya dan mengamankan integritasnya.
23
Electronic Filing System (EFS) adalah sistem solusi untuk manajemen dokumen
elektronik. Semua perangkat dan aplikasi yang dibutuhkan untuk solusi ini akan dijabarkan
dalam konsep solusi. Implementasi akan dimulai dari proses konversi dokumen kertas ke
dokumen elektronik atau biasa disebut document imaging. Document imaging akan
menggunakan tools untuk menyimpan data dalam bentuk structured data (data text) dan
unstructured data format (image dan file elektronik lainnya). Sistem integrasi ini akan
memungkinkan user mencari dokumen dengan lebih mudah.
Selain itu, Sugiarto dan Wahyono (2005:12) pun mengatakan bahwa dengan menggunakan
media elektronik, diharapkan akan membantu pihak pengelola arsip untuk dapat mengelola
dokumen dengan lebih baik sehingga lebih efektif, baik dalam hal penyimpanan,
pengelolaan, pendistribusian, dan perawatan dokumen. Penggunaan media elektronik
dalam pengelolaan arsip dikenal dengan sebutan sistem pengarsipan elektronik (Elektronik
Filling System) yang maksudnya arsip didokumentasikan dengan memanfaatkan
komputer. Sistem pengarsipan berbasis komputer memiliki banyak manfaat.
3. Kehematan
Penggunaan media elektronik kita bisa menggunakan lebih sedikit tenaga, pikiran dan
juga biaya yang diperlukan dalam pengelolaan arsip.
24
7. Berbagi arsip secara mudah
8. Meningkatkan keamanan
9. Mudah dalam me-recovery data
25
laci-laci yang kita sebut Worksheet template, kemudian sekat laci virtual atau bisa disebut
Worksheet, dan field yang merupakan isi dari dokumen arsip itu sendiri.
26
3) Setelah itu, pada IWSM pilih [tools] kemudian [login to workgroup] seperti yang
dapat kita lihat pada Gambar 4.
4) Ketika muncul pop-up seperti pada Gambar 5, kemudian klik tombol [Select].
5) Kemudian akan muncul dialog box seperti pada Gambar 6, kemudian klik [Create
New].
27
Gambar 6 Dialog Box Create New Workgroup
7) Kemudian klik [OK] dan Workgroup akan muncul seperti pada Gambar 8. Setelah
itu klik [OK] lagi.
28
Gambar 8 Tampilan Workgroup Baru
8) Pada dialog box seperti pada Gambar 9, isi field [Username] dengan ADMIN dan
field [Password] dengan ADMIN.
29
10) Maka timbul jendela seperti pada Gambar 11 berisi penjelasan mengenai
Worksheet Template, Form Types, Automatic Indexing Batch, dan Job. Apabila
kita ingin mengetahui lebih lanjut, kita dapat mengklik icon/gambar sesuai dengan
yang ingin kita ketahui. Kemudian, apabila selesai mencari tahu lebih lanjut, kita
30
2) Kemudian klik [New] untuk membuat Worksheet Templates baru.
3) Pada menu pop-up New Worksheet Template, masukan nama worksheet template
baru pada field [Template Name], kemudian membuat kebutuhan field untuk
kearsipannya pada [Field Titles] dengan klik [New] seperti pada Gambar 14.
31
4) Setelah itu, kita bisa mengisi nama field pada field [Name] kemudian bisa memilih
tipe data yang akan dimasukkan nantinya, bisa dengan Text/Tulisan,
Numeric/Angka, Date/Tanggal, Memo/Keterangan pada field [Type], dan kita pun
dapat memilih banyaknya jumlah karakter yang dibutuhkan pada field [Length].
Kemudian, setelah selesai, bisa mengklik [OK] seperti yang dapat kita lihat pada
Gambar 15.
32
5) Setelah selesai membuat field, akan muncul dialog box seperti Gambar 16, dan klik
[Yes].
33
3) Apabila tidak muncul pop-up seperti pada Gambar 18, kita dapat mengklik
[Worksheet] pada menu toolbar, kemudian klik [New] seperti pada Gambar 20.
4) Kemudian akan muncul pop-up seperti pada Gambar 21, dan kita dapat melakukan
langkah-langkah seperti pada step 1) di langkah pertama, dengan mengisi nama
worksheet. Kemudian klik [OK].
34
6) Sekat Laci Virtual atau Worksheet telah selesai dibuat, dengan tampilan akhir seperti
pada Gambar 22.
35
Gambar 23 Impor Menggunakan Scanner
3) Pilih scanner yang akan digunakan, klik [OK] kemudian klik [Start] seperti pada
Gambar 24.
36
Gambar 25 Append/Insert Page
37
B. Mengatur Scanner
Mengatur Scanner Alat Scanner yang telah diinstalkan pada computer dapatdigunakan
untuk memasukan data-data dokumen ke dalam worksheet.
1) Klik [File] pilih [Scan]
2) Atur dokumen dalam scanner
3) Klik tombol [Preview]
4) Klik dua kali [Scanner Settings] untuk merubah kualitas gambar
5) Pengaturan scanner
Pilih mode scanning pada dokumen.dokumen
yang paling banyak dapat di scan dalam kondisi
[MODE] maksimum dengan pengaturan [black and white],
jenis dan nomor dalam pengaturan [color, gray
scale, etc]. Boleh berbeda tergantung pada scanner
Pilih turned off ketika tidak ada pilihan. Ini dapat
digunakan untuk meng-scan dokumen hanya
[Dither] dengan karakter atau dengan ilustrasi bayangan
dan bentuk yang sederhana. Pilih turned on ketika
[error disffusion]. Ini dapat meng-scan untuk
merubah foto atau gambar
Pilih resolusi untuk membaca sekilas. Pilih 200
[Dots per Inch] dpii atau 300 dpi di dalam menu pull down.
Ukuran dokumen besar ketika memilih 300 dpi.
[Page Size] Pilih ukuran menurut dokumen yang akan di scan
Brightness dalam meng-scan gambar dapat
disesuaikan. Pilih [manual] dan geser ke samping
[Brightness]
dengan kursor untuk menyesuaikan brightness.
Pilih [automatic] untuk mengotomatisasi gambar
dengan warna terang yang maksimum.
Kontras dalam meng-scan gambar dapat
ditambahkan. Pilih [manual] dan geser ke samping
[Contrast] dengan kursor untuk menyesuaikan kontras. Pilih
[automatic] untuk mengotomatisasikan menambah
gambar dengan kontras yang maksimum. Ini diatur
di [automatic] di DR-3020
Tabel 1 Pengaturan Scanner
6) Klik tombol [area] untuk mengatur area yang akan di scan. Maka akan tampil [set
scanning area] window
7) Mengatur area yang akan di scan
[Units] Ukuran-ukuran dapat dipilih dengan inchi,
millimeter dan pixels
38
[X Position] Isikan jarak garis mendatar (horizontal) dari tepi
kiri atas kertas untuk memulai scanning
[Y Position] Isikan jarak garis vertikal dari tepi kiri atas
kertas untuk memulai scanning
[Width] Masukan berapa lebar pada scanning area.
39
[Detect and Scan Control Ketika control sheet terdeteksi,
Sheet, Continue berarti itu sudah
Scanning] terekam sebelum meng-scan
halaman selanjutnya
[Detect and Scan Control Ketika control sheet
Sheet, Continue terdeteksi,berarti itu tidak
Scanning] terekam sebelum meng-scan
halaman selanjutnya
[Detect and Scan Control Ketika control sheet
Sheet, Stop Scanning] terdeteksi,berarti itu terekam
dan scanning berhenti
[Detect and Scan Control Ketika control sheet terdeteksi
Sheet, Stop Scanning] berarti itu tidak
terekam dan scanning berhenti
Tabel 3 Pengaturan Rinci
40
1) Klik data yang ingin diinput gambar atau dokumen, sehingga menjadi blok biru
seperti pada Gambar 28
41
Gambar 29 Import Document from PC
3) Kemudian pilih [Import from File] pada kolom [Value] dan [Image Source]
pada kolom [Setting], kemudian klik [Start]
42
4) Kemudian akan muncul pop-up seperti ini, silakan tunggu
5) Setelah itu, pilih dokumen yang akan diimpor, melalui pop-up Import Documents
seperti pada Gambar 32, kemudian doubleclick atau klik [Open]
6) Setelah dokumen dipilih, maka akan terinput ke data yang kita klik pada step 1) di
awal. Maka, import dokumen yang telah ada di PC telah berhasil. Sehingga,
tampilan akhirnya akan seperti pada Gambar 33.
43
Gambar 33 Dokumen yang telah Diimpor ke Data di IWSM
44
Gambar 24 Menu Divide Document by Pages
3) Jika diberi label halaman seperti pada Gambar 35, maka dialog box akan
menampilkan konfirmasi tentang pelabelan yang dilanjutkan atau tidak, seperti
pada Gambar 37, kemudian klik [Yes]. Apabila tidak dilabeli, maka setelah
tampilan Gambar 36, langkah selanjutnya adalah klik [OK]
45
Gambar 35 Tagged Pages, Halaman yang dilabeli
46
1) Klik dokumen baru melalui toolbar [Worksheet] kemudian [New]
47
3) Buat data dokumen baru dan isi secara teliti
4) Kemudian klik dokumen secara teliti ke dalam dokumen yang akan dipindahkan
5) Dari menu [File], pilih [Scan]
6) Klik dua kali [pages per document]
7) Pilih metode penyimpanan dokumen dalam [pages per document] dan klik tombol
[OK]
8) Pengaturan [Double Sided], [Orientation] dan [Display Image]
9) Atur dokumen dalam scanner
10) Klik tombol [Start]
11) Sesudah di scan klik tombol [Close]
48
12) Setelah diimpor, maka hasil tampilan akhirnya akan seperti pada Gambar 40.
49
1) Klik kiri pada field pertama untuk mengkopi data indeks dan drag mouse untuk
memilih field yang dicopy.
Gambar 41 Worksheet
50
3) Pada worksheet, klik new document sebagai tujuan dokumen yang akan diimpor.
4) Klik field untuk memulai paste data indeks atau drag mouse
6) Pilih menu [File] dan klik submenu [Scan], lalu akan muncul jendela [Document
Capture Panel] dan Dobel klik [Pages per document].
51
Gambar 45 Pages per Document
7) Setelah itu pilih fitur dalam jendela Pager per document, pilih [Single page
documents] atau [#-page documents] dan klik [OK].
52
- Mengimpor dari Scanner
1) Pada menu [File] pilih submenu [Scan] dalam Image Window.
2) Setelah itu pilih salah satu sub menu yang berada dalam submenu Scan
53
2) Pilih salah satu sub menu yang tertera
54
2) Setelah itu pilih menu [File] dan klik submenu [Import]
3) Pada jendela Document Capture Panel, klik dobel pada [Image source].
55
Gambar 50 Image Source
56
5) Setelah itu klik [Start] pada jendela [Import documents] yang muncul.
6) Lalu, pilih image document yang diimpor dan klik [Open].
57
Gambar 53 Pilih New Documents Index Sample
58
Gambar 55 Edit Index Data
CATATAN
- Kotak daftar drop-down menunjukkan 20 item data yang Anda masukkan sebelumnya.
- Karena data indeks yang dimasukkan di sini digunakan untuk semua dokumen impor, maka
dianjurkan agar Anda memasukkan data indeks yang umum bagi semua dokumen.
PENTING
Jenis nilai yang Anda dapat masukkan sebagai data indeks bervariasi sesuai dengan target
database. Untuk informasi lebih lanjut, lihat manual instruksi untuk target database yang Anda
gunakan.
Jenis nilai yang dapat dimasukkan ke dalam bidang ini ditentukan oleh template.
a. Field jenis text
b. Field jenis nomor
c. Field jenis tanggal
d. Field jenis memo
e. Field dengan kata kunci
9) Setelah menyelesaikan masuknya data indeks, klik [OK] di [Edit Data Indeks] kotak dialog.
2.1.8 Mengatur Dokumen Image Window
59
1. Membuka Dan Menutup Image Window
1. Pilih dokumen image window yang ingin ditampilkan dari daftar dokumen worksheet
60
61
- [Tile With Image Windows Vertikal]
Image window dan worksheet akan ditampilkan bersamaan secara vertikal
2. Pilih dokumen kedua, ketiga atau lainnya yang ingin ditampilkan secara bersamaan
dengan cara [File] → pilih [Open] → [Open Document In New Image Window]
62
3. Beberapa gambar dokumen yang sudah ditampilkan bersama
63
Gambar 67 Close Image Window
Note: Untuk menutup image window dapat juga dilakukan dengan klik tanda x (close) disudut
kanan atas image windows atau mengkilik alt + F
64
Gambar 70 All Windows Closed
2. Mengubah tampilan
1. Pilih salah satu dari menu [Go To] dari submenu [View] di image window
Gambar 71 Go To View
65
B. Mengubah Tampilan Halaman
1. Buka dokumen yang berada di daftar worksheet. Lalu pilih menu [File] dan pilih [Go
To], lalu pilih salah satu fitur menu yang akan digunakan:
Gambar 75 Go to Page
- [Other Side Of Page] tampilkan sisi yang lain dari dokumen yang memiliki dua
sisi
66
C. Mengganti Halaman Dengan Page Scroll Bar
- Displaying The Next/Previous Page Tekan dan pindahkan batang secara horizontal
atau klik tombol panah horizontal
- Displaying The First/Last Page Klik tombol panah yang tersedia secara vertikal
1. Buka dokumen image windows, lalu pilih [View] di image window dan pilih
[Thumbnail]
67
2. Jendela thumbnail akan tampil.
3. Klik thumbnail dari dokumen yang akan ditampilkan, halaman yang diklik (warna
kuning) adalah halaman yang ditampilkan
3. Zooming/Out
1. Buka dokumen di image window yang akan di zoom, lalu pilih menu [View] di image
window, dan pilih [Scale], lalu pilih salah satu menu yang akan diiinginkan.
68
- [Fit To Width] halaman yang diperkecil atau diperbesar sesuai dengan lebar window
halaman window.
- [Fit To Page] halaman yang berukuran sesuai dengan ukuran saat page window.
69
- [Zoom In] halaman yang diperbesar. Ulangi tindakan ini untuk memperbesar lebih
lanjut.
- [Zoom Out] halaman yang diperkecil. Ulangi tindakan ini untuk memperkecil lebih
lanjut. Pilihan yang dipilih dijalankan
70
B. Menampilkan Bagian Wilayah Window Tertentu Di Pan Window
3. Untuk memindahkan layar yang ingin ditampilkan, tarik daerah hitam di pan window
dengan menekan tombol kiri pada mouse
71
Gambar 86 Drag Mouse untuk Daerah Hitam di Pan Window
72
3. Lalu drag persegi panjang tersebut sesuai kebutuhan dokumen image window yang
akan di zoom, dan akan tertampil sebuah pop – up
4. Lalu pilih menu [Zoom In On Clipboard Area], dan area yang ingin di zoom pun
akan di perbesar
73
4. Rotasi halaman
A. Merotasi Halaman
1. Buka dokumen image window, lalu pilih menu [View], dan pilih [Rotate]
- [Save Image Orientation (Display Page)] hanya menyimpan halaman yang sedang
ditampilkan.
- [Save Image Orientation (All Pages)] menyimpan semua halaman. Informasi rotasi
disimpan dalam halaman-halaman.
5. Pengoreksian Halaman
A. Men-Deskew Halaman
1. Klik kanan pada gambar yang telah di import ➞ [Open Document].
2. Pilih menu [View] ➞ [Plug-in] ➞ [Apply Plug-in] dalam “Image Window”
[Apply Plug-in] kotak dialog ditampilkan.
75
Gambar 93 Apply Plugin
- [Adjust Orientation]
Setiap memiringkan dokumen tersebut secara otomatis terdeteksi dan diperbaiki.
- [Deskew (border removal)]
Memiringkan dokumen yang terdeteksi dari perbatasan dan otomatis diperbaiki.
- [Deskew ( string detection)]
Memiringkan dokumen terdeteksi dari string dan secara otomatis diperbaiki.
Halaman yang deskewed.
76
B. Pengoreksian Beberapa Halaman
3. Mengkonfigurasi [page from each documents] dan [apply plug-in] ➞ klik [OK]
77
78
Dokumen ditampilkan dalam “Image Window” aktif saat window beralih ke lembar
kerja lain.
79
Gambar 104 Multiple Window
80
Gambar 105 Close Other Page Windows Gambar 106 Tampilan Tanpa Page Windows
Lain
81
3. [Cascade] Windows Halaman yang bertumpuk.
82
4. Mengcopy Area Tertentu
1. Klik dan tahan tombol mouse sebelah kanan di salah satu sudut persegi panjang yang
akan dibentuk.
2. Gerakkan mouse ke pojok yang berlawanan persegi panjang, ➞ lepaskan tombol kanan.
Sebuah menu pop-up ditampilkan.
83
- [Clipboard Tampilan Area di New Window]
Area yang dipilih akan ditampilkan di jendela baru.
- [Zoom in pada Area terpotong]
Area yang dipilih diperbesar masuk.
Contoh :
Blok dengan sudut persegi panjang ➞ Pilih [Zoom in pada Area terpotong].
84
5. Menghapus halaman
1) [File] pada Image Window ➞ Delete Page ➞ Yes.
Gambar 117 Klik Delete Page Gambar 118 Klik Yes untuk Menghapus Page
85
2.1.9 Mencari atau Menemukan Dokumen
86
3) Maka akan muncul tampilan seperti ini, Selanjutnya ceklis di bagian kanan
kotak yaitu [Range]
4) Maka akan muncul seperti di bawah ini, Isi dengan abjad “a” di kolom from
dan abjad “d” di Field (Nama)
87
5) Maka akan muncul nama yang berawalan Huruf ‘a” sampai nama yang
berawalan Huruf “d” pada worksheet
Gambar 125 Masukkan Range Tanggal yang Tercantum pada Dokumen yang ingin dicari
88
3) Maka akan muncul data dari tanggal 20 April sampai dengan tanggal 22 april
89
2) Kemudian pilih [Display All Documents]
3) Maka tampilan dokumen akan kembali seperti semula, seperti yang dapat
kita lihat pada Gambar 129.
90
2.1.10 Mensortir Dokumen
1) Langkah untuk mensortir yang pertama adalah klik menu [Edit] dan
pilih submenu [Sort]
2) Setelah itu akan muncul jendela Sort Field, dan pada kolom Sort
Order tentukan urutan yang diinginkan.
a) Ascending mengurutakan menjadi naik
b) Descending menurutkan menjadi turun
91
3) Pada kolom Sort Field, pilih field yang ingin ditentukan sebagai
pengurut daftar dokumen, dan setelah itu klik [OK] dan field pun
berhasil disortir.
92
3) Selanjutnya Pilih [File], Lalu Pilih [ Print Document]
93
Gambar 136 Preview untuk Dokumen yang Akan Dicetak
94
Gambar 138 Blok Seluruh Dokumen yang Ingin Diprint
95
4) Selanjutnya Pilih [Print], lalu [Print Index Data]
5) Maka akan muncul tampilan seperti pada Gambar 141 di bawah ini, pada
bagian [print what] sesuaikan dengan kebutuhan kalian.
96
Gambar 142 Preview untuk Dokumen yang Akan Dicetak
97
2.1.12 Merancang Sistem Kearsipan Elektronik
A. Sistem
Menurut Romney dan Steinbart (2016:3), “Sistem adalah rangkaian
dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan,
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sebagian besar
sistem terdiridari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem
yang lebih besar.
98
Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah
laku yang sudah dapat diprediksi, sedangkan sistem tak tentu
adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi
karena mengandung unsur probabilitas.
B. Sub Sistem Informasi
Sub Sistem Informasi yang akan dibahas di sini adalah Sub Sistem
yang menggunakan komputer, atau bisa kita sebut sebagai komputer
sebagai sub sistem informasi. Menurut Sedarmayanti (2001: 68)
“komputer adalah rangkaian peralatan elektronik yang dapat
melakukan pekerjaan secara sistematis, berdasarkan instruksi atau
program yang diberikan, serta dapat menyimpan dan menampilkan
keterangan bilamana diperlukan”. Sedangkan menurut Sanders
(dalam Jogiyanto, 2003) komputer adalah sistem elektronik untuk
memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan
diorganisasikan supaya secara otomatis untuk menerima dan
menyimpan data input, memprosesnya dan menghasilkan output di
bawah pengawasan suatu langkah-langkah instruksi program yang
tersimpan di memori (stored program). Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa komputer merupakan sebuah alat elektronik yang
dapat mengolah dan menyimpan data sehingga menghasilkan suatu
informasi.
99
dilakukan dengan cepat bilamana dokumen tersebut sewaktu-waktu
dibutuhkan.
100
2) Sistem Subjek
Menurut sedarmayanti (2003) sistem subjek adalah salah satu
penataan berkas berdasarkan kegiatan-kegiatan yang berkenaan
dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan perusahaan
yan menggunakan sistem ini. Untuk sistem yang meliputi istilah
subjek yang banyak, diperlukan adanya daftar klasifikasi subjek
agas istilah-istilah yang dipergunakan untuk mengelompokkan
dokumen dapat dibuat tetap dan seragam. Daftar istilah tersebut
dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu daftar klasifikasi subjek
standar klasifikasi subjek buatan sendiri.
1. Daftar Klasifikasi Subjek Standar
Daftar subjek ini merupakan standar umum di dunia
internasional. Daftar standar ini banyak dipergunakan untuk
mengelompokkan buku-buku di perpustakaan.
2. Daftar Klasifikasi Buatan Sendiri
Daftar klasifikasi ini merupakan daftar subjek yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan suatu kantor. Daftar
ini dibuat dengan mengumpulkan semua masalah (subjek)
yang ada pada seluruh instansi. Karena fungsi dan tugas
masing-masing unit kerja sudah jelas, maka istilah subjek
dapat diambil dari fungsi dan tugas tersebut yang disesuaikan
dengan kebutuhan suatu daftar subjek. Daftar klasifikasi
buatan sendiri dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a) Daftar Klasifikasi Subjek Murni
Daftar klasifikasi subjek murni adalah daftar yang berisi
istilah-istilah subjek tanpa disertai kode (notasi) dan
disusun menurut urutan abjad.
b) Daftar Klasifikasi Subjek Berkode
Daftar klasifikasi subjek berkode adalah daftar yang berisi
istilah-istilah subjek yang dilengkapi dengan kode dari
istilah subjek bersangkutan. Kode ini berguna untuk
memudahkan mengetahui kelompok dari suatu subjek,
dan memudahkan penentuan loasi dan urutan-urutan
penyimpanan bahan-bahan dari subjek bersangkutan.
3) Sistem Nomor
Menurut Amsyah (2003) sistem nomor adalah sistem
penyimpanan warkat yang berdasarkan kode nomor sebagai
pengganti dari nama orang atau nama badan. Sedangkan menurut
Sedarmayanti (2003) berpendapat bahwa sistem nomor
merupakan salah satu sistem penataan berkas berdasarkan
kelompok permasalahan yang kemudian masing-masing atau
setiap masalah diberi nomor tertentu.
101
Menurut Moekijat (1995) keuntungan yang didapat dengan
menggunakan sistem nomor ini adalah:
1. Ketelitian yang lebih besar dalam penyimpanan.
2. Kode nomor dapat disamakan untuk semua unit kerja.
3. Perluasan nomor tidak terbatas.
4. Indeks memuat seluruh nama koresponden.
5. Nomor surat dapat digunakan sebagai suatu referensi.
102
Mendifinisikan masalah dapat dilakukan dengan cara menjawab
beberapa pertanyaan seperti dibawah ini:
a) Bagaimana kondisi dan permasalahan sistem kearsipan yang
sedang digunakan?
b) Bagaimana pembuatan sistem kearsipan elektronik yang
dibutuhkan perusahaan atau instansi?
c) Bagaimana pemanfaatan dari hasil rancangan sistem
kearsipan elektronik tersebut?
2. Menentukan Tujuan dan Manfaat Proyek
3. Memilih Software kearsipan yang akan digunakan
4. Merancang program
Sebelum merancang program, terlebih dahulu membuat suatu
rancangan sistem informasi dalam bentuk flowchart, diagram
konteks dan Data Flow Diagram (DFD).
5. Membuat kode program untuk mengorganisasikan dan membuat
kode-kode program, agar program mudah dimengerti dan
dimodifikasi.
6. Mengetes dan melacak kesalahan program
7. Membuat dokumentasi program
103
organisasi untuk membuat keputusan dan merumuskan sebuah
kebijakan
5) Membuat DFD (Data flow diagram)
Data Flow Diagram merupakan alat perancang sistem yang
berorientasi pada alur data yang dapat digunakan untuk
penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah
dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai
maupun pembuat program.
6) Menenetukan ERD (entity Relation Diagram)
Entity Relationship Diagram merupakan sebuah model untuk
menjelaskan sebuah hubungan antar data dengan basis data
berdasarkan objek-objek basis data yang mempunyai hubungan
antar relasi. Perancangan ERD ini dibuat untuk menggambarkan
hubungan data yang saling berkaitan antara data yang satu dengan
data yang lainnya.
7) Menentukan dan merancang WG
Workgroup ialah lemari arsip pada pengarsipan manual, yang
merupakan tingkatan tertinggi pada Electronic Filing System
dimana di dalamnya memuat ketiga komponen lain dalam EFS.
Workgroup ini hanya dapat digunakan oleh satu pengguna,
dimana pada pembuatannya, pemakai memasukkan satu
username dan password yang digunakan untuk mengakses
workgroup yang telah dibuat.
8) Menentukan dan merancang WT
Worksheet template adalah laci lemari arsip jika dalam kearsipan
manual. Worksheet template Adalah tingkatan kedua dimana di
dalamnya berisikan nama khusus arsip yang sedang diarsipkan,
dan secara otomatis seluruh dokumen yang ada pada worsheet
yang dimaksud tersimpan pada worksheet template masing-
masing.
9) Menentukan dan merancang WS
Worksheet ialah tingkatan ketiga dimana tempat untuk menyortir
dan mengimpor seluruh dokumen dilakukan langsung pada
worsheet ini. Work Sheet disini berfungsi sebagai skat dalam
lemari arsip. Menentukan field/kata tangkap (abjad, kronologis,
subjek, geografis, nomor) dalam masing-masing WT
10) Membuat matriks/bagan rancangan.
104
BAB III
RANCANGAN PROYEK
3. 1 Prosedur Kerja
SELESAI
105
1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu 10
Agustus 1867.
Keberhasilan swasta NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen
Tanggung yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat
menghubungkan kota Semarang-Surakarta (110 km), akhirnya mendorong
minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak
mengherankan kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864-1900
tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi
110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan
pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.
106
Periode Status Dasar Hukum
Pertama kali dibangun jalan rel
sepanjang 26km antara
Tahun 1864
Kkemijen Tanggung oleh
Pemerintah Hindia Belanda
Staat Spoorwegen (SS)
Verenigde Spoorwegenbedrifj
1864 – 1945 IBW
(VS) Deli Spoorwegen
Maatschappij (DSM)
1945 – 1950 DKA IBW
1950 – 1963 DKA – RI IBW
1963 – 1971 PNKA PP No. 20 Tahun 1963
1971 – 1991 PJKA PP No. 61 Tahun 1971
1991 – 1998 PERUMKA PP No. 57 Tahun 1990
PP No. 19 Tahun 1998
Keppres No. 39 Tahun
1998 – 2010 PT KERETA API (Persero)
1999 Akte Notaris
Imas Fatimah
Tabel 5 Ringkasan Sejarah PT KAI. Sumber Internal Perusahaan
LOKASI PERUSAHAAN
107
LOGO PERUSAHAAN
Bentuk
Terinspirasi dari bentuk REL KERETA yang digambarkan dengan garis menyambung
ke atas pada huruf A, KAI diharapkan terus maju dan menjadi solusi ekosistem
transportasi terbaik yang terintegrasi, terpercaya, bersinergi, dan kelak dapat
menghubungkan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Dengan menggunakan typeface italic yang dinamis dan di modifikasi pada huruf A
menggambarkan karakter KAI yaitu progresif, berfikiran terbuka, dan terpecaya.
Grafik yang tegas namun ramah dengan perbedaan warna pada huruf diharapkan dapat
mencerminkan hubungan yang harmonis dan kompeten antara KAI dan seluruh
pemangku kepentingan.
Warna
Perpaduan antara warna biru tua yang menunjang stabilitas, profesionalisme, amanah
dan kepercayaan diri, yang ditambah dengan aksen warna oranye, yang menunjukan
antusiasme, kreativitas, tekad, kesuksesan dan kebahagiaan.
108
3.2.2 Visi dan Misi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Visi
Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia
Misi
1. Untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis
digital, dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Untuk mengembangkan solusi transportasi massal yang terintegrasi
melalui investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan
teknologi.
3. Untuk memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan
para pemangku kepentingan, termasuk memprakarsai dan
melaksanakan pengembangan infrastruktur-infrastruktur penting terkait
transportasi.
109
3.2.4 Data Pegawai
1) Komisaris Utama (Komisaris Independen)
Said Aqil Siroj
Warga Negara Indonesia, lahir di
Cirebon pada 3 Juli 1953. Bergabung
dengan PT Kereta Api Indonesia
(Persero) sejak 2021 sebagai Komisaris
Utama merangkap Komisaris Independen
sejak 3 Maret 2021 berdasarkan
Keputusan Menteri BUMN Nomor : SK-
64/MBU/03/2021.
Gambar 146 Said Aqil Siroj
Komisaris Utama Lulusan S1 Ushuluddin dan Dakwah,
Universitas King Abdul Aziz pada tahun
1982. Lulusan S2 Perbandingan Agama, Universitas Umm Al-Qura
pada tahun 1987. Kemudian lulusan S3 Aqidah / Firasat islam,
Universitas Umm Al-Qura pada tahun 1994.
Perjalanan Karir:
Sebelumnya menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia pada
2000-2005. Kemudian juga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama (PBNU) pada 2010-sekarang. Dan terakhir menjadi Anggota
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila pada 2017- sekarang.
2) Direktur Utama
Didiek Hartantyo
Warga Negara Indonesia, lahir di
Jakarta tahun 1961. Berdomisili di
Jakarta. Bergabung dengan PT Kereta
Api Indonesia (Persero) sejak 25
Januari 2016 dan kini diangkat menjadi
Direktur Utama KAI berdasarkan
Surat Keputusan Menteri BUMN
Nomor: SK-28/MBU/01/2021 tanggal
25 Januari 2021.
Gambar 147 Didiek Hartantyo
Direktur Utama Menyelesaikan pendidikan S1 di
Universitas Sebelas Maret tahun 1985,
menyelesaikan S2 dari Daniel School of Business, University of
Denver, USA pada tahun 1995.
110
Perjalanan Karir:
Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan KAI pada
periode 2016 - 2020 awal. Kemudian juga pernah menduduki posisi
sebagai Group Head Corporate Banking II Bank Mandiri 2011 - 2016,
dan Group Head Financial Institutions tahun 2010 – 2011 di Bank
Mandiri.
111
a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawabnya yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di
Wilayah Daerah Operasi 4 Bandung;
b. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement)
secara berkelanjutan serta pengelolaan resiko dibagiannya;
c. Mengkoordinir penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahunan Daerah
Opersi 4 Bandung dan melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan
rencana serta pelaksanaan anggaran;
d. Pelaksanaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Daerah
Operasi 4 Bandung serta pembinaannya;
e. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan, pengesahan
pembayaran non gaji pegawai, pengesahan pembayaran kepada pihak
ketiga serta penyelesaian dokumen analisa dan tata usaha keuangan
serta administrasi pelaksanan petty cash;
f. Melaksanakan administrasi perpajakan;
g. Melaksanakan penagihan atas Piutang Angkutan Penumpang,
Angkutan Barang dan Pengusahaan Aset serta Tata Usaha Administrasi
Piutang (Aging Schedule);
h. Melaksanakan tata laksana dan tata usaha perbendaharaan Daerah
Operasi 4 Bandung;
i. Melaksanakan pemantauan, penyelesaian dan pelaporan tindak lanjut
temuan Pemeriksan Internal maupun Eksternal.
112
cash serta melaksanakan tata laksana dan tata usaha
perbendaharaan Daerah Operasi 4 Bandung :
1. Dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya,
Assistant Manager Keuangan dibantu oeh beberapa Junior
Supervisior Pendapatan yang bertanggung jawab atas
Pengelolaan pendapatan angkutan penumpang maupun barang
di Stasiun tempat kedudukan serta Stasiun Rayon, meliputi
kegiatan verifikasi penerimaan kas dari pendapatan, penyetoran
dan pencatatannya;
2. Tempat kedudukan Junior Supervisior Pendapatan adalah
sesuai stasiun dinasnya masing-masing
3. 3 Desain Proyek
3.3.1 Deskripsi Proyek EFS
Proyek pembuatan sistem kearsipan secara elektronik dilakukan dengan
menggunakan aplikasi ImageWare Scan Manager (IWSM) yang dirancang
khusus oleh perancang untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang
didasarkan pada hasil observasi dan pengamatan terhadap perusahaan
tersebut. Pembuatan rancangan sistem kearsipan elektronik ini diambil dari
struktur organisasi perusahan dan jobdesc dari departemen dan
divisi/bagian yang dibutuhkan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Dalam mencari informasi tersebut, perancang melakukan pencarian
informasi secara online, dan membuat menjadi rancangan sistem kearsipan
elektronik yang terdiri dari tiga struktur utama perancangan yaitu
Workgroup, Worksheet Template, dan Worksheet.
3.3.2 DFD
Data Flow Diagram (DFD) merupakan diagram yang mengunakan notasi-
notasi atau simbol-simbol untuk mengambarkan sistem jaringan kerja antar
fungsi-fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan
penyimpanan data (Jogiyanto Hartono,2005).
113
DFD terdiri dari diagram konteks (context diagram) dan diagram rinci (level
diagram). Menurut Jogiyanto HM (2005), DFD yang pertama kali digambar
adalah yang level teratas yaitu context diagram. Dari context daiagram ini
kemudian akan digambar dengan lebih terinci lagi yang disebut dengan
overview diagram (level 0). Tiap proses di overview diagram akan digambar
secara lebih terinci lagi dan disebut dengan level 1. Tiap proses di level 1
digambar kembali dengan lebih terinci lagi dan disebut dengan level 2 dan
seterusnya sampai tiap-tiap proses tidak dapat digambar lebih terinci lagi.
2) DFD Level 1
DFD level 1 merupakan penjelasan tentang alur sistem secara lebih
detail. Alur program pada level ini meliputi proses pengolahan data
114
(misalnya dari departemen keuangan) ke sistem, data tersebut dikelola
oleh admin. DFD level 1 dapat dilihat pada Gambar 150.
3) DFD Level 2
DFD level 2 merupakan penjelasan dari alur data yang terjadi pada
proses pengolahan data master yaitu menjelaskan secara lebih jelas apa
saja proses yang dapat dilakukan oleh admin. DFD level 2 dapat dilihat
pada Gambar 151.
115
Gambar 151 DFD Level 2
3.3.3 ERD
Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model jaringan yang
menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara abstrak.
ERD juga menggambarkan hubungan Entitas Eksternal Proses antara satu
entitas yang lain dalam suatu sistem yang terintegrasi. ERD digunakan oleh
perancang sistem untuk memodelkan data yang nantinya akan
dikembangkan menjadi basis data (database). ERD juga merupakan model
konseptual yang dapat mendiskripsikan hubungan antara file yang
digunakan untuk memodelkan struktur data serta hubungan antar data
(Yakub,2008).
116
Gambar 152 ERD Finance/Keuangan
117
Gambar 154 ERD Human Resources/SDM
3.3.4 Workgroup
Workgroup dapat diibaratkan sebagai lemari arsip bila pada pengarsipan
manual. Workgroup merupakan tingkatan tertinggi pada sistem
pengarsipan elektronik dimana di dalamnya memuat ketiga komponen lain
dalam EFS; Worksheet template, Worksheet, dan Field. Workgroup ini
hanya dapat digunakan oleh satu pengguna, pada device pembuatannya,
pemakai menginput satu username dan password yang digunakan untuk
mengakses workgroup ini. Maka dari itu, IWSM ini akan cocok untuk
meningkatkan keamanan pada sistem kearsipan PT Kereta Api Indonesia
(Persero). Adapun beberapa contoh Workgroup yang akan digunakan
adalah sebagai berikut:
118
3.3.5 Worksheet Template
Apabila diibaratkan pada pengarsipan manual, worksheet template adalah
laci lemari arsip yang berisi map folder. Worksheet template adalah
tingkatan kedua setelah Workgroup dimana di dalamnya berisi nama
khusus arsip yang sedang diarsipkan, dan secara otomatis seluruh dokumen
yang ada pada worksheet yang dimaksud tersimpan pada worksheet
template masing-masing. Berikut adalah beberapa contoh worksheet
template untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero):
119
Operational/Produksi
(WG)
Human
Resources/SDM
(WG)
120
3.3.6 Worksheet
121
Financial Report
(WT)
122
3.3.7 Field
Finance/Keuangan
(WG)
- Tanggal - Tanggal
- Tanggal
- No Transaksi - No Dokumen
- No Transaksi
- Tujuan - Pengirim
- Pengirim
- Jumlah Exp. - Penerima
- Jumlah Awal
(FIELDS) - Jumlah
- Tax Exp
- Jenis Dokumen
- Jumlah Total
- Penanggung
(FIELDS) jawab
- Keterangan
(FIELDS)
123
3. 4 Hasil Rancangan Proyek
124
BAB IV
125
2) Kemudian masukkan [password] pada field password, seperti pada Gambar 164
126
Gambar 165 New Worksheet Template Process
127
3) Kemudian isi field [worksheet template name] dengan nama
worksheet template yang ingin kita buat, untuk PT KAI Persero ini,
saya membuat sesuai rancangan EFS, yaitu Use of Funds seperti
pada Gambar 167.
128
4) Kemudian klik [New] untuk membuat Fields di dalam template
yang akan kita buat, seperti pada Gambar 168
129
6) Setelah membuat field sesuai kebutuhan rancangan, maka klik [OK]
130
Gambar 172 New Worksheet Name
10) Maka akan timbul Worksheet yang telah dibuat, seperti pada Gambar
173. Kemudian, lanjutkan membuat worksheet-worksheet yang
dibutuhkan untuk Workgroup PT Kereta Api Indonesia (Persero)
131
11) Membuat worksheet baru dengan klik [Worksheet] pada menu,
kemudian klik [New]
12) Setelah itu, isi nama worksheet dengan Maintenance Expenses dan
klik [OK]
132
13) Maka WS Maintenance Expenses telah berhasil dibuat
133
4.2.2 Pembuatan Worksheet Template 2
2) Kemudian pilih source dokumen yang akan anda input, disini saya menginput
dari file, shingga pilih import from file, kemudian klik start.
134
3) Setelah itu, pilih dokumen yang akan diimpor
135
4) Kemudian klik open
5) Setelah itu close kembali jendela-jendelanya
6) Kemudian kita telah berhasil mengimpor dokumen
136
2) Seperti pada gambar ini
137
4.7 Mencari dan Menemukan Dokumen
4.8 Mencetak Dokumen
138
BAB V
5.1. Kesimpulan
Dari laporan proyek sistem perancangan kearsipan ini dapat diambil kesimpulan
bahwa dengan sistem kearsipan elektronik yang telah dirancang untuk PT Kereta
Api Indonesia (Persero) akan untuk membantu mempermudah dan mempercepat
dalam sistem pengarsipan khususnya dalam pencarian kembali arsip yang
dibutuhkan. Mengarsip secara elektronik atau digital dapat memperkecil
kemungkinan file arsip akan hilang karena telah disimpan dan digandakan. Dengan
adanya sistem kearsipan secara elektronik membuat PT Kereta Api Indonesia
(Persero) menjadi lebih mudah, efisien, dan efektif.
5.2. Saran
Dari laporan proyek sistem perancangan kearsipan ini terdapat beberapa saran,
dianataranya:
1. Untuk mempermudah pengarsipan secara elektronik sebaiknya setiap
karyawan dibekali terlebih dahulu bimbingan penggunaan komputer dan
pengenalan aplikasi Scan Manager
2. Dokumen arsip yang disimpan dalam sistem kearsipan elektronik sebaiknya
diduplicate atau disimpan agar perusahaan mempunyai data cadangan.
3. Ketika selesai menggunakan kearsipan elektronik sebaiknya aplikasi Scan
Manager harus langsung ditutup, untuk mencegah orang yang tidak
bertanggung jawab menyalahgunakan kearsipan yang disimpan
139
DAFTAR PUSTAKA
Referensi
Amirin, Tatang M. (1996). Pokok-pokok Teori Sistem. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Amsyah, Zulkifli. (2003). Manajemen Kearsipan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Anastasia Diana, Lilis Setiawati. (2011). Sistem Informasi Akuntansi,
Perancangan, Prosedur dan Penerapan. Edisi 1. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta
Daryan, Yayan. (1998). Terminologi Kearsipan. Jakarta: PT Sigma Cipta
Utama.
Ernawati, Ursula. (2004). Pedoman Lengkap Kesekretarisan. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Ida Nuraida. (2008). Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta:
Kanisius
Ig. Wursanto. (1989). Kearsipan. Yogyakarta: Kanisius
Jogiyanto, H.M. (2003). Sistem Teknologi Informasi: Penedekatan
Terintregasi : Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan
dan Pengelolaan. Yogyakarta: Andi
Karso. (1987). Kearsipan I. Purwokerto: SMEA Negeri Purwokerto
Muhammad Rosyihan Hendrawan dan Mochamad Chazienul Ulum. (2017).
Pengantar Kearsipan: Dari Isu Kebijakan ke Manajemen. Malang:
UB Press.
Romney, Marshall B. dan Steinbart, Paul Jhon. (2016). Sistem Informasi
Akuntansi. Diterjemahkan oleh Kikin dan Novita, Salemba Empat,
Jakarta.
Sedarmayanti. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia dan Produktivitas
Kerja. Bandung: CV Mandar Maju.
Sedarmayanti. (2003). Tata Kearsipan dengan Memanfaatkan Teknologi
Modern. Bandung: CV Mandar Maju.
Sugiarto, A dan Wahyono, T. (2015). Manajemen Kearsipan Modern dan
distribusinya. Yogyakarta: Gava Media.
Sularso Mulyono, dkk. (1985). Dasar-dasar Kearsipan. Yogyakarta: Liberty.
140
Sutisna, Ma’mun. (2013). Electronic Filing System Scan Manager. Bandung:
Politeknik Negeri Bandung
Widjaja, A.W. (1939). Administrasi Kearsipan Suatu Pengantar. Jakarta: Raja
Grafido Persada.
Yakub. (2008). Sistem Basis Data Tutorial Konseptual. Yogyakarta: Gava
Media. Graha Ilmu
Yatimah, Durotul. (2009). Sekretaris Modern. Jakarta: Eska Media
Peraturan
Undang-undang
o
141
LAMPIRAN
142
143
144
145