Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH II

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1 ABDUL HANIF HIDAYATULLAH 20222010403
2 DIMAS ARI WIJAYA 20222010409
3 MEYTA RARA AYU RINJANI 20222010416
4 RISKY YUDI PRATAMA 20222010425

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA PANGKALAN BUN


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PRODI : TEKNIK SIPIL
2020/2021
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puji syukur terhadap kehadirat Allah SWT karena telah
memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada kami dalam pengerjaan Laporan
Praktikum lImu Ukur Tanah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen, dan
Asisten Dosen yang mana telah mendukung dalam pengerjaan Laporan Praktikum lImu
Ukur Tanah ini.

Dalam penyusunan Laporan Praktikum lImu Ukur Tanah ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Ibu Eny Rusmita ST.MT sebagai dosen pembimbing Laporan Praktikum Ilmu Ukur
Tanah.
2. Asisten Dosen praktikum Annisa Purnama Damayanti yang membantu penyusunan
laporan ini.
3. Rekan-rekan Teknik Sipil UNTAMA yang telah banyak memberikan saran dan
bantuan yang membangun dalam pengerjaan Laporan Praktikum Bahasa
Pemrograman ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam pengerjaan Laporan


Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran
yang membangun dalam kesempurnaan praktikum ini.

PangkalanBun, Desember 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Waktu Dan Tempat Pelaksaan.......................................................................3
1.5 Batasan Praktikum..........................................................................................3
1.6 Manfaat Kegiatan Praktikum..........................................................................3
1.7 Sistematika Penulisan.....................................................................................3
1.8 Jadwal Pelaksanaan Praktikum......................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................5


2.1 Prinsip Dan Fungsi Pengukuran Beda Tinggi................................................5
2.2 Pengukuran Sipat Datar Memanjang..............................................................6
2.3 Waterpass.......................................................................................................8
2.3.1 Pengukuran Menggunakan Waterpass................................................8
2.3.2 Kegunaan Alat....................................................................................9
2.3.3 Teori Waterpass..................................................................................9
2.3.4 Alat dan bahan yang digunakan..........................................................10
2.3.5 Prosedur Kerja....................................................................................15
2.4 Google Earth Pro............................................................................................16
2.5 Kesalahan Perhitungan...................................................................................17
2.5.1 Kesalahan Pada Perhitungan Beda Tinggi..........................................17
2.5.2 Kesalahan si Pengukur........................................................................18
2.5.3 Kesalahan Garis Bidik........................................................................18
BAB III HASIL PRAKTIKUM..............................................................................19
3.1 Lokasi Pengukuran.......................................................................................19
3.2 Tabel Hasil Pengukuran di Lapangan ........................................................20

ii
3.3 Tabel Hasil Perhitungan...............................................................................22

BAB IV PENUTUP..................................................................................................23
4.1 Kesimpulan...................................................................................................23
4.2 Saran..............................................................................................................23
LAMPIRAN..............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bola bumi pada hakikatnya mendekati bentuk ellipsoida putar, sehingga


untuk pengukuran pada permukaan bumi haruslah dipergunakan metode
pengukuran pada bidang ellipsoida. Jadi pengukuran di atas permukaan bumi dan
proses perhitungannya pun akan lebih sukar dibandingkan dengan pengukuran yang
dilakukan pada bidang datar. Pengukuran beda tinggi antara dua titik di atas
permukaan tanah merupakan bagian yang sangat penting.

Pengukuran beda tinggi adalah suatu pekerjaan pengukuran untuk


menentukan beda tinggi beberapa titik dimuka bumi terhadap tinggi muka air laut
rata-rata. Keadaan permukaan tanah yang berbeda-beda menyebabkan berbedanya
tinggi suatu dataran di tiap wilayah. Untuk mengetahui bagaimana bentuk
permukaan bumi, baik situasi maupun beda tinggi suatu titik dengan titik lain yang
diamati pada permukaan tanah yaitu dengan mengukur jarak, luas, ketinggian, dan
sudut kita dapat mengetahui keadaan dan beda tinggi titik-titik.

Ilmu Ukur Tanah merupakan bagian dari ilmu Geodesi. Iimu Geodesi
tersebut merupakan suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan
menyajikannya dalam bentuk tertentu. Berdasarkan ketelitian Perhitungannya, ilmu
Geodesi dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu:

1. Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan


bumi atau kondisi sebenarnya. Geodetic surveying ini digunakan dalam
Perhitungan daerah yang luas dengan bidang lengkung yaitu menggunakan
bidang hitung (bolalellipsoid).
2. Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan
mengasumsikan bumi adalah bidang datar.Plane surveying ini digunakan untuk
Perhitungan daerah yang tidak luas dengan mengunakan bidang hitung yaitu
bidang datar.

1
Dalam praktikum ini kita memakai Plane Surveying (llmu Ukur Tanah).
Imu ukur tanah dianggap sebagai disiplin ilmu, teknik dan seni yang meliputi
semua metode untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang permukaan
bumi dan lingkungan fisik bumi yang menganggap bumi sebagai bidang datar,
sehingga dapat ditentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Dari titik yang telah
didapatkan tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta.

Pada pengukuran, sudut dan jarak menjadi unsur yang penting. Oleh sebab
itu pengukuran-pengukuran bentuk permukaan bumi difokuskan pada pengukuran
keduanya. Dalam praktikum ini, alat yang digunakan adalah waterpass. Karena
begitu pentingnya pengukuran tersebut maka dilakukannya pengukuran beda tinggi
dengan salah satu sipat ukur datar profil memanjang, dimana alat berada diantara
titik-titik bidikan membentuk suatu garis lurus.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat di peroleh beberapa rumusan masalahnya sebagai
berikut :

1. Bagaimana prinsip dan fungsi pengukuran beda tinggi ?


2. Bagaimana pengukuran sipat datar memanjang ?
3. Bagaimana penggunaan waterpass ?
4. Apa itu google earth pro ?
5. Bagaimana kesalahan perhitungan ?

1.3 Tujuan
Adapun maksud dari pelaksanaan praktikum ilmu ukur tanah ini adalah :
1. Untuk mengetahui prinsip dan fungsi pengukuran beda tinggi

2. Untuk mengetahui pengukuran sipat datar memanjang

3. Untuk mengetahui pengukuran menggunkan waterpass

4. Untuk mengetahui google earth pro

5. Untuk mengetahui kesalahan perhitungan

2
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu pengambilan data di lapangan dilakukan selama satu hari yaitu:

1. Hari/Tanggal : Jumat ( 5 November 2021)


2. Pukul : 06.10 – 08.00 WIB
3. Lokasi Perhitungan : Jalan H. Abdullah Mahmud Kel.Sidorejo
4. Praktikum ini dilaksanakan oleh Kelompok 1.

1.5 Batasan Praktikum


Adapun batasan dari praktikum ini yaitu :
1.    Pengukuran memanjang (Long) menggunakan waterpass
2.    Penggambaran peta

1.6 Manfaat Kegiatan Praktikum

Manfaat dari kegiatan Praktikum ini adalah agar Mahasiswa bisa memahami
tentang apa itu ilmu pengukuran, prosedur pelaksanaan atau langkah - langkah apa
saja yang dilakukan. Sehingga ketika Mahasiswa selesai dari Perguruan Tinggi
(Universitas) dapat mengaplikasikannya ke dalam bidang pekerjaan yang mereka
miliki nanti.

1.7 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
[ Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Waktu dan Tempat Pelaksanaan,
Batasan Praktikum, Manfaat Kegiatan Praktikum, Sistematika Penulisan, Jadwal
Pelaksanaan Praktikum ]
BAB II LANDASAN TEORI
[ Prinsip dan Fungsi Pengukuran Beda Tinggi, Pengukuran Sipat Datar Menanjak,
Waterpass, Google Earth Pro, Kesalahan Perhitungan ]
BAB III HASIL PRAKTIKUM
[ Lokasi Pengukuran, Tabel Hasil Pengukuran di Lapangan, Tabel Hasil
Perhitungan ]
BAB IV PENUTUP
[ Kesimpulan, Saran ]

3
1.8 Jadwal Pelaksanaan Praktikum

NOVEMBER DESEMBER
KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4
Pengukuran
Asistensi
Acc laporan
Jilid laporan

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Prinsip Dan Fungsi Pengukuran Beda Tinggi

Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menggunakan alat sipat datar


(waterpass). Alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah rambu
yang berdiri vertical. Maka beda tinggi dapat dicari dengan menggunakan
pengurangan antara bacaan muka dan bacaan belakang.

Rumus beda tinggi antara dua titik adalah sebagai berikut:

BT = BTB – BTA

Keterangan : BT = beda tinggi

BTA = bacaan benang tengah A

BTB = bacaan benang tengah B

Namun, apabila beda tinggi yang dicari adalah beda tinggi antara tempat alat dan
bacaan muka terakhir dari alat tersebut maka persamaan yang dipakai adalah:

BT = Hi – BTM

Keterangan: BT = beda tinggi

Hi = tinggi alat

BTM = bacaan tengah muka

Sebelum mendapatkan beda tinggi antara dua titik, diperlukan terlebih dahulu
pembacaan benang tengah titik tersebut, dengan menggunakan rumus :

BT = BA + BB / 2

Keterangan : BT = bacaan benang tengah

BA = bacaan banang atas

BB = bacaan benang bawah

5
Dalam setiap pengukuran tidaklah lepas dari adanya kesalahan pembacaan
angka, sehingga diperlukan adanya koreksi antara hasil yang didapat di lapangan
dengan hasil dari perhitungan.

Fungsi dari pengukuran beda tinggi ini, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai garis
gradien paling sesuai dengan topografi yang ada.

2. Merencanakan proyek-proyek konsruksi menurut evaluasi terencana.

3. Menghitung volume pekerjaan tanah.

4. Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.

5. Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum.

Fungsi dari pengukuran beda tinggi ini digunakan untuk menentukan


ketinggian titik-titik yang menyebar dengan kerapatan tertentu untuk membuat
garis-garis ketinggian (kontur).

1. Pengukuran sipat datar resiprokal (reciprocal levelling)


Pengukuran sipat datar resiprokal adalah pengukuran sipat datar dimana alat
sipat datar tidak dapat ditempatkan antara dua statiun.Misalnya pengukuran sipat
datar menyeberangi sungai/lembah yang lebar.
2. Pengukuran sipat datar teliti (precise levelling)
Pengukuran sipat datar teliti adalah pengukuran sipat datar yang
menggunakan aturan serta peralatan sipat datar teliti.

2.2 Pengukuran Sipat Datar Memanjang

Sipat datar memanjang adalah suatu pengukuran yang bertujuan untuk


mengetahui ketinggian titik-titik sepanjang jalur pengukuran dan pada umumnya
digunakan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah pemetaan.Sipat datar
memanjang terbagi menjadi sipat datar terbuka dan tertutup.

6
Gambar 2.1 Metode Sipat Datar Memanjang
(Sumber:http://geomatika07.wordpress.com/2008/07/18/pengukuran-beda-tinggi/)

Cara pengukuran dari metode ini adalah sebagai berikut:

1. Letakkan rambu ukur di titik A dan B.


2. Letakkan alat antara titik A dan titik B (usahakan jarak antara alat dengan titik
A maupun titik B sama )
3. Baca Rambu A (BA, BT, BB). Hitung koreksi dengan cara BT=(BA+BB):2
4. Baca rambu B (BA, BT, BB). Hitung koreksi dengan cara BT=(BA+BB):2
5. Koreksi maksimum 2mm.
6. Hitung beda tinggi dengan mengurangi BT muka dan BT belakang.
7. Hitung jarak alat dengan titik A. dA=(BA A – BB A)x100
8. Hitung jarak alat dengan titik B. dB=(BA B – BB B)x100
9. Hitung jarak AB=dA+dB
10. Pada slag berikutnya, rambu A menjadi bacaan muka dan sebaliknya, rambu B
menjadi bacaan belakang.

Adapun yang perlu diperhatikan dalam pengukuran ini adalah sebagai berikut:

Usahakan jarak antara titik dengan alat sama.

1. Seksi dibagi dalam jumlah yang genap.


2. Baca rambu belakang, baru kemudian dibaca rambu muka.
3. Diukur pulang pergi dalam waktu satu hari.
4. Jumlah jarak muka=jumlah jarak belakang.
5. Jarak alat ke rambu maksimum

7
Telah dikatakan bahwa beda tinggi antara dua titik adalah jarak antara dua
bidang nivo yang melalui titik itu sedangkan untuk beda tinggi dapat ditentukan
dengan menggunakan garis yang mendatar sembarang dan dua mistar dipasang
pada dua titik itu sedangkan beda tinggi dapat ditentukan. Untuk melakukan dan
mendapat pembacaan pada mistar dinamakan back, diperlukan suatu garis lurus,
selain itu pada pengukuran ini diperlukan juga nivo tabung.Pada nivo tabung ini
dijumpai suatu garis lurus mendatar dengan ketelitian yang tinggi (Sosrodarsono,
2005).

2.3 Waterpass

2.3.1 Pengukuran Menggunakan Waterpass

Pengukuran yang dilakukan untuk menentukan beda tinggi antara dua


titik atau lebih. Hasil data dari pengukuran waterpass ini sangat penting
gunanya scbagai keperluan pemetaan, perencanaan atau pun untuk pekerjaan
konstruksi.

Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk


perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan
gedung yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan
galian tanah, penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-
lain.

Dalam pengukuran waterpass ada beberapa istilah yang biasa digunakan,


yaitu

1. Garis vertikal adalah garis yang menuju kepusat bumi,yang umum


dianggap sama dengan garis unting-unting.
2. Angaka awal digunakan sebagai angka referensi untuk ketinggian,
misalnya permukaan laut rata-rata.
3. Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya
terhadap angka awal yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi
daerah sekelilingnya.

8
4. Bidang Mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertical pada
setiap titik. Bidang horizontal berbentuk melengkung mengikuti
permukaan laut.
5. Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap angka
awal.

Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu
teropong horizontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horizontal
adalah nivo, yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di
dalamnya.

Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syara syarat


scbagai berikut:

1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.


2. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.
3. Benang silang horizontal harus tegak lurus sumbu I.

2.3.2 Kegunaan Alat

Berikut ini adalah fungsi utama dari alat yang digunakan :

1. Memperoleh pandangan mendatar atau mendapat garis bidikan yang


sama tinggi, sehingga titik-titik yang tepat garis bidikan/ bidik memiliki
ketinggian yang sama.
2. Dengan pandangan mendatar ini dan diketahui jarak dari garis bidik yang
dapat dinyatakan sebagai ketinggian garis bidik terhadap titik-titik
tertentu, maka akan diketahui atau di tentukan beda tinggi atau
ketinggian dari titik-titik tersebut.

2.3.3 Teori Waterpass

Pengambilan data Waterpass dilaksanakan untuk mengambil daftar profil


memanjang dan profil melintang serta ukuran sifat datar memanjang di area
Labor Fakultas Teknik dengan cara Double Stand pada 5 titik.

9
2.3.4 Alat dan bahan yang digunakan

Berikut ini adalah alat dan bahan yang digunakan pada saat pengukuran :

1. Waterpass
Waterpass adalah alat ukur menyipat datar dengan teropong
dengan dilengkapi nivo dan sumbu mekanis tegak sehingga teropong
dapat berputar ke arah horizontal, karena alat ini hanya dilengkapi
dengan sumbu horizontal saja. Alat ini tergolong alat penyipat datar kaki
tiga atau Tripod level, karena alat ini apabila digunakan harus dipasang
diatas kaki tiga atau statif. Waterpass sendiri berfungsi untuk mengukur
jarak optis dan mengukur beda tinggi. Bila kita mengukur dengan
menggunakan alat waterpass, maka kita akan mendapatkan hasil berupa
data jarak mendatar.

Gambar 2.2 WaterPass

2. Statif
Statif merupakan alat bantu ukur tanah tempat kedudukan
heodolite atau waterpass yang diletakkan diatas kepala datar statif. Statif
terdiri dari tiga buah kaki yang dapat digerakkan dan diatur panjang-
pendeknya dengan sekrup pengunci sehingga kedudukan alat heodolite
atau waterpass dapat sempurna.

10
Gambar 2.3 Statif

Fungsi dari bagian-bagian yang terdapat pada statif sebagai berikut :

a. Bidang Level/Kepala Statif berfungsi sebagai plat permukaan tempat


mendudukan alat
b. Sekrup Pengunci berfungsi untuk mengunci kaki statif dan sebagai
media untuk mengatur alat ukur agar berdiri tegak
c. Quick Clamp berfungsi untuk memperkuat penguncian kaki statif
d. Tali Pembawa berfungsi sebagai media pengangkut agar statif mudah
dibawa kemana-mana
e. Sekrup Penyetel berfungsi sebagai pengatur ketinggian kaki statif
f. Kaki Statif berfungsi sebagai penyokong utama alat ukur yang
dasarnya berbentuk lancip

11
3. Rambu Ukur
Rambu Ukur Rambu ukur / bak ukur, merupakan alat bantu ukur
pada  pengukuran penyipat datar untuk memperoleh beda tinggi antara
dua titik, dan juga merupakan alat bantu ukur untuk memperoleh  jarak
secara optis dengan menggunakan alat Theodolit. Alat ini terbuat dari
kayu atau alumunium dan anjangnya antara 2-5 meter. Skala rambu
dibuat dalam skala sentimeter (cm), tiap-tiap sentimeter adalah blok
merah, putih, dan hitam.

Gambar 2.4 Rambu Ukur

Pembacaan Rambu Ukur, sebagai berikut :


a. Setiap selisih strip warna pada rambu ukur besarnya 10 mm
b. Setiap penambahan dari kotak garis lurus sampai huruf E pada rambu
ukur besarnya 10 cm

4. Roll Meter
Roll meter alat bantu ukur untuk mengukur jarak antara dua buah titik
atau lebih di permukaan bumi secara langsung. Roll meter umumnya
terbuat dari bahan baja, kain ataupun campuran baja dan kain dan

12
disisipkan dalam suatu tempat penggulung. Panjang dari roll meter
bervariasi dari 30-50 meter.
Kegunaan utama atau yang umum dari roll meter adalah untuk mengukur
jarak yang lumayan panjang.

Gambar 2.5 Roll Meter

5. Unting-unting
Unting-unting adalah alat bantu yang terbuat dari besi berbentuk
seperti gansing dan runcing yang digantung menggunakan benang kasur.
Alat ini berfungsi sebagai alat bantu dalam menempatkan alat ukur
Waterpass tepat diatas titik patok yang telah ditentukan.

Gambar 2.6 Unting – Unting

13
6. GPS (Global Positioning System)
Global Pasitioning System (GPS) adalah sistem untuk
menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan
(synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang
mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh
alat penerima di permukaan, dan dígunakan untuk menentukan letak,
kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain
GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, lRNSS India.

Gambar 2.7 Gps ( Global Positioning System )

7. Alat Hitung

Kalkulator adalah alat yang digunakan untuk menemukan solusi


matematika tertentu dengan cepat dan akurat. Kita semua pasti tahu apa
itu kalkulator dan mungkin sudah sering menggunakannya untuk
beberapa keperluan tertentu yang membutuhkan perhitungan matematika
secara cepat dan akurat. Dengan kata lain kalkulator sangat membantu
kita dalam menemukan solusi atau memecahkan operasi matematika
dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam beberapa bidang yang
membutuhkan perhitungan dengan cepat dan akurat seperti keuangan dan
finansial, ilmu teknik, IPTEK, pendidikan, dan beberapa bidang lainnya.

14
Gambar 2.8 Kalkulator

8. Alat Tulis
Alat tulis adalah peralatan yang dipergunakan untuk menuliskan
atau menorehkan tanda atau bentuk di atas suatu permukaan.

Gambar 2.9 Alat tulis

2.3.5 Prosedur Kerja


Adapun langkah kerja dalam pegukuran ketinggian menggunakan
Waterpass dalam Praktikum ini adalah
1. Persiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum

15
2. Pasang Waterpass pada statifdan apstikan agar tidak mudah lepas saat
digunakan
3. Dirikan dan setel centering gelembung nivo waterpas di titik A.
4. Dirikan rambu ukur di titik B, yaitu titik yang dapat dijangkau oleh
Waterpass maksimal 25 meter.
5. Arahkan teropong ke rambu ukur di titik yang ingin ditinjau dan baca
bidikan benang atas, benang tengah dan benang bawah serta catat hasil
pengukuran.
6. Pindahkan waterpas di titik A ke titik B.
7. Ulangi langkah 3, 4, 5 dan 6, hingga seluruh jalan ya g ingin ditinjau
telah terukur.
8. Hitung beda tinggi titik-titik pengukuran tersebut.
9. Hitung tinggi titik-titik pengukuran tersebut berdasarkan tinggi titik
awal yang ditentukan.
10. Sajikan hasil pengukuran dan hitungan dalam bentuk tabel.
11. Gambar profil memanjang.
12. Susun laporan pengukuran sipat datar profil memanjang.

2.4 Google Earth Pro

Google Earth adalalh sebuah software untuk melihat penukaan bumi, melalui
pencitraan gambar satclit. Manfaat Google Earth Pro tentu sangat besar. Misalnya
anda ingin menghitung jarak tempuh terpendek dari 2 rute berbeda. Contoh anda
memiliki 2 alternatif jalan, dan ingin menghitung rute mana yang paling dekat.
Atau anda suka berolahraga, dan ingin menghitung berapa sebenarnya jarak yang
anda tempuh ketika berlari.

Dapat digubakan untuk menghitung sebuah jarak, dan perhitungan data dari
Google Earth lebih tepat karena mengunakan gambar nyata via Satclit. Bahkan,
bisa melihat gang yang ada di depan rumah Anda dengan menggunakan Google
Earth. Anda juga bisa melihat kedalaman dari suatu Laut dengan menggunakan
software ini. Laut akan digambarkan dengan warna yang berbeda sesuai dengan
kedalamannya.

16
Beberapa kelebihan Google Earth

Berikut ini afalah kelebihan jika kita menggunakan Google Earth Pro

1. Melihat Gambar Dunia di Masa Lalu


2. Mengukur Batas/Jarak
3. Menu Layer
4. Mengambil atau Membuat Guided Tours
5. Bermain Flight Simulator
6. Membuat Dan Melihat Maps
7. Membangun Bangunan 3 Dimensi
8. Menjelajahi Lautan
9. Menjelajahi Luar Angkasa

2.5 Kesalahan Perhitungan

Perhitungan merupakan proses yang mencakup tiga hal atau bagian yaitu
benda ukur, alat ukur dan pengukur atau pengamat. Karena ketidaksempurnaan
masing-masing bagian ini ditambah dengan pengaruh lingkungan maka bisa
dikatakan bahwa tidak ada satu pun Perhitungan yang memberikan ketelitian yang
absolut. Ketelitian yang bersifat relatif yaitu kesamaan atau perbedaan antara nilai
hasil Perhitungan dengan nilai yang dianggap benar, karena yang absolut benar
tidak diketahui. Setiap memadai, mempunyai kecermatan yang dengan Perhitungan,
ketidaktelitian yaitu adanya kesalahan yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi
alat ukur, benda ukur, metode Perhitungan dan kecakapan si pengukur

2.5.1 Kesalahan Pada Perhitungan Beda Tinggi

Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada Perhitungan beda tinggi depan dengan


menggunakan alat ukur sipat datar (waterpass), dapat dikelompokkan ke
dalam:

1. Kesalahan si pengukur.
2. Kesalahan alat ukur.
3. Kesalahan karena pengaruh refreksi dan kelengkungan bumi.

17
2.5.2 Kesalahan si Pengukur

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan si pengukur dalam melakukan


Perhitungan, antara lain:

1. Pengukur mempunyai panca indra (mata) yang tidak sempurna.


2. Pengukur kurang cermat, kurang hati-hati dan lalai serta tidak paham dalam
menggunakan alat ukur dan dalam melakukan pembacaan rambu.

2.5.3 Kesalahan Garis Bidik

Kesalahan garis bidik adalah kesalahan yang terjadi akibat tidak


sejajanya garis bidik dengan garis nivo. Pada alat ukur waterpass walaupun
telah dirancang sedemikian rupa tidak dapat digerak-gerakkan dalam arah
vertikal sehingga diharapkan Perhitungan beda tinggi lebih teliti, namun
kesalahan garis bidik yang mungkin terjadi sebaiknya tetap diperhitungkan,
karena hal ini sangan berpengaruh terhadap hasil Perhitungan beda tinggi yang
dilakukan.

Kesalahan garis bidik merupakan kesalahan sistematis yang bersumber


dari alat. Oleh karena itu, nilainya dapat diketahui dengan jalan pengecekan
khusus yang harus dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan sesudah melakukan
Perhitungan sipat datar dalam satu hari Perhitungan.

18
BAB III

HASIL PRAKTIKUM

3.1 Lokasi Pengukuran


Pengukuran yang dilakukan didaerah Jalah H. Abdullah Wahid Kel. Sidorejo
pada hari Jumat 5 Novemver 2021, Pada pukul 06.00-08.00 WIB oleh kelompok 1.
Pengukuran yang dilakukan menggunakan alat ukur WatterPass dan GPS, serta
menggunakan aplikasi Google Earth Pro sebagai alat pembanding pengukuran.
Jarak pengukuran dari titik awal sampai titik akhir adalah 465 meter.

Gambar 3.1 Lokasi Pengukuran

19
3.2 TABEL HASIL PENGUKURAN DI LAPANGAN
BATAS
TINGGI
TITIK BATAS ATAS BATAS BAWAH JARAK (m) EL.GPS(m) KOORDINAT
ALAT (cm)
(cm) (cm)
D1 141 116 25 142 16 S 02°40' 42. 25" E 111° 37' 39. 66"
D2 157 132 25 144 16 S 02°40' 42. 95" E 111° 37' 39. 20"
D3 190 165 25 145 18 S 02°40' 43. 82" E 111° 37' 39. 77"
D4 122 97 25 140 17 S 02°40' 44. 46" E 111° 37' 39. 96"
D5 136 111 25 147 17 S 02°40' 45. 23" E 111° 37' 40. 43"
D6 147 122 25 146 18 S 02°40' 45. 91" E 111° 37' 40. 66"
D7 144 119 25 145 19 S 02°40' 46. 72" E 111° 37' 41. 08"
D8 66 42 25 146 16 S 02°40' 47. 48" E 111° 37' 41. 51"
D9 50 35 15 141 15 S 02°40' 48. 23" E 111° 37' 41. 93"
D10 36 21 15 150 13 S 02°40' 48. 62" E 111° 37' 42. 10"
D11 66 56 10 142 17 S 02°40' 49. 05" E 111° 37' 42. 35"
D12 72 63 10 145 16 S 02°40' 49. 31" E 111° 37' 42. 42"
D13 86 77 9 144 17 S 02°40' 49. 67" E 111° 37' 42. 58"
D14 38 19 20 148 17 S 02°40' 49. 92" E 111° 37' 42. 63"
D15 53 28 25 146 19 S 02°40' 50. 54" E 111° 37' 42. 86"
D16 74 49 25 148 18 S 02°40' 51. 32" E 111° 37' 43. 19"
D17 110 75 25 147 19 S 02°40' 52. 11" E 111° 37' 43. 47"
D18 120 95 25 148 19 S 02°40' 52. 77" E 111° 37' 44. 00"
D19 146 121 25 153 18 S 02°40' 53. 46" E 111° 37' 44. 32"
D20 138 114 25 139 16 S 02°40' 54. 33" E 111° 37' 44. 46"
D21 121 96 25 138 15 S 02°40' 55. 09" E 111° 37' 44. 36"
D22 117 92 25 139 16 S 02°40' 55. 84" E 111° 37' 44. 19"
D23 115 99,5 16 139 18 S 02°40' 56. 57" E 111° 37' 43. 93"

20
Rumus :

Mencari Batas Tengah

BA + BB
BT =
2

Mencari Jarak

Jarak = BA – BB

Mencari Beda Tinggi

Beda Tinggi = TA – BT

21
3.2 TABEL HASIL PERHITUNGAN
BATAS
TITI BATAS BATAS BATAS TINGGI
JARAK (m) EL.GPS(m) KOORDINAT
K ATAS TENGAH BAWAH ALAT (cm)
(cm) (cm) (cm)
D1 141 128,5 116 25 142 16 S 02°40' 42. 25" E 111° 37' 39. 66"
D2 157 144,5 132 25 144 16 S 02°40' 42. 95" E 111° 37' 39. 20"
D3 190 177,5 165 25 145 18 S 02°40' 43. 82" E 111° 37' 39. 77"
D4 122 109,5 97 25 140 17 S 02°40' 44. 46" E 111° 37' 39. 96"
D5 136 123,5 111 25 147 17 S 02°40' 45. 23" E 111° 37' 40. 43"
D6 147 134,5 122 25 146 18 S 02°40' 45. 91" E 111° 37' 40. 66"
D7 144 131,5 119 25 145 19 S 02°40' 46. 72" E 111° 37' 41. 08"
D8 66 54 42 25 146 16 S 02°40' 47. 48" E 111° 37' 41. 51"
D9 50 42,5 35 15 141 15 S 02°40' 48. 23" E 111° 37' 41. 93"
D10 36 28,5 21 15 150 13 S 02°40' 48. 62" E 111° 37' 42. 10"
D11 66 61 56 10 142 17 S 02°40' 49. 05" E 111° 37' 42. 35"
D12 72 67,5 63 10 145 16 S 02°40' 49. 31" E 111° 37' 42. 42"
D13 86 81,5 77 9 144 17 S 02°40' 49. 67" E 111° 37' 42. 58"
D14 38 28,5 19 20 148 17 S 02°40' 49. 92" E 111° 37' 42. 63"
D15 53 40,5 28 25 146 19 S 02°40' 50. 54" E 111° 37' 42. 86"
D16 74 61,5 49 25 148 18 S 02°40' 51. 32" E 111° 37' 43. 19"
D17 110 92,5 75 25 147 19 S 02°40' 52. 11" E 111° 37' 43. 47"
D18 120 107,5 95 25 148 19 S 02°40' 52. 77" E 111° 37' 44. 00"
D19 146 133,5 121 25 153 18 S 02°40' 53. 46" E 111° 37' 44. 32"
D20 138 126,5 115 25 139 16 S 02°40' 54. 33" E 111° 37' 44. 46"
D21 121 108,5 96 25 138 15 S 02°40' 55. 09" E 111° 37' 44. 36"
D22 117 104,5 92 25 139 16 S 02°40' 55. 84" E 111° 37' 44. 19"
D23 115 107 99 16 139 18 S 02°40' 56. 57" E 111° 37' 43. 93"

22
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang kami lakukan maka dapat kami simpulkan bahwa:

1. Sipat datar memanjang adalah suatu pengukuran yang bertujuan untuk


mengetahui ketinggian titik-titik sepanjang jalur pengukuran dan pada
umumnya
2. Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut jurusan jarak
dan beda tinggi titik permukaan tanah.
3. Dalam pengukuran sipat datar profil memanjang, patok yang satu dengan
patok yang lainnya harus benar-benar lurus dengan titik awal dan jalon yang
akhir sampai membentuk sudut 1800.
4. Patok-patok ditempatkan pada setiap perubahan bentuk lahan atau
perubahan ketinggian lahan.
5. Tinggi alat dan bacaan tengah (BT) bidikan muka mempengaruhi beda
tinggi lahan.
6. Semakin besar error yang terjadi pada sudut akhirnya, maka semakin besar
pula error elevasi yang terjadi.
7. Perbedaan selisih beda tinggi dan elevasi bisa terjadi karena factor alat
dan kesalahan praktikan.
8. Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, telah didapatkan perbedaan
tinggi permukaan tanah sebanyak 1,09033 m dari titik awal pengukuran dan
jarak diperoleh sebesar 465,00 m dari 23 titik profil menggunakan data-data
hasil pengukuran dilapangan yang kemudian diolah menggunakan program
excel.
4.2 Saran
1) Praktikan harus lebih memahami materi maupun prosedur praktikum dengan
membaca buku modul yang telah diberikan terlebih dahulu.
2) Praktikan harus lebih teliti dalam melakukan pembidikan dan
memperhatikan nivo pada waterpass.

23
3) Pengukuran bisa maksimal pada cuaca yang cerah karena tidak adanya
kendala yang terjadi seperti jalan yang becek akibat hujan deras pada
wilayah yang ingin di ukur.
4) Agar mendapatkan hasil elevasi yang benar harus memiliki titik bidik yang
banyak.
5) Pada lokasi yang elevasinya tinggi maka pengukuran dilakukan dengan cara
memperpendek jarak agar batas tengah, batas atas, batas bawah dapat
terbaca oleh alat ukur yang digunakan.

24
LAMPIRAN

25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Pengukuran Beda Tinggi. Terdapat pada :


http://geomatika07.wordpress.com/2008/07/18/pengukuran-beda-tinggi/ (diakses pada
tanggal 13 November 2021 pukul 10.00 WIB)

Ferdian, Feri. 2013. Waterpass. Terdapat http://www.academia.edu/3790480/Waterpass


(diakses pada Hari Minggu tanggal 13 November 2021 pukul 10.00 WIB).

Irvene, W. 1995. Pengujian untuk Konstruksi. Edisi kedua. Bandung: ITB Press.
Sosrodarsono, S., dan Takasaki, M. 2005. Pengukuran Topografi dan Teknik

Pemetaan. Jakarta: Pradnya Paramita. Wahyudi, Noor. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Lab. Dasar
Ukur Tanan Teknik Sipil.

Banjarbaru. Yogie. 2010. Rambu Ukur. Terdapat pada http://yogie-


civil.blogspot.com/2010/06/rambu-ukur_14.html (diakses pada tanggal 13 November 2021
pukul 10.00 WIB).
Dimas Dkk., 2021. Laporan praktikum Ilmu Ukur Tanah, Pangkalan Bun.

26

Anda mungkin juga menyukai