Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

ACARA V: PENGENALAN ALAT UKUR

OLEH:

MUHAMMAD FARHAN THAHIR

D111211050

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan

acara V yang berjudul “Pengenalan Alat Ukur” ini tepat pada waktunya sesuai yang

diharapkan.

Pembuatan laporan praktikum pada kali ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada

mata kuliah Geologi Fisik. Selain itu, laporan ini bertujuan untuk memberi wawasan

tentang mekanisme cara penggunaan alat-alat survei serta fungsinya bagi para

pembaca dan saya sendiri. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Bapak Dr. Ir. Irzal Nur, MT. selaku Dosen Geologi Fisik. Saya juga mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan semuanya,

terimakasih atas bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.

Dalam pembuatan laporan praktikum ini, saya meminta maaf apabila ada

kesalahan, entah itu berupa kesalahan definisi ataupun data-data yang kami kutip

dalam laporan ini, serta sumber ataupun tahun penerbit buku dan jurnal yang kurang

tepat. Oleh karena itu, saya juga akan terus berkembang demi kesempurnaan laporan

ini. Saya juga sangat menyadari bahwa laporan yang dibuat ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih banyak yang harus diperbaiki serta dikoreksi dari laporan ini.

Gowa, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL…………………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

DAFTAR TABEL.................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3 Tujuan Praktikum..........................................................................................2

1.4 Ruang Lingkup..............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3

2.1 Palu Geologi.................................................................................................3

2.2 Kompas Geologi............................................................................................5

2.3 Waterpass dan Theodolit...............................................................................8

2.4 Kelebihan dan Kekurangan..........................................................................11

2.5 Mekanisme Penggunaan Alat........................................................................11

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN...............................................................14

3.1 Alat dan Bahan...........................................................................................14

3.2 Metodologi..................................................................................................17

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN.......................................................................18

4.1 Hasil...........................................................................................................18
iii
4.2 Pembahasan...............................................................................................18

BAB V PENUTUP..............................................................................................20

5.1 Kesimpulan.................................................................................................20

5.2 Saran.........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Palu batuan beku (Sandy, 2012).............................................................4

Gambar 2.2 Palu batuan sedimen (Sandy, 2012).......................................................4

Gambar 2.3 Kompas Geologi (Herma, 2015)..............................................................6

Gambar 2.4 Waterpass (Aryhadani, 2012).................................................................8

Gambar 2.5 Theodolit (Aryhadani, 2012)...................................................................9

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi. Ilmu geologi sangat

vital perannya dalam dunia pertambangan. Selain berfungsi untuk menunjang aktifitas

pertambangan seperti survei, ilmu geologi juga berfungsi untuk mengetahui daerah

mana saja yang berpotensial untuk ditambang dan dipergunakan pula sebagai acuan

untuk pengembangan tambang dan juga dalam melakukan survei geologi.

Secara umum survei geologi dalam dunia pertambangan didefinisikan sebagai

suatu kegiatan lapangan yang bertujuan untuk memetakan suatu tempat yang

mencakup kegiatan pengukuran dan perhitungan. Survei geologi merupakan proses

penyelidikan yang dilakukan pada sebuah batuan secara sistematis dan rinci untuk

mengetahui struktur fisik batuan dan kandungan yang terdapat pada batuan yang

membentuk lapisan paling atas dari kerak bumi. Namun, dalam melakukan survei

khususnya di alam terbuka pasti kita membutuhkan bantuan berupa alat-alat survei

geologi (Rozy, 2016).

Kegiatan yang dilakukan di lapangan tentu saja memerlukan alat yang

menunjang pekerjaan tersebut. Peralatan tersebut digunakan untuk mempelajari,

mengumpulkan data, dan mengambil sampelnya. Selain itu ada peralatan-peralatan

yang harus dimiliki pada saat melakukan pengukuran di lapangan. Pengukuran

terhadap suatu objek memerlukan metode pengukuran dan alat-alat yang digunakan

seperti kompas geologi, waterpass, theodolit, Gps, tripod, bak ukur, dan lainnya.

Pengukuran yang detail akan memberikan data ataupun informasi yang akurat. Akurasi

data sangat tergantung pada kerapatan titik detail yang akan diukur. Oleh karena itu,

1
pengetahuan dalam menggunakan alat-alat survei sangat dibutuhkan pada saat praktik

langsung dilapangan (Maulana, 2013).

Oleh karena itu, dalam melakukan praktikum ini, diharapkan agar dapat

berupaya untuk bisa mengetahui bagian-bagian serta fungsi dari alat-alat survei yang

digunakan, sehingga nantinya dapat mempraktikan secara langsung dilapangan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yakni sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan alat ukur ukur ?

2. Apa yang dimaksud dengan kompas, Theodolit, Waterpass, dan palu geologi ?

3. Apa fungsi dari kompas, Theodolit, Waterpass dan palu geologi ?

4. Bagaimana cara menggunakan kompas, theodolit, dan waterpass ?

1.3 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:

1. Mampu mengetahui mengenai Alat ukur.

2. Mampu mengetahui serta memahami bagian-bagian dari kompas, Theodolit, dan

Waterpass.

3. Mengetahui fungsi dari setiap bagian dari kompas, Theodolit, dan Waterpass.

4. Mengetahui cara penggunaan dari kompas, Theodolit, dan Waterpass.

1.4 Ruang Lingkup

Praktikum Geologi Fisik ini diadakan di Gedung Geologi Laboratoium Eksplorasi

Mineral Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Gowa dengan acara kelima yaitu

”Pengenalan Alat Ukur” untuk mengetahui fungsi serta cara kerja dari alat-alat survei

geologi, pada hari Jumat tanggal 22 Oktober 2021.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Palu Geologi

Palu Geologi merupakan alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan

sehingga batuan dapat diambil sampelnya. Palu Geologi berfungsi sebagai alat

sampling yang dibutukan pada saat survei geologi serta memecahkan batuan dari

ukuran yang relative besar ke ukuran lebih kecil. Palu geologi terbagi atas dua jenis,

yaitu palu geologi sedimen (geosedimen) dan palu geologi batuan beku (Rozy,2016).

Palu geologi terbuat dari baja baik kepala maupun tangkai palu. Panjang kepala

palu 15 cm, dan panjang tangkai palu 25 cm. Pegangan palu sepanjang 15 cm dari

ujung bagian tangkai dibalut dengan karet (pegangan palu), sedang sisanya (panjang

10 cm), berbentuk pipih. Pada ujung pegangan terdapat lubang untuk memasukkan

tali sebagai alat penggantung. Variasi ukuran palu masih dimungkinkan, dengan

tangkai yang lebih panjang. Salah satu jenis palu geologi adalah merek East Wing,

buatan amerika (USA).

Palu geologi dibagi dua macam yaitu palu geologi batuan beku/metamorf dengan

palu geologi batuan sedimen. Perbedaan antara keduanya terletak pada bentuk

ujungnya. Ciri-ciri dari palu batuan beku dan metamorf cenderung lebih runcing dan

tajam sedangkan ciri-ciri dari palu batuan sedimen cenderung lebih pipih karena

kekompakkan batuan sedimen kecil. Palu geologi digunakan untuk mengambil sampel

dilapangan serta menghancurkan batuan. Berikut merupakan jenis-jenis palu geologi

(Maulana, 2013):

1. Palu batuan beku (chisel point)

3
Palu batuan beku adalah palu yang digunakan untuk tipe batuan keras dan padat

(batuan Beku dan batuan Metamorf). Palu ini memiliki berat sekitar 1,8 kg. Palu untuk

batuan beku mempunyai dua mata palu, yang salah satunya tumpul dan lainnya

runcing, ini digunakan untuk memecah batuan yang keras. Cara memakai palu jenis ini

yaitu diawali dengan memukul batuan menggunakan “kepala” palu, dalam proses

penghancuran batuan kaki siap menahan batuan karena untuk safety. Selanjutnya

dengan mencongkel batuan yang sudah retak dengan “ekor” palu. Berikut pada

gambar 2.1 merupakan gambar Palu batuan beku.

Gambar 2.3 Palu batuan beku (Sandy, 2012)

2. Palu batuan sedimen (pick point )

Palu jenis ini digunakan untuk tipe batuan lunak (batuan sedimen). Mempunyai

bentuk pipih disalah satu bagian yang digunakan untuk membuka kontak ketika

terdapat suatu yang menghalangi batuan yang akan diambil sampelnya. Berikut pada

gambar 2.2 merupakan gambar Palu batuan sedimen.

4
Gambar 2.3 Palu batuan sedimen (Sandy, 2012)

Palu ini memilki berat sekitar 0,7-1,2 kg. Mempunyai kenampakan hampir sama

dengan palu batuan beku, tetapi salah satu palunya memiliki ujung yang pipih,

digunakan untuk mencongkel batuan.

2.2 Kompas Geologi

Kompas Geologi adalah alat yang navigasi yang menunjuk arah sesuai arah

magnetik bumi. Kompas Geologi memiliki fungsi sebagai alat mengukur suatu unsur

geologi, misalnya mengukur strike dan dip sebagai alat penunjuk arah. Karena sifat

kemagnetannya, jarum kompas akan menunjuk arah utara-selatan (jika tidak

dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi). Namun,

perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara

magnet bumi, jadi bukan arah utara sebenarnya. Bulatan bidang datar berfungsi

sebagai alat pembacaan azimut atau arah lapisan batuan, jarum magnet berfungsi

sebagai alat penunjuk azimut dan klinometer berfungsi sebagai alat penunjuk besaran

sudut miring pada lapisan batuan. Cara pembacaan Kompas Geologi dimulai dari

lingkaran datar kanan hingga ke kiri disebut dengan pembacaan azimut timur. Kompas

Geologi memiliki satuan derajat.  Alat apa pun yang memiliki memiliki batang atau

jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah utara magnetis dari magnetosfer

sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai kompas. Kompas perlu dijauhkan dari

5
pengaruh benda-benda yang mengandung logam, seperti pisau, golok, karabiner, jam

tangan dan lainnya. Kehadiran benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum

kompas sehingga ketepatannya akan berkurang (Rozy, 2016).

Pada umumnya Kompas Geologi adalah sama, walaupun bentuknya berbeda-

beda. Bagian-bagian yang paling utama pada Kompas Geologi ialah seperti bulatan

bidang datar, sebagai alat pembacaan azimut/arah lapisan batuan, jarum magnit

sebagai alat penunujuk untuk menentukan besarnya azimut dan klinometer untuk

menunjukan besarnya sudut miring lapisan batuan. Berikut pada gambar 2.3

merupakan gambar kompas geologi (Sutardi, 2007).

Gambar 2.3 Kompas Geologi (Herma, 2015)

Fungsi utama dari kompas geologi adalah untuk menentukan arah mata angin

terutama arah utara atau selatan sesuai dengan magnet yang digunakan. Kegunaan

lain yang juga didasarkan pada penunjukkan arah utara atau selatan adalah sebagai

penentuan arah dari satu titik/tempat ke titik lain, yang ditunjukkan oleh besarnya

sudut azimut, yaitu besarnya sudut yang dimulai dari arah utara atau selatan, bergerak

searah jarum jam sampai di arah yang dimaksud, mengukur sudut horizontal dan

membuat sudut siku-siku. Komponen utama dari kompas yaitu jarum magnit dan skala

lingkaran. Salah satu ujung jarumnya dibuat dari besi atau magnit yang ditengahnya

6
terpasang pada suatu sumbu, sehinngga dalam keadaan mendatar jarum magnit dapat

bergerak bebas ke arah horizontal atau mendatar menuju arah utara atau selatan.

Kompas yang baik dilengkapi dengan nivo (cairan untuk menstabilkan gerakan jarum)

dan alat pembidik atau visir (Syaripudin, 2014).

Kompas geologi dipakai untuk menentukan arah, kemiringan lereng, kedudukan

struktur perlapisan, bidang sesar, bidang kekar, foliasi dan masih banyak lagi. Bagian

kompas yang selalu ada pada kompas geologi yang baik adalah lingkaran derajat,

jarum kompas, dan klinometer. Kompas yang sering dipakai oleh kita adalah kompas

Brunton yang lingkaran derajatnya dibagi 0– 360 o angka 0o pada north (N), angka 90o

pada East (E), angka 180o pada South (S), dan angka 270o pada west (W) tipe ini

disebut tipe azimut. Berikut merupakan beberapa fungsi dari kompas geologi,

diantaranya sebagai berikut (Maulana, 2013):

1. Mengukur Deklinasi

Deklinasi adalah sudut yang terbentuk oleh utara magnetik ( magnetic North) dan

utara sebenarnya (True North), untuk itu kompas harus dikoreksi. Koreksinya adalah

putar lingkaran derajat sebesar deklinasi yang ada pada peta, tempatkan pada indek

pin yang mula-mulanya pada angka mungkin 0o.

2. Menentukan Bearing

Bearing adalah arah kompas dari satu titik ke titik lainnya. Kompas Brunton, bearing

ditunjukan oleh arah sighting arm dan besarnya dapat dibaca pada jarum Utara

kompas. Untuk membaca bearing dengan teliti, ada tiga hal yang harus diperlihatkan,

yaitu :

a. Kompas harus dalam keadaan paras.

b. Titik pandang harus terpusat tepat pada objeknya.

c. Jarum kompas harus terletak mendatar.

3. Menentukan Jurus dan Kemiringan Bidang

7
Jurus adalah garis yang dibentuk oleh perpotngan bidang mendatar dan permukaan

bidang yang diukur, sedangkan kemiringan adalah kecondongan permukaan bidang

yang tegak lurus jurus. Pengukuran jurus dan kemiringan bidang pada bidang miring

curam dan landai berbeda.

4. Menentukan Kedudukan Struktur Garis

Untuk menentukan kedudukan struktur garis, cara pengukurannya diuraikan

sebagai berikut:

a. buku secara tegak, kemudian tempelkan sisi East (E) kompas pada buku, baca

angka yang ditunjukkan jarum utara dan dicatat arah struktur

garisnya.Tempatkan buku catatan lapangan sepanjang struktur garis yang

diukur, pegang

b. Gunakan klinometer pada kompas, dengan menempatkan kompas sepanjang

struktur, lalu putar tuas klinometer sampai level dan dibaca angka

kemiringannya.

2.3 Waterpass dan Theodolit

1. Waterpass

Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur

beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan

garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur

yang vertikal. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tinggi suatu titik yang

akan ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu sistem referensi atau bidang acuan.

Dalam melakukan pengukuran sipat datar dikenal adanya tingkat-tingkat ketelitian

sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan pada setiap

pengukuran akan selalu terdapat kesalahan-kesalahan.Untuk itu perlu diantisipasi

kesalahan tersebut agar di dapat suatu hasil pengukuran untuk memenuhi batasan

8
toleransi yang telah ditetapkan. Berikut pada gambar 2.4 merupakan gambar

waterpass (Syaripudin, 2014).

Gambar 2.3 Waterpass (Aryhadani, 2012)

Waterpass merupakan alat ukur menyipat datar dengan teropong yang dilengkapi

dengan nivo dan sumbu mekanis tegak sehingga teropong dapat berputar ke arah

horizontal. Prinsip kerja alat ini yaitu garis bidik kesemua arah harus dalam keadaan

mendatar, sehingga membentuk bidang datar atau bidang horizontal, dimana titik-titik

pada bidang tersebut akan menunjukkan ketinggian yang sama.

Dalam penggunaan alat ini, perlu adanya kelengkapan alat-alat lain seperti kaki

tiga, unting-unting, dan rambu ukur. Ketiga alat tersebut merupakan kelengkapan

utama saat melakukan pengukuran menggunakan waterpass. Kaki tiga berfungsi

sebagai penyangga waterpass, unting-unting berfungsi sebagai sasaran bidikan pada

pengaturan sudut, serta bak ukur berfungsi sebagai pemberi tanda sementara dari titik

pengukuran dan untuk mengukur tinggi kedudukan alat waterpass di atas kaki tiga

dari permukaan tanah (Tumpu, 2021).

2. Theodolit

Theodolit adalah instrumen/alat yang dirancang untuk menentukan tinggi tanah

pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan

9
sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut-sudut tersebut

berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik

lapangan. Berikut pada gambar 2.5 merupakan gambar theodolit (Syaripudin, 2014).

Gambar 2.3 Theodolite (Aryhadani, 2012)

Theodolit merupakan salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk

menentukan sudut mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada

satuan detik. Pengukuran sudut menggunakan theodolit pada umumnya menggunakan

poligon. Poligon digunakan sebagai kerangka dasar pemetaan yang memiliki titik-titik

di mana titik tersebut mempunyai koordinat X dan Y. Poligon adalah serangkaian garis

lurus yang menghubungkan titik-titik yang ada di permukaan bumi. Pada jarak

tersebut diperlukan jarak sudut mendatar yang digunakan untuk menentukan posisi

horizontal relatif terhadap titik-titik poligon, artinya letak satu titik terhadap titik

lainnya dalam satu sistem koordinat. Dari konstruksi dan cara pengukurannya theodolit

terbagi atas 3 macam, diantaranya sebagai berikut (Tumpu, 2021):

a. Theodolit Reiterasi

Pada theodolit reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu dengan

plat lingkaran nonius dan tabung sumbu pada kiap. Sehingga lingkaran mendatar

bersifat tetap. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci plat nonius.

b. Theodolit Repetisi

10
Pada theodolit repetisi, plat lingkaran skala mendatar ditempatkan sedemikian

rupa, sehingga plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu

putar. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius.

c. Theodolit Elektro Optis

Suatu konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya, antara theodolit

optis dengan theodolit elektro optis hampir sama. Akan tetapi, mikroskop pada

pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan sistem lensa dan prisma lagi,

melainkan menggunkan sistem sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro optis model

(alat penerima gelombang elektromagnetis). Hasil pertama sistem analog dan

kemudian harus ditransfer ke sistem angka digital. Proses penghitungan secara

otomatis akan ditampilkan pada layar (LCD) dalam angka desimal.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan

Semua alat-alat survei, dalam hal ini alat survei geologi pastinya memiliki

kelebihan serta kekurangannya masing-masing, seperti pada kompas geologi,

waterpass, theodolit dan lain-lain. Berikut merupakan kelebihan serta kekurangan dari

alat-alat survei geologi (Kurnia, 2016):

1. Kompas Geologi

Kompas geologi memiliki kelebihan, seperti ringan sehingga mudah untuk dibawah,

mudah dalam penggunaannya, tidak memerlukan sumber tegangan, dan harganya

relatif murah. Kekurangan dari kompas geologi antara lain, yaitu piringan kompas

mudah bergerak sehingga mempersulit perhitungan, skalanya mudah bergerak, waktu

pengukuran yang cukup lama serta tingkat akurasi yang relatif rendah.

2. Theodolit

Theodolit memiliki kelebihan seperti pengoperasian secara digital, pembacaan sudut

ditampilkan pada layar, mampu mengukut sudut vertikal dan horizontal secara

11
bersamaan dan tingkat akurasinya relatif lebih tinggi. Adapun kekurangan dari

theodolit yaitu seperti harganya yang relatif mahal, hasil pengukuran dipengaruhi oleh

cahaya dan ketergantungan akan sumber daya.

3. Waterpass

Waterpass memiliki kelebihan yaitu memilliki ketelitian yang cukup tinggi,

melakukan pengukuran beda tinggi secara lebih tepat dan senteringnya lebih cepat.

Adapun kekurangannya yaitu, seperti gerakan teropongnya yang terbatas sehingga

kurang mampu dalam membidik area yang lebih curam.

2.5 Mekanisme Penggunaan Alat

Semua alat-alat survei geologi mempunyai cara dan mekanisme tersendiri dalam

penggunaanya masing-masing. Seperti kompas geologi memiliki mekanisme

penggunaan yang berbeda dengan theodolit dan waterpass begitupun sebaliknya.

Berikut akan di uraikan bagaimana cara mekanisme penggunaan alat-alat survei, yakni

sebagai berikut (Afif, 2020):

1. Kompas Geologi

Adapun cara penggunaan kompas geologi, khususnya untuk mengukur strike dan

dip yaitu:

a. Mengukur Strike (arah jurus) caranya adalah dengan menempelkan sisi E ( east ),

kemudian geser gelembung nivo (bull's eye level) masuk kedalam/tengah

lingkaran. Tunggu jarum kompas hingga tidak bergerak lagi hingga posisi diam.

Yang terakhir amatilah sudut jarum yg menuju sudut utara lalu tulis dengan

benar arah dengan format N _ E.

b. Mengukur Dip (arah bidang) caranya adalah dengan menempelkan sisi W

(westdan badan kompas usahakan membentuk sudut 90 derajat terhadap strike.

12
Kemudian klinometer diputar sampai gelembung udara tepat berada ditengah-

tengahnya. Kemudian baca sudut menggunakan skala dalam.

2. Theodolit

Adapun cara dan mekanisme penggunaan alat theodolit adalah sebagai berikut:

a. Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan kemudian tinggikan setinggi dada.

b. Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan.

c. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi.

d. Kuatkan (injak) pedal kaki statif kemudian atur kembali ketinggian statif sehingga

tribar plat mendatar.

e. Letakkan theodolit pada tribar plat kemudian kencangkan sekrup pengunci

sentering theodolit.

f. Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak/vertikal

dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar/kiap di tiga sisi alat

ukur tersebut.

g. Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar

dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar/kiap di tiga sisi alat

ukur tersebut.

h. Posisikan theodolit dengan mengendurkan sekrup pengunci sentering kemudian

geser ke kiri atau ke kanan sehingga tepat pada tengah-tengah titik ikat (BM),

dilihat dari sentering optik.

i. Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda (T) pada

dinding dan periksa kembali ketepatan nilai indeks pada sistem skala lingkaran

dengan melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk

mengetahui nilai kesalahan indeks tersebut.

3. Waterpass

Adapun cara penggunaan alat Waterpass yakni sebagai berikut (Tumpu, 2021):

13
a. Memasang alat di atas kaki tiga (static ). Kedudukan alat waterpass dengan kaki

tiga harus pas, sehingga waterpass terpasang ditengah-tengah kaki tiga.

b. Selanjutnya mendirikan alat. Setelah alat ukur sudah terpasang pada kaki tiga,

selanjutnya siap untuk melakukan pembidikan. Adapun syarat dalam pembidikan

yaitu sumbu telah dalam keadaan tegak dan sejajar dengan garis nivo.

c. Membidik alat dengan cara mengarahkan teropong ke sasaran yang akan dibidik

dan memfokuskan diafragma agar terlihat lebih jelas.

d. Kemudian yang terakhir yaitu, membaca hasil pembidikan.

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini, yaitu sebagai berikut:

1. Kompas Geologi

Kompas Geologi adalah alat yang digunakan untuk menentukan arah strike dan dip

pada singkapan batuan. Berikut pada gambar 3.1 merupakan gambar kompas geologi.

Gambar 3.4 Kompas Geologi

14
2. Waterpass

Waterpass merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur atau menentukan

sebuah benda dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal.

Berikut pada gambar 3.2 merupakan gambar waterpass.

Gambar 3.4 Waterpass

3. Theodolit

Theodolit merupakan alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi

tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berikut pada gambar 3.3 merupakan

gambar theodolit.

Gambar 3.4 Theodolit

4. Tripod

Tripod adalah tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan alat seperti Waterpass

dan Theodolit. Berikut pada gambar 3.4 merupakan gambar tripod.


15
Gambar 3.4 Tripod

5. Bak Ukur

Alat ini digunakan dalam pengukuran sipat datar memakai pesawat Waterpass yang

bertujuan untuk mencari beda tinggi antara dua titik. Berikut pada gambar 3.5

merupakan gambar bak ukur.

Gambar 3.4 Bak ukur

6. Kertas

Kertas adalah bahan yang digunakan sebagai media untuk menggambar strike dan

dip dalam praktikum. Berikut pada gambar 3.6 merupakan gambar kertas.

16
Gambar 3.4 Kertas

7. Alat Tulis

Alat tulis digunakan untuk menggambar strike dan dip pada singkapan batuan.

Berikut pada gambar 3.7 merupakan gambar alat tulis.

Gambar 3.4 Alat Tulis

3.2 Metodologi

Langkah kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

17
1. Memasuki Laboratorium Eksplorasi Mineral Gedung Geologi Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin.

2. Mengumpulkan tugas pendahuluan pada asisten lab.

3. Mengerjakan tugas responsi yang diberikan.

4. Mendeskripsikan bagian-bagian alat ukur yang akan digunakan.

5. Mempelajari cara menggunakan alat ukur.

6. Mengaplikasikan penggunaanalat ukur pada objek batuan yang telah disediakan.

7. Mencatat data-data yang telah diperoleh.

8. Membuat laporan sementara.

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pelaksanaan praktikum kali ini bertujuan untuk mengukur strike dan dip pada

batuan sebagai objeknya dengan alat ukur berupa kompas geologi. Berdasarkan hasil

yang kami dapatkan pada saat melakukan pengukuran, yaitu kami dapat menentukan

arah serta sudut strike dan dip. Berikut pada tabel 4.1 merupakan hasil dari

pengukuran strike dan dip yang kami peroleh, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil pengukuran strike dan dip

Stasiun Strike Dip

1 N 1750 E 30

2 N 1190 E 10

18
3 N 3220 E 10

4 N 2220 E 80

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil yang kami dapatkan pada saat praktikum, yaitu pada stasiun

1, kami memperoleh arah besaran strike dan dip yaitu N 175O E / 3O. Pada stasiun 2

arah besaran strike dan dip yaitu N 119o E / 1o. Pada stasiun 3 arah besaran strike dan

dip yaitu N 322O E / 1O. Dan pada stasiun 4 kami mendapatkan besaran strike dan dip

yaitu N 222O E / 8O. Berdasarkan hasil yang kami peroleh, kami menyadari bahwa ada

kesalahan pada hasil pengukuran yang kami dapatkan. Hal tersebut dapat terjadi

apabila kurangnya pemahaman serta ketelitian dalam melakukan pengukuran.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari serta memperkecil

kemungkinan kesalahan yang dilakukan pada saat melakukan pengukuran strike dan

dip yaitu, kita harus memahami betul bagian-bagian pada kompas geologi beserta

fungsinya. Selain itu, kita juga harus memahami cara dan mekanisme penggunaan

kompas geologi dan bagaimana tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat melakukan

pengukuran. Dan yang paling penting yaitu, kita harus fokus pada saat melakukan

pengukuran sehingga tidak ada kesalahan perhitungan ataupun penulisan dari data-

data yang didapatkan pada saat melakukan praktikum.

19
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

1. alat ukur merupakan suatu alat yang digunakan untuk melakukan proses inspeksi

terhadap suatu benda. Juga mengatakan bahwa alat ukur adalah perangkat yang

dapat digunakan untuk mengukur dimensi atau sudut.

2. Bagian utama dari palu geologi yang membedakan antar jenisnya adalah ujung

palu yang memiliki bentuk berbeda. Kompas geologi memiliki bagian utama yaitu

sebuah jarum magnit, lingkaran pembagi dalam derajat, nivo leveling dan sebuah

klinometer dengan nivo tabung mengukur kemiringan. Bagian dari waterpass

adalah lup, teropong, tombol fokus, sekrup level, dan lain sebagainya. Adapula

bagian utama dari theodolit yaitu 3 sekrup penyetel pada bagian atas dan 2

sumbu pada bagian tengah dan bawah.

20
3. Kompas geologi, palu geologi, waterpass, theodolit adalah alat ukut yang

memiliki fungsi yang berbeda beda, begitu pula dengan setiap bagian dari alat

alat tersebut.

4. Untuk mengukur kemiringan suatu lereng, kompas geologi digunakan dengan

cara membuka kompas hingga kompas membentuk sudut 45°. Peganglah

kompas dengan menekuk tangan sebesar 90°. Arahkan ke titik yang diinginkan

melalui lubang penglihatan yang dinamakan 'sighting window' dan 'peep sight'.

Pastikan titik tersebut sejajar dengan mata. Penggunaan theodolit yaitu dengan

membuka kunci penjepit Horizontal atas, dan putar theodolit hingga panah di

tempat yang kasar berbaris dengan titik yang ingin Anda ukur, lalu kunci klem.

Gunakan adjuster horizontal atas untuk menyelaraskan objek antara dua lampu

vertikal dalam penglihatan. Kemudian cara penggunaan waterpass dengan cara

ditempatkan pada piringan berbentuk bulat sehingga surveyor dapat memutarnya

mengelilingi sumbu vertikal. Pemakaian alat ini mempermudah pengguna untuk

dapat membaca sudut horizontal.

5.2 Saran

Setelah apa yang kita pelajari bersama entah itu bagaimana cara

mengoperasikan alat-alat survei geologi dan menentukan fungsi-fungsi dari bagian alat

survei tersebut, maka dibuatlah laporan praktikum ini. Dalam penulisan laporan

praktikum kali ini kami memohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam

laporan kami, sehingga kami sangat menghormati dan mengharapkan kritikan ataupun

masukan dari anda. Dalam laporan praktikum ini sebaiknya diadakan pengkajian ulang

atau pemeriksaan ulang terkait hasil laporan ini, sehingga seluruh data dan informasi

dalam laporan praktikum ini benar dan tepat. Saran kami dalam pelaksanaan

praktikum yakni antara lain:

21
1. Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum, praktikan diberikan waktu lebih untuk

memahami secara mendetail bagaimana cara menggunakan alat-alat survei

sesuai dengan prosedur.

2. Saran bagi praktikan agar tetap mematuhi peraturan dan tata tertib Laboratorium

Eksplorasi Mineral, serta untuk selalu menjaga kebersihan demi kepentingan

bersama.

22
DAFTAR PUSTAKA

Afif, H. 2020. Prosedur Penggunaan Seismik Edisi 2020. 1-3.

Kurnia, A. 2016. Kelebihan dan Kelebihan Alat Ukur.

Maulana, A. 2013. Laporan Resmi Praktikum Geologi Dasar. Yogyakarta.

Miswar Tumpu., D. 2021. Dasar-Dasar Ilmu Ukur Tanah. Yayasan Kita Menulis.

Rozy, F. 2016. Pengenalan Alat Ukur. Bandung.

Sutardi, I. 2007. Ilmu Ukur Tanah. Bandung.

Syaripudin, A. 2014. Pengantar Survei dan Pemetaan 2. 3-25.

Syaripudin, A. 2014. Pengantar Survei dan Pengukuran. 18-29.

Anda mungkin juga menyukai