Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI

STEREO 3D AUTOMATIC

Oleh :
Muhammad Shidiq Wisnuwardhana

117210016
Kelompok 1/Plug 1

TEKNIK GEOMATIKA
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

2022/2023
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang
sangat pesat, bahkan ilmu fotogrametri juga mulai mengalami perkembangan dalam
pengolahan foto udara sebagai dasar pembuatan peta. Penerapan perkembangan teknologi
dalam fotogrametri adalah sebagai aplikasi perekaman di berbagai sektor seperti pemantauan
bencana, industri, dan pertanian. Fotogrametri merupakan ilmu untuk memperoleh informasi
dari suatu objek melalui proses pencatatan, pengukuran, dan interpretasi foto udara dengan
memperhatikan aspek-aspek geometrik dari foto udara tersebut seperti sudut, jarak, dan
koordinat. Namun, hasil pemetaan secara fotogrametrik yang berupa peta foto tidak dapat
langsung dijadikan dasar atau lampiran penerbitan peta.
Pemetaan secara fotogrametrik tidak dapat lepas dari referensi pengukuran secara
terestris, mulai dari penetapan ground controls (titik dasar kontrol) hingga kepada pengukuran
batas tanah, batas-batas tanah yang diidentifikasi pada peta foto harus diukur dilapangan.
Kegiatan fotogrametri berupa pengukuran dan pembuatan peta berdasarkan foto udara, karena
yang diukur merupakan obyek-obyek yang tergambar pada foto udara maka perlu juga
melakukan pengenalan atas obyek-obyek yang diambil tersebut.
Oleh karena itu dalam fotogrametri juga memelajari interpretasi foto udara (pengenalan
obyek foto yang diambil), dalam interpretasi foto udara penafsir foto udara mengkaji foto
udara dan berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menilai
arti pentingnya objek yang tergambar pada foto udara yang diambil. Dalam
menginterpretasikan foto udara sendiri diperlukan alat bantu berupa stereoskop dan paralaks
bar. Selain alat tersebut, foto udara juga dapat diolah dengan alat digital berupa aplikasi
Virtual Streoplotter dengan bantuan komputer.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaplikasian pengolahan foto udara dalam pembuatan peta?
2. Bagaimana cara menentukan ground control pada foto udara?
3. Bagaimana cara melakukan pengamatan foto udara secara digital dan stereoplotting
dengan aplikasi Virtual Streoplotter?
1.3.Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaplikasian pengolahan foto udara dalam pembuatan peta.

2 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

2. Mengetahui cara menentukan ground control pada foto udara.


3. Mengetahui cara melakukan pengamatan foto udara secara digital dan
stereoplotting dengan aplikasi Virtual Streoplotter.

3 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Interpretasi foto udara adalah kegiatan menganalisa citra foto udara dengan dengan tujuan
untuk memperoleh data kualitatif dengan cara mengidentifikasi dan menilai obyek pada citra
tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip interpretasi. Di dalam melakukan interpretasi terdapat
kegiatan atau proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan menilai arti
pentingnya obyek yang tergambar pada citra. Deteksi adalah pengamatan atas adanya suatu
obyek, identifikasi adalah upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi untuk mendapatkan
informasi menggunakan unsur atau elemen interpretasi (Suyudi & Subroto, 2014).
Fungsi utama dari software PMS sangat beragam, salah satunya adalah terkait proses
yang disebut dengan inverse camera, yang mana proses tersbut dapat dilakukan pengukuran
yang presisi di origin foto yang belum didefinisikan. Hasil akhir yang dihasilkan oleh software
ini berupa sekumpulan titik 3D yang memiliki nilai berupa koordinat kartesian 3D. Software
ini juga dapat dipakai untuk melakukan kalibrasi kamera, hasil kalibrasi kamera dari software
ini dapat mencapai nilai akurat. PhotoModeller Scanner dapat menyimpan informasi
tambahan untuk membantu menghitung kualitas hasil kalibrasi kamera. Semakin kecil nilai
RMS Residual hasil kalibrasi, maka semakin baik juga kualitas hasil kalibrasi.
Virtual Stereoplotter adalah software pemroesesan digital foto udara hasil stereoskopis.
Software ini merupakan gabungan dari software lainnya, seperti DotSpasial 1.2, Geostatistical
tool, MathNet, Numerics, dan ZedGraph. Kinerja software ini dapat dilakukan untuk
melakukan Interior orientation, exterior orientation, Model Single Bundle Adjustment, dan
lainnya. Dari semua pemrosesan tadi, dapat dihasilkan Digital Elevation Model (DEM). DEM
merupakan data digital yang menggambarkan geometri dari relief bumi yang merupakan
kumpulan titik koordinat dari hasil sampling permukaan menggunakan algoritma yang
merepresentasikan permukaan tersebut menggunakan koordinat yang sudah ada.
Ground control point (GCP) adalah target besar yang ditandai di tanah dan ditempatkan
secara strategis di seluruh area survey dengan teknis dan preferensi tertentu. GCP dan
koordinatnya kemudian digunakan untuk membantu perangkat lunak pemetaan drone untuk
secara akurat memposisikan peta dengan kondisi nyata di sekitarnya. Ketika digunakan
dengan benar GCP dapat meningkatkan akurasi peta. Artinya GCP membantu memastikan
bahwa garis lintang dan bujur titik di peta secara akurat sesuai dengan koordinat GPS yang
sebenarnya. Ini penting dalam situasi dimana pemetaan presisi dan akurasi diperluka

4 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Pelaksanaan
Kegiatan praktikum dilaksanakan pada:
Hari, tanggal : Kamis, 03 November 2022
Pukul : 15.00 – 17.00 WIB
Tempat : Gedung Urip Sumoharjo Kampus II UPNVY.
3.2. Alat dan Bahan
Pada kegiatan praktikum ini, terdapat peralatan dan bahan, diantaranya sebagai berikut:
1. Software photomodeler scanner.
2. Software virtual streoplotter.
3. Laptop.
4. Handphone.
5. Objek yang akan difoto (memiliki ketinggian).
6. Kertas grid kalibrasi photomodeler scanner.
7. Penggaris (30 cm).
8. Bolpoin warna.
9. Kertas milimeter block (1 Lembar) Peta Foto Udara 2 lembar.
3.3. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam stereo 3D secara otomatis.
2. Install terlebih dahulu software yang akan dipakai yaitu photomodeler scanner dan
virtual plotter.
3. Lakukan kalibrasi kamera yang akan dipakai untu memotret objek yang akan
distereokan dengan aplikasi kalibrasi photomodeler scanner.
4. Foto grid kalibrasi sebanyak 6 kali dengan 4 arah yang berbeda dan 2 sisi yang
berbeda.

5 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

5. Buka aplikasi photomodeler scanner dan lakukan kalibrasi ke 6 foto grid kalibrasi yang
telah diambil. Pilih camera calibration projject, lalu pilih folder foto grid kalibrasi
(format png) tadi dan masukkan semu a foto kedalam aplikasi photomodeler scanner.

6. Lakukan kalibrasi foto dengan klik execute calibration, tunggu hingga proses kalibrasi
oleh software berakhir.

7. Klik show report untuk melihat hasil kalibrasi, jika nilai Average Photo Point
Coverage sudah melebihi 80% maka, lanjut ke langkah foto objek yang dipilih.

6 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

8. Lengkapi kertas milimeter block dengan grid koordinat di setiap sisi dan beri tie point
di sekitar GCP dan lakukan pengambilan foto dengan menjaga segitiga exposure dan
lakukan pengambilan foto secara bertampalan, jangan lupa untuk mencatat ketinggian
kamera saat melakukan pengambilan foto.

9. Jika sudah mendapatkan foto yang diinginkan, masukkan foto yang diambil kedalam
aplikasi virtual stereoplotter dan atur data kalibrasi sesuai dengan data kalibrasi yang
didapat saat melakukan kalibrasi di aplikasi photomodeler scanner, lakukan pengisian
data ke semua foto dan masukkan foto secara berurutan, proses pengisian data
dikatakan b erhasil jika nilai RMS 0.

10. Lakukan input IOP, dengan memilih tab Interior Orientation lalu klik Input IOP dan
lakukan Input IOP secara otomatis dengan cara klik compute, jika berhasil maka nilai
RMS 0 .

11. Lakukan input GCP dengan cara pilih tab GCP’S dan pilih add point. Isi data GCP
sesuai dengan gambar dibawah. Beri titik GCP sesuai dengan titik yang telah dibuat
disekitar objek yang difoto, untuk koordinat x dan y bisa dilihat di setiap sisi kertas
dan untuk koordinat z diberi nilai 0. Lakukan hal ini kesemua titik GCP (min. 5 titik).

7 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

12. Lakukan input tie point dengan cara memilih tab Tie Points lalu pilih input Tie Points,
lakukan input Tie Points sama seperti input GCP. Namun, bedanya dalah yang diberi
titik adalah tanda plus (+) pada setiap grid pada kertas milimeter block. Lakukan hal
ini sebanyak minimal 10 titik Tie Points.

13. Jika kedua foto sudah memiliki 5 GCP dan minimal 10 Tie Points kemudian langkah
berikutnya adalah mengklik Bundle Adjustment dan pilih lokasi penyimpanan Bundle
Adjustment dan centang Include GCP’s data lalu klik OK dan tunggu proses kalibrasi
selesai

14. Jika sudah muncul RMS hasil kalibrasi, klik yes untuk melihat data EOP (Eksterior
Orientasion Parameter), RMS EOP (Eksterior Orientasion Parameter), dan juga

8 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

Grafiknya, lalu klik eksport dan pilih tempat untuk menyimpan datanya, setelah itu
klik Save.

9 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil

Nama Data Nilai Data


Tinggi Terbang 30 cm
Kamera yang digunakan Iphone 12 Pro
Banyak Tie Points 25 Points
Focal Lenght 6.217587 mm
Format Width 6.000000 mm
Format Height 6.000000 mm

Kalibrasi lensa kamera menggunakan software photomodeler scanner, praktikan


mendapati nilai Average Photo Point Coverage sebesar 88%.

10 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

Stereo 3D menggunakan Software Virtual Stereoplotter, praktikan mendapat nilai


RMS Stereo sebesar 1.0530181132161E+20, Sedangkan toleransi RMS adalah ≤1
yang artinya RMS hampir memenuhi toleransi.

GCP Left Image Right Image Ground Coordinate


1 X: 400 X: 402 X: 80
Y: 870 Y: 326 Y: 170
Z:0
2 X: 468 X: 468 X: 100
Y: 869 Y: 327 Y: 170
Z:0
3 X: 537 X: 535 X: 120
Y: 937 Y: 393 Y: 150
Z:0
4 X: 538 X: 534 X: 120
Y: 1077 Y: 527 Y: 110
Z:0
5 X: 401 X: 403 X: 80
Y: 1082 Y: 526 Y: 110
Z:0

1.2 Pembahasan
Pada praktikum fotogrametri dengan materi stereo 3D automatic ini, diminta untuk
melakukan stereo 3D secara otomatis dengan menggunakan software Virtual Streoplotter dan
software Photomodeler Scanner. Dalam kalibrasi menggunakan software Photomodeler
Scanner, dilakukan pengambilan 6 foto grid kalibrasi dari berbagai sisi dan sudut pengambilan
gambar menggunakan kamera handphone. Hasil kalibrasi muncul setelah praktikan menekan
execute calibration, didapatkan nilai Average Photo Point Coverage sebesar 88% dimana nilai
ini telah memenuhi rekomendasi minimal dari software Photomodeler Scanner sebesar 80%.

11 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

Dalam kalibrasi menggunakan software Virtual Streoplotter, diambil 2 foto objek yang
memiliki ketinggian yang beralaskan kertal milimeter block yang sudah dilengkapi oleh Tie
points, 5 GCP, dan grid dengan kelipatan 20 disetiap sisi kertas milimeter block, pengambilan
foto dilakukan sebanyak 2 foto dan saling bertampalan, tujuan dari tampalan ini adalah untuk
menghindari daerah yang kosong disaa pengambilan foto. Tinggi terbang yang digunakan
adalah 30 cm, diukur menggunakan alat bantu penggaris. Skala yang dipakai adalah 1:1, dan
focal length senilai 6.217587 mm yang didapat melalui software Photomodeler Scanner.
Kemudian, dengan menggunakan software Virtual Streoplotter, dibuat 25 titik Tie points yang
mewakili 1 kertas milimeter block tersebut. Lalu didapat nilai RMS stereo yang praktikan
dapatkan yaitu sebesar 1.0530181132161E+20 yang dimana nilai tersebut hampir memenuhi
toleransi software Virtual Stereoplotter. Bundle adjustment juga menghasilkan data EOP
(Eksterior Orientasion Parameter), RMS EOP (Eksterior Orientasion Parameter), dan juga
grafik RMS sebagai berikut:

12 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB VI
KESIMPULAN DAN PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Stereoplotter merupakan proses mengumpulkan data yang dilakukan dengan mendigitasi
dan memplotting titik obyek dari foto stereo secara tiga dimensi, sehingga diperoleh data
vektor yang memiliki nilai ketinggian.
Parameter-parameter kalibrasi kamera: Nilai RMS Residual ≦ 1, Total average point
coverage ≧ 80%.
Pemberian Tie Points dan GCP akan mempengaruhi nilai RMS software Virtual
Stereoplotter.
Tinggi terbang dari pengambilan foto adalah 30 cm dan focal length senilai 6.217587
mm.
5.2. Penutup
Demikian laporan mingguan ini saya buat. Dan saya ucapkan terimakasih kepada asisten
labolatorium praktikum fotogrametri I yang telah memberi ilmu tentang Stereo 3D Otomatis.
Saya sebagai penulis meminta maaf dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Sekian dan terimakasih.

13 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

DAFTAR PUSTAKA
Semarang. Suyudi, Bambang. Subroto, Tullus. 2014. “Modul Fotogrametri dan
Penginderaan Jauh”. Kementrian Agraria dan Tata Ruang. Sekolah Tinggi
Pertahanan Nasional. Yogyakarta.
Suyudi, B. S. (2014). Modul Fotogrametri Fotogrametri dan Penginderaan Jauh.
Yogyakarta: Kementrian Agraria dan Tata Ruang Sekolah Tinggi Pertahanan
Nasional.

14 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

LAMPIRAN

15 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

• Hasil kalibrasi PMS

16 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

• Hasil Export EOP

17 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

• Tie Point Database

18 | Praktikum Fotogrametri

Anda mungkin juga menyukai