Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI II

“PEMBUATAN JALUR TERBANG DENGAN MENGGUNAKAN


APLIKASI MISSION PLANNER”

DAN

“PENGOLAHAN FOTO UDARA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI


AGISOFT PHOTOSCAN”

Disusun Oleh :

Salsabilla Rizki Hidayati

2019510021

Dosen Pengampu :

Desi Syafriani, M. Eng

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

JULI, 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fotogrametri II
yang berjudul “Pembuatan Jalur Terbang dengan Menggunakan Aplikasi Mission
Planner” dan “Pengolahan Foto Udara dengan Menggunakan Aplikasi Agisoft
Photoscan” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Fotogrametri II. Selain itu, laporan
praktikum ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Desi Syafriani, M. Eng selaku


dosen pengampu mata kuliah Fotogrametri II yang telah memberikan tugas praktikum
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini, saya menyadari laporan praktikum yang saya tulis ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan laporan praktikum ini.

Padang, Juli 2021

Salsabilla Rizki H
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.4 Batasan Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Fotogrametri
2.2 Foto Udara
2.3 Kesalahan Foto Udara
2.4 Jalur Terbang
2.5 Aplikasi Mission Planner
2.6 Aplikasi Agisoft Photoscan

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.2 Waktu Pelaksanaan Praktikum
3.3 Diagram Alir Pelaksanaan Praktikum
3.4 Langkah Kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.2 Pembahasan

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang semakin cepat dan kebutuhan masyarakat akan


informasi spasial yang terus meningkat. Salah satu cara untuk mendapatkan
informasi spasial adalah dengan melakukan survei dan pemetaan dengan metode
pemetaan fotogrametri. Dengan metode fotogrametri, pekerjaan pengukuran dan
pemetaan dilakukan tanpa kontak langsung dengan objek di permukaan tanah,
tetapi melalui media perekam berupa foto udara atau citra satelit lainnya. (Oghy
Octori, 2015)

Fotogrametri adalah suatu metode atau cara untuk mengkonstruksikan bentuk,


ukuran, dan posisi suatu benda yang berdasarkan pemotretan tunnggal maupun
stereoskopik. Pemetaan fotogrametri adalah proses pemetaan dengan cara
melakukan pengumpula data dari lapangan dan dari foto udara, dilanjutkan
dengan serangkaian proses sehingga diperoleh peta. Fotogrametri sangat
berkaitan erat dengan foto udara. (Van Hoeve. 2018)

Foto udara merupakan rekaman fotogrametris objek di atas permukaan bumi


yang pengambilannya dilakukan dari udara. Foto Udara diambil dengan kamera
udara yang dipasang pada pesawat udara. Obyek yang terekam dalam foto udara
meliputi semua kenampakan tanpa bisa untuk diseleksi terlebih dahulu. Sebelum
pesawat udara melakukan pengambilan foto udara, terlebih dahulu untuk
membuat jalur terbang. (Eko Budi, 2017)

Peta jalur terbang menggambarkan batas daerah proyek dan jalur terbang yang
harus diikuti oleh penerbang untuk memperoleh liputan yang diinginkan.
Persyaratan teknis pembuatan jalur terbang dibuat dan ditetapkan berdasarkan
sasaran hasil akhir proyek, serta persyaratan skala foto, pertampalan, dan proses
atas dasar analog atau digital. Pembuatan jalur terbang ini dimulai dari teori dasar
cara analog, sehingga bila akan memakai bantuan software lain akan lebih
mudah. Software yang akan digunakan kali ini adalah Mission Planner.
(Bambang Suyudi, 2017)

Mission Planner adalah salah satu software yang dapat digunakan untuk
menampilkan data dari Ardupilot. Mission Planner digunakan untuk mengatur
waypoint yang harus dilalui wahana serta memantau data-data terbang wahana.
Mission Planner dapat menampilkan jalur terbang dan attitude wahana secara
visual, serta menampilkan secara numeric enam data terbang yang dianggap
penting oleh pengguna yang dapat dipilih dari antara banyak data terbang yang
tersedia. (Andreas P, 2016)

Salah satu software pengolahan foto udara adalah Agisoft Photoscan. Agisoft
Photoscan adalah sebuah software 3D modeling menggunakan citra atau foto
yang direkam secara stereo atau multi sudut, sehingga paralaks antar foto yang
dihasilkan dapat disusun sebuah model tiga dimensi dari foto. Agisoft dapat
digunakan untuk mengolah foto udara yang direkam menggunakan UAV atau
Drone. (Frastatraining, 2020)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tahapan perencanaan jalur terbang dengan menggunakan


aplikasi mission planner ?
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan jalur terbang ?
3. Bagaimana tahapan pengolahan hasil foto udara menggunakan software
Agisoft Photoscan ?
4. Bagaimana cara meng-input ground control point (GCP) menggunakan
aplikasi global mapper ?
1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tahapan perencanaan jalur terbang dengan


menggunakan aplikasi mission planner
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan jalur
terbang
3. Untuk mengetahui tahapan pengolahan hasil foto udara menggunakan
software Agisoft Photoscan
4. Untuk mengetahui tahapan meng-input ground control point (GCP)
menggunakan aplikasi global mapper

Adapun manfaat dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa mampu melakukan tahapan perencanaan jalur terbang dengan


menggunakan aplikasi mission planner
2. Mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perencanaan jalur terbang
3. Mahasiswa mampu melakukan tahapan pengolahan hasil foto udara
menggunakan software Agisoft Photoscan
4. Mahasiswa mampu mengetahui tahapan meng-input ground control point
(GCP) menggunakan aplikasi global mapper

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada praktikum kali ini adalah sebagi berikut :

1. Praktikum kali ini dilakukan secara daring


2. Pembuatan jalur terbang menggunakan aplikasi mission planner
3. Pengolahan foto udara menggunakan aplikasi agisoft photoscan
4. Pembuatan titik GCP menggunakan aplikasi global mapper
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Fotogrametri

Fotogrametri adalah suatu seni, pengetahuan, dan teknologi untuk


memperoleh informasi yang dapat dipercaya tentang suatu objek fisik dan
keadaan disekitarnya melalui proses perekaman, pengamatan atau pengukuran
dan interpretasi citra fotografis atau rekaman gambar gelombang
elektromagnetik. Seiring berkembangnya ilmu dan teknologi, teknik fotogrametri
terus berkembang. Mulai dari fotogrametri analog, fotogrametri analitik, hingga
fotogrametri digital . Fotogrametri analog dan analitik menggunakan foto udara
analog dengan analisis manual, sementara fotogrametri digital memanfaatkan
foto digital sebagai sumber datanya dari pengukuran – pengukuran objek pada
foto dilakukan secara digital dengan bantuan komputer. (Santoso, 2001)

Jenis - jenis fotogrametri bisa dikategorikan dengan beberapa cara.


Berdasarkan posisi kamera dan jarak objek (Hadi, 2007) :

1. Fotogrametri udara
Menghasilkan citra udara dengan ketinggian lebih dari +- 300 meter
2. Foto Terestris
Foto yang diambil secara langsung dilokasi yang sudah ditetapkan
3. Fotogrametri Jarak Dekat
Pengambilan foto dengan jarak kamera dan objek 100 mm sampai 300 m

Terdapat dua aspek penting, yakni ukuran objek (kuantitatif) dan jenis objek
(kualitatif). Kedua aspek tersebut yang kemudian berkembang menjadi cabang
fotogrametri, yakni fotogrametri metric dan fotogrametri interpretative

1. Fotogrametri Metrik
Fotogrametri metrik mempelajari pengukuran cermat berdasarkan foto
dan sumber informasi lain yang pada umumnya digunakan untuk
menentukan lokasi relatif titik- titik. Pemanfaatan fotogrametri metrik
yang paling banyak digunakan adalah untuk menyusun peta planimetrik
dan peta topografi, disamping untuk pemetaan geologi, kehutanan,
pertanian, keteknikan, pertanahan, dan lainnya.
2. Fotogrametri Interpretatif
Fotogrametri interpretatif mempelajari pengenalan dan identifikasi objek
serta menilai arti pentingnya objek tersebut melalui suatu analisa
sistematik dan cermat. Fotogrametri interpretatif meliputi cabang ilmu
interpretasi foto udara dan penginderaan jauh.

Menurut Downan (1991), terdapat sejumlah faktor penting yang menyebabkan


fotogrametri digital berkembang sangat cepat, faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Ketersediaan jumlah citra digital yang semakin meningkat dari sensor


satelit dan kamera CCD
2. Ketersediaan komputer dengan teknologi yang inovatif dan terpercaya,
seperti ruang penyimpanan yang makin luas, monitor yang mampu
menampilkan warna sebenarnya, transfer data yang cepat, dan teknik
kompresi
3. Integrasi semua tipe data dalam suatu sistem informasi komprehensif dan
menyatu
4. Aplikasi real – time, seperti robotik
5. Desain dengan bantuan komputer
6. Kekurangan operator fotogrametri yang terlatih dan berpengalaman

2.2 Foto Udara

Foto udara adalah sebuah gambar yang dicetak pada media kertas (foto) yang
dihasilkan dari hasil pemotretan dengan perekaman secara fotografi. Foto udara
ini adalah salah satu produk dari bidang ilmu geografi dalam mengambil objek,
daerah, atau fenomena yang ada di permukaan bumi ini menggunakan alat
berupa kamera dengan proses perekaman secara fotografik dengan bantuan
detector atau alat pendeteksi berupa film. Film hasil perekaman kemudian
dicetak secara kimiawi dalam ruang gelap agar mendapatkan hasil gambar yang
sempurna. (Felix Yanuar, 2009)

Foto udara merupakan rekaman fotografis objek diatas permukaan bumi yang
pengambilannya dilakukan dari udara. Citra yang diperoleh adalah hasil proyeksi
sentral objek yang terekam adalah bentang alam dan hasil buatan manusia. Citra
foto ini didapatkan dengan cara memotret dengan menggunakan sebuah wahana
biasanya berupa balon udara, pesawat udara, gantole, pesawat ultra - jaringan,
dan pesawat tanpa awak. (Muhajir, 2011)

Berdasarkan jenis pemotretannya, foto udara dibedakan menjadi (Felix


Yanuar, 2009) :

1. Foto Udara Tegak (Vertical)


Foto udara yang dihasilkan dari pemotretan yang posisi pesawat udara
yang membawa kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi. Sumbu
kameranya benar – benar vertikal dengan kemiringan 3̊
2. Foto Udara Condong (Oblique)
Foto udara yang dihasilkan dari pemotretan yang posisi antara pesawat
dengan permukaan bumi memiliki sudut yang agak miring. Sumbu
kameranya menyudut terhadap garis tegak lurus permukaan bumi,
namun cakrawala tidak sampai terlihat.
3. Foto Udara Sangat Condong (high oblique)
Foto udara yang sumbu kameranya berada pada posisi sangat miring,
sehingga batas cakrawala bisa ikut terpotret.
Gambar 2.1 Jenis Foto Udara
(Sumber : Martinus Edwin, 2020)

Selain berdasarkan jenis pemotretannya, foto udara dapat dibedakan atas


beberapa dasar, yaitu sebagai berikut :

1. Spektrum elektromagnetik
a. Foto udara ultraviolet
b. Foto udara ortokromatik
c. Foto udara pankromatik
d. Foto udara inframerah true
e. Foto udara inframerah modifikasi
2. Jenis kamera
a. Foto udara tunggal
b. Foto udara jamak
3. Warna yang digunakan
a. Black white (BW)
b. Berwarna semu (false color)
c. Berwarna asli (true color)
4. Sistem wahana
a. Foto udara dari pesawat udara atau balon
b. Foto udara dari satelit atau foto orbital
5. Sudut liputan
a. Foto udara vertikal ( 0 sampai 3 derajat)
b. Foto udara condong (lebih dari 3 derajat)
c. Foto udara condong tinggi
6. Bentuk data
a. foto udara analog
b. foto udara digital

2.3 Kesalahan Foto Udara

Ketika pemotretan udara sedang berlangsung, foto udara yang dipotret tidak
lepas dari kesalahan – kesalahan. Kesalahan yang terjadi oleh adanya pergerakan
orientasi sensor seperti yang dijelaskan oleh Wolf, P. R(1983) :

1. Crab
Crab adalah kesalahan yang terjadi akibat pemasangan kamera yang
tidak sempurna
2. Drift
Drift adalah kesalahan yang terjadi akibat arah terbang yang tidak
sempurna yang disebabkan oleh pengaruh angin, sehingga pesawat
menyimpang dari arah terbang sehingga menyebabkan sudut yaw.

Gambar 2.2 Ilustrasi Kesalahan Drift


(Sumber : Bäumker, M. dan Heimes F. J., 2001)
3. Tilt
Tilt adalah kesalahan yang terjadi akibat kemiringan pesawat terbang
yang dipengaruhi oleh angina dari samping, sehingga badan pesawat
condong miring ke kanan atau ke kiri sehingga menyebabkan sudut
roll.

Gambar 2.3 Ilustrasi Kesalahan Tilt


(Sumber : Bäumker, M. dan Heimes F. J., 2001)
4. Tip
Tip adalah kesalahan yang terjadi pada foto udara akibat kemiringan
pesawat terbang yang dipengaruhi oleh angina dari depan atau
belakang, sehingga hidung pesawat menukik sehingga menyebabkan
sudut pitch.

Gambar 2.4 Ilustrasi Kesalahan Tip


(Sumber : Bäumker, M. dan Heimes F. J., 2001)
2.4 Jalur Terbang

Dalam suatu pekerjaan fotogrametri memerlukan suatu rencana jalur terbang


agar foto yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik. Proses pengambilan
jalur terbang biasanya diambil jarak yang terpanjang untuk melakukan
perekaman, hal ini untuk memperoleh kestabilan pesawat disaat pemotretan.
Dalam mendesain jalur terbang di buat sepanjang garis yang sejajar untuk
membuat foto yang bertampalan (Eisenbei, 2009).

Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan jalur terbang yaitu foto – foto
tersebut pada umumnya dibuat sedemikian sehingga daerah yang digambarkan
foto udara yang berurutan didalam satu jalur terbang yang disebut pertampalan.
Area yang bertampalan overlap, merupakan daerah yang bertampalan antara foto
satu dengan foto yang lainnya sesuai dengan nomor urutan jalur terbang.
Besarnya tampalan antar foto tersebut umumnya sebesar 60%. (Amrizal, 2016)

Tujuan dari tampalan ini adalah untuk menghindari daerah yang kosong disaat
perekaman dikarenakan wahana pesawat terbang melaju dengan kecepatan yang
tinggi. Selain overlap foto udara juga harus sidelap, sidelap merupakan
pertampalan antara foto udara satu dengan foto udara lain yang ada diatas
maupun dibawah area yang direkam. Sidelap ini terjadi pada jalur terbang yang
berbeda jadi suatu wilayah pada jalur terbang 1 yang telah direkam akan direkam
kembali sebesar 25% dari liputan jalur terbang 2. (Surya, 2017)

2.5 Mission Planner

Mission planner dapat menampilkan jalur terbang dan attitude wahana secara
visual, serta menampilkan secara numerik enam data terbang yang dianggap
ppenting oleh pengguna yang dapat dipilih dari antara banyak data terbang agar
dapat dipantau secara bersamaan. Untuk mengetahui kondisi pesawat selama
terbang, informasi yang dikirim Ardupilot dikirim ke stasiun darat. Mission
planner adalah salah satu software yang dapat digunakan untuk menampilkan
data dari Ardupilot. (Andreas P, 2016)

Sistem Ardupilot – Mission planner merupakan sistem kendali wahana


terbang dan aplikasi ground station yang bersifat open source dan banyak
digunakan. Ardupilot digunakan untuk mengatur kendali dan stabilisasi wahana,
sedangkan mission planner digunakan untuk mengatur waypoint yang harus
dilalui wahana dan memantau data – data uji terbang dari Ardupilot. Mission
planner dapat menampilkan jalur terbang dan attitude wahana secara visual, serta
menampilkan secara numerik enam data terbang yang dianggap penting oleh
pengguna pada kotak kiri bawah. (Andreas P, 2016)

Keenam data tersebut dapat dipilih dari banyak data terbang yang tersedia di
mission planner. Mission planner adalah software untuk mengkonfigurasi
ardupilot untuk mendapatkan firmware bentuk rancangan drone yang akan
dibangun, yang salah satunya menggunakan firmware quadcopter. Pada
perekaman data udara seperti ground speed, vertical speed, altitude juga
menggunakan mission planner yang langsung terhubung dengan komponen radio
telemetri dengan konektifitas nirkabel. (JDrones, 2018)

Gambar 2.5 Logo Mission Planner

(Sumber : Google Play)


2.6 Agisoft Photoscan

Agisoft Photoscan merupakan software yang digunakan untuk mengolah data


foto udara dan menghasilkan data spasil dalam bentuk tiga dimensi untuk
kemudian dibuat menjadi peta dengan berbagai macam tema dan dengan kualitas
gambar resolusi tinggi. Perangkat lunak agisoft photoscan dibuat oleh
perusahaan Agisoft LLC, yang didirikan pada tahun 2006 sebagai perusahaan
penelitian yang inovatif dengan fokus pada teknologi visi komputer. Secara
intensif melakukan R & D dengan keahlian dalam algoritma pengolahan citra
dengan teknik fotogrametri digital. (Sudomo Manurung, 2017)

Beberapa kemampuan yang dimiliki perangkat lunak Agisoft Photoscan ini


adalah triangulasi fotogrametri, dense point cloud, digital elevation model
(DEM), georeferenced orthomosaic export, measurements, ground control points
(GCP), phyton scripts,dan multispectral. Produk – produk agisoft diantaranya
agisoft photoscan, agisoft lens, agisoft stereo. Agisoft photoscan digunakan
untuk membangun rekonstruksi tiga dimensi, visualisasi, survei dan tugas
pemetaan. (RoseGIS, 2017)

Agisoft photoscan adalah solusi pemodelan tiga dimensi berbasis gambar


canggih yang bertujuan menciptakan professional konten tiga dimensi berkualitas
dari gambar diam. Berdasarkan teknologi rekonstruksi tiga dimensi multi – view
terbaru, beroperai dengan gambar arbitrary dan efisien dalam kondisi terkontrol
dan tidak terkontrol. Foto bisa diambil dari posisi apapun, asalkan objek yang
akan direknstruksi terlihat pada setidaknya dua foto. (Agisoft LLC, 2016)
Gambar 2.6 Tampilan Awal Aplikasi Agisoft Photoscan

(Sumber : Pengolahan Data)


BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :

1. Aplikasi Google Earth


2. Aplikasi Mission Planner
3. Aplikasi Agisoft Photoscan
4. Aplikasi Global Mapper

3.2 Waktu Pelaksanaan

Adapun waktu pelaksanaan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

Hari / Tanggal : Jum’at / Juni 2021

Waktu : 09.10 – 11.39 WIB

Lokasi : Daring (Google Meet)

3.3 Diagram Alir

Mulai

Persiapan

Perencanaan Jalur Terbang Menggunakan

Aplikasi Mission Planner


Pengambilan Foto Udara Tidak

Menggunakan UAV atau drone

Ya

Pengolahan Foto Udara Menggunakan

Aplikasi Agisoft Photoscan

Ya

Hasil

Selesai

3.4 Langkah Kerja

Adapun langkah kerja pelaksanaan praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan jalur terbang dengan menggunakan aplikasi mission planner


a. Tentukan wilayah survei yang akan dibuat jalur terbangnya dengan
menggunakan aplikasi google earth, dan simpan daerah yang telah dibuat
poligon dalam bentuk “kml”
b. Setelah menentukan wilayah survei, dilanjutkan dengan aplikasi mission
planner
c. Pembuatan jalur terbang pada aplikasi mission planner diawali dengan
membuka poligon yang telah dibuat di aplikasi google earth sebelumnya
d. Selanjutnya, buatlah batas jalur terbang yang akan dibuat
e. Dilanjutkan dengan membuat jalur terbang dan pengaturan kamera yang
akan digunakan
f. Pembuatan jalur terbang dilanjutkan dengan mengatur ketinggian
sehingga terbentuklah jalur take off dan landing
2. Pengolahan foto udara dengan menggunakan aplikasi agisoft photoscan
a. Mengimpor foto udara hasil pemotretan di lapangan
b. Selanjutnya, melakukan align photos dengan akurasi low agar
menghasilkan 3D model awal dan sparse point clouds
c. Selanjutnya dilanjutkan dengan melakukan build mesh dengan aturan face
count low
d. Langkah selanjutnya adalah melakukan build orthomosaic dengan
menyeting beberapa aturan
e. Langkah terakhir adalah mengekspor foto ke format JPEG/TIFF/PNG
3. Pembuatan titik ground control point (GCP) dengan menggunakan aplikasi
global mapper
a. Buka aplikasi global mapper
b. Aturlah koordinat sistem pada aplikasi tersebut menjadi UTM zona 47
selatan
c. Selanjutnya, mengimpor hasil pengolahan foto dari agisoft photoscan ke
aplikasi global mapper
d. Langkah selanjutnya adalah masukkan ground control point (GCP) pada
pengolahan foto yang telah diimpor
e. Setelah itu, ganti menu select projection ke UTM dan atur menjadi zona
47 selatan
f. Selanjutnya, hapus GCP yang sudah ada
g. Terakhir, masukkan titik GCP baru
h. Lakukan langkah kerja yang sama sampai titik GCP terakhir
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Peta jalur terbang


2. Peta hasil foto udara

4.2 Pembahasan

Adapun pembahasan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan jalur terbang


a. Membuka aplikasi google earth pro

Gambar 4.1 Aplikasi Google Earth Pro


(Sumber : Pengolahan Data)
b. Menentukan wilayah yang akan di survei serta membuat poligonnya,
yang diawali dengan mencari lokasi wilayah dengan mengetik nama
wilayah di kolom pencarian, kemudian dilanjutkan dengan membuat
poligon di daerah yang akan dibuat jalur terbang.
Gambar 4.2 Tampilan Utama Google Earth Pro
(Sumber : Pengolahan Data)

Gambar 4.3 Add Polygon pada icon


(Sumber : Pengolahan Data)
Gambar 4.4 Poligon Area Survei
(Sumber : Pengolahan Data)
c. Poligon yang telah dibuat disimpan dalam bentuk “kml” dengan cara pilih
menu file > save > save place as > format “kml”

Gambar 4.5 Menyimpan Poligon


(Sumber : Pengolahan Data)
Gambar 4.6 Mengubah Format Menjadi “kml”
(Sumber : Pengolahan Data)
d. Selanjutnya, pekerjaan dilanjutkan dengan membuka aplikasi mission
planner

Gambar 4.7 Mission Planner


(Sumber : Pengolahan Data)
e. Klik menu “flight plan” untuk menentukan home
Gambar 4.8 Menu Utama Mission Planner
(Sumber : Pengolahan Data)
f. Zoom in pada daerah yang akan dijadikan home, kemudian klik daerah
yang akan dijadikan home, hinga muncul tampilan seperti gambar berikut

Gambar 4.9 Penentuan Home


(Sumber : Pengolahan Data)
g. Langkah selanjutnya adalam mengimpor data “kml” ke mission planner
dengan cara klik kanan > map tool > kml overlay > open
Gambar 4.10 Impor Data
(Sumber : Pengolahan Data)

Gambar 4.11 Hasil Impor Data


(Sumber : Pengolahan Data)
h. Digit area yang akan di survei untuk batas jalur terbang yang akan dibuat
dengan cara draw a polygon > digit area survei sesuai dengan “kml”
Gambar 4.12 Draw A Polygon
(Sumber : Pengolahan Data)

Gambar 4.13 Hasil Digit Poligon


(Sumber : Pengolahan Data)
i. Untuk mengetahui luas area yang akan dilakukan survei, dapat diketahui
dengan cara klik kanan > auto wp > area. Maka akan muncul luas area
yang akan dilakukan survei
Gambar 4.14 Langkah Mengetahui Luas Area
(Sumber : Pengolahan Data)

Gambar 4.15 Luas Area


(Sumber : Pengolahan Data)
j. Langkah selanjutnya adalah membuat jalur terbang dengan cara klik
kanan > Auto wp > survey (grid). Maka akan muncul jalur terbang seperti
gambar berikut
Gambar 4.16 Auto wp
(Sumber : Pengolahan Data)

Gambar 4.17 Survey (grid)


(Sumber : Pengolahan Data)
k. Langkah selanjutnya adalah melakukan setting kamera simple, grid, dan
camera sesuai dengan kondisi di lapangan
Gambar 4.18 Hasil Jalur Terbang
(Sumber : Pengolahan Data)
l. Setelah keluar hasil jalur terbang, dilanjutkan dengan melakukan setting
pada kolom command, mulai dari ketinggian , wp pembantu take off, dan
wp pembantu landing dengan aturan aturan ketinggian yang bertahap saat
take off maupun saat landing

Gambar 4.19 Tampilan Sebelum Dilakukan Setting


(Sumber : Pengolahan Data)
Gambar 4.20 Tampilan Setting Take Off
(Sumber : Pengolahan Data)

Gambar 4.21 Tampilan Setting Landing


(Sumber : Pengolahan Data)
m. Jalur terbang pun siap, dan pemotretan foto udara bisa segera dilakukan
2. Pengolahan foto udara menggunakan agisoft photoscan
a. Membuka aplikasi agisoft photoscan
Gambar 4.22 Membuka Aplikasi Agisoft Photoscan
(Sumber : Pengolahan Data)
b. Mengimpor foto udara hasil pemotretan dengan menggunakan drone di
lapangan dengan cara klik workflow > add folder > select folder > create
camera from each file > ok

Gambar 4.23 Langkah Mengimpor Foto


(Sumber : Pengolahan Data)
Gambar 4.24 Langkah Mengimpor Foto
(Sumber : Pengolahan Data)

Gambar 4.25 Langkah Mengimpor Foto


(Sumber : Pengolahan Data)
Gambar 4.26 Hasil Impor Foto
(Sumber : Pengolahan Data)
c. Hapuslah foto yang tidak berhubungan dengan foto udara, atau foto yang
double

Gambar 4.27 Hasil Seleksi Foto


(Sumber : Pengolahan Data)
d. Langkah selanjutnya adalah melakukan align photos untuk
mengidentifikasi titik- titik yang ada di gambar. Proses ini berguna untuk
matching 2 atau lebih foto dan akan menghasilkan 3D model awal dan
sparse point clouds dengan akurasi low. Caranya adalah dengan klik
workflow > align photos > accuracy low > advance 0 > centang adaptive
camera model fitting > ok. Kemudian tunggu beberapa saat untuk foto
yang sedang diproses. Dan akan keluar hasil dari proses align photos
seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.28 Tahapan Align Photos


(Sumber : Pengolahan Data)

Gambar 4.29 Tahapan Align Photos


(Sumber : Pengolahan Data)
Gambar 4.30 Tahapan Align Photos
(Sumber : Pengolahan Data)

Gambar 4.31 Hasil Align Photos


(Sumber : Pengolahan Data)
e. Setelah selesai, dilanjutkan dengan langkah build mesh dengan cara klik
workflow > build mesh > face count (low)> ok > proses. Apabila telah
selesai di proses maka akan keluar hasil seperti gambar dibawah ini
Gambar 4.32 Tahapan Build Mesh
(Sumber : Pengolahan Data)

Gambar 4.33 Tahapan Build Mesh


(Sumber : Pengolahan Data)
Gambar 4.34 Hasil Build Mesh
(Sumber : Pengolahan Data)
f. Selanjutnya adalah melakukan build orthomosaic dengan cara klik
workflow > build orthomosaic > setting > ok > proses. Tunggu beberapa
saaat, dan apabila selesai akan keluar hasil seperti gambar berikut

Gambar 4.35 Tahapan Build Orthomosaic


(Sumber : Pengolahan Data)
Gambar 4.36 Tahapan Build Orthomosaic
(Sumber : Pengolahan Data)

Gambar 4.37 Tahapan Build Orthomosaic


(Sumber : Pengolahan Data)
Gambar 4.38 Hasil Build Orthomosaic
(Sumber : Pengolahan Data)
g. Dan yang terakhir adalah mengekspor foto dengan cara klik file > export
photomosaic > export JPEG/ TIFF/PNG > oke > proses.

Gambar 4.39 Tahapan Ekspor Foto


(Sumber : Pengolahan Data)
Gambar 4.40 Tahapan Ekspor Foto
(Sumber : Pengolahan Data)

Gambar 4.41 Tahapan Ekspor Foto


(Sumber : Pengolahan Data)
Gambar 4.42 Hasil Ekspor Foto
(Sumber : Pengolahan Data)
3. Pembuatan Ground Control Point (GCP)
a. Buka aplikasi global mapper

Gambar 4.43 Tampilan Utama Aplikasi Global Mapper


(Sumber : Pengolahan Data)
b. Aturlah sistem koordinat dengan cara klik Configure > Projection >
UTM > Zona 47 South > Appy > Ok
Gambar 4.44 Pengaturan Sistem Koordinat
(Sumber : Pengolahan Data)
c. Langkah selanjutnya adalah meng-import foto udara hasil dari
pengolahan di agisoft photoscan ke global mapper. Dengan cara open
data mapper > pilih data > oke > centang fake coordinate to allow > oke

Gambar 4.45 Tahapan Impor Foto


(Sumber : Pengolahan Data)
Gambar 4.46 Tahapan Impor Foto
(Sumber : Pengolahan Data)

Gambar 4.47 Hasil Impor Foto


(Sumber : Pengolahan Data)
d. Langkah selanjutnya adalah memasukkan GCP pada foto yang telah
diimpor dengan cara klik kanan pada layer > rectify. Kemudian akan
muncul tampilan seperti gambar berikut
Gambar 4.48 Tahapan Memasukkan GCP
(Sumber : Pengolahan Data)

Gambar 4.49 Tahapan Memasukkan GCP


(Sumber : Pengolahan Data)
e. Langkah selanjutnya adalah men-setting select projection ke UTM
dengan cara select projection > UTM > Zona 47 S > Ok
Gambar 4.50 Tahapan Setting Select Projection
(Sumber : Pengolahan Data)
f. Menghapus Ground Control Point (GCP) yang sudah ada dengan cara
Blok GCP > delete > yes

Gambar 4.51 Tahapan Menghapus GCP


(Sumber : Pengolahan Data)
g. Meng-input titik ground control point (GCP) baru dengan cara zoom pada
objek (klik kiri) > masukkan nama (GCP 1) > Ok. Maka akan muncul
pada zoomed view tanda GCP 1
Gambar 4.52 Input GCP
(Sumber : Pengolahan Data)
h. Lakukan dengan langkah kerja yang sama sampai dengan GCP terakhir
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah melalui
praktikum fotogrametri kali ini mahasiswa paham cara pembuatan jalur terbang
menggunakan aplikasi google earth yang kemudian dilanjutkan dengan aplikasi
mission planner. Kemudian pengolahan foto dimulai dengan menggunakan
aplikasi agisoft photoscan yang kemudian dilanjutkan dengan aplikasi global
mapper.

5.2 Saran

Adapun saran pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya praktikum dilaksanakan secara tatap muka dengan protokol


kesehatan karena dapat terjadi interaksi yang lebih leluasa pada saat
praktikum dan sepertinya lebih efektif.
2. Sebaiknya praktikum didampingi dengan asisten dosen agar penyusunan
laporan dan serta hal-hal mengenai praktikum lebih leluasa untuk
didiskusikan
DAFTAR PUSTAKA

Wahyono, Eko. (2017). Fotogrametri Terapan. Diakses pada 15 Juli 2021, dari
http://prodi1.stpn.ac.id/wp-content/uploads/2016/12/modul%20teori
%20semester%201%202019%20fotogrametri%20terapan.pdf

Adhimah, Faza. (2013). Perencanaan Jalur Terbang Unmanned Aerial Vechile


(UAV) dan Pemotretan Udara. Diakses pada 15 Juli 2021, dari
https://www.academia.edu/7157319/Perencanaan_Jalur_Terbang_Unmanned_
Aerial_Vechile_UAV_dan_Pemotretan_Udara_Menggunakan_Software_Missi
on_Planner

Adi, Andreas P. (2016). Peningkatan Tampilan Software Mission Planner


Menggunakan Script Phyton dalam Monitor Data Terbang UAV. Diakses pada
15 Juli 2021, dari
http://repositori.lapan.go.id/232/1/Prosiding_Andreas_Pustekbang_2016.pdf

Frastatraining.com. (2020). Pengolahan Data Foto dengan Agisoft Photoscan.


Diakses pada 15 Juli 2021, dari https://frastatraining.com/jurnal-surveying-
pengolahan-data-foto-dengan-agisoft/

Amrizal. (2016). Modul Guru Pembelajar Paket Keahlian Teknik Geomatika.


Diakses pada 16 Juli 2021, dari
http://repositori.kemdikbud.go.id/6023/1/MODUL%20TEKNIK
%20FOTOGRAMETRI.pdf

Eprints.itn.ac.id. (2017). BAB II. Diakses pada 16 Juli 2021, dari


http://eprints.itn.ac.id/4623/3/BAB%20II.pdf

Hadi, Bambang. (2007). Dasar – Dasar Fotogrametri. Diakses pada 16 Juli 2021,
dari http://staffnew.uny.ac.id/upload/132240452/pendidikan/diktat-
fotogramteri.pdf

Anda mungkin juga menyukai