Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

FOTOGRAMETRI I
PENGAMATAN STEREOSKOPIS

Tanggal Penyerahan : 16 Desember 2020


Disusun Oleh :
Feny Valentine / 23-2019-047
/B
Kelompok IV
Sison Yohanes (23-2017-066)
Alfan Firmansyah (23-2019-033)
Feny Valentine (23-2019-047)
Arman Maulana (23-2019-058)
Raihan Naufal U. (23-2019-072)
Nama Asisten :
Muhammad Hanif Al Hafidz (23-2018-044)
Febri Hariandi (23-2018-051)

LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
JURUSAN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2020
Praktikum Fotogrametri I

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan Praktikum...................................................................................1
1.3. Waktu Pelaksanaan Praktikum....................................................................................2
BAB II DASAR TEORI...........................................................................................................3
2.1. Foto Udara...................................................................................................................3
2.2. Pengamatan Sereoskopis.............................................................................................5
2.3. Jenis Steroskop............................................................................................................7
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM.........................................................................12
3.1. Tahapan Pengamatan 3D Stereoskopis Viewers.......................................................12
3.2. Tahapan Pengamatan Pembutan Gambar Red & Blue..............................................14
BAB IV HASIL DAN ANALISIS........................................................................................16
4.1. Hasil...........................................................................................................................16
4.2. Analisis......................................................................................................................17
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................................18
5.1. Kesimpulan................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

232019047_Feny Valentine_B i
Praktikum Fotogrametri I

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.1 Foto Udara……………………………………………………………………...3

Gambar 1.1.2 Pemotretan Udara Secara Vertikal……………………………………………..4

Gambar 1.1.3 Pemotretan Udara Secara Condong atau Oblique…………………………………4

Gambar 1.1.4 Pemotretan Udara Secara High Oblique…………………………………………….5

Gambar 2.2.1 Pengamatan Stereoskopis………………………………………………………6

Gambar 2.2.2 Prinsip Pengamatan Stereoskopis………………………………………………7

Gambar 2.3.1 Pocket Stereoskopis…………………………………………………………….8

Gambar 2.3.2 Stereoskop


Cermin…………………………………………………………….10

Gambar 2.3.3 Stereoskopis


Mata……………………………………………………………..11

Gambar 4.1.1 Hasil Pengamatan 3D Stereoskopik…………………………………………..16

Gambar 4.1.2 Hasil Pembuatan Gambar Red & Blue…………………………………………


16

232019047_Feny Valentine_B ii
Praktikum Fotogrametri I

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tahapan Pengamatan 3D Stereoskopis Viewers………………………………… 12

Tabel 3.2 Tahapan Pengamatan Pembuatan Gambar Red & Blue………...……………….. 14

232019047_Feny Valentine_B iii


Praktikum Fotogrametri I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Interprestasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara
dengan maksud untuk mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai
dengan prinsip-prinsip interprestasi. Interpretasi foto merupakan salah satu dari
macam pekerjaan fotogrametri . Untuk mengetahui kondisi suatu wilayah yang luas
tanpa harus langsung turun kelapangan, dapat dilakukan melalui analisa foto udara
yang dihasilkan melalui pemotretan oleh satelit merupakan foto yang sulit dipahami
tanpa analisa terlebih dahulu. Secara manual, citra dilakukan menggunakan alat
streoskop.

Pengamatan stereokopis adalah suatu kegiatan interpretasi citra/ foto udara


dengan menggunakan alat bantu yang bernama stereoskop. Pada kegiatan pengamatan
ini stereoskop berfungsi untuk menampilkan gambar 3 dimensi. Gambar 3 dimesi dari
citra yang diinterpretasi akan memudahkan pengamatan. Bidang 3 dimensi
menunjukkan obyek yang mempunyai unsur ukuran lebar, panjang dan tinggi. Bidang
3 dimensi memungkinkan dilakukan pengamatan terhadap beda tinggi dan kemiringan
lereng suatu obyek.

Alat optik pertama yang menggunakan prinsip stereoskopik adalah alat yang
dibuat oleh Robert Wheatstone pada tahun 1883. Stereoskop wheatstone terdiri dari
dua cermin untuk mengamati pasangan foto stereo agar tampak tiga dimensional.
Kemudian Sir David Brewster menciptakan stereoskop dengan sepasang lensa
cembung yang terpisah sejauh 9.52 mm. ia menciptakan alat ini pada tahun 1849.
Kedua jenis alat ini berkembang terus hingga mencapai bentuknya yang sekarang.
LaPrade selanjutnya membedakan stereoskop atas tiga kategori yaitu: 1. Stereoskop
Lensa, 2. Stereoskop Cermin, 3. Stereoskop Mikroskopik (Sutanto, 1994).

1.2. Maksud dan Tujuan Praktikum


Maksud dari praktikum ini adalah untuk menghasilkan gambar sesuai dengan
citra yang telah ditentukan dengan melakukan pengamatan. Adapun tujuan dari
praktikum ini ialah mahasiswa dapat mengenal foto udara,menggunakan stereoskop
serta mengamatinya walaupun secara online.

232019047_Feny Valentine_B 1
Praktikum Fotogrametri I

1.3. Waktu Pelaksanaan Praktikum


Hari/tanggal : Rabu, 11 November 2020
Waktu : 16.00 – 17.00 WIB
Tempat : Rumah masing-masing (melalui Google Meet)

232019047_Feny Valentine_B 2
Praktikum Fotogrametri I

BAB II
DASAR TEORI
2.1. Foto Udara
Foto udara adalah salah satu produk dari bidang ilmu geografi dalam
mengambil obyek, daerah, atau fenomena yang ada di permukaan bumi
inimenggunakan alat berupa kamera dengan proses perekaman secara fotografik
dengan bantuan detektor atau alat pendeteksi berupa film.

Foto didapatkan dengan cara memotret menggunakan sebuah wahana ataualat


transportasi udara seperti balon udara, pesawat, helikopter, ataupun gantole. Terdapat
beberapa jenis pemotretan yaitu: pemotretan udara secara tegak (vertikal), pemotretan
udara secara miring (oblique), dan pemotretan udara sangat miring (high oblique).

Gambar 1.1.1

Foto Udara

Pemotretan foto udara secara tegak dapat dikatakan bahwa pemotretan


dilakukan dengan posisi pesawat udara yang membawa kamera melakukan
pemotretan secara tegak lurus dengan permukaan bumi. Maka, akan menghasilkan
foto udara dengan pemotretan secara vertikal.

232019047_Feny Valentine_B 3
Praktikum Fotogrametri I

Gambar 1.1.2

Pemotretan Udara Secara Vertikal

Pemotretan udara secara condong atau oblique dilakukan dengan posisi antara
pesawat udara yang membawa kamera dengan permukaan bumi memiliki sudut yang
agak miring (untuk pemotretan agak condong atau low oblique) dan dengan
kemiringan tertentu (untuk pemotretan condong atau oblique). Pemotretan udara
secara condong ini memiliki karakter hasil foto udara terlihat agak miring dan atau
miring, namun horizon tidak terlihat.

232019047_Feny Valentine_B 4
Praktikum Fotogrametri I

Gambar 1.1.3

Pemotretan Udara secara Condong atau Oblique

Pemotretan udara sangat condong atau high oblique, sedikit berbeda dengan
pemotretan udara condong. Yang membedakannya yaitu terlihat atau tidaknya garis
batas cakrawala atau batas horizon. Namun perbedaan lain adalah sudut pengambilan
gambar pada optical axis-nya, sehingga batas cakrawala dapat ikut terpotret.

Gambar 1.1.4

Pemotertan Udara Secara High Oblique

2.2. Pengamatan Sereoskopis


Pengamatan stereoskopis adalah pengamatan yang dilakukan dengan
menggunakan kedua buah mata secara bersamaan. Dari cara memandang ini
menghasilkan kesan keruangan atau tiga dimensional. Dalam hal ini perbedaan
jarak dapat diperkirakan sebatas kemampuan mata dalam berfungsi secara
normal. Kemampuan mata untuk membedakan jarak secara stereoskopik bila obyek
terletak di antara 10 sampai 2000 inci. Selebihnya itu orang tidak dapat melihat kesan
keruangan. Dengan demikian tidak ada perbedaan seperti melihat secara monoskopik.

232019047_Feny Valentine_B 5
Praktikum Fotogrametri I

Gambar 2.2.1

Pengamatan Stereoskopis

Pada kegiatan pengamatan ini stereoskop berfungsi untuk menampilkan


gambar 3D. Gambar 3D dari citra yang diinterpretasi akan memudahkan pengamatan.
Bidang 3D menunjukkan obyek yang mempunyai unsur ukuran lebar, panjang dan
tinggi. Bidang 3D memungkinkan dilakukan pengamatan terhadap beda tinggi dan
kemiringan lereng suatu obyek. Terdapat juga syarat-syarat yang harus dipenuhi
yaitu:

1) Terdapat daerah bertampalan pada foto udara. Setiap foto udara/citra yang
akan diinterpretasi harus merupakan foto udara/citra yang berurutan garis
terbangnya dan mempunyai daerah yang bertampalan.
2) Untuk dapat diinterpretasi dengan jelas maka lebar daerah yang
bertampalan kira- kira 1/3 - 2/3 dalam sebuah foto/citra.

Prinsip kerja stereoskop adalah sebagai berikut:

a. Mata 1 (mata kanan) mengamati citra sebelah kanan.


b. Mata 2 (mata kiri) mengamati citra sebelah kiri.
c. Stereoskop menyatukan daerah bertampalan sehingga seolah-olah hanya
mengamati 1 citra saja.

232019047_Feny Valentine_B 6
Praktikum Fotogrametri I

d. Daerah bertampalan menghasilkan gambar 3D yang dapat digunakan


untuk mengamati unsur ketinggian dan kemiringan , terutama pada foto
udara tegak lurus.

Gambar 2.2.2

Prinsip Pengamatan Stereoskopis

2.3. Jenis Steroskop


Stereoskop merupakan alat yang dipakai untuk melihat sepasang foto udara
secara stereoskopis atau tiga dimensional. Fungsinya adalah mengatur agar mata kiri
hanya melihat pasangan foto sebelah kiri dan mata kanan hanya melihat pasangan foto
sebelah kanan.

Adapun jenis stereoskop yaitu:

1. Stereoskop lensa atau saku (pocket stereoscope). Stereoskop ini adalah jenis
paling sederhana dan paling mudah dibawa karena mempunyai ukuran yang
kecil dan hanya terdiri dari dua lensa yang hanya berjarak sebesar basis mata.
a. Ukuran foto yang dapat dilihat bentuk tiga dimensinya terbatas sekitar 6
cm x 10 cm.

232019047_Feny Valentine_B 7
Praktikum Fotogrametri I

b. Stereoskop saku mempunyai lensa positif. Lensa-lensanya biasanya


mempunyai perbesaran 2,5 kali.
c. Stereoskop ini memiliki kelemahan yang sama seperti pemakaian mata
telanjang, yaitu jarak antar titik yang berpasangan tak boleh melebihi
panjang basis mata (basis mata rata rata = 64 mm).

Gambar 2.3.1

Pocket Stereoskopis

232019047_Feny Valentine_B 8
Praktikum Fotogrametri I

2. Stereoskop Cermin.
a. Ada lensa yang dilengkapi cermin yang dipasang di kiri dan kanan (cermin
sayap) dibagian bawah lensa ada prisma yang berfungsi sebagai cermin
untuk membelokkan cahaya dari cermin sayap agar dapat masuk ke lensa,
kemudian menuju ke mata. Dengan demikian jarak antara kedua buah foto
ukuran 23cm x 23cm yang dipasang di bawah stereoskop dapat diperbesar.
b. Bagian-bagian dari stereoskop cermin ini meliputi lensa cembung,
sepasang prisma/cermin, cermin perak, tiang penyangga, dan lensa
binokuler.
c. Kelebihan dari stereoskop cermin ini adalah dapat melakukan perbesaran
dengan penambahan lensa binokuler, daerah yang diamati lebih luas
daripada stereoskop saku, dan dapat menampakkan satu lembar foto udara
secara penuh.
d. Kekurangan stereoskop ini adalah ukurannya yang besar sehingga tidak
praktis (lebih sukar jika dibawa ke lapangan), harga relatif mahal, dan jika
ditambahkan dengan binokuler maka akan memperkecil daerah yang
diamati.
e. Sebagai alat pelengkap stereoskop cermin alah tongkat paralaks yang
berfungsi sebagai alat pengukur paralaks. Tongkat ini dapat diperpanjang
atau diperpendek serta dilengkapi dengan skala pembacaan.
f. Disamping itu untuk menunjuk titik bayangan obyek di foto kiri dan kanan
pada tongkat ini juga disediakan tempat untuk dipasangi kaca yang ada
titik apungnya (berupa titik, cincin dan silang). Untuk pembacaan,
apabila bacaan makin besar jarak antara kedua titik apung makin kecil.
Obyek yang diukur akan makin tinggi, dan sebaliknya.
g. Pada tongkat ini sering pula dilengkapi tempat pensil, sehingga dapat
digunakan untuk menggambar peta dari foto.

232019047_Feny Valentine_B 9
Praktikum Fotogrametri I

Gambar 2.3.2

Stereoskop Cermin

3. Stereoskopi mata adalah pandangan dua mata yang terpusat pada suatu titik,
sumbu-sumbu optis lensa mata berpotongan dan membentuk sudut yang
disebut sudut paralaktis di titik tersebut. Bayangan titik tersebut jatuh tepat
pada bintik kuning. Untuk tiap titik pada umumnya sudut paralaktisnya
berbeda dengan perbedaan sudut ini orang akan melihat perbedaan jarak titik-
titik terhadap mata, dan memberikan kesan kedalaman stereoskopik. Gambar
berikut ini menunjukkan bahwa sudut paralaktis dititik A dan B berbeda.
Sehingga terjadi kesan kedalaman yang berbeda pula. Disini B tampak lebih
dalam daripada A.

232019047_Feny Valentine_B 10
Praktikum Fotogrametri I

Gambar 2.3.3

Stereoskopis Mata

αA,αB = sudut paralaktis di titik A dan B

dB – dA = Beda kedalaman titik A dan B

232019047_Feny Valentine_B 11
Praktikum Fotogrametri I

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Tahapan Pengamatan 3D Stereoskopis Viewers


Tabel 3.1 Tahapan Pengamatan 3D Stereoskopis Viewers

1 Langkah pertama yang


. dilakukan yaitu pergi ke
Goggle Chrome, setelah itu
cari stereoskopic online.
Kemudian klik laman
“https://3dthis.com/stereo.ht
m”.

2 Klik Choose File kemudian


. pilih file yang diinginkan.
Disini saya menggunakan
citra 6 sesuai dengan
pembagian kelompok saat
praktikum. Setelah itu klik
Open.

3 Pilih Side by side kemudian


. klik Next.

232019047_Feny Valentine_B 12
Praktikum Fotogrametri I

4 Atur Remove Sides, Remove


. Center dan Vertical Align
hingga dua gambar
sebelumnya dapat menyatu
menjadi satu gambar.

5 Klik 3D Experimental setelah


. itu klik Next.

6 Tunggu Processing hingga


. 100%.

7 Berikut merupakan hasil


. akhirnya. Perlu diingat
bahwa untuk Front Depth
dan juga Back Depth tidak
usah diubah. Tetapi kita bisa
mengatur bagian Depth
Intensity dan juga Depth
Smothing sesuai dengan yang

232019047_Feny Valentine_B 13
Praktikum Fotogrametri I

kita inginkan.

3.2. Tahapan Pengamatan Pembutan Gambar Red & Blue

Tabel 3.2 Tahapan Pengamatan Pembuatan Gambar Red & Blue


1. Langkah pertama yang
dilakukan yaitu pergi ke
Goggle Chrome, setelah itu
cari stereoskopic online.
Kemudian klik laman
“https://3dthis.com/stereo.htm”
.

2. Klik Choose File kemudian


pilih file yang diinginkan.
Disini saya menggunakan citra
6 sesuai dengan pembagian
kelompok saat praktikum.
Setelah itu klik Open.

3. Pilih Red Cyan kemudian klik


Next.

4. Klik 3D Experimental setelah


itu klik Next.

232019047_Feny Valentine_B 14
Praktikum Fotogrametri I

5. Tunggu Processing hingga


100%. Berikut merupakan
hasil akhirnya. Perlu diingat
bahwa untuk Front Depth dan
juga Back Depth tidak usah
diubah. Tetapi kita bisa
mengatur bagian Depth
Intensity dan juga Depth
Smothing sesuai dengan yang
kita inginkan.

232019047_Feny Valentine_B 15
Praktikum Fotogrametri I

BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
4.1. Hasil
4.1.1 Pengamatan 3D Stereoskopis Viewers

Gambar 4.1.1

Hasil Pengamatan 3D Stereoskopis

4.1.2 Pengamatan Pembuatan Gambar Red & Blue

Gambar 4.1.2

232019047_Feny Valentine_B 16
Praktikum Fotogrametri I

Hasil Pembuatan Gambar Red & Blue

4.2. Analisis
Pada praktikum ini kita perlu untuk menyesuaikan citra yang digunakan
secara teliti dan cermat. Karena kita harus melalukan penyamaan antar dua gambar
agar menjadi satu serta menghasilkan gambar yang dapat dilihat menggunakan
kacamata 3D. Untuk pengamatan stereoskopis pada praktikum kali ini bisa terbilang
dapat dengan mudah diikuti oleh Mahasiswa. Kita tinggal memilih citra kemudian
masuk pada laman stereoscopic online. Perlu ketelitian juga saat sedang proses
penyatuan gambar agar hasilnya bisa menjadi satu gambar dengan cara mengatur
Remove Slides, Remove Center dan Vertical Alignnya saja.

232019047_Feny Valentine_B 17
Praktikum Fotogrametri I

BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Pada pratikum kali ini, yaitu stereoskop berfungsi untuk menampilkan gambar
3D. Gambar 3D dari citra yang diinterpretasi akan memudahkan pengamatan.
Praktikum stereoskop dilakukan untuk dapat melihat foto yang bertammpalan dan
dapat dilakukan secara daring melalui situs yang ada (stereoskopic online,
https://3dthis.com/stereo.htm).

232019047_Feny Valentine_B 18
Praktikum Fotogrametri I

DAFTAR PUSTAKA
Felix Yanuar Endro Wicaksono. “Foto Udara”.
http://dpad.jogjaprov.go.id/public/article/120/a993f9ea56c9580ff07f271a12e7a62b.pd
f. (Diakses pada tanggal 16 November 2020).

Iqbal Hanun Azizi. “Pengamatan Streoskopis”.


https://www.scribd.com/document/347546270/Pengamatan-Stereoskopis. (Diakses
pada tanggal 16 November 2020).

Rahmandika, Dwiki. “Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Interpretasi Citra Foto dengan
mennggunakan Mirror Stereoscope Topcon MS-3”.
https://www.academia.edu/31402228/LAPORAN_PRAKTIKUM_FOTOGRAMETR
I_DASAR_Interpretasi_Citra_Foto_dengan_mennggunakan_Mirror_Stereoscope_To
pcon_MS_3. (Diakses pada tanggal 16 November 2020).

232019047_Feny Valentine_B 19

Anda mungkin juga menyukai