LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Nama : Zakky Nurshidiq
NIM : 117200019
Plug : 01
TEKNIK GEOMATIKA
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2021
Praktikum Fotogrametri I
Program Studi Teknik Geomatika
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2020/2021
BAB I
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang Ilmiah
Dari uarain diatas terdapat manfaat penting dari steroskop yang akan
mempermudah pekerjaan fotogrametri, sehinga mahasiswa/praktikan dibekali
dengan pengenalan tentang stereoskop untuk intrepetasi foto udara (citra).
Dengan adanya praktikum tersebut, diharapkan mahasiswa/praktikan
mengetahui dan memahami intrumen alat stereoskop serta mahir dalam
penggunaanya. Yang nantinya akan bermanfaat untuk praktikum selanjutnya
atau saat di dunia pekerjaan.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Stereoskop
Stereoskop yang biasanya disebut solid vison atau pandangan tiga
dimensi merupakan sebuah instrumen alat dalam fotogrametri yang digunakan
untuk interpretasi foto udara (citra) agar membentuk efek dimensi tiga dimensi
pada objek (gambar datar) yang dilakukan analisa. Biasanya analisa tersebut
disebut dengan pencitraan stereoskopis. Pencitraan stereoskopis dilakukan
dnegan dua objek (gambar datar) yang yang bertampalan. Dalam fotogrametri,
ketika dua foto tumpang tindih atau area tanah yang sama difoto dari dua posisi
terpisah membentuk pasangan stereo, digunakan untuk tampilan tiga dimensi.
Dengan demikian diperoleh sepasang foto atau gambar stereoskopik yang dapat
dilihat secara stereoskopis (efek tiga diemnsi). Stereoskop memfasilitasi proses
stereoviewing dengan melihat gambar kiri dengan mata kiri dan gambar kanan
dengan mata kanan. Berdasarkan Prinsip Porro-Koppe bahwa jalur cahaya yang
sama dapat dihasilkan dalam sistem optik jika sumber cahaya diproyeksikan ke
gambar yang diambil oleh sistem optik. Penglihatan stereoskopik dibangun
dengan gambar stereopair menggunakan orientasi relatif atau kemiringan pada
saat fotografi. Tampilan stereo memungkinkan otak manusia untuk menilai dan
memahami secara mendalam dan volume. Representasi 3D dari permukaan bumi
menghasilkan pengumpulan informasi geografis dengan akurasi yang lebih besar
dibandingkan dengan teknik monoscopic.
Penggunaan stereoskop ini duguankan untuk keperluan footgrametri,
atanra lain sebgaai berikut ini:
1. Melihat sebgaian kecil daerah yang stereoskopis.
2. Pengesatan penglihatan stereo seseorang.
3. Mengamati paralaks sebuah titik yang terletak pada daerah yang stereoskopis.
4. Menghitung selisih paralaks anatra dua titik.
5. Menghitung beda tinggi antara dua titik atau lebih, setelah mendapatkan hasil
bacaan dengan togkat paralaks.
BAB III
Metodologi Penelitian
3.1. Lokasi
Berikut ini merupakan alat dan bahan yang diguankan dalam praktikum
pengenalan stereoskop:
1. Stereoskop Cermin
3. 2 sampul plastik
4. Spido OHP
5. Penggaris
6. Gunting
7. Solatip
8. Bon alat
9. Aseton
10. ATK
11. Tissue
6. Jika dalam pengerjaan terjadi kesalahan, garis ataupun tulisan dengan spidol
OHP dapat dihapus menggunakan aseton dan dilap menngunakan tissue.
7. Mengukur jarak dari titik A’ ke titik B dan jarak dari titik B’ ke titik A.
8. Meghitung base foto dengan rumus:
|A’-B| ─ |B’-A|
( ) ( )
BAB IV
Hasil & Pembahasan
4.1 Hasil
4.1.1 Foto Udara Hasil Interpretasi
4.2 Pembahasan
Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa foto udara (citra)
dengan maksud untuk mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut
Praktikum Fotogrametri I
Program Studi Teknik Geomatika
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2020/2021
Penampalan dua foto udara dari hasil interpretasi foto dengan Stereoskop
akan menghasilkan efek/ilusi tiga dimensi. Saat melihat dari lensa, kedua foto
yang tadi masih dua dimensi, sudah tampak menjadi tiga dimensi dengan garis
A’ ke B’ saling lurus, menyatu atau dengan kata lain bertampalan. Foto udara
(citra) yang digunakan meiliki skala 1:40.000
Berikut merupakan hasil dari pengukuran jarak antat titik:
o A – B’ = 4,2 cm
o A’ – B = 4,25 cm
o A – A’ = 23,25 cm
o B – B’ = 23,2 cm
Setelah mendapatkan hasil pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan perhitungan base foto dengan rumus sebagi berikut:
Base Foto : |( ) ( )|
Ketentuan dari hasil stereo adalah meiliki nilai dalam rentang 22 cm – 24 cm.
Dengan demikian, hasil dari perhitungan Stereo tersebut memenuhi ketentuan,
yaitu: 22 ≤ 23,225 ≤ 24.
Praktikum Fotogrametri I
Program Studi Teknik Geomatika
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2020/2021
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum pengenalan stereoskop yang dilakukan pada tanggal 9
Oktober 2021 mahasiswa/praktikan mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya
sebagai berikut ini:
Pertama, mahasiwa/praktikan mengetahui dan memahami intepretasi foto
udara (citra). Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa foto udara
(citra) dengan maksud untuk mengidentifikasi dan menilai objek pada citra
tersebut sesuai dengam prinsip-prinsip interpretasi. Intepretasi dilakukan
menggunakan intrumen alat stereoskop. Stereoskop yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah stereoskop cermin.
Kedua, mahasiswa/praktikan mengetahui jenis-jenis intrumen alat
stereoskop. Steeoskop dibagi menjadi 7 jenis, antara lain; stereoskop cermin,
stereoskop saku, stereoskop saku, stereoskop prisma tunggal, stereoskop
kembar, interpretoskop, dan zoom stereoskop.
Ketiga, mahasiswa/praktikan mengetahui cara kerja dari stereoskop. Cara
kerja dari stereoskop layaknya seperti kacamata. Stereoskop akan menghasilkan
efek/ilusi dengan menyatukan objek (foto udar/citra) sehingga bertampalan atau
seolah-olah hanya mengamati satu objek. Dari hasil objek (foto udara/citra) yang
bertampalan tersebut, stereoskop akan memberikan ilusi/efek tiga dimensi pada
objek yang diamati. Efek atau ilusi tiga dimensi terhadap foto udara (citra)
tersebut akan menunjukan kenampakan ketinggian pada daerah yang diamati.
Keempat, mahasiwa/praktikan memahami dan diharapkan mahir dalam
peggunaan stereoskop. Langkah penggunaannya dimulai dengan menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan, melapisi foto uadra (citra) dengan sampul
plastik, memberi tanda titik dan garis pada foto uadra (citra), menampalkan foto
udara (citra), mengitung base foto dan stereo.
Dari uraian diatas, dapat kita lihat bahwa penggunaan stereoskop dalam
fotogrametri sangat penting adanya. Oleh karena itu, diharapkan
mahasiwa/praktikan bisa memahami, mengetahui, dan menguasai penggunaan
alat stereoskop sesaui SOP yang ada. Sehingga mahasiwa/praktikan bisa
menerapkannya pada praktikum selanjutnya dan pada dunia pekerjaan
5.2 Penutup
Demikian laporan ini sebagai rangkaian praktikum yang telah dilakukan di
Laboratorium Geoinderaja, Kampus 2 UPN “VETERAN” Yogyakarta. Melalui
praktikum “Pengenalan Stereoskop” ini membuat praktikan mampu mengenali alat
stereoskop dan memahami cara menggunakan stereoskop untuk menginterpretasi
foto udara (citra).
Dalam pembuatan laporan tentunya masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, saya selaku praktikan memohon maaf atas kekurangan yang terdapat dalam
Praktikum Fotogrametri I
Program Studi Teknik Geomatika
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2020/2021
penulisan laporan/materi dan hasil praktikum saya, untuk itu saya juga sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan laporan selanjutnya.
Praktikum Fotogrametri I
Program Studi Teknik Geomatika
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2020/2021
Daftar Pustaka
Lampiran 1
FOTO STEREOSKOP
Praktikum Fotogrametri I
Program Studi Teknik Geomatika
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2020/2021
Praktikum Fotogrametri I
Program Studi Teknik Geomatika
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2020/2021
Lampiran 2
BON ALAT
Praktikum Fotogrametri I
Program Studi Teknik Geomatika
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2020/2021