Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI

Disusun oleh :
TOMMY TORI HAGA
(1910416310012)

UNIVERSITAS LAMBUNGMANGKURAT FAKULTAS SOSIAL DAN


POLITIK PROGRAM STUDI GEOGRAFI
BANJARMASIN 2020
FOTOGRAMETRI

Penanggung Jawab

Dr.H. Suyanto, Drs., MP.

Tim Co-Ass.

Fawwazianur Ardhana
Mustika Wati
Vinsensius Bima Nugroho
Aprilian Putri Dian
Kristinawati Muhammad
Indera Wijaya Nurul hasanah
Komang hendra pangestu
Noor Adina Husnawaty
Laily Mahdina
Ro’ie Atsmara Muqorrobin
Gregorius Teofilus
Monroe
Acara I : Pengenalan Stereoskop, Pasangan foto udara (photo stereopaer),
Foto Udara dan Pengamatan Stereoskopis

Tujuan :

1. Setiap peserta dapat mengenal dengan seksama tentang alat stereoskop, yaitu dapat
membuat skema / gambar alat stereoskop dan dapat menjelaskan bagian – bagiannya.
2. Setiap peserta dapat mengenal dengan seksama selembar foto udara, yaitu dapat membuat
skema / gambar foto udara, dan dapat menjelaskan bagian – bagianya.
3. Setiap peserta mampu memasang pasangan foto udara dibawah stereoskop dengan benar
dan dapat melihat kenampakan 3 dimensi.

Alat – alat :

- Stereoskop cermin ukuran standard, MS 46 dan pocket stereoskop

- Pasangan foto udara

- Kertas HVS/ folio bergaris masing – masing 2 lembar per peserta.

Hasil laporan sementara :

DASAR TEORI
Stereoskop adalah alat yang biasanya digunakan untuk melihat bentuk tiga dimensi pasangan foto
udara. Fungsinya adalah mengatur agar mata kiri hanya melihat pasangn foto sebelah kiri dan mata
kanan hanya melihat pasangan foto sebelah kanan.
Salah satu jenis stereoskop yang paling sederhana adalah seteroskop saku. Ukuran foto yang dapat
dilihat bentuk tiga dimensinya terbatas sekitar 6 cm x 10 cm stereoskop saku mempunyai lensa
positif. Lensa-lensanya biasanya mempunyai perbesaran 2,5 kali. Stereoskop ini memiliki
kelemahan yang sama seperti pemakaian mata telanjang, yaitu jarak antar titik yang berpasangan
tak boleh melebihi panjang basis mata (basis mata rata rata = 64 mm).

Selain stereoskop satu, terdapat pula jenis stereoskop lainnya, antara lain steroskop cermin.
Memiliki ukuran yang lebih besar daripada stereoskop saku otomatis bisa melihat foto udara
dengan ukuran yang lebih besar pula. Daerah yang dapat dilihat secara stereoskop lebih luas jika
dibandingkan dengan menggunakan stereoskop lensa. Namun, karena bentuknya agak besar maka
agak lebih sukar dibawa ke lapangan.

Stereoskop kembar, memiliki dua lensa di sisi kanan kirinya sehingga pengamatan dapat dilakukan
oleh dua orang. Bagian – bagian dari stereoskop ini adalah dua set lensa pada bagian kanan dan
kirinya, tiang penyangga. Kelebihan dari stereoskop ini adalah pengamatan dapat dilakukan oleh
dua orang secara bersamaan, daerah pengamatan besar. Sedangkan kekurangan dari stereoskop ini
adalah tidak praktis, perbesarannya tidak cukup besar karena hanya 1,5 kali hingga 3 kali.

Stereoskop prisma tunggal, hanya dilengkapi oleh lensa prisma tunggal. Bagian – bagian dari
stereoskop ini adalah tiang penyangga, lembaran penyangga, lensa cembung dan prisma. Kelebihan
dari stereoskop ini adalah dapat melihat gambar yang perpisahannya besar dari jarak interocular.
Sedangkan kekurangannya adalah perbesarannya kurang.

Stereoskop mikroskopik, mempunyai perbesaran yang sangat besar dan hampir sama dengan
mikroskop. Stereoskop ini dibagi menjadi 2, yaitu :

1) Stereoskop zoom, lensanya dapat diganti – ganti untuk perbesaran yang berbeda – beda. Bagian
– bagian stereoskop ini adalah sepasang cermin/prisma, sepasang lensa, cermin pada tiap kaki.
Kelebihan stereoskop ini adalah perbesaran sangat besar, pasangan foto stereonya dapat diputar
sejauh 360°, dan bila terkena cahaya akan lebih memperjelas gambar. Sedangkan kekurangan dari
stereoskop ini adalah bila tidak terkena cahaya gambar yang dihasilkan akan tidak kelihatan.

2) Interpretoskop, yaitu stereoskop modern yang sudah menggunakan komputer. Kelebihan dari
interpretoskop adalah hasil lebih akurat karena terkomputerisasi. Kekurangan pada interpretoskop
adalah ukurannya yang besar dan membutuhkan listrik disaat pemakaiannya.

CARA KERJA

- langkah pertama buka geoscope dan angkat geoscope secara hati-hati di bagian kiri dan
kanan

- Kedua siapkan lensa dan di letakkan di cermin sekunder

- Gabung gambar interpretasi hasil foto udara agar terlihat menyatu


- Taruh di bawah geoscope

- Amatilah hasil dari foto udara dengan menggunakan geoscope

- HASIL DAN PEMBAHASAN

- Lensa : digunakan untuk melihat hasil 3D dari foto udara

- Cermin : ada cermin sekunder dan cermin kiri kanan yang di gunakan untuk
memantulkan hasil dari foto 3D yang di lihat dari geoscope

- Kaki-kaki : untuk membuka cermin agar geoscope dapat di gunakan


KESIMPULAN
Pada acara 1 ini saya mengerti bahwa Stereoskop adalah alat yang biasanya digunakan untuk
melihat bentuk tiga dimensi pasangan foto udara. Fungsinya adalah mengatur agar mata kiri hanya
melihat pasangn foto sebelah kiri dan mata kanan hanya melihat pasangan foto sebelah kanan.

DAFTAR PUSTAKA

Prijono, 2002, Pengantar Pemetaan Digital, Jurusan Teknik Geodesi, UGM,Yogyakarta. Paul R.
Wolf, 1993, Element of Photogrammetry, Edisi Terjemahan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta. Slama, C., C., et all, 1980, Manual Of Photogrammetry, third edition, second volume,
ASP, Falls Church,Virginia,USA. Suharsana, 1994, Fotogrametri, Jurusan Teknik Geodesi UGM,
Yogyakarta. Suyudi Bambang, Priyono, Valentina Armina, 2007, Fotogrametri, STPN, Yogyakarta.
______Standarisasi spesifikasi teknis pembuatan peta dasar menggunakan foto udara. Workshop
Manajemen Proyek Pendaftaran Tanah Sistematik dan LMPDP, 2003 ______Standarisasi
spesifikasi teknis pembuatan peta dasar menggunakan citra satelit. Workshop Manajemen Proyek
Pendaftaran Tanah Sistematik dan LMPDP, 2003. ______PMNA/KBPN No. 3 Tahun 1997,
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PP 24 Tahun 1997, BPN 1997

Anda mungkin juga menyukai