Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI

STEREO 3D MANUAL

Oleh :
Muhammad Shidiq Wisnuwardhana

117210016
Kelompok 1/Plug 1

TEKNIK GEOMATIKA
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

2022/2023
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Bon Alat ............................................................................................................... 11
Lampiran Alat dan Bahan ..................................................................................................... 12

2 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesan 3D didapat dari informasi dari kedua mata yg memiliki paralax (beda sudut
pandang). Maka membuat foto 3D juga mudah, yaitu dengan meniru cara pandang dari mata
manusia. Dengan menggunakan sepasang kamera yang identik, akan mendapatkan 2 gambar
yg kelihatan sama, tetapi memiliki informasi sudut padang yang berbeda.
Pembuatan foto (pengambilan foto) 3D akan mengikuti cara pandang dari mata, yaitu
mengambil 2 gambar yg diambil bersamaan dengan beda paralax. Beda paralax terjadi karena
jarak antara kedua mata. Rata-rata jarak antara kedua mata adalah 6.5 cm.
Dengan satu kamera juga dapat membuat foto 3D yaitu setalah pengambilan gambar
pertama, dilanjutkan dengan mengeser kamera sejauh 6 atau 7 cm untuk pengambilan gambar
kedua. Cara ini cukup efektif tetapi memiliki kekurangan yaitu ketika memfoto benda
bergerak. Metode ini sangat cocok untuk foto gedung, landscape atau membuat hyperstereo,
dimana pengambilan foto I dan II dibuat dengan jarak yg extrem – mulai dari 10 cm hingga
30 cm. Membuat foto-foto gedung menjadi seolah-olah miniatur.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa itu Stereoskopi, alat Stereoskop dan konsep Stereo 3D?
2. Berapa nilai base dan stereo base yang didapat?
1.3.Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa itu Stereoskopi, alat Stereoskop dan konsep Stereo 3D.
2. Mengetahui berapa nilai base dan stereo base yang didapat.

3 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Menurut Paine (1993) Stereoskopi adalah ilmu pengetahuan tentang stereoskop yang
menguraikan penggunaan penglihatan binocular untuk mendapatkan efek tiga dimensi (3D).
Penglihatan stereoskopi memungkinkan kita untuk melihat suatu objek secara simultan dari
dua perspektif yang berbeda, seperti dua foto udara yang diambil dari keududukan kamera
yang berbeda, untuk memperoleh kesan mental suatu model tiga dimensi. Kesan kedalaman
(depth perception) dalam stereoskopi terjadi karena titik-titik yang terletak pada elevasi-
elevasi yang berbeda telah mengalami pergeseran secara tofografis dengan besaran dan arah
yang berbeda pada foto-foto yang berurutan. Selisih di dalam pergeseran disebut paralaks
mutlak. Paralaks mutlak suatu titik pada sepasang foto udara vertical yang bertampalan sama
dengan koordinat x dari suatu titik yang diukur pada foto sebelah kiri dikurangi koordinat x
dari titik yang diukur pada foto sebelah kanan. Batasan lengkap mengenai paralks mutlak
(paralks x) dikemukakan oleh Paine (1993), menurutnya paralaks mutlak adalah selisih
aljabar, diukur sejajar garis terbang (sumbu x) dari sumbu-sumbu y yang berkaitan untuk dua
gambar dari suatu titik pada sepasang foto udara yang stereoskopis. Pengertian paralaks
mutlak x dari suatu titik adalah penting untuk pengertian bagaimana melakukan pengukuran-
pengukuran vertical pada sepasang foto udara vertikal.
Stereoskop merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk pengamatan tiga
dimensional atas foto udara yang bertampalan depan (dengan syarat tampalan minimal 50 %).
Alat ini merupakan alat yang sangat penting dalam interpretasi citra, terutama bagi foto udara
atau citra tertentu yang daripadanya dapat ditimbulkan perwujudan tiga dimensional. Alat
optik pertama yang menggunakan prinsip stereoskopik adalah alat yang dibuat oleh Robert
Wheatstone pada tahun 1883. Meurut La Prade sebagaimana dikutip Sutanto (1994),
Stereoskop Wheatstone terdiri dari dua cermin untuk mengamati pasangan foto stereo agar
tampak tiga dimensional. Kemudian Sir David Brewster menciptakan stereoskop dengan
sepasang lensa cembung yang terpisah sejauh 9,52 mm. Ia menciptakan alat ini pada tahun
1849. Kedua alat ini berkembang terus hingga saat ini sampai menyerupai bentuk seperti saat
ini. Dalam perkembangannya stereoskop ini meliputi 3 jenis, yakni stereoskop lensa (ada yang
menyebutnya stereoskop saku, karena mudahnya dimasukkan ke dalam saku sehingga mudah
di bawa ke lapangan) lihat gambar xx, stereoskop cermin (ada yang menyebutnya setereoskop
meja, karena hanya dapat digunakan di atas meja), dan stereoskop mikroskopik (disebut
demikian karena pembesarannya yang sangat besar sehingga fungsinya mirip dengan
mikroskop). Stereoskop mikroskop ini terdiri dari dua jenis mikroskop, yakni zoom
stereoskop dan interpretoskop.

4 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Pelaksanaan
Kegiatan praktikum dilaksanakan pada:
Hari, tanggal : Kamis, 06 Oktober 2022
Pukul : 16.00 – 17.00 WIB
Tempat : Laboratorium Geoinderaja Kampus II UPNVY.
3.2. Alat dan Bahan
Pada kegiatan praktikum ini, terdapat peralatan dan bahan, diantaranya sebagai berikut:
1. Stereoskop.
2. Peta Foto Udara 2 lembar.
3. Sampul buku besar 2 lembar.
4. Spidol UHF hitam.
5. Penggaris.
6. Solatip.
3.3. Langkah Kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan.
2. Ambil alat Stereoskop dari kotak penyimpanan dan dirikan alat di atas meja.
3. Ambil 2 lembar Peta Foto Udara yang saling bertampalan dan bungkus dengan sampul
buku besar.
4. Bungkus hingga membentuk persegi atau persegi panjang tergantung dari ukuran Peta
Foto Udara.
5. Buatlah garis tepi di Peta Foto Udara yang sudah dibungkus dengan sampul buku.
Garis tepi mengikuti garis tepi yang ada di Peta Foto Udara.
6. Silangkan tanda x di setiap ujung Peta Foto Udara 1 dan beri tanda pada garis yang
bersilangan di tengah dengan tanda A. Lakulan hal yang sama pada Peta Foto Udara
2, tetapi beri tanda B.
7. Buat titik A’ pada Peta Foto Udara 1, dengan melihat dan memperkirakan titik A’
merupakan tanda titik tengah B pada Peta Foto Udara 2. Kemudian garis titik A
menuju A’. Lakukan hal yang sama pada Peta Foto Udara 2 dengan melihat dan
memperkirakan titik B’ merupakan tanda titik tengah A pada Peta Foto Udara 1.
8. Letakkan kedua Peta Foto Udara di bawah Stereoskop sesuai dengan arah
tampalannya.
9. Letakkan jari telunjuk kiri pada Peta Foto Udara bagian kiri dan jari telunjuk kanan
pada Peta Foto Udara bagian kanan.

5 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

10. Lakukan pengamatan pada Stereoskop. Atur kedua Peta Foto Udara dengan jari
telunjuk untuk mendapatkan penglihatan 3 Dimensi pada Stereoskop.
11. Jika sudah mendapatkan penglihatan 3 Dimensi, ukur panjang A menuju A’; A menuju
B’ ; B menuju B’ dan B menuju A’. Lalu, hitung nilai base dan stereo base nya.
12. Rumus untuk mencari nilai base = (A-B’) - (A’-B) ≤ 0,3 cm.
(𝐴−𝐴′ )+(𝐵−𝐵′ )
13. Rumus untuk mencari stereo base = Toleransi hasil 22 – 24 cm.
2

6 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil
Base Foto = 0,3 cm
Stereo Base = 21,9 cm
1.2 Pembahasan
Konsep dari Stereo 3D adalah menggunakan dua gambar dengan sudut pengambilan yang
berbeda Sebagian besar metode stereoskopik menghadirkan dua gambar terpisah untuk mata
kiri dan kanan pengamatnya. Gambar dua dimensi tersebut kemudian dikombinasikan dalam
otak untuk memberikan persepsi kedalaman 3D. Teknik tersebut berbeda dengan display 3D
yang menyimpan sebuah gambar dalam bentuk tiga dimensi utuh, yang membuat pengamat
meningkatkan informasi tentang objek-objek 3 dimensi yang disimpan oleh kepala dan gerak
mata.
Kaitan nilai base dan stereo base adalah dengan keadaan mata pengamat, jika mata
pengamat min atau plus maka toleransi hasilnya pun akan berbeda.

7 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Stereoskopi adalah ilmu pengetahuan tentang stereoskop yang menguraikan penggunaan
penglihatan binocular untuk mendapatkan efek tiga dimensi (3D). Stereoskop merupakan
suatu alat yang dapat digunakan untuk pengamatan tiga dimensional atas foto udara yang
bertampalan depan (dengan syarat tampalan minimal 50 %). Konsep dari Stereo 3D adalah
menggunakan dua gambar dengan sudut pengambilan yang berbeda Sebagian besar metode
stereoskopik menghadirkan dua gambar terpisah untuk mata kiri dan kanan pengamatnya.
5.2. Penutup
Demikian laporan mingguan ini saya buat. Dan saya ucapkan terimakasih kepada asisten
labolatorium praktikum fotogrametri I yang telah memberi ilmu tentang stereo 3D manual.
Saya sebagai penulis meminta maaf dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Sekian dan terimakasih.

8 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

DAFTAR PUSTAKA

Prinsip Sederhana Foto Stereoskop. (n.d.). Retrieved from gambar3dimensi:


https://gambar3dimensi.com/tutorial/prinsip-sederhana-foto-stereoskop/
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. (2007). diktat-fotogramteri.pdf. Retrieved from
staffnew.uny.ac.id: http://staffnew.uny.ac.id/upload/132240452/pendidikan/diktat-
fotogramteri.pdf

9 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

LAMPIRAN

10 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

11 | Praktikum Fotogrametri
LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

12 | Praktikum Fotogrametri

Anda mungkin juga menyukai