Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Fotogrametri 2019

Judul Acara Pengamatan Stereoskopis


Nama Faris Seiva Qinthara Nilai Total
NIM 18/426857/GE/08793
Laporan :
Kelompok Praktikum Senin, 15.00-17.00
Asisten 1. Yusfar Rosyadi
2. Ipung
Komponen Penilaian Laporan dikumpulkan pada
A : Pretest A: Tanggal : Jam : 15.00 WIB
16/09/2019
B : Kegiatan Praktikum B: Praktikan Asisten
C : Laporan Praktikum C:
D : Tugas D:

TUJUAN
1. Mampu memahami fotogrametri dan sejarahnya secara singkat
2. Melatih kemampuan persepsi kedalaman
3. Menghitung jarak dan perbedaan ketinggian antar objek dengan pandangan stereoskopis
tanpa bantuan alat
4. Menghitung jarak dan perbedaan ketinggian antar objek dengan pandangan stereoskopis
dengan bantuan alat (stereoskop)
5. Dapat menghitung basis mata seseorang
6. Dapat menghitung basis alat stereoskop lensa
7. Dapat membuat stereogram secara mandiri
Nilai

MEDIA PEMBELAJARAN
1. Stereogram
2. Stereoskop Lensa/Saku
3. Penggaris
4. Alat tulis
Nilai
Laporan Praktikum Fotogrametri 2019

LANGKAH KERJA

Stereogram dan alat Stereoskop


tulis

Pengamatan Penggambaran bentuk dan Pengukuran


dengan dan penghlihatan gambar pada jarak gambar
tidak dengan garis 3 kosong asli dengan
menggunakan menggunakan stereoskop gambar

Mendapat hasik Gambar Tabel


pengukuran jarak pengukuran basis pengukuran
objek yang diamati alat stereoskopis basis alat
tanpa alat maupun lensa pada 3 garis stereoskop
dengan alat dalam

= Input

= Proses

= Output

Nilai

HASIL PEMBELAJARAN
1. Pengamatan Stereogram Model dalam lingkaran (Terlampir)
Laporan Praktikum Fotogrametri 2019

2. Pengamatan Lingkaran Mengambang (Float Circle) Tes Moessner (Terlampir)


3. Pengukuran Basis Mata (Terlampir)
4. Pengukuran Basis Alat Stereoskop Lensa (Terlampir)
5. Stereogram buatan Sendiri pada Template dibawah iniu (Terlampir)
Nilai

PEMBAHASAN
Fotogrametri berasal dari tiga kata yaitu Foto : cahaya, Gramma : tulisan/gambar,
Metric :pengukuran. Fotogrametri telah berkembang jauh lebih dahulu sebelum fotografi
berkembang, namun proses aktual dari fotogrametri tidak dapat terlihat sebelum proses
fotografi ada. Fotografi merupakan sarana utama pada fotogrametri sebagai cara perekaman
data lapangan. Fotografi sendiri terbagi menjadi dua dalam ranah ilmu fotogrametri, yaitu :
aerial photograph, and terrestrial photograph (Wolf, 1974). Penginderaan Jauh memerlukan
fotogrametri dan fotografi, Penginderaan Jauh sendiri merupakan ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala yang dikaji tanpa bersentuhan
langsung dengan obyek tersebut (Lilesand dan Kiefer, 1979).
Pengamatan hasil foto udara merupakan proses terpenting dalam fotogrametri.
Pengamatan foto udara sendiri dapat dibagi kedalam beberapa tipe pengamatan, yaitu :
pengamatan monoskopis, pengamatan stereoskopis, pengamatan pseudoskopis,
pengamatan monokuler, dan pengamatan binokuler Pengamatan monoskopis merupakan
pengamatan yang dilakukan dengan cara mengamati obyek secara monokuler (pandangan
satu mata). Pengamatan monoskopis ini tidak dapat menimbulkan kesan tiga dimensi karena
gambar yang bertampalan yang dilihat menggunakan stereoskop. Pengamatan stereoskopis
merupakan pengamatan yang dilakukan menggunakan kedua mata (binokuler). Pengamatan
stereoskopis ini dapat menimbulkan kesan tiga dimensi pada mata. Pengamatan stereoskopis
pada pasangan citra penginderaan jauh yang bertampalan akan menghasilkan kesan tiga
dimensional bagi jenis citra tertentu, citra yang dipilih adalah citra foto udara yang dapat
digunakan untuk pengukuran beda tinggi. Pengamatan pseudoskopis merupakan
pengamatan terbalik dari pengamatan stereoskopis. Apabila pada stereoskopis nampak
memiliki skala vertikal tinggi, maka pada pengamatan pseudoskopis akan nampak kesan
sangat dalam / menjorok ke dalam.
Pengamatan stereoskopis dibantu dengan stereogram. Stereogram ini merupakan alat
yang didesain khusus agar menimbulkan kesan tiga dimensional. Stereogram merupakan
Laporan Praktikum Fotogrametri 2019

gambar acak atau random dengan tekstur berulang sehingga akan menimbulkan kesan tiga
dimensional saat melihatnya. Tidak semua pemula mampu melihat kesan kedalaman melalui
stereogram, menimbulkan kesan tiga dimensional melalui pengamatan stereoskopis dengan
stereogram memerlukan latihan yang cukup lama. Kelemahan dari pengamatan stereografis
adalah harus adanya obyek yang bertampalan pada foto udara, dan hanya bisa dilakukan
pada jenis foto udara. Selain itu, mata menjadi cepat lelah dan sulit memfokuskan pandangan
pada obyek yang jauh. Kelebihan dari pengamatan stereoskopis adalah munculnya kesan tiga
dimensional sehingga dapat dilakukan pengukuran perbedaan ketinggian darinya.
Pengamatan pseudoskopis merupakan pengamatan terbalik dari pengamatan
stereoskopis. Ketika pengamatan pseudoskopis ini dilakukan dengan alat pseudoscope alat
pseudoscope ini merupakan alat berlensa binokuler yang akan menampilkan kesan
kedalaman. Prinsip kerja alat ini sama dengan stereoskop, yaitu menggunakan ilmu mengenai
kemampuan stereoskopis manusia. Pengamatan pseudoskopis ini menghasilkan gambar yang
terbalik dari kenyataannya. Apabila gambar seharusnya terlihat mengalami perbesaran
vertikal, maka pada kasus pengamatan pseudoskop ini gambar akan nampak membentuk
lubang yang amat dalam. Pseudoscope diatur sedemikian rupa sehingga seolah menggunakan
prinsip prisma yaitu pengelihatan yang tertukar antara mata kanan dan kiri. Sehingga, mata
kanan melihat ke arah kiri dan mata kiri melihat ke arah kanan dan bertemu di satu titik yang
mengakibatkan munculnya efek kedalaman. Kelemahan dari pengamatan pseudoskopis
adalah tidak dapat melihat kenyataan dari obyek dan tidak dapat memperkirakan ketinggian
obyek yang seharusnya nampak tinggi. Kelebihan dari pengamatan secara pseudoskopis ini
adalah dengan pengamatan ini pengamat dapat melihat sumberdaya alam yang terdapat
pada daerah palung maupun dataran amat rendah dengan teliti dan mudah.
Pengamatan monoskopis adalah pengamatan mata normal manusia, dengan arah
pandangan lurus ke obyek, tanpa menimbulkan kesan tiga dimensional (seolah-olah
pengamatan dengan satu mata). Kelebihan pengamatan monoskopis adalah mata tidak cepat
lelah, mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat bantu. Sementara kelemahan dari
pengamatan monoskopis adalah tidak mampunya menimbulkan kesan tiga dimensional, dan
membutuhkan konsentrasi tinggi, serta obyek nampak berbeda antara mata satu dengan
yang lain sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran daripadanya.
Pengamatan binokular adalah pengamatan yang dilakukan dimana kedua mata
digunakan secara bersamaan. Pengelihatan binokular ini terjadi karena penyatuan
pengelihatan atau fusi binokular, di mana hanya satu gambar yang terlihat meskipun setiap
Laporan Praktikum Fotogrametri 2019

mata yang memiliki citra obyek tersendiri. Kelebihan dari pengelihatan binokuler adalah
memberikan ruang pandang yang luas, memberikan ringkasan binokular sehingga
kemampuan untuk mendeteksi obyek yang samar meningkat, dapat memberikan stereopsis
di mana paralaks yang disediakan oleh berbagai posisi kedua bola mata memberikan presepsi
kedalaman yang tepat. Sementara kelemahan dari pandangan binokular adalah tidak dapat
dilakukannya pengukuran ketinggian pada foto udara yang dilihat dengan cara binokular.
Pengamatan foto udara dengan cara-cara diatas sangat dipengaruhi oleh paralaks atau
sudut paralaks. Paralaks merupakan kesalahan kedudukan yang nyata dari suatu obyek dari
kerangka referensi yang disebabkan oleh perubahan posisi observasi (Wolf, 1974). Sudut
paralaks dapat diartikan sebagai derajat besarnya pergeseran posisi titik pengamatan yang
terjadi dari titik awal.
Pengamatan yang dilakukan tanpa alat menjadikan pengamatan yang sulit untuk
mendapatkan kesan tiga dimensinya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa masih terdapat
distorsi antara pengamatan dengan mata telanjang jika dibandingkan pengamatan dengan
alat (stereoskop lensa). Pengamatan dengan mata telanjang menunjukkan bahwa mata
manusia telah diatur sedemikian rupa sehingga hanya mampu menimbulkan kesan tiga
dimensional pada jarak tertentu dengan konsentrasi yang tinggi. Tidak mudahnya
pengamatan stereoskopis yang dilakukan dengan mata manusia adalah karena mata manusia
memiliki pandangan lensa binokular, yang mampu menunjukkan kedalaman obyek secara
nyata tanpa adanya perbesaran vertikal (VE). Bahkan tak jarang pengamatan dengan mata
telanjang (tanpa alat) ini salah dan menunjukkan kesan yang ditimbulkan oleh pengamatan
pseudoskopis.
Pengamatan dengan alat sangat mudah dilakukan dan mudah mendapatkan kesan tiga
dimensional. Pengaturan fokus alat (basis alat) harus disesuaikan dengan basis mata manusia
(pengamat) agar menimbulkan kesan tiga dimensional yang sesuai. Pengamatan
menggunakan alat ini sangat dianjurkan untuk pengamat yang tidak dapat menimbulkan
kesan tiga dimensional pada pengamatannya. Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan
alat ini, tampak bahwa terdapat kesan tiga dimensional yang amat jelas, dan mudah
dibedakan antara obyek yang mengalami perbesaran vertikal maupun obyek yang menjorok
ke dalam.

Nilai
Laporan Praktikum Fotogrametri 2019

KESIMPULAN
1. Basis mata tiap individu berbeda-beda
2. Kelemahan kemampuan melihat (fokus) mata menyebabkan kesulitan pengamatan
stereoskopis meskipun telah dibantu dengan alat.
3. Jarak objek yang terdekat pada stereogram menjadikan objek terlihat paling timbul
dibanding objek lain.
4. Jika terdapat 2 objek yang mempunyai jarak terdekat, maka objek yang mempunyai
warna yang lebih gelap akan terlihat labih timbul.
5. Sumbu antara mata kanan dan kiri dinamakan sebagai basis mata atau jarak dalam
antar pupil (Jensen,2007). Menghitung basis mata dapat dilakukan minimal dua orang
dengan menggunakan penggaris.
6. Perhitungan basis alat dapat dilakukan dengan menggambar garis kosong. Setelah itu
gambar suatu objek sembarang, dan diamati dengan stereoskop. Jarak antara gambar
objek asli dengan gambar bayangan merukapan basis alat
7. Stereogram merupakan ilusi optic sebuah bentuk kedalaman yang dibuat dari benda
datar gambar dua dimensi. Dalam pembuatannya, objek yang digambar harus sama di
kedua sisinya, bukan seperti cermin yang membuat objek nya terbalik.
Nilai

DAFTAR PUSTAKA
Wolf, Paul R. 1974. Elements of Photogrametry. Kogakusha : McGraw-Hill
Sutanto. (1986). Pengindraan Jauh Jilid I. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Lilesand, T. M. and R.W. Kiefer. 1979. Remote Sensing and Image Interpretation. New York :
John Wiley and Sons.
Jensen, J.R. (2007). Remote Sensing of The Environment : An Earth Resources
Perspective. 2nd Edition, Pearson Prentice Hall, Upper Sadlle River.

Nilai
Laporan Praktikum Fotogrametri 2019

LAMPIRAN

Tabel 1 : Pengamatan Stereogram Model Objek dalam Lingkaran


Jarak antar Urutan dari atas Urutan dari atas
Urutan dari atas
Objek objek diamati dengan (Benar)
tanpa alat
tanpa alat (mm) stereoskop

63 2 2 2

61 3 3 3

61 6 6 6

60 5 5 5

57 1 1 1

68 9 9 9

62 8 8 8

61 7 7 7

58 4 4 4

Tabel 2. Pengamatan Lingkaran Mengambang (float circle) Tes Moessner


Laporan Praktikum Fotogrametri 2019

BLO Baris Stereogram I Stereogram II Seterogram I Stereogram II


K (Tanpa Alat) (tanpa alat) (dengan Alat) (dengan Alat)

A Pertama 5 5 5 5
Kedua 7 7 7 7
Ketiga 2 2 2 2
keempat 4 4 4 4
Kelima 1,6 1,6 1,6 1,6
B Pertama 1 1 1 1

Kedua 8 8 8 8
Ketiga 3 3 3 3
keempat 1,5 1,5 1,5 1,5
Kelima 6 6 6 6
C Pertama 1 1 1 1
Kedua 7 7 7 7

Ketiga 3 3 3 3
keempat 1 1 1 1
Kelima 5 5 5 5
D Pertama 1-3 1-3 1-3 1-3
Kedua
Ketiga 1-4 1-4 1-4 1-4
keempat 2 2 2 2
Kelima 2,3,5 2,3,5 2,3,5 2,3,5
BLO Baris Stereogram I Stereogram II Seterogram I Stereogram II
K (Tanpa Alat) (tanpa alat) (dengan Alat) (dengan Alat)
A Pertama 5 5 5 5
Kedua 7 7 7 7
Ketiga 2 2 2 2
keempat 4 4 4 4
Kelima 1,6 1,6 1,6 1,6
B Pertama 1 1 1 1

Kedua 8 8 8 8
Ketiga 3 3 3 3
keempat 1,5 1,5 1,5 1,5
Kelima 6 6 6 6
C Pertama 1 1 1 1
Kedua 7 7 7 7

Ketiga 3 3 3 3
keempat 1 1 1 1
Kelima 5 5 5 5
D Pertama 1-3 1-3 1-3 1-3
Kedua
Ketiga 1-4 1-4 1-4 1-4
keempat 2 2 2 2
Laporan Praktikum Fotogrametri 2019

Kelima 2,3,5 2,3,5 2,3,5 2,3,5

Tabel 3: Pengukuran Basis Mata


Pengukura Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rerata basis mata
n1
65 mm 63 mm 64 mm 64 mm

Tabel 4 : Pengukuran basis alat Stereoskop Lensa

Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rerata basis mata


45 mm 83 mm 68 mm 150,65 mm

5. Stereogram Buatan Sendiri pada Template di bawah

Nilai

Anda mungkin juga menyukai