Anda di halaman 1dari 7

7.

4 Mengamati Foto Secara Stereoskopik

Pada Gambar 7.4, terdapat suatu objek A yang diamati dengan menggunakan bahan
tembus pandang yang memiliki tanda a1 dan a2 yang identik dengan objek tersebut. Dengan
tanda yang diletakkan pada sumbu optik, mata tidak dapat membedakan antara objek
sebenarnya dan tanda tersebut. Jika tanda gambar digerakkan, seperti a1' dan a2' yang
mendekat, sudut paralaksinya akan bertambah besar. Akibatnya, objek terlihat lebih dekat
terhadap mata pada posisi 4'. Namun, jika tanda digerakkan menjauh, misalnya ke a1" dan

a2", sudut paralaksinya mengecil dan secara keseluruhan, otak menginterpretasikan bahwa
objek tersebut terletak lebih jauh pada posisi A".

Fenomena penciptaan kesan tiga dimensi atau stereoskopik pada suatu objek dapat
direproduksi melalui penggunaan teknik fotografi. Sebagai contoh, sepasang foto udara
diambil dari dua stasiun pemotretan, L1 dan L2, sehingga gedung terlihat pada kedua foto
tersebut, seperti yang ditampilkan pada Gambar 7.5. Dengan tinggi terbang H di atas tanah
dan jarak antara kedua stasiun pemotretan atau basis udara sebesar B, titik-titik objek A dan B
pada puncak dan dasar gedung direpresentasikan sebagai a1 dan b1 di foto kiri, serta a2 dan
b2 di foto kanan.
Ketika kedua foto tersebut diletakkan di atas meja dan diamati, mata kiri hanya
melihat foto kiri, sementara mata kanan hanya melihat foto kanan, sesuai yang ditunjukkan
dalam Gambar 7.6. Dengan cara ini, kesan tiga dimensi dari gambar gedung terbentuk,
tampaknya terletak di bawah puncak meja dengan jarak tertentu dari mata. Otak menafsirkan
tinggi gedung dengan menghubungkan kedalaman ke titik A dan B pada sudut paralaks
masing-masing, seperti Qo dan Q4.
Pendekatan matematis untuk model tiga dimensi tersebut disebut model stereoskopik
atau stereomodel, sementara sepasang foto yang saling berhubungan disebut pasangan stereo
atau stereopair. Teknik ini memberikan pemahaman tentang bagaimana citra tiga dimensi
dapat dihasilkan dari dua gambar dua dimensi yang bersesuaian, serta bagaimana otak
manusia mengintegrasikan informasi tersebut untuk menciptakan persepsi tiga dimensi yang
komprehensif dari gambar-gambar tersebut.

7.5 Stereoskop

Pengamatan foto secara stereoskopik tanpa bantuan alat optik merupakan tugas yang
sangat sulit, meskipun beberapa orang mampu melakukannya. Salah satu kendala utama yang
terkait dengan pengamatan stereoskopik tanpa alat optik adalah fokus mata pada foto
sementara otak menghasilkan kesan sudut paralaks yang mengindikasikan kedalaman di luar
foto. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan. Kesulitan ini dapat diatasi dengan
menggunakan alat yang disebut stereoskop.
Ada berbagai jenis stereoskop yang tersedia, yang dapat dipilih sesuai dengan
kebutuhan. Semua stereoskop pada dasarnya bekerja dengan prinsip yang sama. Stereoskop
lensa atau stereoskop saku, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 7.7, adalah salah satu
tipe stereoskop yang paling umum dan terjangkau. Stereoskop ini terdiri dari dua lensa
cembung sederhana yang terpasang pada sebuah kerangka. Jarak antara lensa dapat diubah
untuk menyesuaikan dengan lebar mata. Stereoskop saku sangat portabel dan cocok untuk
penggunaan di lapangan. Pada penggunaan stereoskop saku, foto diletakkan sedikit lebih
pendek dari lebar mata, biasanya sekitar 2 inci. Ini menciptakan area di mana gambar atas

menutupi gambar bawah, menghalangi pengamatan stereoskopik. Untuk mengatasi ini,


gambar atas bisa digulung ke atas sedikit agar tidak menghalangi pandangan pada titik-titik
yang relevan.
Stereoskop cermin, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 7.10, memungkinkan
kedua foto terpisah diamati secara stereoskopik tanpa satu foto yang menutupi yang lainnya.
Ini memecahkan masalah yang muncul saat satu foto menghalangi pandangan pada area
tertentu pada gambaran stereoskopik. Prinsip kerjanya melibatkan pantulan sinar dari titik
gambar pada kedua foto yang kemudian dilihat oleh mata, dan otak secara otomatis
mengaitkan kedalaman ke titik-titik tersebut dengan sudut paralaks yang sesuai

Pada stereoskop cermin, prinsip kerjanya dijelaskan dalam Gambar 7.11. Stereoskop
ini terdiri dari dua cermin samarang yang luas dan dua cermin pengamat (eyepiece) yang
berukuran lebih kecil. Semuanya dipasang pada sudut 45 derajat terhadap bidang horisontal.
Sinar yang dipancarkan dari titik gambar pada foto seperti a1 dan a2 dipantulkan pada
permukaan cermin sesuai prinsip pantulan yang dijelaskan sebelumnya. Sinar-sinar ini
diterima oleh mata pengamat yang membentuk sudut paralaks, dalam contoh ini disebut
sebagai Qr.
Stereoskop Zoom (Zoom stereoscope) merupakan jenis stereoskop yang disajikan
dalam Gambar 7.12. Stereoskop ini memiliki fitur-fitur khusus yang membuatnya unik,
seperti perbesaran zoom yang dapat disesuaikan secara berkesinambungan hingga 120x.
Kemampuannya untuk memutar foto secara optik memungkinkan koreksi mudah terhadap
distorsi atau ketidaklurusan pada foto, memberikan fleksibilitas dalam melihat detail-detail
foto secara lebih baik. Selain itu, stereoskop ini mampu menyesuaikan diri dengan berbagai
ukuran format foto, serta memiliki kemampuan untuk mengatur fokus dan perbesaran secara
individual, memungkinkan pengamatan stereoskopik dari dua foto dengan skala yang
berbeda.Untuk pengamatan langsung dari negatif, stereoskop ini dapat dipasang pada sebuah
meja sinar yang dilengkapi dengan mekanisme penyiaman khusus. Pada kedua ujung meja
sinar, terdapat gulungan film dan gulungan penarik. Dengan memutar engkol (crank),
kerangka film dapat disetel posisinya untuk memungkinkan pengamatan yang lebih terperinci
dan terfokus.

7.6 Kegunaan Stereoskopis


Di dalam pengamatan stereoskopik, perlu dilakukan orientasi foto sehingga mata kiri
dan kanan masing-masing melihat foto kiri dan kanan. Bila foto diamati secara terbalik, akan
diperbleh pandangan psedoskopik di mana timbulan dan lekukan tempat terbalik, misalnya
lembah tampak leperti igir dan bukit tampak seperti depresi. Kegagalan melaksanakannya
dapat membuahkan kesulitan dalam pengamatan stereoskopik jalur terbang saling sejajar.
Jalur terbang tidak mutlak harus ditandai dan tidak harus mengorienta sikan foto untuk
pengamaian stereoskopik dengan cara seperti di atas. Akan tetapi, kalau diperlukan ketelitian
dan kenyamanan mata, dianjurkan untuk melakukan orientasi jalur terbang itu. Setelah foto
diorientasikan dengan tepat, operator dapat dengan mudah menyesuaikan stereoskop dengan
secara sederhana memutarnya sedikit sehingga diperoleh posisi pengamatan yang paling
nyaman.

Anda mungkin juga menyukai