Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

SIFAT LENSA DAN CACAT BAYANGAN


Kelompok 4B
Anggota : A. Ronny Yanssen 10.0400
Dede Nurhuda 13.0655
Hamim Haerullah 13.1230
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2014
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
SIFAT LENSA DAN CACAT BAYANGAN
Kelompok 4B
Anggota : A. Ronny Yanssen 10.0400
Dede Nurhuda 13.0655
Hamim Haerullah 13.1230
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2014
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
SIFAT LENSA DAN CACAT BAYANGAN
Kelompok 4B
Anggota : A. Ronny Yanssen 10.0400
Dede Nurhuda 13.0655
Hamim Haerullah 13.1230
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2014
1
Abstrak
Tujuan praktikum adalah menjelaskan pembentukkan bayangan melalui
pembiasan oleh lensa cembung dan cekung, menentukan jarak fokus lensa cembung dan
cekung. Metode penelitian lensa cembung, memasang peralatan dan mencari bayangan
paling jelas, mengukur jarak lensa dari benda dan jarak layar ke lensa serta mengamati
sifat bayangan. lensa cekung, memasang lensa cekung pada bengku optik di belakang
lensa cembung dan di depan bayangan oleh pembiasan lensa cembung, menggeser layar
untuk menemukan bayangan oleh pembiasan lensa cekung dengan bayangan lensa
cembung sebagai benda maya lensa cekung, mengukur jarak tanda letak benda maya lensa
cekung dan jarak lensa cekung ke layar. Berdasarkan percobaan, dapat disimpulkan
pembentukan bayangan pada lensa dapat diamati karena adanya sinar-sinar utama yang
melewati lensa, yaitu sinar sejajar, sinar pusat, dan sinar focus
2
DAFTAR ISI
Abstrak ............................... 1
Daftar Isi ....................... 2
Daftar Gambar ... 3
Daftar Tabel ... 4
BAB 1 Pendahuluan ....... 5
1.1 Latar belakang ... 5
1.2 Tujuan ... 6
1.3 Mamfaat ... 6
BAB 2 Landasan Teori ....... 7
BAB 3 Metodologi Percobaan . 12
3.1 Alat dan Bahan Percobaan . 12
3.2 Jalannya Percobaan . 14
BAB 4 Hasil dan Pembahasan . 16
4.1 Hasil Pengamatan . 16
4.2 Tugas Akhir . 18
BAB 5 Penutup . 19
5.1 Kesimpulan . 19
5.2 Saran . 19
Daftar Pustaka . 20
Lampiran . 21
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pembiasan cahaya pada lensa cembung ..... 7
Gambar 2.2 Cara lain menentukan jarak focus lensa positif ...... 7
Gambar 2.3 Pembiasan cahaya pada lensa .. 8
Gambar 2.4 Penggambaran sinar-sinar istimewa lensa cembung . 10
Gambar 2.5 Penggambaran sinar-sinar istimewa lensa cekung . 11
Gambar 3.1 Sketsa pelatakkan lensa positif terhadap layar ..... 12
Gambar 3.2 Sketsa peletakkan lensa negative terhadap layar . 12
Gambar 3.3 Sketsa peletakkan lensa positif negative positif ke layar . 13
Gambar 3.4 Kabel penghubung sumber daya listrik . 13
4
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil pengukuran lensa posotif . 16
Tabel 4.2 Hasil pengukuran lensa positif-positif . 16
Tabel 4.3 Hasil pengukuran lensa negatif.. 17
Tabel 4.4 Hasil pengukuran lensa negative diantara lensa positif . 17
5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Percobaan
Lensa adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya,
biasanya terbentuk dari sepotong gelas yang dibentuk (Giancoli, 2001). Pada proses
terbentuknya bayangan pada lensa, ada kalanya cahaya yang datang setelah
dibiaskan oleh lensa, tidak berpotongan pada satu titik. Akibatnya, bayangan yang
dibentuk tidak hanya sebuah . Hal ini dikarenakan jarak titik api lensa tergantung
pada index bias lensa, sedang index bias tersebut berbeda-beda untuk panjang
gelombang yang berbeda. Sehingga jika sinar tidak monokhromatik
(polikhromatik), lensa akan membentuk sejumlah bayangan yang berbeda-beda
posisinya dan juga ukurannya, meskipun sinarnya itu paraxial. Sinar paraxial
adalah sinar datang yang membentuk sudut terkecil dengan sumbu utama. Adanya
kenyataan bahwa bayangan yang dibentuk tidak sesuai dengan perkiraan yang
didasarkan pada persamaan Gauss inilah yang disebut Aberasi.
Sistem lensa ialah sistem yang mempelajari mengenai proses yang dialami
oleh lensa, seperti proses jalannya sinar, proses pembentukan bayangan, proses
menentukan titik fokus pada lensa, mementukan sifat bayangan, dan sebagainya.
Lensa itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu lensa tipis dan lensa tebal. Tapi, pada
percobaan ini kami hanya akan membahas mengenai lensa positif kuat, lensa positif
lemah dan lensa negatif. Ketiga lensa tersebut akan kami gunakan di dalam
percobaan ini.
6
1.2 Tujuan Percobaan
Berdasarkan latar belakang percobaan diatas, tujuan masalah laporan ini yaitu
sebagai berikut.
Mengamati dan memahami sifat pembiasan cahaya pada lensa.
Menentukan jarak fokus lensa.
Mengamati catat bayangan (abreasi) dan penyebabnya.
Mengurangi catatan bayangan yang terjadi.
1.3 Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari laporan tentang sifat lensa dan cacat bayangan
yaitu sebagai berikut.
Dapat mengamati dan memahami sifat pembiasan cahaya pada lensa.
Dapat menentukan jarak fokus lensa.
Dapat mengamati catat bayangan (abreasi) dan penyebabnya.
Dapat mengurangi catatan bayangan yang terjadi.
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Menentukan jarak fokus (f) lensa positif (Lensa Konvergen)
(Gambar 2.1 Pembiasan Cahaya Pada Lensa Cembung)
Sebuah benda O diletakkan di sebelah kirilensa positif dan bayangan O yang
terbentuk di sebelah kanan dapat diamati pada sebuah layar. Jika pembesaran
bayangan (perbandinga panjang O dan O) dan L = jarak antara benda dan
bayangan layar). Maka jarak fokus lensa f dapat ditemukan dari persamaan :
= (2.1)
Atau
=

. (2.2)
Jika S jarak bayangan (layar) terhadap lensa gambar (2.1) dan m adalah
pembesaran bayangan.
(Gambar 2.2 Cara lain menentukan jarak fokus lensa positif)
Cara lain untuk menentukan jarak focus f sebuah lensa positif adalah
sebagai berikut (gambar 2.2)
Layar
L
e
8
Sebuah benda O diletakkan pada jarak L dari layar, kemudian lensa positif
akan ditentukan jarak fokusnya digeser-geserkan antara benda dan layar, sehingg
diperoleh kedudukan n (misalnya kedudukan 1 dan 2) dimana lensa pada masing-
masing kedudukan tersebut dapat memberikan bayangan yang jelas dari benda O
pada layar. Bayangan yang satu diperbesar dan yang lain diperkecil. Jika e jarak
antara dua kedudukan lensa yang dapat memberikan bayangan yang jelas pada
layar. Maka, jarak fokus f dari lensa menurut Bassel dapat ditentukan dengan
rumus :
= .. (2.3)
B. Menentukan Jarak Fokus Lensa Negatif (Lensa Divergen)
(Gambar 2.3 Pembiasan Cahaya Pada Lensa)
Dengan pertolongan lensa positif dapat dibuat sebuah bayangan dari benda
layar (Gambar 2.3). Tempatkan lensa negatif yang akan ditentukan jarak fokusnya
antara lensa positif dan layar. Bayangan pada layar yang dibentuk oleh lensa positif
merupakan benda terhadap lensa negatif dengan jarak benda S, jarak antara lensa
negatif dan layar. Geser-geserkan lensa negatif sehingga terbentuk bayangan yang
jelas pada layar. Maka jarak antara lensa negatif dengan layar dalam hal ini
merupakan jarak bayangan S. Jarak fokus lensa negatif dapat ditentukan dengan
persamaan:
=

.. (2.4)
C. Jarak fokus lensa bersusun
9
Jika dua lensa tipis dengan jarak fokus masing-masing f
1
dan f
2
digabungkan (dirapatkan). Maka akan diperoleh suatu lensa bersusun dengan jarak
fokusnya yang dapat ditentukan dengan persamaan :
= .. (2.5)
D. Cacatan bayangan
Rumus-rumus perencanaan persamaan lensa yang telah diberikan diatas
diturunkan dengan syarat hanya berlaku untuk sinar paransial, jika syarat tersebut
tidak terpenuhi akan terjadi cacat bayangan atau aberasi.
Untuk menganalisis pembentukan bayangan oleh lensa, kita dapat
menggunakan konsep sinar-sinar istimewa berikut ini. Dikatakan istimewa karena
membentuk suatu bentuk geometri yang sederhana dan mudah dianalisis.
Aberasi sferis
Disebabkan oleh kecembungan lensa. Sinar paraksial atau sinar dari pinggir
lensa membentuk bayangan di P. Aberasi ini dapat dihilangkan dengan
mempergunakan diafragma yang diletakan di depan lensa atau dengan lensa gabungan
atlantis yanng terdiri dari dua lensa yang jenis kacanya berlainan.
Aberasi koma
Aberasi ini terjadi akibat tidak sanggupnya lensa membentuk bayangan dari
sinar di tengah dan sinar tepi. Berbeda dengan aberasi sferis pada aberasi koma sebuah
titik benda akan terbentuk bayangan seperti bintang berekor, gejala koma ini tidak
dapat diperbaiki dengan diafragma.
Astig
Kelengkungan medan
Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layar letaknya tidak dalam satu
bidang datar melainkan pada bidang lengkung. Disebut kelengkungan medan atau
lengkungan bidang bayangan.
10
Distorsi
Atau gejala terbentuknya bayangan palsu terjadi bayangan palsu ini oleh
karena di depan atau di belakang lensa diletakan diafragma. Rumus-rumus persamaan
lensa yang telah diberikan di atas diturunkan dengan syarat hanya berlaku untuk sinar
paraksial, jika syarat tersebut tidak dipenuhi, akan terjadi cacat-cacat bayangan
(aberasi)
Sinar-sinar istimewa untuk lensa cembung:
(Gambar 2.4 Penggambaran sinar-sinar istimewa lensa cembung)
1. Sinar istimewa 1: sinar yang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan menuju
titik fokus (f
2
) lensa.
2. Sinar istimewa 2: sinar yang menuju pusat lensa akan diteruskan
3. Sinar Istimewa 3: (kebalikan dari sinar istimewa 1) sinar yang melewati titik fokus
lensa (f
1
) akan dibiaskan sejajar sumbu utama
10
Distorsi
Atau gejala terbentuknya bayangan palsu terjadi bayangan palsu ini oleh
karena di depan atau di belakang lensa diletakan diafragma. Rumus-rumus persamaan
lensa yang telah diberikan di atas diturunkan dengan syarat hanya berlaku untuk sinar
paraksial, jika syarat tersebut tidak dipenuhi, akan terjadi cacat-cacat bayangan
(aberasi)
Sinar-sinar istimewa untuk lensa cembung:
(Gambar 2.4 Penggambaran sinar-sinar istimewa lensa cembung)
1. Sinar istimewa 1: sinar yang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan menuju
titik fokus (f
2
) lensa.
2. Sinar istimewa 2: sinar yang menuju pusat lensa akan diteruskan
3. Sinar Istimewa 3: (kebalikan dari sinar istimewa 1) sinar yang melewati titik fokus
lensa (f
1
) akan dibiaskan sejajar sumbu utama
10
Distorsi
Atau gejala terbentuknya bayangan palsu terjadi bayangan palsu ini oleh
karena di depan atau di belakang lensa diletakan diafragma. Rumus-rumus persamaan
lensa yang telah diberikan di atas diturunkan dengan syarat hanya berlaku untuk sinar
paraksial, jika syarat tersebut tidak dipenuhi, akan terjadi cacat-cacat bayangan
(aberasi)
Sinar-sinar istimewa untuk lensa cembung:
(Gambar 2.4 Penggambaran sinar-sinar istimewa lensa cembung)
1. Sinar istimewa 1: sinar yang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan menuju
titik fokus (f
2
) lensa.
2. Sinar istimewa 2: sinar yang menuju pusat lensa akan diteruskan
3. Sinar Istimewa 3: (kebalikan dari sinar istimewa 1) sinar yang melewati titik fokus
lensa (f
1
) akan dibiaskan sejajar sumbu utama
11
Sinar-sinar istimewa untuk lensa cekung:
(Gambar 2.5 Penggambaran sinar-sinar istimewa lensa cekung)
1. Sinar istimewa 1: sinar yang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan seakan-
akan dari titik fokus (f
1
) lensa.
2. Sinar istimewa 2: sinar yang menuju pusat lensa akan diteruskan
3. Sinar Istimewa 3: (kebalikan dari sinar istimewa 1) sinar yang menuju titik fokus
lensa (f
2
) akan dibiaskan sejajar sumbu utama
Terlihat dari gambar di atas, lensa cembung cenderung mengumpulkan
cahaya (konvergen) sedangkan lensa cekung menyebarkan cahaya (divergen).
11
Sinar-sinar istimewa untuk lensa cekung:
(Gambar 2.5 Penggambaran sinar-sinar istimewa lensa cekung)
1. Sinar istimewa 1: sinar yang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan seakan-
akan dari titik fokus (f
1
) lensa.
2. Sinar istimewa 2: sinar yang menuju pusat lensa akan diteruskan
3. Sinar Istimewa 3: (kebalikan dari sinar istimewa 1) sinar yang menuju titik fokus
lensa (f
2
) akan dibiaskan sejajar sumbu utama
Terlihat dari gambar di atas, lensa cembung cenderung mengumpulkan
cahaya (konvergen) sedangkan lensa cekung menyebarkan cahaya (divergen).
11
Sinar-sinar istimewa untuk lensa cekung:
(Gambar 2.5 Penggambaran sinar-sinar istimewa lensa cekung)
1. Sinar istimewa 1: sinar yang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan seakan-
akan dari titik fokus (f
1
) lensa.
2. Sinar istimewa 2: sinar yang menuju pusat lensa akan diteruskan
3. Sinar Istimewa 3: (kebalikan dari sinar istimewa 1) sinar yang menuju titik fokus
lensa (f
2
) akan dibiaskan sejajar sumbu utama
Terlihat dari gambar di atas, lensa cembung cenderung mengumpulkan
cahaya (konvergen) sedangkan lensa cekung menyebarkan cahaya (divergen).
12
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bahan dan Alat Percobaan
1. Lensa positif kuat (tanda ++)
2. Lensa positif lemah (tanda +)
3. Lensa Negatif (tanda -)
4. Benda yang berupa anak panah.
5. Lampu pijar untuk benda.
6. Layar untuk menangkap bayangan.
7. Diafragma.
8. Bangku Optik.
9. Kabel - kabel penghubung dan sumber tegangan listrik.
(Gambar 3.1 Sketsa Peletakan Lensa Positif Terhadap Layar)
(Gambar 3.2 Sketsa Peletakan Lensa Negatif Terhadap Layar)
LN
13
Gambar 3.3 Sketsa Peletakan Lensa Positif-Negatif-Positif
Keterangan :
L = Lampu LP = Lensa Positif
BO= Bangku Optik LN= Lensa Negatif
OB= Obyek P = Papan sebagai layar
o = Jarak benda ke lensa LPP = Lensa positif dan layar
(Gambar 3.4 Kabel - kabel penghubung dan sumber tegangan listrik.)
14
3.2 Jalannya Percobaan
A. Menentukan jarak fokus lensa
1. Mengukur tinggi (panjang) anak panah yang dipergunakan sebagai
berikut.
Menyusun sistem optik berurutan sebagai berikut.
Benda dengan lampu dibelakangnya.
Lensa positif lemah (tanda +)
Layar.
2. Mengambil jarak ke layar lebih besar dari 1 meter.Mengukur dan
mencatat jarak benda ke layar.
3. Menggeser-geserkan lensa sehingga didapat bayangan yang jelas pada
layar.
4. Mencatat kedudukan lensa dan mengukur tinggi bayangan pada layar..
5. Menggeserkan lagi kedudukan lensa sehingga didapat bayangan jelas
yang lain (jarak benda layar L jangan dirubah)
6. Mengulangi percobaan no. 3 sampai dengan no. 7 beberapa kali (kami
mencoba 5 kali ditentukan oleh asisten) dengan harga L yang berbeda.
7. Mengulangi percobaan no. 2 sampai dengan no. 8 untuk lensa positif
kuat (tanda ++)
8. Untuk menentukan jarak lensa negatif, membuat bayangan jelas dari
benda pada layar dengan pertolongan lensa negative.
9. Kemudian meletakkan lensa negatif antara lensa positif. Mengukur jarak
lensa negatif ke layar.
10. Menggeser layar sehingga terbentuk bayangan yang jelas pada layar.
Mengukur jarak lensa negatif ke layar.
11. Mengulangi percobaan no. 10 sampai no. 13 beberapa kali (ditenstukan
asisten).
12. Untuk menentukan jarak fokus lensa bersusun, merapatkan lensa positif
kuat (tanda ++) dan lensa positif (tanda +) serapat mungkin.
13. Menggunakan cara Bessel (gambar 2.2) untuk menentukan jarak fokus
lensa bersusun tersebut. Mengulangi beberapa kali dengan harga L yang
berubah-ubah.
15
B. Mengamati Cacat Bayangan
1. Untuk mengamati aberasi khromatik menggunakan lensa positif kuat dan
lampu pijar sebagai benda (anak panah sebagai benda disingkirkan)
2. Menggeser-geserkan layar maka akan dapat mengamati bahwa suatu
kedudukan akan terdapat bayangan dengan tepi merah dan kedudukan lain
dengan tepi biru.
3. Mencatat masing-masing kedudukan lensa yang memberikan bayangan dengan
tepi yang berbeda-beda warna.
4. Memasang diafragma didepan lampu pijar. Mengulangi percobaan 2 dan
mencatat apa yang terjadi pada bayangan dari lampu.
16
BAB 4
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
(Menggunakan Lensa Positif)
percobaan Jarak lensa ke layar (cm) Tinggi bayangan (cm)
1 113 7.9
2 113.5 8
3 114 8.6
4 114.5 9.1
5 115 9.5
(Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Menggunakan Lensa Positif)
Dari tabel hasil pengukuran menggunakan lensa positif, dapat disimpulkan bahwa
semakin jauh posisi lensa ke layar, maka nilai tinggi bayangannya semakin besar. Dan
semakin jauh posisi benda ke lensa maka tinggi bayangannya semakin kecil.
(Menggunakan Lensa Positif-Positif)
percobaan Jarak lensa ke layar (cm) Tinggi bayangan (cm)
1 155 9
2 155.5 9.2
3 156 9.5
4 156.5 9.6
5 157 9.8
(Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Menggunakan Lensa Positif-Positif)
Dari tabel hasil pengukuran menggunakan lensa positif-positif dapat
disimpulkan bahwa semakin jauh posisi lensa ke layar, maka nilai tinggi
17
bayangannya semakin besar. Dan semakin jauh posisi benda ke lensa maka tinggi
bayangannya semakin besar pula.
(Menggunakan Lensa Negatif)
Percobaan Jarak lensa ke layar (cm) Tinggi Bayangan (cm)
1 4 2.6
(Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Menggunakan Lensa Negatif)
Dari praktik diatas dapat disimpulkan bahwa bayangan akan terlihat jelas dengan lensa
negative apabila semakin dekat antara jarak lensa ke layar.
(menggunakan lensa negative diantara lensa postif dan positif kuat)
percobaan Jarak lensa ke layar (cmz) Tinggi bayangan (cm)
1 19 2
2 19.5 2.3
3 20 2.5
4 20.5 2.7
5 21 2.9
(Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Lensa negative diapit Lensa positif dan positif kuat)
MENGAMATI CACAT BAYANGAN
Setelah menggeser-geser layar dihasilkan, yaitu sebagai berikut.
- Jarak Lensa ke layar 37.5 cm (yang terjadi adalah perpendaran dan muncul tepi
merah)
- Jarak Lensa ke layar 66 cm (yang terjadi adalah perpendaran dan muncul tepi
biru)
- Ketika diafragma dipasang didepan lampu pijar dengan mengulangi 2
percobaan sebelumnya, hasilnya adalah :
dengan jarak 4 cm.
18
4.2 Tugas akhir
1. Hitunglah jarak focus lensa positif dengan persamaa (3) !
2. Hitung pula dengan menggunakan persamaan ( 2) !
3. Terangkanlah cara mana yang lebih baik !
4. Hitung jarak focus lensa negative dengan memakai persamaan ( 4 ) !
5. Hitung jarak focus lensa gabungan !
6. Hitung pula dengan rumus
+ + +
+ =
f f f
1 1 1
!
7. Sesuaikah hasil percobaan 5 dan 6. terangkan!
8. Terangkan terjadinya aberasi kromatik dan astigmagtima pada percobaan 4 !
9. Mengapa dengan diagfragma dapat mengurangi cacat!
10. Adakah cara lain untuk mengurangi cacat bayangan!
Jawab:.
1. 9775 , 17
400
7191
) 23 76 ( 4
) 23 76 ( ) 23 76 (
) ( 4
) ( ) (
4
2 2
4
2 4 2 2 2 2
= =

+
=
+
+
= =
s s
s s s s
L
xC L
f
2. 6 . 17
23
76
1
76
1
=
+
=
+
=
M
S
f
3. Yang digunakan adalah cara No.2, karena lebih akurat.
4. 27 . 24
41 . 2
5 . 58
5 . 41
5 . 58
1
5 . 58
1
6
4
= =
+
=
+
=
M
S
f
5.
6. 92 . 7
32
44 . 253
44 . 253
32
44 . 253
6 . 17 4 . 14
4 . 14
1
5 . 17
1 1 1 1
= = = =
+
= + = + =
+ + +
f
f f f
7. 10
921 . 3
5 . 74
5 . 25
5 . 74
1
5 . 74
1
4
= =
+
=
+
=
M
S
f
19
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan tentang sifat lensa dan cacat bayangan yaitu
dari tabel hasil pengukuran menggunakan lensa positif, dapat disimpulkan bahwa
semakin jauh posisi lensa ke layar, maka nilai tinggi bayangannya semakin besar.
Dan sebaliknya.
Dari tabel hasil pengukuran menggunakan lensa negatif disimpulkan bahwa
bayangan akan terlihat dengan jelas apabila jarak lensa dan layar berdekatan.
Saat lensa negatif diantara dua lensa positif, kami memberi jarak 19 cm agar
terbentuk bayangan yang jelas.
Jarak Lensa-layar 37.5 cm (yang terjadi adalah perpendaran dan muncul tepi
merah)
Jarak Lensa ke layar 66 cm (yang terjadi adalah perpendaran dan muncul tepi
biru)
Ketika diafragma dipasang didepan lampu pijar dengan mengulangi 2
percobaan sebelumnya, hasilnya adalah dengan jarak 4 cm.
5.2 Saran
1. Saat melaksanakan praktikum terdapat alat yang belum lengkap seperti
diafragma yang berbeda dengan yang ada dan kaca baur, sehingga
diharapkan alat praktikum lengkap.
2. Pelaksanaan praktiku di tempat yang cahaya kurang gelap, sehingga kurang
adanya kepastian bayangan jika terganggu adanya cahaya dari luar ruangan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Sears-Zemansky, College Physics.
Tylor F., A Laboratory Manual cf Physics, Edward Arnold 1967
(http://id.wikipedia.org/wiki/Lensa) (Diakses tanggal 27 Juni 2014 pukul 05.13)
(http://fisikaveritas.blogspot.com/2013/08/sifat-sifat-pembentukan-bayangan-
dan.html) (Diakses tanggal 27 Juni 2014 pukul 06.00).
(http://geofact.blogspot.com/2008/11/percobaan-v-d-1-sifat-lensa-dan-cacat.html)
(Diakses tanggal 27 Juni 2014 pukul 06.02)
(http://otenyayie.blogspot.com/2012/10/laporan-praktikum-sistem-lensa.html)
(Diakses tanggal 27 Juni 2014 pukul 06.03)
21
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai