Oleh :
Devi Meiliawati
190341621683
OFF A
KELOMPOK 6
B. LATAR BELAKANG
Manusia memiliki panca indra dengan kemampuan daya
penglihatan yang terbatas,karena itu banyak masalah yang mengenai organisme yang
akan hanya dapat diamati melalui pemeriksaan.dengan menggunakan alat
pembantu. Sebuah alat yang sering.digunakan untuk membantu dalam
pengamatan benda mikroskopis adalah mikroskop .Mikroskop (latin; micro:
kecil, scopium: penglihatan), yang berfungsi untuk meningkatkan daya pisah
seseorang, sehingga memungkinkan untuk dapatmengamati obyek yang sangat
luas (Tim Dosen Pembina, 2017)
Mikroskop merupakan salah satu peralatan yang dibutuhkan
diLaboratorium IPA. Alat ini biasanya digunakan untuk melakukan kegiatan
pengamatan terhadap benda-benda yang berukuran mikroskopis, baik benda
diam maupun mikroorganisme yang dapat bergerak (Sadina, 2013: 174).
Salah satu alat yang penting pada kehidupan laboratorium, khususnya
laboratorium Biologi adalah mikroskop. Mikroskop dapat mempermudah
dalam melakukan pengamatn terhadap benda yang berukuran sangat kecil
(mikroskopis). Hal ini membantu menyelesaikan persoalan manusia mengenai
pengamatan terhadap organisme yang berukuran kecil (Abdullah 2014).
Mikroskop memiliki jenis yang beragam sesuai dengan fungsinya. Ciri
utama dari keberagamannya antara lain dari mikroskop satu okuler
(molekuler) dengan tabung tegak dan miring, penggunaan dua okuler
(binokuler) atau tiga (trinokuler), kekuatan lensa yang dipakai, sumber sinar
(menggunakan lampu yang terpasang), bahkan dapat dipasang kamera pada
mikroskop trinokuler dan dapat disambung ke monitor TV. Mikroskop yang
digunakan untuk melihat benda secara tiga dimensi mempunyai okuler 2 buah.
Mikroskop ini disebut pula mikroskop stereo atau mikroskop pembedahan
(dissecting microscope) (Wirjosoemarto, dkk., 2004).
D. PROSEDUR KERJA
TP-01 : Pasangkan lensa objektif pada bangku optik kemudian diletakkan
benda A di depan lensa objektif pada jarak sedikit lebih besar dibandingkan
Fobj sehingga terbentuk bayangan nyata A’ kemudian ukurlah Sobj dan S’obj
TP-02 : Letakkan okuler pada jarak yang sedikit lebih kecil dibandingkan
Fok dari A’ sehingga terbentuk bayangan maya A”
TP-03 : Perhatikan Gambar 1. Geser-geselah okuler sehingga terlihat A”
dengan terlihat A” dengan jelas ketika mata berakomodasi sekuat-kuatnya..
Catatlah Sok dan S’ok kemudian letakkanlah benda berskala B di samping A”.
Amatilah berapa perbesaran yang saudara peroleh dengan membandingkan
lebar skalanya.
TP-04 : Biarkanlah A, lensa objektif, dan B ditempatnya. Amati lagii Sobj
dan S’obj, kemudian geser-geserlah okuler sehingga dapat terlihat A” dengan
jelas tanpa berakomodasi. Amatilah perbesarannya.
E. DATA PENGAMATAN
S ' ob Sn
Perbesaran bila mata berakomodasi maksimum adalah M =¿ (
S ob Fok
+1 )
fok = sok pada pengamatan tidak berakomodasi sehingga menyebabkan nilai
yang kecil ketika sn=25 dibagi dengan sok. Pada prinsipnya focus lensa okuler harus
lebh besar dari pada lensa objetif, dimana pada pengamatan tdak berakomodasi
maksium sok harus diatur sama dengan jarak focus lensa okuler sedangkan pada
pengamatan berakomadasi sok berada dibawah nilai focus lensa okuler . Hal ini akan
mempengaruhi nilai perbesaran yang diperoleh dan menyebabkan perbesaran pada
mata berakomodasi maksimum lebih besar.
G. KESIMPULAN
Pada percobaan ini digunakan dua buah lensa positif yang disusun secara
berurutan sehingga dapat digunakan untuk mempelajari prinsip kerja mikroskop.
Lensa objektif memiliki jarak fokus lebih pendek dibandingkan dengan lensa okuler.
a) Untuk menentukan posisi sejajar antara letak bayangan benda dengan skala
pembanding pada praktikum ini ada dua macam cara, yaitu dengan mata
berakomodasi maksimum dan mata tak berakomodasi. Untuk mengetahui titik
fokus lensa dilakukan pengamatan menggunakan kertas sebagai layar (n1)
hingga tampak bayangan paling jelas pada kertas tersebut, saat terjadi bayangan
paling jelas itulah yang dinamakan titik fokus lensa.
b) Pada saat mengamati menggunakan prinsip mata berakomodasi secara
maksimum mata didekatkan pada lensa okuler sehingga akan tampak garis
sejajar antara skala pembanding dengan bayangan benda, serta dengan
menggeser jarak lensa okuler.
S ' ob 25
Perbesaran bila mata melihat secara rileks, adalah M = ( )
Sob Fok
c) Pada saat melakukan pengamatan dengan prinsip mata tak berakomodasi
pengamatan dilakukan dengan cara mengubah jarak lensa objektif dengan mata
pengamat.
S ' ob Sn
Perbesaran bila mata berakomodasi maksimum adalah = M =¿ (
S ob Fok
+1 )
d) Melalui praktikum ini, praktikan dapat menset alat praktikum dengan baik
sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku. Melalui praktikum ini praktikan
dapat menentukan sok, s’ok, sobj, s’obj, fok, fob dan menempatkan komponen-
komponen tersebut dengan baik sehingga dapat terbentuk suatu baynagan yang
diinginkan dan memperoleh perbesarannya.
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
S ' ob 1 Sn
M1 (
S ob 1 Fok 1
+1 )
17 25
= (
7 9,375
+1 )
17
( 3,66666666667 )
7
= 8,90 kali
∂M 2 ∂M 2
Sm
√
= ⃒
∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒
1 25 2 S ' ob 25 2
√
= ⃒
Sob fok (3 )
+1 ∆ S ' ob⃒ 2 +⃒ − 2
(Sob) fok
+1 ∆ S ' ob⃒ 2
3 ( )
1 25 2 17 25 2
√
= ⃒
(
7 9,38 3 )
+1 0,05⃒ 2+ ⃒ − 2
( 7) 9,38
+ 1 0,05 ⃒ 2
3 ( )
= √ 3 , 046.10−4 +1,797.10−4
= 1,02
= Sr Sm ×100 %
Ralat Relatif M M
1,02 0,919444444
= ×100 %
8,90 4,336111113
= 11,46 % (2 AP)
n2
M=
n1
15
=
1
= 15
∂M 2 ∂M 2
Sm = ⃒
√ ∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒
1 25 2 S ' ob 25 2
√ ⃒ (
Sob fok 3 )
+1 ∆ S ' ob⃒ 2 +⃒ − 2
(Sob) fok (
+1 ∆ S ' ob⃒ 2
3 )
1 25 2 17 25 2
= ⃒
√ (
7 9,38 3 )
+1 0,05⃒ 2+ ⃒ − 2
( 7) 9,38 (
+ 1 0,05 ⃒ 2
3 )
= √ 3 , 046.10−4 +1,797.10−4
= 1,02
= Sr Sm ×100 %
Ralat Relatif M M
1,02 0,919444444
= ×100 %
15 4,336111113
= 6,80 % (2 AP)
Jadi nilai sebesar M = 15,00 ± 1,02 kg/ s2 dengan ralat relatif
sebesar 6,80 %
Percobaan 2
a. Perbesaran Secara Teoritis
1 1 1
¿ +¿ '
F ok 2 Sok 2 S ok 2
1 1 1
= +
Fok 16 25
Fok = 9,76
S ' ob 1 Sn
M1 ¿ (
S ob 1 Fok 1
+1 )
12 25
= (
9 9,76
+1 )
12
¿ ( 3,56147541 )
9
= 4,75 kali
∂M 2 ∂M 2
Sm
√
= ⃒
∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒
1 25 2 S ' ob 25 2
√
= ⃒
Sob fok ( 3 )
+1 ∆ S ' ob⃒ 2 +⃒ − 2
(Sob) fok ( )
+1 ∆ S ' ob⃒ 2
3
1 25 2 12 25 2
√
= ⃒ (
9 9,76 3 )
+1 0,05⃒ 2 +⃒ − 2
(9) 9,76 (
+1 0,05 ⃒ 2
3 )
= √ 1,739.10−4 +3,093. 10−4
= 0,02
Sr Sm
Ralat Relatif = ×100 %
M M
0,02 0,919444444
= ×100 %
4,75 4,336111113
= 0,42 % (2 AP)
∂M 2 ∂M 2
Sm = ⃒
√ ∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒
1 25 2 S ' ob 25 2
= ⃒
√ (
Sob fok 3 )
+1 ∆ S ' ob⃒ 2 +⃒ −
(Sob) 2
fok( 3 )
+1 ∆ S ' ob⃒ 2
1 25 2 12 25 2
= ⃒
√ (
9 9,76 3 )
+1 0,05⃒ 2 +⃒ − 2
(9) 9,76 (
+1 0,05 ⃒ 2
3 )
= √ 1,739.10−4 +3,093. 10−4
= 0,02
= Sr Sm ×100 %
Ralat Relatif M M
0,02 0,919444444
= ×100 %
6 4,336111113
= 0,33 % (2 AP)
Jadi nilai sebesar M = 6,00 ± 0,02 kg/ s2 dengan ralat relatif
sebesar 0,33 %
PERCOBAAN 1
a. Perbesaran secara teoritis
Sok = Fok
S ' ob 25
M = ( )
Sob Fok
17 25
7 ( 18 )
=
= 3,37
∂M 2 ∂M 2
Sm = ⃒
√ ∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒
1 25 2 S ' ob 25 2
√
= ⃒ ( )
Sob fok 3
∆ S' ob⃒ 2 +⃒ − 2
(Sob) fok 3( )
∆ S ' ob⃒ 2
1 25 2 11 25 2
√
= ⃒ ( )
7 18 3
0,05 ⃒ 2+⃒ − 2
(7) 18 3 ( )
0,05⃒ 2
= √ 0,0000437+0,0103930
= √ 0,0104367
= 0,10
Sm
Ralat Relatif = X 100%
m
0,10
= X 100%
3,37
= 2,97 % (2 AP)
n2
M=
n1
10
=
1
= 10
∂M 2 ∂M 2
Sm = ⃒
√ ∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒
1 25 2 S ' ob 25 2
√
= ⃒ ( )
Sob fok 3
∆ S' ob⃒ 2 +⃒ − 2
(Sob) fok 3( )
∆ S ' ob⃒ 2
1 25 2 11 25 2
√
= ⃒ ( )
7 18 3
0,05 ⃒ 2+⃒ − 2
(7) 18 3 ( )
0,05⃒ 2
= √ 0,0000437+0,0103930
= √ 0,0104367
= 0,10
Sm
Ralat Relatif = X 100%
m
0,10
= X 100%
10
Percobaan 2
= 1,85
∂M 2 ∂M 2
Sm = ⃒
√ ∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ So b⃒ 2 ⃒
1 25 2 S ' ob 25 2
√
= ⃒ ( )
Sob fok 3
∆ S' ob⃒ 2 +⃒ −
(Sob) 2 ( )
fok 3
∆ S ' ob⃒ 2
1 25 2 8 12 2
√
= ⃒ ( )
9 18 3
0,05 ⃒ 2+⃒ − 2
(9) 18 3 ( )
0,05 ⃒ 2
= √ 0,0000265+0,0000048
= √ 0,0000313
= 0,0055962 = 0,006
Sm
Ralat Relatif = X 100%
m
0,006
= X 100%
1,85
= 0,32 % (2 AP)
n2
M=
n1
15
=
5
=3
∂M 2 ∂M 2
Sm = ⃒
√ ∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒
1 25 2 S ' ob 25 2
√
= ⃒ ( )
Sob fok 3
∆ S' ob⃒ 2 +⃒ −
(Sob) 2 ( )
fok 3
∆ S ' ob⃒ 2
1 25 2 8 12 2
√
= ⃒ ( )
9 18 3
0,05 ⃒ 2+⃒ − 2
(9) 18 3 ( )
0,05 ⃒ 2
= √ 0,0000265+0,0000048
= √ 0,0000313
= 0,0055962 = 0,006
Sm
Ralat Relatif = X 100%
m
0,006
= X 100%
3
= 0,20 % (2 AP)
LAPORAN SEMENTARA
Plagiarism Checker X Originality
Report
Similarity Found: 16%
INTERNET SOURCES:
--------------------------------------------------------------------------------------
-----
3% - https://www.academia.edu/33230015/Karakteristik_pembelajaran_biologi
6% - http://lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/2018_Penelitian.xlsx
3% - https://alfianarsitek.blogspot.com/2016/10/mikroskop.html
4% - https://hidayantiadillah.blogspot.com/2014/11/pengenalan-alat-
diagnostik-klinik.htm