Anda di halaman 1dari 17

HASIL PERCOBAAN

PRAKTIKUM FISIKA UNTUK BIOLOGI


PERCOBAAN MIKROSKOP

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisika untuk Biologi
Yang dibimbing oleh Drs. Yoyok Adisetio L, M.Si

Oleh :
Haniar Mey Sila Kinanti
190341621693
OFFERING A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
November 2019
A. TUJUAN
Dengan cara menentukan perbesaran mikroskop, mahasiswa
(a) Menentukan posisi sejajar antara letak bayangan benda (yang dilihat
dengan mata kanan), dengan skala pembanding (yang dilihat dengan mata
kiri),
(b) Menerapkan prinsip mata berakomodasi maksimum,
(c) Menerapkan prinsip mata tak berakomodasi,
(d) Mampu menset lensa dengan tepat.

B. LATAR BELAKANG
Mikroskop pertama kali ditemuka oleh Van Leuwenhoek (1682-
1723) yang berkebangsaan Belanda, dengan mikroskop yang masing-
masing terdiri dari lensa tunggal yang digosokkan rumah yang dirangkai
didalam kerangka kuningan dan perak (Pramesti, 2010)
Berdasarkan prinsip kerjanya, mikroskop dapat dibedakan menjadi
2 bagian, yaitu mikroskop optik dan elektron Pemeliharaan mikroskop
sangat penting, karena mikroskop sangat berguna untuk pengamatan dan
penelitian dalam kehidupan manusia.
Mikroskop merupakan salah satu peralatan yang dibutuhkan di
Laboratorium IPA. Alat ini biasanya digunakan untuk melakukan kegiatan
pengamatan terhadap benda-benda yang berukuran mikroskopis, baik
benda diammaupun mikroorganisme yang dapat bergerak (Sadina, 2013:
174).
Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada
kehidupanlaboratorium, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat
bantu yangmemungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran
sangat kecil(mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan
manusia tentangorganisme yang berukuran kecil (Abdullah dan Maryira,
2014:32).

Mata manusia sebagai indra penglihat mempunyai kemampuan


yang terbatas. Alat bantu yang disebut mikroskop (micro = kecil; scope =
penglihatan) diperlukan untuk mengamati benda yang berkuran mikro atau
sangat kecil. Dilihat dengan mikroskop, benda tampak jauh lebih besar
dari ukuran sebenarnya (Tenzer dan Setyowati, 2016).

Macam atau jenis mikroskop beraneka ragam, dari yang sederhana,


untuk keperluan sekolah menengah, sampai dengan yang cukup canggih
untuk keperluan penelitian. Ciri utama dari keberagamannya antara lain
dari mikroskop satu okuler (molekuler) dengan tabung tegak dan miring,
penggunaan dua okuler (binokuler) atau tigas (trinokuler), kekuatan lensa
yang dipakai, sumber sinar (menggunakan lampu yang terpasang), bahkan
dapat dipasang kamera pada mikroskop trinokuler dan dapat disambung ke
monitor TV. Mikroskop yang digunakan untuk melihat benda secara tiga
dimensi mempunyai okuler 2 buah. Mikroskop ini disebut pula mikroskop
stereo atau mikroskop pembedahan (dissecting microscope)
(Wirjosoemarto, dkk., 2004).

Dua lensa positip yang disusun berurutan dapat digunakan untuk


mempelajari prinsip bekerjanya mikroskop. Lensa obyejtif merupakan
lensa yang berjarak fokus lebih pendek dibandingkan dengan jarak fokus
lensa okuler. Perbesaran yang diperoleh dengan menggunakan mikroskop,
dibedakan dua macam yaitu: Perbesaran bila mata melihat secara rileks
dan perbesaran bila mata berakomodasi maksimum. Salah satu lensa
tersebut disebut lensa okuler, berfungsi sebagai lup sehingga
perbesarannya diperhitungkan secara perbesaran sudut, bukan perbesaran
lateral.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Bangku optik (2 set)
2. Lensa positip 2 keping (f = 5 cm dan f = 15 cm)
3. Dop (5 watt atau redup)
4. Skala 2 keping
5. Mistar (1 meter)
D. PROSEDUR KERJA
TP-01 : Pasangkan lensa objektif pada bangku optik kemudian diletakkan
benda A di depan lensa objektif pada jarak sedikit lebih besar dibandingkan
Fobj sehingga terbentuk bayangan nyata A’ kemudian ukurlah Sobj dan
S’obj
TP-02 : Letakkan okuler pada jarak yang sedikit lebih kecil dibandingkan
Fok dari A’ sehingga terbentuk bayangan maya A”
TP-03 : Perhatikan Gambar 1. Geser-geselah okuler sehingga terlihat A”
dengan terlihat A” dengan jelas ketika mata berakomodasi sekuat-kuatnya..
Catatlah Sok dan S’ok kemudian letakkanlah benda berskala B di samping
A”. Amatilah berapa perbesaran yang saudara peroleh dengan
membandingkan lebar skalanya.
TP-04 : Biarkanlah A, lensa objektif, dan B ditempatnya. Amati lagii Sobj
dan S’obj, kemudian geser-geserlah okuler sehingga dapat terlihat A”
dengan jelas tanpa berakomodasi. Amatilah perbesarannya.

Gambar 1.
TP-05 : Lakukanlah lagi bila mata berakomodasi sekuat-kuatnya,
kemudian tanpa berakomodasi, minimal 1 kali lagi.
E. DATA PENGAMATAN

Tabel 1. Pengamatan Mata Berakomodasi Maksimum dan Tidak


Berakomodasi

Per BERAKOMODASI MAKSIMUM TANPA BERAKOMODASI


Sobj S’obj Sok S’ok n2/n1 Sobj S’obj Sok S’ok n2/n1
c ke
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1. 7 17 15 25 15/1 7 17 18 40 10/1
2. 9 12 16 25 30/5 9 12 18 45 15/5

A. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kita melakukan percobaan tentang mikroskop..
Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat obyek kecil atau
makrokopis yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Percobaan ini
menggunakan perbesaran benda dengan dua cara yaitu dengan mata
berakomodasi maksimum dan mata tanpa berkamodosi. Perbesaran maksimum
mata berakomodasi adalah (Si/So)(25/f)+1) dimana dapat diketahui lebih besar
mata berakomodasi perbesarannya. Mata akan berakomodasi jika
bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler teropong jatuh di titik dekat
mata (s'ok = sn). Pada percobaan menggunakan mata berakomodasi
maksimum, saya menggunakan S’ok sebesar 25 cm dengan dua macam jarak
Sobj yang berbeda. Pada percobaan pertama dengan Sobj 7 cm didapatkan
perbesaran secara teoritis sebesar 8,90 kali dengan ralat 11,46 %. Untuk
perbesaran yang dihasilkan secara langsung sebesar 15 dengan ralat 6,80%.
Sedangkan untuk percobaan kedua dengan jarak Sobj 9 cm didapatkan
perbesaran sebasar 4,75 kali dengan ralat 0,42 % yang dihitung secara teoritis.
Untuk hasil perbesaran secara langsung didapkan hasil 6 dengan ralat 0,33%.
Untuk percobaan menggunakan mata tanpa berakomodasi saya
menggunakan teori yang ada bahwa perbesaran bila mata tak berakomodasi yaitu
(Si/So)(25/f). Pada percobaan pertama dengan jarak S’obj 7 cm didapatkan
perhitungan perbesaran secara teoritis sebesar 3,37 dengan ralat 2,97%,
sedangkan untuk perbesaran secara langsung didaptkan hasil 10 dengan ralat
0,01%. Untuk percobaan kedua dengan jarak S’obj 9 cm perhitungan secara
teoritis menghasilkan perbesaran 1,85 dengan ralat 0,32%, sedangkan perbesaran
secara langsung sebesar 3 dengan ralat 0,20%.

B. KESIMPULAN

a) Untuk menentukan posisi sejajar antara letak bayangan benda dengan


skala pembanding pada praktikum ini ada dua macam cara, yaitu
dengan mata berakomodasi maksimum dan mata tak berakomodasi.
Pada saat mengamati menggunakan prinsip mata berakomodasi secara
maksimum mata didekatkan pada lensa okuler sehingga akan tampak
garis sejajar antara skala pembanding dengan bayangan benda, serta
dengan menggeser jarak lensa okuler dengan mata sedangkan saat mata
tak berakomodasi yang diubah adalah jarak lensa objektif dengan mata
pengamat.
b) Untuk percobaan mikroskop digunakan dua buah lensa positif yang
disusun secara berurutan sehingga dapat digunakan untuk mempelajari
prinsip kerja mikroskop. Untuk lensa objektif memiliki jarak fokus
lebih pendek dibandingkan dengan lensa okuler.
c) Untuk mengetahui titik fokus lensa dilakukan pengamatan
menggunakan kertas sebagai layar (n1) bila pada kertas layar a tampak
bayangan paling jelas maka letak titik fokus berada disitu.
d) Perbesaran pada mikroskop ada dua yaitu:
Si 25
 Perbesaran bila mata melihat tanpa berakomodasi, adalah ( )( )
So f
.

Si 25
 Perbesaran bila mata berakomodasi maksimum adalah ( )( )
So f
+1
DAFTAR RUJUKAN

Abdullah., Marvira, Ridha. 2014. Analisis Ketrampilan dalam Penggunaan


Mikroskop pada Siswa Kelas VII SMPN 8 Banda Aceh.
Jurnal Edukasi dan Sains Biologi. Vol. III No. 5: 32). Aceh: Prodi Biologi
FKIP UMUSLIM.
Abramowitz, Mortimer. 2003. MICROSCOPE Basics and BeyondREVISED
EDITION 2003. New York: Olympus America Inc.
Tenzer, Ami., Setyowati, F.K. 2016. Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Pramesti. 2010. Penuntun Praktikum Biologi. Bengkulu: UNIB.
Tim Praktikum Fisika Dasar. 2016. Modul Praktikum Fisika untuk Biologi.
Malang: Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
LAMPIRAN

Perhitungan dan Tugas

1. Mata Berakomodasi Maksimum


PERCOBAAN 1
a) Perbesaran Secara Teoritis
1 1 1
¿ +¿
F ok 1 Sok 1 S ' ok 1
1 1 1
= +
Fok 15 25

Fok = 9,375 = 9,38

S ' ob 1 Sn
M1 ¿ (
S ob 1 Fok 1
+1 )
17 25
= (
7 9,375
+1 )
17
¿ ( 3,66666666667 )
7

= 8,90 kali

∂M 2 ∂M 2
Sm

= ⃒
∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒

1 25 2 S ' ob 25 2

= ⃒
Sob fok (3 )
+1 ∆ S ' ob⃒ 2 +⃒ − 2
(Sob) fok (
+1 ∆ S ' ob⃒ 2
3 )
1 25 2 17 25 2

= ⃒
(
7 9,38 3 )
+1 0,05⃒ 2+ ⃒ − 2
( 7) 9,38 (
+ 1 0,05 ⃒ 2
3 )
= √ 3 , 046.10−4 +1,797.10−4

= 1,02
Relatif = Sr Sm ×100 %
Ralat M M

1,02 0,919444444
= ×100 %
8,90 4,336111113

= 11,46 % (2 AP)

Jadi nilai sebesar M = 8,90 ± 1,02 kg/ s2 dengan ralat relatif


sebesar 11,46 %
b) Perbesaran berdasarkan sudut yang diperoleh dari hasil praktikum

n2
M=
n1
15
=
1
= 15

∂M 2 ∂M 2
Sm = ⃒
√ ∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒

1 25 2 S ' ob 25 2
√ ⃒ (
Sob fok 3 )
+1 ∆ S ' ob⃒ 2 +⃒ −
(Sob) 2
fok (
3 )
+1 ∆ S ' ob⃒ 2

1 25 2 17 25 2
= ⃒
√ (
7 9,38 3 )
+1 0,05⃒ 2+ ⃒ − 2
( 7) 9,38 (
+ 1 0,05 ⃒ 2
3 )
= √ 3 , 046.10−4 +1,797.10−4

= 1,02

Relatif = Sr Sm ×100 %
Ralat M M

1,02 0,919444444
= ×100 %
15 4,336111113

= 6,80 % (2 AP)
Jadi nilai sebesar M = 15,00 ± 1,02 kg/ s2 dengan ralat
relatif sebesar 6,80 %
Percobaan 2
a. Perbesaran Secara Teoritis
1 1 1
¿ +¿ '
F ok 2 Sok 2 S ok 2
1 1 1
= +
Fok 16 25

Fok = 9,76

S ' ob 1 Sn
M1 ¿ (
S ob 1 Fok 1
+1 )
12 25
= (
9 9,76
+1 )
12
¿ ( 3,56147541 )
9

= 4,75 kali

∂M 2 ∂M 2
Sm

= ⃒
∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒

1 25 2 S ' ob 25 2

= ⃒
Sob fok ( 3 )
+1 ∆ S ' ob⃒ 2 +⃒ − 2
(Sob) fok ( )
+1 ∆ S ' ob⃒ 2
3

1 25 2 12 25 2

= ⃒ (
9 9,76 3 )
+1 0,05⃒ 2 +⃒ − 2
(9) 9,76 (
+1 0,05 ⃒ 2
3 )
= √ 1,739.10−4 +3,093. 10−4

= 0,02

Sr Sm
Ralat Relatif = ×100 %
M M
0,02 0,919444444
= ×100 %
4,75 4,336111113

= 0,42 % (2 AP)

Jadi nilai sebesar M = 4,75 ± 0,02 kg/ s2 dengan ralat relatif


sebesar 0,42 %

b. Perbesaran berdasarkan M yang diperoleh dari sudut hasil


praktikum
n2
M=
n1
30
=
5
=6

∂M 2 ∂M 2
Sm = ⃒
√ ∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒

1 25 2 S ' ob 25 2
= ⃒
√ (
Sob fok 3 )
+1 ∆ S ' ob⃒ 2 +⃒ − 2
(Sob) fok ( )
+1 ∆ S ' ob⃒ 2
3

1 25 2 12 25 2
= ⃒
√ (
9 9,76 3 )
+1 0,05⃒ 2 +⃒ − 2
(9) 9,76 (
+1 0,05 ⃒ 2
3 )
= √ 1,739.10−4 +3,093. 10−4

= 0,02

Relatif = Sr Sm ×100 %
Ralat M M

0,02 0,919444444
= ×100 %
6 4,336111113

= 0,33 % (2 AP)

Jadi nilai sebesar M = 6,00 ± 0,02 kg/ s2 dengan ralat relatif


sebesar 0,33 %
2. Mata Tak Berakomodasi

PERCOBAAN 1
a. Perbesaran secara teoritis
Sok = Fok
S ' ob 25
M = ( )
Sob Fok
17 25
7 ( 18 )
=

= 3,37

∂M 2 ∂M 2
Sm = ⃒
√ ∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒

1 25 2 S ' ob 25 2

= ⃒ ( )
Sob fok 3
∆ S' ob⃒ 2 +⃒ − 2
(Sob) fok 3( )
∆ S ' ob⃒ 2

1 25 2 11 25 2

= ⃒ ( )
7 18 3
0,05 ⃒ 2+⃒ − 2
(7) 18 3 ( )
0,05⃒ 2

= √ 0,0000437+0,0103930

= √ 0,0104367

= 0,10

Sm
Ralat Relatif = X 100%
m

0,10
= X 100%
3,37

= 2,97 % (2 AP)
Jadi nilai sebesar M = 3,37 ± 0,10 kg/ s2 dengan ralat relatif
sebesar 2,97 %

b. Perbesaran Berdasarkan M yang diperoleh dari sudut hasil praktikum

n2
M=
n1
10
=
1
= 10

∂M 2 ∂M 2
Sm = ⃒
√ ∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒

1 25 2 S ' ob 25 2

= ⃒ ( )
Sob fok 3
∆ S' ob⃒ 2 +⃒ − 2
(Sob) fok 3( )
∆ S ' ob⃒ 2

1 25 2 11 25 2

= ⃒ ( )
7 18 3
0,05 ⃒ 2+⃒ − 2
(7) 18 3 ( )
0,05⃒ 2

= √ 0,0000437+0,0103930

= √ 0,0104367

= 0,10

Sm
Ralat Relatif = X 100%
m

0,10
= X 100%
10

= 0.,01 %(2 AP)

Jadi nilai sebesar M = 3,37 ± 0,10 kg/ s2 dengan ralat relatif


sebesar 0,01 %
Percobaan 2

a. Perbesaran secara teoritis


Sob = Sok
S ' ob 25
M = ( )
Sob Fok
12 25
9 ( 18 )
=

= 1,85

∂M 2 ∂M 2
Sm = ⃒
√ ∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒

1 25 2 S ' ob 25 2

= ⃒ ( )
Sob fok 3
∆ S' ob⃒ 2 +⃒ − 2 ( )
(Sob) fok 3
∆ S ' ob⃒ 2

1 25 2 8 12 2

= ⃒ ( )
9 18 3
0,05 ⃒ 2+⃒ − 2
(9) 18 3 ( )
0,05 ⃒ 2

= √ 0,0000265+0,0000048

= √ 0,0000313

= 0,0055962 = 0,006

Sm
Ralat Relatif = X 100%
m

0,006
= X 100%
1,85

= 0,32 % (2 AP)

Jadi nilai sebesar M = 1,85 ± 0, 006 kg/ s2 dengan ralat


relatif sebesar 0,32 %
b. Perbesaran Berdasarkan M yang diperoleh dari sudut hasil praktikum

n2
M=
n1
15
=
5
=3

∂M 2 ∂M 2
Sm = ⃒
√ ∂ S ' ob 3
∆ S ' ob⃒ 2+⃒
∂ Sob 3
∆ Sob⃒ 2 ⃒

1 25 2 S ' ob 25 2

= ⃒ ( )
Sob fok 3
∆ S' ob⃒ 2 +⃒ − 2 ( )
(Sob) fok 3
∆ S ' ob⃒ 2

1 25 2 8 12 2

= ⃒ ( )
9 18 3
0,05 ⃒ 2+⃒ − 2
(9) 18 3 ( )
0,05 ⃒ 2

= √ 0,0000265+0,0000048

= √ 0,0000313

= 0,0055962 = 0,006

Sm
Ralat Relatif = X 100%
m

0,006
= X 100%
3

= 0,20 % (2 AP)

Jadi nilai sebesar M = 3 ± 0, 006 kg/ s2 dengan ralat


relatif sebesar 0,20 %
LAMPIRAN 2

LAPORAN SEMENTARA

Anda mungkin juga menyukai