Anda di halaman 1dari 11

7.

4 Mikroskop

Gmbr.7.4 Mikroskop

Sejak pertama kali diturunkan ke bumi, manusia meyakini bahwa interaksi mereka hanya
terbatas dengan apa yang dapat mereka lihat saja. Baik dengan berbagai jenis makhluk hidup
maupun benda mati yang ada di lingkungannya yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
mereka, sebagaimana mereka mempunyai pengaruh terhadap makhluk-makhluk itu.

Mereka tidak mengetahui, bahwa di luar apa yang mereka lihat, terdapat kehidupan
makhluk hidup lainnya yang sama-sama menempati bumi yang mereka diami. Makhluk hidup ini
dapat terpengaruh oleh mereka dan begitu juga sebaliknya. Hubungan dan interaksi di antara
keduanya pun bisa berbentuk hubungan yang saling memanfaatkan atau saling membahayakan.
Atau bermanfaat bagi satu pihak dan berbahaya bagi pihak lain.Dan manusia, meskipun ia tidak
mampu untuk melihat dan mengetahui kehidupan makhluk tak terlihat ini, namun tidak dapat
menutup kemungkinan bahwa pengaruh dari makhluk ini mungkin dapat membahayakan jiwa
dan kehidupannya.

Itulah realitas kehidupan di bumi ini, yang tidak diketahui oleh manusia, kecuali dalam
beberapa dekade terakhir. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan, yaitu dengan ditemukannya alat
pembesar (mikroskop) yang dapat membesarkan obyeknya ratusan juta lebih besar dari ukuran
aslinya, mulailah manusia mengetahui secara pasti bahwa di luar apa yang mereka lihat (dengan
mata mereka sendiri), terdapat banyak makhluk hidup yang memiliki struktur tubuh dan
fungsinya masing-masing dan bahkan dapat mereka manfaatkan untuk kehidupan mereka.
Kalau kita melihat ke dalam Alquran, maka kita akan mendapatkan bahwa Alquran telah
mendahului mikroskop dalam membuka tabir yang menyelimuti kehidupan makhluk-makhluk
yang berukuran super kecil itu. Di mana kita dapatkan dalam surah Al-Haqah ayat 38-39, Allah
SWT berfirman: "Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat. Dan dengan apa
yang tidak kamu lihat."

Mikroskop adalah alat untuk melihat benda-benda mikro. Pada bagian ini dijelaskan
bagaimana proses pembentukan bayangan yang dibuat oleh mikroskop, baik untuk pengamatan
mata berakomodasi ataupun tidak. Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa objektif
dan lensa okuler. Lensa objektif terletak dekat benda dan lensa okuler bersifat sebagai lup
terletak didekat mata. Umumnya fok lebih besar daripada fob.
Benda diletakkan di ruang II lensa objektif (antara fob dan Pob). Bayangan dibentuk oleh
lensa objektif bersifat nyata, terbalik dan disperbesar, oleh lensa okuler bayangan ini akan dilihat
sebagai benda nyata, dan akan diletakkan di ruang I lensa okuler. Bayangan akhir yang dibuat
oleh lensa okuler terletak didepan lensa okuler, maya dan terbalik. Bayangan akhir yang dibuat
oleh mikroskop adalah terbalik, maya dan diperbesar.

Proses Pembentukan Bayangan:


Benda OA diletakkan di ruang II (antara fob dan Rob) didepan lensa objektif sejauh Sob,
dengan menggunakan prinsip pembiasan pada lensa cembung (sinar istimewa), maka akan
dihasilkan bayangan OB dibelakang lensa objektif, terbalik, diperbesar, nyata dan berjarak Sob’
dari lensa objektif.
Bayangan OB ini dianggap sebagai benda bagi lensa okuler, dan terletak di ruang I lensa
okuler (antara fok dengan lensa) dan berjarak Sok. Oleh lensa okuler, bayangan ini akan
dibiaskan didepan lensa okuler, tegak, diperbesar dan semu dan berjarak Sok’. Maka bayangan
yang dihasilkan oleh mikroskop secara keseluruhan adalah OC. Sehingga sifat OC terhadap OA
adalah terbalik, diperbesar dan semu. Jadi pada mikroskop terjadi dua kali pembesaran.

Gmbr.Pembentukan Bayangan
Perbesaran Pada Mikroskop
Perbesaran lensa objektif merupakan perbesaran linier sedangkan pada lensa okuler
merupakan perbesaran anguler. Perbesaran linier merupakan perban-dingan tinggi bayangan
akhir dengan tinggi benda semula.

Perbesaran total dari mikroskop adalah :

Persamaan ( 1 )

Mata berakomodasi maksimum


Pada mikroskop, lensa okuler sebenarnya berfungsi sebagai lup, sehingga perbesaran
sudut untuk lup berlaku untuk lensa okuler mikroskop. Pada saat pengamatan dengan mata
berakomodasi maksimum, benda terletak di ruang I lensa okuler, maka bayangan akhir yang
dibentuk oleh lensa okuler akan jatuh dititik dekat mata, sehingga S’ok = - Sn
Gmbr. Mata berakomodasi maksimum

Dari diagram diatas, akan didapatkan bahwa jarak antara lensa objektif dengan lensa okuler
(sering disebut dengan panjang tabung mikroskop) adalah :

Persamaan 2

karena perbesaran mikroskop menurut persamaan 1 adalah : Mtotal = Mob x Mok


sedangkan Mok adalah perbesaran anguler untuk lup berakomodasi maksimum
sehingga perbesaran total mikroskop adalah :

Persamaan ( 3 )

Mata tidak berakomodasi

Bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif jatuh tepat di fokus okuler, sehingga
bayangan akhir oleh lensa okuler akan jatuh dititik tak hingga (Sok ' = ~, Sok = fok). Panjang
tabung mikroskop untuk pengamatan tidak berakomodasi (lihat gambar dibawah) adalah :
Persamaan ( 4 )

Perbesarannya pada mikroskop untuk pengamatan tanpa akomodasi, pada perbesaran oleh lensa
okulernya menggunakan perbesaran pada lup untuk mata tidak berakomodasi sehingga :

Persamaan ( 5 )

Proses pembentukan bayangan pada mikroskop untuk pengamatan tanpa akomodasi adalah:

Gmbr.Mata tak berakomodasi

Conroh soal :
Fokus obyektif dan okuler untuk sebuah mikroskop masingmasing adalah 85 cm dan 5 cm.
Seseorang yang mempunyai titik dekat mata normal sejauh 25 cm mengamati preparat, dan
panjang mikroskop saat itu 14 1/6 cm. Tentukanlah:
a. perbesaran anguler
b. panjang mikroskop jika mata tak akomodasi

Solusi :
Karena mata berakomodasi maksimum, maka bayangan dari lensa okuler jatuh di titik dekat
mata, sehingga Sok’ = Sn = - 25 cm Dengan menggunakan persamaan lensa tipis untuk lensa
okuler, maka diperoleh letak bayangan dari lensa objektif terhadap lensa okuler, Sok = 41/6 cm.
Selanjutnya gunakan persamaan panjang mikroskop untuk mata berakomodasi
maksimum (3.9), sehingga didapat letak bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif terhadap
lensa objektik, Sob’ = 10 cm.
Dengan menggunakan persamaan lensa tipis untuk lensa objektif, maka diperoleh letak
benda dari lensa objektif yaitu Sob = 2/3 cm.Gunakan data-data diatas untuk menghitung
perbesaran yang dihasilkan oleh mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum sehingga
diperoleh perbesaran total adalah M = 90 kali (jawaban a)
Jika mata tidak berakomodasi, bayangan yang dihasilkan lensa obyektif akan jatuh di titik
fokus lensa okuler. Gunakan persamaan panjang mikroskop tanpa akomodasi sehingga didapat
panjang mikroskop adalah d = 15 cm (jawaban b)

Mikroskop merupakan alat optik untuk melihat benda-benda kecil dengan perbesaran
yang lebih besar dari perbesaran lup. Seperti halnya teleskop, mikroskop juga memiliki lensa
obyektif dan okuler, Gambar 7.14. Rancangan mikroskop berbeda dengan teleskop karena
mikroskop digunakan untuk melihat benda yang sangat dekat, sehingga jarak benda sangat kecil.
Benda diletakkan persis di luar titik fokus obyektif, seperti ditunjukkan pada Gambar 7.14.
Bayangan 1, yang dibentuk oleh lensa obyektif bersifat nyata, cukup jauh dari lensa, dan
diperbesar. Bayangan ini diperbesar lagi oleh okuler menjadi bayangan maya yang sangat besar,
‘2, yang terlihat oleh mata dan terbalik.
Gambar 7.14 Pembentukan bayangan pada mikroskop.

Perbesaran total mikroskop merupakan hasil kali perbesaran yang dihasilkan oleh kedua
lensa. Perbesaran bayangan I1 yang dibentuk oleh obyektif adalah sebesar Mo lebih besar dari
benda itu sendiri. Berdasarkan Gambar 7.14 tersebut, maka perbesaran oleh lensa obyektif
adalah :

Mo  hi  di  l  fe (Persamaan 7.3)
ho do do
Dimana do dan di berturut-turut adalah jarak benda dan bayangan untuk lensa obyektif; l
adalah jarak antar lensa (sama dengan panjang tabung). Okuler bekerja seperti lup. Jika kita
anggap bahwa mata rileks, perbesaran anguler Me adalah :

Me =
N (Persamaan 7.4)
fe
Dimana titik dekat N = 25 cm untuk mata normal. Karena okuler memperbesar bayangan
yang dibentuk oleh obyektif, perbesaran anguler total M adalah basil kali dari perbesaran lensa
obyektif, Mo, dikalikan perbesaran anguler, Me, dari lensa okuler:
 N  l  fe 
M = Me Mo =  fe  do  (persamaan 7.5)

Sebuah mikroskop dengan perbesaran obyektif sebesar 40x dan perbesaran okuler sebesar
l0x memiliki perbesaran total sebesar 40 x 10 = 400x.

7.5 Kamera

Kamera adalah benda yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Kamera dapat merekam
objek tuju menjadi sebuah gambar seperti aslinya. Prinsip kerja kamera mirip dengan mata. Pada
kamera, bayangan jatuh pada film, lapisan peka cahaya yang dibuat dari bahan seluloid. Ketika
cahaya dari benda dengan berbagai intensitas mengenai film, tercetaklah bayangan pada film.
Peran lapisan film pada kamera mirip dengan peran retina pada mata, menangkap bayangan.
Gambar 7. Prinsip kerja kamera

Kamera merupakan alat optik yang digunakan untuk merekam suatu tempat, situasi atau
peristiwa. Susunan kamera mirip susunan mata (Gambar 7.15). Bagian-bagian kamera
mempunyai fungsi seperti bagian-bagian mata. Misalnya: lensa kamera lensa mata
(memfokuskan bayangan); diafragma dan shutter (pembuka/penutup lensa) = iris dan pupil
(mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk); film = retina (tempat terbentuknya
bayangan); gerakan maju mundurnya lensa = akomodasi (untuk memfokuskan bayangan agar
jatuh di retina).

Gambar 7.15 Kamera sederhana.


Pada waktu seseorang memfoto suatu obyek dengan kamera, “shutter” terbuka dan
cahaya masuk lensa. Lensa ini kemudian membentuk bayangan di film. Film mengandung bahan
kimia yang sensitif terhadap cahaya, sehingga ketika cahaya dan obyek dengan berbagai
intensitas mengenai film, tercetaklah bayangan pada film itu.
Untuk mendapatkan hasil foto yang baik dan tajam dibutuhkan kemampuan mengatur
cahaya yang masuk dan pemfokusan yang tepat. Untuk kamera-kamera otomatis yang banyak
beredar dipasaran, pengaturan cahaya dan pemfokusan sudah dilakukan secara otomatis,
sehingga kita hanya perlu menjepret saja untuk merekam suatu peristiwa.
Ada tiga penyetelan utama pada kamera dengan kualitas yang baik: kelajuan shutter, f-
stop, dan pemfokusan. Walaupun banyak kamera saat ini melakukan penyetelan secara otomatis,
pemahaman mengenai ketiga hal tersebut akan berguna dalam penggunaan kamera apapun
dengan efektif. Untuk hasil yang khusus dan kualitas tinggi, kamera yang memungkinkan
penyetelan manual harus dimiliki (lihat Gambar 7.16).

Gambar 7.16 Pada kamera ini, f-stop dan gelang pemfokus ada pada lensa kamera. Kecepatan
shutter dipilih pada putaran kecil di atas badan kamera.

Kelajuan Shutter. Istilah ini mengacu pada berapa lama shutter (penutup kamera) dibuka
dan film terbuka. Laju ini bisa bervariasi dan satu sekon atau lebih (“waktu pencahayaan”)

sampai 1 sekon atau lebih kecil lagi. Untuk menghindari pengaburan karena gerak kamera,
1000
laju yang lebih cepat dari 1 sekon biasanya digunakan. Jika benda bergerak, laju shutter yang
100
lebih tinggi dibutuhkan untuk “menghentikan” gerak tersebut. Untuk mendapatkan gambar yang
baik, dalam situasi normal, umumnya diperlukan cahaya yang cukup banyak, yaitu shutter harus
dibuka lebih dari 1 sekon. Dalam situasi yang terang sekali kita hanya perlu membuka shutter
50
singkat saja misalnya sekon.
f-stop. Banyaknya cahaya yang mencapai film harus dikendalikan dengan hati-hati untuk
menghindari kekurangan cahaya (terlalu sedikit cahaya sehingga yang terlihat hanya benda yang
paling terang) atau kelebihan cahaya (terlalu banyak cahaya, sehingga semua benda terang
tampak sama, tanpa adanya kontras dan kesan “tercuci”).
Untuk mengendalikan bukaan, suatu “stop” atau diafragma mata, yang bukaannya dengan
diameter variabel, diletakkan di belakang lensa (Gambar 7.15).
Ukuran bukaan bervariasi untuk mengimbangi hari-hari yang terang atau gelap, kepekaan
film yang digunakan, dan kelajuan shutter yang berbeda. Ukuran bukaan diatur dengan f-stop,
didefinisikan sebagai :

f-stop =
f (Persamaan 7.6)
D
dimana f adalah panjang fokus lensa dan D adalah diameter bukaan. Sebagai contoh, jika lensa
dengan panjang fokus, f = 50 mm memiliki bukaan, D = 25 mm, dikatakan lensa tersebut diatur
pada f 2. Jika lensa diatur pada f 8, bukaan hanya 6 14 mm (50/6 1 =
4 8). Semakin cepat
kelajuan shutter, atau hari semakin gelap, semakin besar bukaan harus dibuka untuk
mendapatkan pandangan yang sesuai. Hal ini berhubungan dengan angka f-stop yang lebih kecil.
Semakin kecil angka f-stop, semakin banyak cahaya yang melewati lensa menuju film. Angka f
terkecil dari sebuah lensa (bukaan terbesar) disebut sebagai kelajuan lensa. Keuntungan lensa
cepat yaitu memungkinkan pengambilan gambar dengan kondisi cahaya yang buruk.

Pemfokusan.
Pemfokusan adalah peletakan lensa pada posisi yang benar relatif terhadap film untuk
mendapatkan bayangan yang paling tajam. Jarak bayangan minimum, untuk benda di jarak
takhingga dan sama dengan panjang fokus. Untuk benda-benda yang lebih dekat, jarak bayangan

lebih besar dari panjang fokus, sebagaimana bisa dilihat dari persamaan: 1 1 + 1 .
f do di
Untuk memfokuskan benda-benda dekat, lensa harus dijauhkan dari film, dan ini biasanya
dilakukan dengan memutar sebuah gelang pada lensa. Jika lensa terfokus pada benda dekat,
bayangan tajam dari benda tersebut akan terbentuk, tetapi benda yang jauh mungkin kabur
(Gambar 7.16), dan sebaliknya.

Gambar 7.17 Foto dengan kamera terfokus (a) pada benda dekat, benda jauh menjadi kabur dan
(b) pada benda yang lebih jauh, benda dekat menjadi kabur.

Anda mungkin juga menyukai