Perbesaran bayangannya :
Panjang teropong : d = fob + fok
Teropong bumi menggunakan 3 buah lensa cembung yang berfungsi sebagai okuler, objektif dan
pembalik, semuanya terbuat dari lensa cembung.
Fungsi lensa cembung hanya membalik bayangan yang dihasilkan lensa objektif tanpa mengubah ukuran
bayangan. Oleh karena itu benda bagi lensa pembalik harus terletak di 2F. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar berikut!
Pembentukan bayangan pada teropong bumi
Perbesaran bayangannya :
Panjang teropong : d = fob + 4 fp + fok
Teropong binokuler
Teropong Panggung
Teropong ini hampir sama dengan teropong bumi, hanya saja lensa pembalik dan lensa okulernya
menggunakan 1 lensa cekung. Maksudnya 1 lensa cekung berfungsi sebagai pembalik sekaligus lensa
okuler. Replika teleskop Galileo seperti gambar berikut.
Teleskop Galileo
Untuk menggambarkan pembentukan bayangan teropong tersebut seperti di bawah ini.
Pembentukan bayangan pada teropong panggung
Perbesaran bayangannya :
Cara kerja teropong yaitu dengan cara membentuk bayangan yang nyata dari obyek yang jauh
sedangkan lensa okuler berperan sebagai lup atau kaca pembesar. Kalau kita mengamati dengan
mata berakomodasi atau dengan mata tak berakomodasi tergantung dari letak posisi lensa okuler,
yaitu dengan cara mengubah jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler.
Teropong Bintang
Teropong bintang atau astronomi berfungsi untuk mengamati benda-benda dilangit seperti
planet, bintang, asteroid, satelit, dll . Teropong bintang terdiri dari dari dua buah lensa cembung.
Lensa cembung yang dekat dengan obyek disebut lensa obyektif dan lensa cembung yang dekat
dengan mata pengamat disebut lensa okuler. Untuk titik fokusnya lensa cembung memiliki titik
fokus yang lebih besar dari pada lensa okulernya. Menurut arah jalanya sinar terong bintang
dibagi menjadi dua yaitu teropong bias dan teropong pantul
1.) Teropong Bias
Teropong bias terdiri dari dua lensa yaitu obyektif dan okuler. Disebut dengan teropong bias
karena berkas sinar yang masuk kedalam teropong dibiaskan. Benda yang dilihat terletak apada
jarak tak terhingga sehingga bayangan yang dihasilkan lensa obyektif tepat pada titik fokusnya.
Bayangan yang dibentuk lensa obyektif dianggap benda oleh lensa okulker. Disini lensa okuler
berperan sebagai lup. Lensa okuler lebih kuat bila dibandingakan dengan lensa obtyektif karena
jarak fokus lensa okuler lebih pendek dibanding jarak fokus lensa obyektif supaya bayangan
yang diperoleh bayangan yang jelas dan besar. Untuk sifat bayanganya adalah lensa obyektif
nyata, terbalik, diperbesar. Sedangkan untuk lensa okuler adalah maya, terbalik, diperkecil.
Penggunaan teropong bintang dapat menggunkan mata berakomodasi atau denganmata tak
berakomodasi.
Untuk pemebentukan bayangan pada teropong bias bisa dilihat gambar dibawah ini :
Gb. Pembentukan Bayangan Pada Teropong Bias
2.) Teropong Pantul
Sesuai namanya teropong pantul berarti jalan berkas sinar yang masuk pada teropong ini
adalah denga cara dipantulkan. Pada teropong pantul berkas sinar yang datang dikumpulkan
oleh sebuah cermin melengkung yang besar. Kemudian cahaya tersebut dipantulkan ke mata
pengamat oleh cermin yang lebih kecil
Untuk pemebentukan bayangan pada teropong bias bisa dilihat gambar dibawah ini :
Gb. Pembentukan Bayangan Pada Teropong Pantul
Teropong Bumi
Teropong bumi (medan) berfungsi untuk mengamati obyek yang jauh dipermukaan bumi.
Bayangan yang dibentuk lebih dekat, lebih jelas, serta tidak terbalik. Teropong bumi memiliki
tiga lensa positif yaitu lensa obyektif, lensa pembalik, dan lensa okuler.
Teropong bumi dan teropong panggung tidak bisa dibuat praktis. Sehingga dibuat teropong lain
yang fungsinya sama yang lebih praktis, yaitu teropong prisma. Kenapa disebut teropong prisma
yaitu karena menggunakan dua prisma yang didekatkan bersilangan antara lensa obyektif dan
lensa okuler. Bayangan akhir yang dibentuk bersifat maya, tegak, dan diperbesar.
Teropong Panggung
Teropong panggung merupakan teropong kombinasi antara lensa positif dan lensa negatif. Lensa negatif berperan
sebagai pembalik dan sekaligus sebagai okuler. Dengan sifat bayangan adalah maya, tegak, dan diperkecil.
Cara kerja teropong panggung yaitu sinar datang sejajar masuk menuju lensa obyektif membentuk bayangan nyata
tepat di jatuh pada titik fokus obyektif. Bayangan dianggap sebagai benda maya bagi lensa okuler. Kemudian oleh
lensa okuler akan dibentuk bayangan yang bisa dilihat oleh mata pengguna.
Demikianlah tentang alat optik teropong. Kita sudah membahas semua alat optik mulai
dari mata, lup, kamera, mikroskop, dan yang terkhir adalah teropong. Semoga bermanfaat !!!
Teropong Bintang: Fungsi, Pembentukan
Bayangan, Rumus Perbesaran & Panjang,
Contoh Soal + Pembahasan
Supervisor Blog MIPA Reply January 23, 2018 A+ A-
DAFTAR MATERI FISIKA
1. Besaran Fisika
2. Vektor dan Resultan
3. Mekanika (Kinematika dan Dinamika)
4. Fisika Optik
5. Suhu dan Kalor
Teropong atau teleskop merupakan alat optik yang dapat digunakan untuk
melihat benda-benda yang jauh sehingga tampak lebih dekat dan lebih jelas. Pada
tahun 1906, Galileo membuat sebuah teleskop yang terdiri atas dua lensa dan
sebuah pipa organa sebagai tabungnya. Setelah itu, Galileo juga membuat
bermacam-macam teleskop dan menemukan banyak penemuan dalam bidang
astronomi.
Sekarang dikenal dua macam teropong, yaitu teropong bias dan teropong pantul.
■ Teropong bias terdiri atas beberapa lensa yang berfungsi membiaskan sinar
datang dari benda. Teleskop yang termasuk dalam kategori teropong bias,
diantaranya adalah teropong bintang, teropong Bumi (medan), teropong
panggung (tonil) dan teropong prisma.
■ Teropong pantul terdiri atas beberapa cermin sebagai pemantul dan lensa
sebagai pembias sinar datang dari benda.
Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai teropong atau
teleskop bintang. Pembahasan kita meliputi pengertian, fungsi, proses
pembentukan bayangan, rumus perbesaran, rumus panjang, contoh soal dan
pembahasan tentang teropong bintang. Untuk itu silahkan kalian simak baik-baik
penjelasan berikut ini.
Pengertian dan Fungsi Teropong Bintang
Teropong bintang adalah teropong yang digunakan untuk melihat atau
mengamati bintang (benda langit yang memancarkan cahaya sendiri). Nama lain
teropong bintang adalah teropong astronomi. Walaupun dinamakan teropong
bintang, akan tetapi fungsi teropong ini bukan hanya untuk melihat bintang saja.
Teropong ini dapat juga digunakan untuk mengamati benda-benda angkasa
seperti komet, asteroid, planet, atau benda angkasa lainnnya.
1 1 1
+ =
sob s' ob fob
1 1 1
+ =
∞ s'
ob f
ob
s' = f
ob ob
Agar mata berakomodasi maksimum, bayangan pada lensa okuler terletak di titik
dekat mata (s’ = −s ). jadi, pada lensa okuler berlaku persamaan berikut.
ok n
1 + 1 = 1
sok s' ok f ok
1 1 1
+ =
sok −s n f ok
1 1 1
= +
sok f ok s n
1 s + f
n ok
=
sok f s ok n
f s
ok n
sok = f + ok
s n
tan
θ
besar bayangan
/sok
m = θ
besara bayangan
/ s’ob
s' ob
m = θ
s ok
s' ob
m = θ
s ok
Karena s’ = f , maka:
ob ob
m = fθ ob
s ok
Perbesaran sudut ini merupakan perbesaran total oleh teropong bintang. Jadi,
perbesaran pada teropong bintang dapat dihitung dengan persamaan berikut ini.
f
ob
M =
s ok
Keterangan:
m = perbesaran anguler
θ
M = perbesaran lateral
s = jarak benda lensa objektif
ob
d=f +s ob ok
Keterangan:
d = panjang teropong bintang
Untuk lensa objektif, benda terletak di jauh tak hingga, sehingga berlaku
persamaan berikut.
s' = f
ob ob
Untuk lensa okuler, bayangan terbentuk di titik jauh mata (s’ok = ∞), sehingga
berlaku persamaan berikut.
1 1 1
+ =
sok s' ok f
ok
1 1 1
+ =
sok ∞ f ok
s = f
ok ok
tan
θ
besar bayangan
/
sok
m = θ
besara bayangan
/ fob
fob
m = θ
s ok
Karena s = f , maka:
ok ok
f ob
m = θ
f ok
M =
f ok
Keterangan:
M = perbesaran total teropong bintang
f = jarak fokus lensa objektif teropong bintang
ob
Keterangan:
d = panjang teropong bintang
Contoh Soal dan Pembahasan
Baca Juga:
Jawab:
Pada saat tak berakomodasi, perbesarannya memenuhi persamaan berikut.
f ob
M =
f ok
fob
40 =
f ok
Berarti f = 40f
ob ok
⇒ 40f + f = 20,5
ok ok
⇒ 41f = 20,5
ok
⇒ f = 20,5/41
ok
⇒ f = 0,5
ok
⇒ f = 40(0,5)
ob
⇒ f = 20
ob
Jadi, titik fokus lensa objektifnya adalah 20 cm sedangkan titik fokus lensa
okulernya adalah 0,5 cm.
M = 10x
Ditanyakan: f dan d ok
Jawab:
Karena mata tidak berakomodasi, maka perbesaran teropong bintang memenuhi
persamaan berikut.
f ob
M =
f ok
50
10 =
f ok
50
f ok =
10
f = 5 cm
ok
Untuk mata tidak berakomodasi, panjang tubus teropong dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut.
d = f + fob ok
⇒ d = 50 cm + 5 cm
⇒ d = 55 cm
Dengan demikian, jarak fokus lensa okuler dan panjang tubus teropong bintang
tersebut berturut-turut adalah 5 cm dan 55 cm.
3. Dari teropong soal no. 2 akan dipakai untuk membentuk bayangan bulan yang
tajam pada sebuah layar yang berjarak 30 cm dari okuler. Tentukan:
a. Berapa cm lensa okuler harus digeser?
b. Berapa kali perbesaran sudut teropong?
Penyelesaian:
Diketahui:
f = 5 cm
ok
s’ = 30 cm
ok
Ditanyakan:
a. ∆d
b. M = … ?
Jawab:
a. Karena bayangan yang dibentuk tajam, maka pengamatan harus dengan mata
berakomodasi maksimum, sehingga panjang teropong memenuhi persamaan
berikut.
d=f +s ob ok
menggunakan persamaan yang biasa berlaku pada lensa yaitu sebagai berikut.
1 1 1
= +
f ok s ok s' ok
1 1 1
= +
5 sok 30
1 1 1
= −
s ok 5 30
1 6 – 1
=
s ok 30
1 5
=
s ok 30
30
s ok =
5
6
s =
cm
ok
⇒ d = 50 cm + 6 cm
2
⇒ d = 56 cm
2
M =
s ok
50 =
M =
6 8,33
Teropong atau teleskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh agar
tampak lebih dekat dan jelas. Ada beberapa jenis teropong, yaitu teropong bintang, teropong bumi,
dan teropong prisma. Teropong bintang digunakan untuk mengamati benda-benda angkasa,
sedangkan teropong bumi digunakan untuk mengamati benda-benda di bumi yang letaknya jauh
dari pengamat. Teropong juga sering disebut teleskop. Teleskop pertama kali ditemukan oleh
Galileo Galilei.
Berikut ini adalah uraian tentang jenis-jenis teropong dan persamaan rumusnya.
1. Teropong Bintang
Teropong bintang sederhana terdiri dari dua buah lensa bikonveks, yaitu lensa objektif yang dekat
ke benda dan lensa okuler yang dekat ke mata. Benda-benda yang diamati oleh teropong bintang
adalah benda-benda yang sangat jauh (seperti bulan, planet, bintang, dan sebagainya), karena itu
benda ini dianggap berada di tak terhingga.
Benda di tak hingga akan dibiaskan sehingga bayangannya berada di titik fokus lensa objektif.
Karena untuk mengamati benda-benda astronomi biasanya diperlukan waktu yang lama, maka
diusahakan agar mata tidak berakomodasi agar tidak mudah lelah. Agar mata tidak berakomodasi,
maka bayangan dari lensa objektif harus berada tepat di titik fokus lensa okuler. Hal ini
menyebabkan titik fokus lensa objektif dan titik fokus lensa okuler berimpit.
dengan:
M = Perbesaran teropong
fob = Jarak fokus lensa objektif
fok = Jarak fokus lensa okuler
dengan:
d = Panjang teropong bintang
fob = Jarak fokus lensa objektif
fok = Jarak fokus lensa okuler
2. Teropong Bumi
Teropong bumi adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda jauh di permukaan
bumi. Prinsip kerja teropong bumi sama dengan prinsip kerja teropong bintang. Hanya saja,
bayangan yang terbentuk oleh teropong bintang terbalik, dan hal ini akan menyulitkan jika objek
yang diamati berada di bumi. Karena itu, pada teropong bumi ditambahkan sebuah lensa bikonveks
sebagai pembalik.
dengan:
M = Perbesaran teropong bumi
Sob’ = Jarak bayangan benda pada lensa objektif
fok = Jarak fokus lensa okuler
dengan:
d = Panjang teropong bumi
Sob’ = Jarak bayangan benda pada lensa objektif
fp = Jarak fokus lensa pembalik
fok = Jarak fokus lensa okuler
3. Teropong Prisma
Teropong bumi dengan lensa pembalik menjadi relatif panjang. Masalah ini dapat dipecahkan
dengan
menggunakan prisma sebagai pengganti lensa pembalik. Dengan demikian, teropong bumi yang
menggunakan prisma sebagai pembalik disebut teropong prisma. Teropong prisma menggunakan
dua buah prisma segitiga yang berfungsi sebagai cermin dengan sudut 90°.
Prisma ini membalikkan berkas sinar sehingga bayangan benda yang terbentuk sama besar dan
terbalik. Selain itu, dengan menggunakan dua buah prisma, panjang teropong dapat diperpendek.
b. Panjang teropong:
d = fob + fok = 300 + 10 = 310
Jadi, panjang teropong adalah 310 cm.
Periskop
55 bahasa
Halaman
Pembicaraan
Lainnya
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak
bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang
layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu.
Cari sumber: "Periskop" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR
Desain optik periskop genggam militer.
3 - Gagang
8 - Lensa
10 - Jendela
Prinsip periskop.
B - Periskop yang menggunakan dua lensa (L2-L3) untuk mengoreksi gambar.
Referensi
Teleskop
126 bahasa
Halaman
Pembicaraan
Lainnya
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Teropong)
Contoh teleskop reflektor Hooker berdiameter 2.54 m yang berada di Observatorium Mount Wilson Amerika
Teleskop atau teropong adalah sebuah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi
elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati.[1] Teleskop merupakan alat paling penting
dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara
lain adalah transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan
juga kecerahannya.
Galileo diakui menjadi orang pertama yang menggunakan teleskop untuk maksud astronomis. Pada awalnya
teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang tampak saja (seperti yang dibuat oleh
Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah
tahun 1945, dan kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan
angkasa setelah tahun 1960.
Penemuan atau prediksi akan adanya pembawa informasi lain (gelombang gravitasi dan neutrino) membuka
spekulasi untuk membangun sistem deteksi bentuk energi tersebut dengan peranan yang sama dengan teleskop
klasik. Kini sudah umum untuk menyebut teleskop gelombang gravitasi ataupun teleskop partikel berenergi tinggi.
Pendahuluan[sunting | sunting sumber]
Bab atau bagian ini
tidak memiliki referensi atau sumber
tepercaya sehingga isinya tidak
bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel
ini dengan menambahkan referensi yang
layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila
tidak tersedia referensi ke sumber
tepercaya dalam bentuk catatan
kaki atau pranala luar.
The first 22-watt sodium laser of the Adaptive Optics Facility [2]
16 in (41 cm) RCOS Truss telescope, part of the PROMPT Telescopes array
Dwarf planet Eris as seen in a 8-minute image using a RCOS 24" Ritchey-Chrétien telescope.
Perakitan teleskop.
Pengertian teropong bintang adalah sebuah jenis peralatan yang digunakan untuk membantu pengindraan jauh guna
mengamati keberadaan benda-benda yang ada di angkasa. Dengan demikian, kita bisa melihat posisi sebuah benda
di angkasa yang tidak bisa dilihat dengan menggunakan mata telanjang.
Dari pengertian teropong bintang, menunjukkan bahwa alat ini memiliki bentuk seperti teropong. Teropong sendiri
digunakan untuk melihat sebuah benda dari jarak yang jauh sehingga akan tampak lebih jelas.
Dalam pengertian teropong bintang juga dijelaskan bahwa teropong ini menggunakan dua buah lensa positif. Di
mana masing-masing lensa berfungsi sebagai lensa objektif dan lensa okuler. Inilah yang membedakan antara
teropong bintang dengan teleskop. Pada teropong bintang, jarak fokus lensa objektif lebih besar daripada jarak fokus
lensa okuler.
Teropong sendiri secara umum diartikan sebagai sebuah alat optik yang dimanfaatkan untuk melihat benda yang
berada di tempat jauh. Misalnya di gunung atau bintang, sehingga bisa tampak lebih dekat serta lebih jelas. Benda ini
sudah banyak digunakan kurang lebih sejak abad 4 SM untuk penggunaan dalam kelautan dan astronomi. Walau
Teleskop telah ada sejak ratusan tahun sebelum masehi Meski demikian, tidak ada catatan dalam sejarah yang
menjelaskan mengenai siapa penemu benda tersebut pertama kali.
Hanya saja, pada tanggal 2 Oktober 1608, pernah dicatat seorang bernama Hans Lippershey yang mencoba
mendapatkan hak paten atas teleskop yang dibuatnya. Namun begitu, usaha Luppershey ini gagal karena
mendapatkan penolakan dari tim penilai. Sebab, menurut mereka, sebelum Lippershey mendaftarkan hak paten
tersebut, sudah banyak dijumpai teleskop yang ada sebelumnya. Sehingga menurut mereka, teleskop tersebut
bukanlah hak paten dari Lippershey.
Setahun berikutnya tepatnya pada tahun 1609, Galileo pernah menciptakan sebuah teleskop yang kemudian disebut
dengan teropong panggung. Banyak pula orang yang menyebutnya sebagai teropong Galileo. Setelah pembuatan
teropong ini, Galileo kemudian sering membuat berbagai jenis teleskop sampai kemudian berhasil melakukan
beberapa penemuan di bidang astronomis. Berbagai penemuan inilah yang kemudian menjadikannya dikenal dalam
sejarah dunia.
Secara garis besar, teropong sendiri dibagi ke dalam dua kategori besar. Yang pertama adalah teropong bias, yaitu
jenis teropong yang tersusun dari beberapa lensa. Sedangkan jenis kedua adalah teropong pantul, yaitu jenis
teropong yang disusun dari beberapa cermin serta lensa.
Untuk teropong bias sendiri, memiliki beberapa macam jenisnya. Antara lain teropong bintang atau teropong
astonomi, teropong bumi, teropong panggung dan teropong prima atau binokuler. Untuk teropong bintang sendiri
sudah dijelaskan diatas, yaitu sebagai sebuah teropong yang digunakan untuk melihat benda-benda yang berada di
luar angkasa.
Selain teropong bintang, yang tergolong sebagai jenis teropong biasa adalah teropong bumi. Teropong bumi dikenal
juga dengan sebutan teropong medan atau teropong yojana. Teropong bumi ini mampu menciptakan bayangan akhir
yang tegak pada arah benda semula.
Hal ini bisa didapatkan dengan memanfaatkan lensa cembung ketiga yang diletakkan di antara lensa objektif serta
lensa okuler. Lensa cembung ketiga ini fungsinya untuk melakukan pembalikan bayangan, namun tidak memberikan
efek pembesaran. Itulah mengapa, lensa ketiga ini disebut dengan lensa pembalik.
Untuk teropong yang ditemukan oleh Galileo disebut dengan teropong panggung. Teropong jenis ini kerap juga
dikenal dengan sebutan teropong Belanda atau teropong tonil. Teropong ini mampu memberikan bayangan akhir
yang tegak serta memperbesar objek. Caranya dengan memamnfaatkan dua buah lensa, yaitu lensa positif yang
berfungsi sebagai lensa objektif dan lensa negatif yang menjadi lensa okuler.
Terakhir adalah teropong prisma, yang menggunakan lensa pembalik. Di mana lensa pembalik ini akan mampu
menghasilkan bayangan akhir yang tegak. Akibatnya, teropong bumi biasanya cenderung lebih panjang. Guna
menghindarinya, maka dilakukan penggantian lensa pembalik denga menggunakan dua prisma siku-siku sama kaki.
Prisma ini diletakkan di antara lensa objektif dan lensa okuler. Prisma tersebut berfungsi sebagai pembalik bayangan
dengan memberikan pantulan yang sempurna.
Fungsi-fungsi teleskop dapat kita temukan dalam bidang astronomi. Teleskop adalah sebuah alat yang berfungsi
untuk melihat benda yang sangat jauh. Alat tersebut mengandalkan cermin sebagai pembentukan gambar yang akan
diterima oleh mata.
Teleskop pertama kali dibuat oleh beberapa ilmuwan, seperti Galileo, Newton, Foucault, dan sebagainya. Teleskop
tersebut dinamakan teleskop optikal yang berkerja dengan panjang gelombang tampak.
Fungsi dari teleskop tersebut adalah untuk melihat benda-benda yang sangat jauh, seperti halnya benda-benda
langit. Teleskop bekerja dengan cara menangkap gambar melalui bantuan radiasi elektromagnetik panjang
gelombang yang bisa menembus lapisan atmosfer.
Berdasarkan objeknya, teleskop dibagi menjadi tiga jenis, yaitu teleskop refraktor (dioptrik), reflektor (catoptrik), dan
catadioptrik. Teleskop jenis refraktor (dioptrik) mempunyai sistem kerja dengan menggunakan dua buah lensa
objektif. Lensa utama akan mengumpulkan bayangan benda dan cahaya yang kemudian akan diteruskan ke lensa
mata, lalu diterima oleh mata saat melihat objek menjadi sebuah bayangan benda.
Teleskop jenis reflektor (catoptrik) mempunyai sistem kerja dengan menggunakan cermin. Cermin yang digunakan
adalah cermin cekung. Cermin cekung ini akan merefleksikan cahaya dan bayangan gambar.
Teleskop reflektor ini merupakan alternatif dari teleskop refraktor. Terkadang, teleskop refraktor akan mengalami
kelainan optik yang membuat bayangan yang diterima menjadi tidak fokus. Berbeda dengan teleskop reflektor yang
menggunakan cermin cekung, reflektor tersebut memiliki elemen penting sehingga bayangan yang diterima tetap
dalam keadaan fokus.
Teleskop catadioptrik mempunyai sistem kerja yang tidak jauh berbeda dengan teleskop refraktor dan reflektor, yaitu
menyerap cahaya dan bayangan benda untuk diterima oleh mata. Namun, teleskop jenis ini adalah penggabungan
dari dua jenis teleskop sebelumnya, yaitu menggunakan cermin dan lensa yang dapat kita temukan pada mikroskop,
mercusuar, dan lensa tele kamera SLR. Semua teleskop yang pernah dibuat memiliki kinerja dan fungsi yang sama,
yaitu untuk mengamati benda-benda yang sangat jauh seperti benda-benda langit dan benda-benda kecil, seperti
mengamati sel dengan menggunakan mikroskop.
Fungsi-fungsi teleskop yang baru ditemukan pada zaman sekarang ini adalah hubble telescope yang dipasang di
luar angkasa untuk mengirim gambar dengan menggunakan gelombang elektomagnetik. Gelombang tersebut akan
ditangkap oleh bumi dengan hasil yang jernih. Jadi, teleskop ini membantu manusia untuk mengamati benda-benda
di luar angkas.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk
memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop
refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati
melalui mata bugil.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus,
seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop
Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan,
satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Jupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan
hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir
Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan
pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya.
Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud astronomis. Pada awalnya
teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang tampak saja (seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton,
Foucault, Hale, Meinel, dan lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan
kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa setelah tahun
1960. Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit
dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan
puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang
memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya. Karena teleskop Galileo bisa mengamati
lebih dalam lagi benda-benda langit, hingga berisar pada tahun 1564-1642 M dengan teropong refraktornya dia
mampu menjadikan manusia bisa melihat benda langit dengan mata bugil.disamping itu Galileo pada waktu itu bisa
melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat
perubahan posisi Venus terhadap Matahari.Pada tahun 1629-1695 teleskop galileo disempurnakan oleh Christian
Huygens yaitu seorang ilmuan yang menemukan satelit saturnus.
Pada tahun 1704, Sir Issac Newton mengumumkan konsep baru dalam desain teleskop. Newton menyatakan bahwa
lensa dapat memecah cahaya putih menjadi spektrum cahaya yang membentuknya hingga menyebabkan apa yang
disebut lenturan kromatik (lingkaran cahaya kemerahan di sekitar objek yang dilihat dengan menggunakan cermin).
Newton menghindari masalah tadi dalam teleskop rancangannya dengan memakai cermin lengkung yang digunakan
untuk mengumpulkan sinar dan memancarkan kembali ke titik fokusnya. Cermin pemantul ini bertindak sebagai
semacam keranjang pengumpul cahaya: semakin besar keranjang, semakin banyak cahaya yang bisa dikumpulkan.
Teleskop Newton ini disebut teleskop refleksi (reflektor).Perkembangan teleskop berefek pada perkembangan
perhitungan gerak benda-benda langit serta hubungan antara satu dan yang lainnya .dan selanjutnya bisa
mendeteksi kemungkinan pencarian dan perhitungan benda-benda langit yang lainnya.
Findescope optik, seperti teleskop miniatur yang terpasang pada tabung teleskop, berfungsi untuk
memperbesar kolom foto serta membentu dalam pemusatan peneropongan bintang.
Focuser, setiap teleskop memiliki focuser dan focusers datang dalam berbagai gaya. melekat pada
tabung teleskop dan memegang lensa mata teleskop. Kebanyakan model teleskop memiliki tombol di
sisi (rak dan pinion, Crayford) yang membuat tabung internal untuk bergerak ke atas dan ke bawah
sampai fokus dicapai, tetapi beberapa model (heliks) baik kiri atau kanan untuk mencapai fokus.
Eyepieces, terdiri dari berbagai jenis. Pada dasarnya, Eyepiece adalah alat yang digunakan untuk
memperbesar gambar objek dan diletakkan di dekat posisi pengamat (okuler).
Tabung Teleskop, setiap Teleskop juga memiliki tabung - atau tabung optik.. Ini hanyalah sebuah
tabung hampa terbuat dari berbagai bahan yang membentuk bagian teleskop . Untuk teleskop
refraktor, lensa utama berjalan di depan dengan focuser di belakang, sedangkan reflektor memiliki
cermin utama di belakang, depan terbuka dan focuser berada di sepanjang sisi atas. Desain bervariasi
antara jenis teleskop dan produsen
Primer Mirror Cell: Ini adalah perakitan lengkap yang memegang cermin utama dari teleskop reflektor .
Desain juga bervariasi dari produsen ke produsen, tetapi prinsipnya adalah sama.yaitu memegang
cermin dan memungkinkan untuk penyesuaian.
Lensa, adalah bagian utama teleskop refraktor. Hal ini pada dasarnya kerah yang memegang lensa
primer di tempatnya dan cocok ke tabung teleskop.
Tripod, yaitu 3 kaki pada teleskop yang berfungsi untuk menahan teleskop hingga ketinggian tertentu di
mana orang dapat berdiri untuk menggunakannya
Lensa mata, adalah bagian bahwa seseorang terlihat melalui dan tergantung pada jenis teleskop,
beberapa mungkin memiliki lensa tambahan individu berada di dalam.
Pencari, adalah salah satu bagian yang paling penting dari teleskop karena memungkinkan pengguna
untuk melacak benda-benda di ruang angkasa. Without the finder it would make it almost impossible to
find objects that are long distances away. Tanpa si penemu itu akan membuat hampir tidak mungkin
untuk menemukan benda yang jarak jauh. It is attached to the side of the main telescope. Hal ini
melekat pada sisi teleskop utama.
Lensa Barlow, adalah lensa tambahan yang bisa ditempatkan di antara focuser dan lensa mata. Ini
efektif meningkatkan panjang fokus teleskop, sehingga meningkatkan perbesaran teleskop (biasanya
2x tetapi bisa pergi ke 5x).
Mount, adalah bagian dari sebuah teleskop yang menjaga teleskop tetap di tempatnya. Ada dua tipe
mount yaitu alt-azimuth dan equatorial. Ada jenis lain dari gunung tetapi mereka biasanya digunakan
untuk yang lebih besar, teleskop canggih yang tidak tersedia di toko ritel.
Mounting atau yang lebih familiar dikenal dengan "dudukan teleskop" terbagi dalam 2 jenis yaitu jenis mounting
equatorial dan jenis mounting altazimuth. Mounting Equatorial bekerja menggunakan 3 buah sumbu yaitu sumbu RA,
Deklinasi dan Equator. Sedang mounting altazimuth menggunakan 2 buah sumbu yaitu sumbu x atau altitude(atas
bawah) dan Y atau azimuth(kanan kiri). Untuk pengoperasian mounting altazimuth jauh lebih mudah dibanding
mounting equatorial. Bilamana anda kedepan ingin serius mempelajari astronomi maka pilihan mounting equatorial
adalah pilihan yang tepat.
Astronomi radio
Radio Teleskop radio more than 1 mm
(Astronomi radar)
Submillimetr
Submillimetre telescopes* Astronomi submilimeter 0.1 mm – 1 mm
e
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Léna, Pierre (1998). "4.3". Observational Astrophysics. Springer-Verlag. hlm. 133. ISBN 3-540-63482-7.
2. ^ "Powerful New Laser Passes Key Test". ESO. Diakses tanggal 2 April 2014.
3. ^ Barrie William Jones, The search for life continued: planets around other stars, page 111