Disusun oleh :
2022/2023
A. Teropong
Teleskop atau teropong adalah sebuah instrumen pengamatan yang berfungsi
mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang
diamati. Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Jenis
teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain adalah
transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran
sudut benda, dan juga kecerahannya Sebuah teleskop optik adalah teleskop yang bekerja
mengumpulkan cahaya atau memfokuskan cahaya terutama dari spektum cahaya tampak
dari spektrum elektromagnetik (meskipun ada beberapa yang juga bekerja
mengumpulkan sinar inframerah dan ultraviolet). Teleskop optik digunakan untuk
memperbesar dan memperjelas bentuk obyek yang berada pada jarak yang jauh.
1. Sejarah Teropong
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima
abadlalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas
dariselubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktorny
amampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang
tidak bisa diamati melalui mata biasa.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai
perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama
sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus
disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens(1629- 1695) yang
menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2kali jarak orbit Bumi-
Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan
perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui
Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya,Sir Isaac
Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah
yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda- benda langit selanjutnya.
2. Jenis-jenis Teropong
Jenis teropong ini juga sebuah teropong yang digunakan untuk dapat melihat
atau mengitai benda-benda yang ada di langit. Misalnya saja bintang. langit, dan
planet-planet. Teropong ini juga dapat disebut dengan teropong astronomi. Teropong
bintang ini dapat terdiri dari dua jenis yaitu jika ditinjau dari jalannya sinar, yaitu
seperti berikut:
a. Teropong bias
Teropong bias yaitu salah satu teropong yang terdiri dari dua lensa cembung
yakni sebagai sebuah lensa okuler dan objektif. Cara kerjanya ketika sinar masuk
kedalam teropong lalu dibiasksan oleh lensa. Pada jenis teropong ini, cahaya
atau sinar yang masuk akan dibiaskan oleh lensa sehingga bayangan benda
dapat dilihat. Berdasarkan bentuk dan fungsi kegunaanya, teropong bias terbagi
menjadi 4 jenis, berikut penjelasannya.
1) Teropong bitang
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar1.3
gambar 1.4
Gambar 1.5
Teropong ruang angkasa pertama kali di gagas pada tahun 1962 dan mulai
direalisasikan ditahun 1977 dan selesai di tahun 1985. Teropong ruang angkasa ini
baru ada satu yang diberi nama Hubble Space Telescope yang mulai diangkasakan
pada tanggal 25 April 1990.
Teropong ruang angkasa ini sangat membantu para ilmuan saat mengamati
atau mempelajari objek luar angkasa dengan menempatkan teropong ini di sekitar
km diatas permukaan laut. Teropong ruang angkasa ini akan berotasi terhadap
bumi seperti bulan dengan kecepatan 8km perdetik dengan diperlukan waktu
sekitar 97 menit sehingga dalam sehati dapat berotasi sebanyak 16 kali.
Teleskop ruang angkasa ini terdiri dari dua cermin cekung yang dilengkapi
dengan adanya antena, kamera, komputer dan spektograf. Ada juga detektor
elektronik berupa kamera yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya bintang
yang ditangkap oleh cermin. Selanjutnya gambar yang ditangkap akan diubah
menjadi kode digital dan diradiasikan ke bumi dengan antena yang memiliki
kemampuan untuk mengirim data 1juta bit perdetik. Selanjutnya kumpulan kode
tersebut diubah menjadi foto dan spektograf yang menguraikan menjadi spectrum
pelangi mirip dengan prinsip kerja prisma.
Dengan adanya teropong ruang angkasa sangat membantu para ilmuan
untuk mengamati kejadian pada ruang angkasa. Salah satu kejadian yang pernah
tertangkap oleh teropong ini yaitu kejadian supernova, planet ke 10, serta usia
benda langit.
c. Teropong Pantul
Gambar 1.6
Teropong pantul atau dikenal juga dengan teropong Reflektor pertama kali
dikembangkan oleh sir Issac Newton tahun 1680 dengan memanfaatkan sistem
pemantulan di satu atau kombinasi cermin cekung sebagai pengganti lensa yang
merefleksi cahaya dan bayangan sebuah fokus.
Dengan teropong pantul atau teropong Reflektor ini maka objek dengan
intensitas cahaya kecil yang dapat terlihat lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan refraktor. Teropong jenis ini sering digunakan oleh para astronom
untuk mengamati objek deepsky seperti nebula, galaksi, open cluster, komet atau
objek lain yang memiliki intensitas cahaya kecil.
d. Teropong Hibrida
Gambar 1.7
Gambar 1.1 skema alat optik mikroskop [hasil moditifikasi dari gambar Kaech (2012)]
Makin pendek panjang gelombang sinar radiasi makin kecil nilai R, makin
baik resolusinya, artinya makin mampu membedakan rincian-rincian kecil dari suatu
gambar. Panjang gelombang terpendek sinar tampak adalah 400 nm, sedangkan
panjang gelombang elektron 10.000 kali lebih kecil dari radiasi cahaya tampak.
Resolusi terbaik yang dapat dicapai oleh mikroskop cahaya adalah 0,2 um,
sedangkan yang dapat dicapai oleh mikroskop electron mencapai 0,1 nm. Dengan
demikian mikroskop elektron memiliki resolusi yang jauh lebih baik sehingga dapat
diaplikasikan untuk memvisualisasikan struktur yang tidak terlihat oleh mikroskop
optik.
Mikroskop elektron mampu menghasilkan gambar dengan resolusi jauh lebih
besar dari mikroskop cahaya akibat penggantian sumber cahaya dengan berkas
elektron yang diakselerasi dan penggantian lensa gelas dengan lensa
elektromagnetik.
3. Persamaan mikroskop elektron dan mikroskop cahaya
Terdapat beberapa persamaan antara mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron pada jalur optiknya, antara lain:
1) Sistem iluminasi (pencahayaan) keduanya sama-sama terdiri atas sumber radiasi
dan lensa kondensor yang mengalirkan radiasi elektron ke arah obyek. Lensa
kondensor bertugas memfokuskan sinar radiasi dari sumber radiasi pada obyek.
2) Obyek sama-sama terletak di antara sumber cahaya dan sistem pencitraan.
3) Sama-sama menggunakan lensa obyektif dan lensa proyektor pada sistem
pencitraan. Lensa obyektif digunakan untuk memfokuskan berkas setelah
melewati spesimen/obyek. Lensa proyektor digunakan untuk memperbesar
gambar.
4) Sistem perekaman gambar sama-sama bertugas mengubah radiasi menjadi gambar
permanen yang dapat dilihat.
4. Perbedaan mikroskop elektron dan mikroskop cahaya
Perbedaan utama antara mikroskop elektron dan mikroskop cahaya adalah
penggantian radiasi cahaya dengan radiasi elektron. Sebagaimana telas disebutkan
bahwa radiasi elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih kecil
dibandingkan dengan panjang gelombang radiasi cahaya, yaitu 10.000 kali lebih
pendek (energi elektron jauh lebih besar). Akibat dari panjang gelombang yang lebih
pendek tersebut maka mikroskop elektron dapat memperbesar obyek dengan
perbesaran jauh lebih besar dengan resolusi jauh lebih baik dibandingkan mikroskop
cahaya. Dengan demikian mikroskop elektron dapat diaplikasikan untuk
memvisualisasikan struktur yang biasanya tidak terlihat oleh mikroskop optik. Akibat
energi yang jauh lebih besar tersebut, maka mikroskop elektron juga mampu
menembus bidang lebih dalam dibandingkan mikroskop cahaya.
sumber radiasi menyebabkan kebutuhan jenis lensa yang berbeda. Mikroskop
cahaya menggunakan lensa gelas, sedangkan mikroskop elektron menggunakan lensa
elektromagnetik. Hal itu karena elektron adalah partikel bermuatan, karena itu
elektron tidak bisa difokuskan atau dibelokkan dengan lensa gelas.
Lingkungan vakum sangat dibutuhkan untuk mikroskop elektron karena
tumbukan antara elektron berenergi tinggi dan molekul udara dapat menyebabkan
absorpsi elektron - elektron oleh molekul udara. Rangkuman perbedaan mikroskop
electron dan mikroskop cahaya dituliskan pada table 1.1
Skema peralatan optik mikroskop cahaya terdapat pada Gambar 1.1,
sedangkan skema peralatan optik mikroskop elektron terdapat pada Gambar 1.2
hingga 1.4.
5. Kelemahan mikroskop elektronik dibandingkan mikroskop cahaya
Sekalipun mikroskop elektron memiliki berbagai kelebihan, namun juga
memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
1) Persiapan sampel seringkali rumit, misalnya diperlukan melapisi spesimen dengan
lapisan logam yang sangat tipis (seperti emas) karena logam ini dapat
mencerminkan elektron,
2) Sebelum pengukuran dilakukan, sampel harus benar-benar kering, sehingga tidak
mungkin untuk mengamati spesimen hidup dan tidak mungkin untuk mengamati
spesimen bergerak,
3) Elektron tidak memiliki warna sehingga gambar yang dihasilkan hanya hitam dan
putih. Oleh karena itu kadang-kadang gambar harus diwarnai untuk memberikan
kesan visual yang lebih baik,
4) Energi berkas elektron sangat tinggi, karena itu selain tidak dapat pada benda
hidup juga membutuhkan ruang yang besar,
5) Harga mikroskop elektron mahal dan biaya pemeliharaannya cukup tinggi.
6) Macam-macam mikroskop electron
Terdapat bermacam-macam mikroskop elektron, masing- masing memiliki
yang karakteristik berbeda sesuai dengan tujuan pembuatannya, antara lain:
a. Mikroskop Pemindai Elektron (Scanning Electron Microscope)
Mikroskop pemindai elektron atau Scanning Electron Microscope (SEM)
adalah mikroskop electron yang mampu mengamati obyek secara tiga dimensi.
SEM dapat digunakan untuk mengamati permukaan sel atau struktur mikroskopik
lainnya. SEM modern saat ini memiliki resolusi hingga 1 nm atau perbesaran
400.000 X.
Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan pendeteksian 2 macam elektron
baru, yaitu elektron sekunder (secunder electron) atau elektron pantul
(backscattered electron) yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan
sampel dipindai dengan sinar elektron.
Elektron sekunder selanjutnya diperkuat sinyalnya dan besarnya elektron
ditampilkan pada layar monitor. SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan
seperti pada TEM, karena itu SEM dapat digunakan untuk melihat obyek dari
sudut pandang 3 dimensi. Bagan mekanisme kerja SEM terdapat pada Gambar
1.2.
Gambar 1.2 skema peralatan optik SEM [dimodifikasi dari gambar Voutou stefanaki (2008)]